Anggota Kelompok:
01 RACHMA DYAH PURI OCTAVIANI P07220322004
Relaps Berulang Dua atau lebih relaps dalam 6 bulan atau lebih dari
4 relaps dalam 12 bulan.
1. Hipervolemia berhubungan dengan akumulasi cairan dalam jaringan dan ruang ketiga (D.0022).
2. Gangguan integritas kulit/jaringan berhubungan dengan perubahan turgor kulit (D.0129).
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan (D.0056).
4. Defisit Nutrisi berhubungan faktor psikologis (D.0019).
5. Defisit Pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai proses penyakit (D.0111).
6. Risiko infeksi berhubungan dengan menurunnya respon imun (D.0142).
7. Penyangkalan tidak efektif berhubungan dengan tindakan keperawatan (D.0098).
C. Intervensi Keperawatan
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi kestatus kesehatan yang lebih baik
yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan (Gordon, 1994, dalam Potter & Perry, 1997)
E. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi keperawatan adalah mengkaji respon pasien setelah dilakukan intervensi keperawatan dan mengkaji ulang
asuhan keperawatan yang telah diberikan. Evaluasi keperawatan adalah kegiatan yang terus menerus dilakukan
untuk menentukan apakah rencana keperawatan efektif dan bagaimana rencana keperawatan dilanjutkan, merevisi
rencana atau menghentikan rencana keperawatan (Santa, 2019). Dua Jenis evaluasi, yaitu:
1. Evaluasi Formatif, evaluasi formatif adalah aktivitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan
asuhan keperawatan.
2. Evaluasi Sumatif, evaluasi sumatif merupakan evaluasi yang dilakukan setelah semua aktivitas proses
keperawatan selesai dilakukan.
Hasil dari evaluasi dalam asuhan keperawatan adalah tujuan tercapai/masalah teratasi, tujuan tercapai
sebagian/masalah teratasi sebagian, tujuan tidak tercapai/ masalah tidak tertasi dan bahkan timbul masalah baru.
Penentuan masalah teratasi, teratasi sebagian, atau tidak teratasi adalah dengan cara membandingkan antara SOAP
dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah di tetapkan.
3. S (Subjektif) : informasi berupa ungkapan yang di dapat dari klien setelah diberi tindakan.
4. O (Objektif) : informasi yang di dapat berupa hasil pengamatan, penilaian, pengukuran yang dilakukan oleh
perawat setelah tindakan dilakukan.
5. A (Analisis) : membandingkan antara gejala mayor dan gejala minor yang terjadi pada pasien terhadap luaran
keperawatan yang sudah ditetapkan
6. P (Planning) : rencana keperawatan lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan analisa
Kesimpulan
Sindrom nefrotik merupakan sindrom klinis akibat perubahan
selektivitas permeabilitas dinding kapiler glomerulus sehingga protein
keluar dari urin yang ditandai dengan edema pada daerah wajah,
abdomen, dan peningkatan berat badan normal pada anak, dan dapat
membahayakan apabila dibiarkan. Sehingga perawat dituntut untuk
dapat mengawasi keseimbangan cairan dan status pasien. Sindrom
nefrotik terjadi karena rusaknya ginja (Sindrom Nefrotik Primer) atau
oleh penyakit lain (Sindrom Nefrotik Sekunder). Pada kedua kondisi
ini, terjadi kerusakan pada sistem penyaringan pada ginjal yang disebut
glomerulus.
Thanks!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo and
includes icons by Flaticon, infographics & images by Freepik and
content by Sandra Medina