Anda di halaman 1dari 23

R U L O N E PH

E RI
M T
GL O

IS
KELOMPOK 1OB
Anggota Kelompok

01 (11211040000062) TASYA AMELIA PUTRI

02 (11211040000063) ZABRINA NOVA P.H.

03 (11211040000065) DINI AMALIA

04 (11211040000066) JASMIN KAWAI KARA DEWI

05 (11211040000067) RANIA ANANDTA PERMADI

06 (11211040000068) PUJI WIJAYANTI


MATERI BAHASAN
01 02 03 04
PENGERTIAN ETIOLOGI FAKTOR TANDA
PREDISPOSISI GEJALA

05 06 07
KOMPLIKASI PATOFISIOLOGI PEMERIKSAAN
DIAGNOSTIK & LAB

08 09 10
WEB OF ASUHAN
PENATALAKSANAAN
CAUTION KEPERAWATAN
PENGERTIAN
Glomerulonephritis merupakan kelainan
patologis glomerulus yang menggambarkan
adanya inflamasi pada glomerulus, ditandai oleh
proliferasi sel-sel glomerulus akibat proses
imunologi. Glomerulonefritis merupakan
penyebab utama terjadinya gagal ginjal tahap
akhir dan tingginya angka morbiditas pada
anak maupun pada dewasa (Arsid, Praja &
Sabir, 2019).
ETIOLOGI
INFEKSI VASKULITIS
Glomerulonephritis pasca streptokokus.
Poliartritis. Memengaruhi pembuluh darah
Glomerulonephritis dapat berkembang satu
atau dua minggu setelah pemulihan dari kecil dan sedang di banyak bagian tubuh,
infeksi tenggorokan atau infeksi kulit seperti pada ginjal
(impetigo) Granulomatosis dengan polyangitis.
Memengaruhi pembuluh darah kecil dan
sedang paru-paru, saluran napas bagian
PENYAKIT KEKEBALAN atas, dan ginjal
Lupus. Radang kronis pada penderita lupus
dapat memengaruhi ginjal (Choirah, 2022)
Sindrom goodpasture. Gangguan paru
imunologi langka yang dapat menyerupai
pneumonia, menyebaban perdarahan di
paru-paru serta glomerulonephritis
FAKTOR PREDISPOSISI
(RISIKO)
Faktor predisposisi glumerulonephritis kronis pada anak masih belum
diketahui, dari etiologi hanya terdapat pada 5-10% kasus persistensi
virus yang dicatat karena respons imun yang menentukan secara
genetik terhadap efek antigenik pada individu yang memainkan
peran penting pada perkembangan proses krinis.

Namun, secara luas faktor penyebab yang mendasari dapat


dibagi menjadi dua, yaitu infeksi (streptokokus, bakteri, virus)
dan non-infeksi (SLE, vaskulitis, dst.)

Sulupadang, et al., 2023)


TANDA GEJALA
Glomerulonephritis mempunyai karakteristik
berupa trias gejala klasik yaitu edema yang
terjadi secara tiba-tiba, hematuria, dan
hipertensi. Meskipun gambaran klinisnya
cukup jelas, tetapi hasil pemeriksaan
laboratorium dapat memberikan tambahan
untuk mendukung diagnosis.
(Umboh, V. & Umboh, A., 2018)
TANDA GEJALA
Sebagian besar pasien (88,8%) berusia 5- 12 tahun,
hanya 5% pasien dengan usia kurang dari 5 tahun. Anak
laki–laki dua kali lebih sering terkena daripada anak
perempuan. Penyakit ini ditandai dengan edema yang
terjadi secara tiba-tiba (64,4%), hipertensi (46,6%), urin
berwarna seperti teh (33,3%), dan demam (28,8%).
(Umboh, V. & Umboh, A., 2018)
PATOFISIOLOGI
Glomerulonephritis akut paling banyak mengenai anak-anak usia prasekolah
maupun anak-anak usia sekolah. Dari hasil penyelidikan klinis imunologis dan
percobaan pada binatang menunjukkan adanya kemungkinan proses imunologi
sebagai penyebab glomerulonefritis akut. Beberapa ahli mengajukan hipotesis
sebagai berikut :
I) Terbentuknya kompleks antigen-antibodi yang melekat pada membrane
basalis glomerulus dan kemudian merusaknya,
2) Proses auto imun kuman streptococcus yang nefritogen dalam tubuh
menimbulkan badan auto-imun yang merusak glomerulus, dan
3) Streptococcus nefritogen dengan membrane basalis glomerulus mempunyai
komponen antigen yang sama sehingga dibentuk zat anti yang langsung
merusak membrane basalis ginjal.

(Nuari, N. A. & Widayati, D. 2017)


PEMERIKSAAN DIAGNOSTIC
TES URIN TES PENCITRAAN
Urinalisis dapat mengungkap tanda-
tanda fungsi ginjal yang buruk, Tes pencitraan yang mungkin
seperti sel darah merah dan protein menunjukkan ketidakteraturan dalam
yang tidak boleh ada dalam urin bentuk atau ukuran ginjal. Tes-tes ini
atau sel darah putih yang mungkin berupa X-ray, pemeriksaan
merupakan tanda peradangan. USG atau CT scan.
Mungkin juga terdapat kekurangan
pada tingkat produk limbah yang
diharapkan.

TES DARAH BIOPSI GINJAL


Analisis sampel darah dapat Prosedur ini melibatkan penggunaan
mengungkapkan tingkat produk jarum khusus untuk mengambil
limbah yang lebih tinggi dari yang potongan kecil jaringan ginjal untuk
diharapkan dalam aliran darah, dilihat di bawah mikroskop. Biopsi
adanya antibodi yang mungkin digunakan untuk memastikan
mengindikasikan kelainan autoimun, diagnosis dan untuk menilai tingkat
infeksi bakteri atau virus, atau kadar dan sifat kerusakan jaringan.
gula darah yang mengindikasikan
diabetes.
KOMPLIKASI
(Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2012)

ENSEFALOPATI HIPERTENSI (EH)


01 EH adalah hipertensi berat (hipertensi emergensi) yang pada anak >
6 tahun dapat melewati tekanan darah 180/120 mmHg.

GANGGUAN GINJAL AKUT (ACUTE KIDNEY

02 INURY/AKI)

EDEMA PARU

03
Anak biasanya terlihat sesak dan terdengar ronki
nyaring, sehingga sering disangka sebagai
bronkopneumoni.

POSTERIOR LEUKOENCEPHALOPATHY SYNDROME

04 Merupakan komplikasi yang jarang dan sering dikacaukan dengan


ensafalopati hipertensi, karena menunjukkan gejala-gejala yang sama seperti
sakit kepala, kejang, halusinasi visual, tetapi tekanan darah masih normal.
PENATALAKSANAAN
GLOMERULONEPHRITIS
AKUT
PENATALAKSANAAN
Simtomatik
FARMAKOLOGIS Hipertensi
Hipertensi sedang/berat tanpa tanda serebral
Antibiotik
diberikan kaptopril sebanyak 0,3-2 mg/kgbb per hari
Antibiotik yang diberikan atau furosemid atau mengkombinasi keduanya.

amoksisilin 50 mg/kgbb dibagi ke


Gangguan ginjal akut
dalam 3 dosis selama 10 hari dan Harus melakukan pembatasan cairan dan kalori. Saat
terjadi asidosis diberikan natrium bikarbonat.
terapi antibiotik oral selama 10
Sedangkan, saat terdapat hiperglikemia diberi Ca
hari dengan penisilin. glukonas atau Kayexalate untuk mengikat kalium.

Gangguan ginjal progresif


Pada masalah ini diberikan Metilprednisolon 0,5-1
gram selama 3-5 hari.
NON-FARMAKOLOGIS
Bed rest
Pasien dapat dipulangkan setelah 10-14 hari jika terjadi
komplikasi dan akan melakukan prolonged bed rest lebih
dari sebulan dengan alasan hematuria dan proteinuria.

Diet
Melakukan diet rendah garam dan membatasi protein saat
kadar ureum naik. Asupan cairan yang masuk harus
sebanding dengan keluar.

(Febriani, S. & Eko J, 2022)


PENATALAKSANAAN
GLOMERULONEPHRITIS
KRONIS
TATALAKSANA GLOMERULONEPHRITIS KRONIS
(M, AHMAD KAZI & MUHAMMAD F. H, 2023)

1. Melacak tes fungsi ginjal (RFT), laju ekskresi protein


urin, dan albumin serum.
2. Hipertensi berat dengan/tanpa ensefalopati dapat
menggunakan vasodilator.
3. Mengontrol tekanan darah dan menghambat sumbu
renin-angiotensin dengan diuretik Loop.
4. Konseling mengenai diet.
5. Persiapan terapi pengganti ginjal (RRT), jika
diperlukan.
WOC
PENGKAJIAN

1) Keluhan Utama

2) Riwayat
Identifikasi data anak
Periksa riwayat kesehatan masa lalu
Tinjau kebiasaan sehari-hari
Mencatat keluhan utama yang dialami anak
Identifikasi alasan masuk RS, faktor pemicu,
dan lama sakit.
PENGKAJIAN
3) Pengkajian Sistem
Ukur TTV, BB, TB, lingkar kepala, dan lingkar dada.
Sistem kardiovaskular: Pemeriksaan denyut nadi, mengevaluasi adanya
sianosis dan diaphoresis.
Sistem pernapasan: Mengevaluasi pola napas, retraksi dada, dan
cuping hidung.
Sistem saraf: Evaluasi tingkat kesadaran, perilaku, dan nkorelasi
dengan pingsan. Melakukan evaluasi fungsi sensorik, motorik, dan pupil
mata.
Sistem gastrointestinal: Bising usus, evaluasi pembesaran hati/limpa,
gejala mual/muntah, dan kebiasaan buang air besar.
Sistem kemih: Evaluasi frekuensi, warna, dan jumlah urin.
(Yunike, dkk, 2023).
ASUHAN KEPERAWATAN
SDKI
1. Hipervolemia b.d Gangguan mekanisme regulasi (D.0022)
2. Risiko perfusi renal tidak efektif d.d Hipertensi, disfungsi ginjal, dan
sindrom respon inflamasi sistemik. (D.0016)
3. Intoleransi aktivitas b.d tirah baring, kelemahan, dan imobilitas d.d
mengeluh lelah, merasa lemah, dan tekanan darah berubah >20%
dari kondisi istirahat

SLKI SIKI
1. Keseimbangan cairan 1. Manajemen
membaik (L.03020) hipervolemia (I.03114)
2. Perfusi renal 2. Pencegahan syok
meningkat (L.02013) (I.02068)
3. Toleransi aktivitas 3. Manajemen energi
meningkat (L.05047) (I.05178)
THANK YOU
DAFTAR PUSTAKA
Febriani, S. & Eko J. 2022. Glomerulonefritis Akut pada Anak. Proceeding Book Call for Papers
Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta (Synapse), 582-596.
https://proceedings.ums.ac.id/index.php/kedokteran/article/view/2149. Diakses pada Senin, 4
September 2023 pukul 23.00 WIB.
M, Ahmad Kazi & Muhammad F. H. 2023. Glomerulonephritis. Treasure Island (FL): StatPearls.
Arsid, R., Praja, A., & Sabir, M. (2019). Glomerulonefritis Akut Pasca Streptococcus. Jurnal Medical
Profession (MedPro), 1(2), 98-104.https://jurnal.fk.untad.ac.id/index.php/medpro/article/view/421.
Diakses pada Senin, 4 September 2023 pukul 22.02 WIB.
Choirah, A. (2022). Asuhan Keperawatan Pada An. E Dengan Diagnosis Medis Glomerulonefritis Akut
Di Ruang Perawatan Anak Anggrek B Rumah Sakit Dr. H. Jusuf SK Tarakan.
https://repository.ubt.ac.id/flipbook/baca.php?bacaID=11549. Diakses pada Senin, 4 September 2023
pukul 22.40 WIB.
Nuari, N. A. & Widayati, D. 2017. Gangguan Pada Sistem Perkemihan & Penatalaksanaan
Keperawatan. Yogyakarta: Deepublish.
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2012. Konsensus Glomerulonefritis Akut Pasca Streptokokus. Jakarta:
Unit Kerja Koordinasi Nefrologi Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Umboh, V., & Umboh, A. 2018. Gambaran Klinis Glomerulonefritis Akut pada Anak di RSUP Prof. Dr.
RD Kandou Manado. Jurnal Biomedik: JBM, 10(3), 185-189.
Sulupadang, P., Setyawati, A., Solehudin, Kusumawaty, I., Ernawati, Yuli. 2023. Padang: Get Press
Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
Yunike, dkk. 2023. Keperawatan Anak II. Padang: Get Press Indonesia.
PPNI. 2016. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Definisi dan Kriteria HasilKeperawatan, Edisi 1.
Jakarta: DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai