AKUT (GNA)
Pediatric in Nursing
Nama
Kelompok:
1. Shalsa Sabina_012011091
2. Nabilla Putri Setyaningrum_012011092
3. Pandu Akash Bani_012011098
4. Amalia Arneta_012011093
5. Dinanty Ratu Inggit
Pramesti_012011094
6. Salwa fitriani s_ 012011095
7. Ai Nurlela 012011088
Glomerulonefritis Akut (GNA)
PATOFISIOLOGI
Suatu reaksi radang pada glomerulus dengan sebukan lekosit dan proliferasi
sel, serta eksudasi eritrosit, lekosit dan protein plasma dalam ruang
Bowman.Gangguan pada glomerulus ginjal dipertimbangkan sebagai suatu
respon imunologi yang terjadi dengan adanya perlawanan antibodi dengan
mikroorganisme yaitu streptokokus
MANIFESTASI KLINIS
Menurut Jordan dan Lemire, (1982) lebih dari 50 % kasus GNA adalah asimtomatik.
Periode laten rata-rata 10 atau 21 hari setelah infeksi tenggorok atau kulit .
1. Hematuria (urine berwarna merah kecoklat-coklatan)
2. Proteinuria (protein dalam urine)
3. Oliguria (keluaran urine berkurang)
4. Nyeri panggul
5. Edema, ini cenderung lebih nyata pada wajah dipagi hari, kemudian menyebar ke
abdomen dan ekstremitas di siang hari (edema sedang mungkin tidak terlihat oleh
seorang yang tidak mengenal anak dengan baik).
6. Suhu badan umumnya tidak seberapa tinggi, tetapi dapat terjadi tinggi sekali
pada hari pertama.
7. Hipertensi terdapat pada 60-70 % anak dengan GNA pada hari pertama dan
akan kembali normal pada akhir minggu pertama juga. Namun jika terdapat
kerusakan jaringan ginjal, tekanan darah akan tetap tinggi selama beberapa minggu
dan menjadi permanen jika keadaan penyakitnya menjadi kronik (Sekarwana, 2001).
8. Dapat timbul gejala gastrointestinal seperti muntah, tidak nafsu makan, dan diare.
9. Bila terdapat ensefalopati hipertensif dapat timbul sakit kepala, kejang dan
kesadaran menurun.
10. Fatigue (keletihan atau kelelahan)
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
❖ Pemberian penisilin pada fase akut (baik secara oral atau intramuskuler).
❖Pemberian antibiotik ini tidak mempengaruhi beratnya glomerulonefritis,
melainkan mengurangi menyebarnya infeksi streptokokus yang mungkin masih
ada.
❖ Pemberian penisilin dianjurkan hanya untuk 10 hari.
❖ Pemberian profilaksis yang lama sesudah nefritisnya sembuh terhadap
kuman penyebab tidak dianjurkan karena terdapat imunitas yang menetap
❖ Bila anuria berlangsung lama (5-7 hari) maka ureum harus dikeluarkan dari
dalam darah. Dapat dengan cara peritoneum dialisis, hemodialisis, transfusi
tukar dan sebagainya (Lumbanbatu, 2003)
❖ Diuretikum dulu tidak diberikan pada glomerulonefritis akut, tetapi akhir-
akhir ini pemberian furosamid (lasix) secara intravena (1 mg/kgBB/hari)
dalam 5-10 menit tidak berakibat buruk pada hemodinamika ginjal dan filtrasi
glomerulus (Noer, 2002).
PENATALAKSANAAN MEDIS
1. Pertumbuhan (Growth )
2. Perkembangan (development)
3. Perkembangan Psikoseksual (Freud)
4. Perkembangan Psikoseksual (Erison)
5. Perkembangan Kognitif (Piaget)
Konsep Hospitalisasi Anak
1 Pengkajian:
2 Diagnosa Keperawatan:
3 Intervensi Keperawatan:
Dx. 1:
Kaji adanya edema pada area tergantung pada pasien. R/ edema
pada area tergantung dapat mengindikasikan kurangnya fungsi
ginjal.
Pantau dan dokumentasikan asupan dan haluaran pasien setiap 2
hingga 4 jam. R/ penurunan atau tidak adanya haluaran urine
biasanya mengindikasikan perfusi renal yang buruk.
Pantau dan dokumentasikan warna dan karakteristik urine pasien. R/
urine yang pekat dapat mengindikasikan fungsi ginjal yang buruk.
Pantau berat jenis urine, kadar elektrolit serum, BUN, dan kreatinin
pasien. R/ peningkatan kadar dapat mengindikasikan penurunan
fungsi ginjal.
Observasi pola berkemih pasien R/ untuk mencatat penyimpangan
dari normal.
CONT...
3 Intervensi Keperawatan:
Dx.2:
Kaji masukan yang relatif terhadap keluaran serta Ukur dan catat
masukan keluaran dengan akurat. R/ mengetahui secara pasti masukan
dan pengeluaran cairan.
Timbang berat badan setiap hari ( atau lebih, bila diindikasikan) R/
untuk mengkaji retensi air.
Kaji perubahan edema, ukur lingkar abdomen pada umbilikus R/
mengkaji akumulasi cairan dan mengkaji asites.
Observasi edema disekitar mata dan area dependen. R/ bagian ini
merupakan sisi umum edema, sehingga membantu mengetahui akumulasi
cairan.
Atur masukan cairan dengan cermat. R/ pasien tidak mendapatkan
lebih dari jumlah yang ditentukan.
CONT...
3 Intervensi Keperawatan:
Dx.3:
Catat status nutrisi pasien, BB, integritas mukosa oral, kemampuan
menelan, tonus otot, mual muntah. R/ dapat menentukan intervensi yang
tepat.
Perhatikan diet R/ membantu mengidentifikasi kebutuhan/kekuatan
khusus.
Awasi masukan serta BB secara periodic. R/ mengukur keefektifan nutrisi
dan cairan.
Beri makanan dalam porsi sedikit pada awalnya R/ merangsang nafsu
makan.
Beri makanan dengan cara yang menarik R/ meningkatkan keinginan
untuk makan.
Kolaborasi dengan ahli gizi diet rendah garam R/ Untuk mengurangi
edema dan menjaga keseimbangan cairan tubuh
CONT...
3 Intervensi Keperawatan:
Dx.4:
Berikan perawatan yang tepat untuk kondisi perkemihan pasien. R/
umtuk membantu mendukung pemulihan.
Pantau status neuromuskular dan pola berkemih pasien:
dokumentasikan dan laporkan asupan dan haluaran. R/ pengukuran
asupan dan haluaran yang akurat sangat penting untuk pemberian
terapi penggantian cairan yang benar.
Observasi pola berkemih pasien. Dokumentasikan warna dan
karakteristik urine, asupan dan haluaran. Laporkan semua
perubahannya R/ karakteristik urine membantu penegakan diagnosis.
Kolaborasi pemberian obat nyeri yang diprogramkan dan pantau
keefektifannya. R/ kesadaran bahwa nyeri dapat diredakan akan
menurunkan intensitas nyeri.
CONT...
Intervensi Keperawatan:
3
Dx.5:
Anjurkan pasien untuk menyelingi periode istirahat dan aktivitas. R/
aktifitas meninkatkan kebutuhan oksigen jaringan, istirahat
meningkatkan perfusi oksigen jaringan.
Rencanakan aktivitas pasien dalam tingkatan yang masih dapat
ditoleransi R/ untuk menghindari keletihan.
Observasi pemeriksaan laboratorium urine dan feses R/ untuk
mendekteksi perdarahan internal.
Pantau tanda – tanda vital, irama jantung, GDA serta hemoglobin. R/
perubahan pada satu atau semua parameter tersebut dapat
mengindikasikan awitan komplikasi serius.
Jelaskan kondisi pernapasan pasien, kepada pasien dan anggota
keluarga atau pasangan termasuk petunjuk tindakan pencegahan. R/
pengetahuan kesehatan yang akurat akan meningkatkan kemampuan
pasien dalam mempertahankan kesehatan.
STUDY
CASE:
An. J, usia 7 tahun, laki2. Keluhan Utama : Orang tua anak
mengeluhkan keluhan bengkak-bengkak muncul di wajah
dan kaki, muncul 3 hari sebelum RS. Hingga saat ini masih
bengkak-bengkak. Keadaan umum saat dikaji mengalami
sakit ringan, dengan GCS 15 kesadaran composmentis, dg
TTV, TD 130/70 mmHg, Suhu Tubuh 36,7 C, Nadi 96 x/mnt
dan pernafasan 22 x/mnt . Hasil pemeriksaan laboratorium
albumin 3,1 L, BUN 19,0 mg/dl, kreatinin darah 0,83 mg/dL.
Hasil urin ditemukan darah samar +3, protein urin +2
ANALISA DATA
ANALISA DATA CONT...
ANALISA DATA CONT...
ANALISA DATA CONT...
NCP
NCP CONT...
NCP CONT...
IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI CONT...
IMPLEMENTASI CONT...
KESIMPULAN
https://www.situssangathebat.co.id.
https://www.situssangathebat.co.id.
https://youtu.be/Tl2X6o9F83M
https://youtu.be/Tl2X6o9F83M
TERIMAKASIH!!!