PELAYANAN
ANESTESI DAN BEDAH
RS. INDERA
Ruang Bedah
Tindakan
Operasi
Intra Anastesi Bedah
Untuk operasi dengan LA lakukan monitoring
pasien:
Sistem pernafasan; (RR, kedalaman)
Sistem sirkulasi; (T, N, SaO2)
Suhu; mencegah hypotermia
Kenyamanan; nyeri/ tidak
Kesadaran; GCS/ AVPU
Pemberian sedasi
Pemberian lokal
anestesi
Tindakan operasi
Intra Anastesi Bedah
Pemilihan teknik anestesi;
Anestesi umum
Anestesi regional, dengan atau tanpa
sedasi
Monitored Anestesi Care (MAC), anestesi
lokal yang disertai dengan sedasi,
spesialis anestesi memonitor tanda vital
serta fungsi tubuh pasien
Anestesi lokal, mungkin tidak disertai oleh
spesialis anestesi dalam tim pembedahan
Pasca Anestesi Bedah
Pengakhiran pembedahan dengan
anestesia umum harus memperhatikan
oksigenasi, ventilasi, sirkulasi, suhu dan
perfusi jaringan dan kesadaran dalam
keadaan stabil.
Sistem aldrette skor
Aktifitas, sirkulasi, pernafasan, kesadaran,
SaO2
Pengakhiran pembedahan dengan
anestesi lokal harus memperhatikan
sirkulasi dan kesadaran pasien dalam
keadaan stabil.
R. Pemulihan
Dilakukan
observasi
(aldrette)
Ditunggu dan
dipantau
Pasca Anestesi Bedah
Transpor pasien harus dipantau/ dinilai
secara kontinual dan diberikan bantuan
sesuai dengan kondisi pasien. Untuk
pasien post GA bila perlu gunakan O2
transpor
Pemantauan Ruang Pulih secara berkala
Tim pengelola anestesi bertanggung jawab
atas pengeluaran pasien dari ruang pulih,
sesuai dengan skala aldrette.
Pasca Anestesi Bedah
Bila pasien kritis dan perlu dilakukan
observasi ketat, lakukan observasi dan
monitoring di Ruang Observasi Intensif/
ROI.
Pasien bedah rawat jalan/ rawat sehari bisa
langsung pulang sesuai kriteria SSPPPS.
Pasien rawat inap bisa langsung dipindah ke
ruang perawatan lihat kriteria aldrette.
Pelayanan Pasien dengan
Komorbid
Pelayanan pasien dengan komorbid diperlukan
pada pasien dengan kegagalan organ yang
terjadi akibat komplikasi akut penyakitnya atau
akibat sekuele dari regimen terapi yg diberikan.
Seorang dokter spesialis anestesiologi atau dokter
lain yang memiliki kompetensi harus senantiasa
siap.
Penyakit komorbiditi yang perlu koordinasi baik
dalam penanganannya, antara lain hypertensi,
diabetes melitus, gagal ginjal, gagal jantung/
penyakit jantung koroner (CAD).
Pelayanan Tindakan Resusitasi
Pelayanan tindakan resusitasi meliputi
bantuan hidup dasar, lanjut dan jangka
panjang.
Dokter spesialis anestesiologi atau dokter
lain yang memiliki kompetensi memainkan
peranan penting sebagai tim resusitasi
dan dalam melatih dokter, perawat serta
paramedis.
Sesuai AHA atau ERC
Pelayanan Anestesia/ Bedah
Rawat Jalan
Pelayanan anestesia rawat jalan diberikan
pada pasien yang menjalani tindakan
pembedahan sehari untuk prosedur
singkat dan pembedahan minimal serta
tidak menjalani rawat inap.
Status fisik ASA 1 dan 2 serta ASA 3 yang
terkendali sesuai penilaian dokter spesialis
anestesiologi dan disiapkan dari rumah.
Pelayanan Anestesia
Regional, Lokal, MAC
Sesuai SOP di R. bedah akan diberikan sedasi
Sesuai indikasi
Prinsip:
a. Airway control dan cervical spine control dikaji
dan bila dianggap perlu
b. Oksigenasi bila diperlukan
c. Evaluasi problem medis
e. Lakukan observasi dan monitoring terus
menerus
f. Dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan
persiapan penunjang yang dianggap perlu
saja.
Pelayanan Anestesia
Regional, Lokal, MAC
g. Alat-alat, obat life support emergency siap
dalam troley emergency dengan akses yang
dekat saat dilakukan tindakan
h. Alat monitor minimal Tekanan darah, nadi dan
saturasi tersedia
i. Pelaku adalah dokter spesialis anestesi, dokter
pelaksana tindakan (untuk LA), dokter lain
sesuai kompetensi, perawat anestesia/perawat
yang mendapat pelatihan anestesia dibawah
supervisi dokter spesialis anestesiologi.
Dokumentasi
Setiap tindakan terhadap pasien harus
tercatat dalam Catatan Bedah dan
Catatan Anestesi dan tersimpan dalam
Rekam Medis.
Setiap instruksi disampaikan secara lisan
dan tertulis (dlm SOAP)
Terimakasih