Anda di halaman 1dari 23

Manajemen Intra Anestesi

dr. Hendi Prihatna, Sp.An


The 10 golden rules of anesthesia is universally
accepted as basic safety requirements needed for
starting anesthesia
1. Assess the patient and Prepare the patient well
2. Starve him – even for Local Anesthesia
3. Anesthetise him on a tipping table for head down tilt in case of emergency.
4. Check your drugs and equipment personally
5. Keep an effective suction ready
6. Keep his airway clear
7. Be ready to control his ventilation
8. Have a vein open for giving emergency medications.
9. Monitor his Pulse and B.P.
10. Always keep an assistant who can apply cricoid pressure (sellick’s maneuvre)
Mnemonic: ANESTHESIA
A : Assessment and preparation of patient
N : Nil per oral
E : Equipment and drugs checked
S : Suction working
T : Tipping table
H : Have a vein open
E : Evaluate vitals
S : Somebody to help
I : Intubation (Ventilation control)
A : Airway clear
Pendahuluan
• Setiap tindakan Anestesi baik anestesi umum dan Regional
memerlukan evaluasi pra anestesi yang bertujuan untuk :
• Menilai kondisi pasien
• Menentukan status fisik dan resiko
• Menentukan status Teknik anesthesia yang akan dilakukan
• Memperolah persetujuan tindakan anesthesia (informed consent)
• Persiapan tindakan anesthesia
• Cek seluruh dokumen tersebut dalam RM
Pedoman Puasa pada operasi elektif
Umur Padat (jam) Clear Liquid (jam) Susu formula ASI (jam)
Neonatus 4 2 4 4
< 6 bln 4 2 6 4
6-36 bulan 6 3 6 4
> 36 bulan 6 2 6
Dewasa 6-8 2

Cek kesiapan puasa pasien dengan konfirmasi di ruang penerimaan (dengan pasien atau keluarga / perawat bangsal)
Medikasi pra Anestesi
• Medikasi pra anesthesia dapat diberikan sesuai kebutuhan : obat
sedative-transquilizer, analgetic opioid, anti emtic, H2 Antagonis. Jalur
pemberian oral, iv, im, rektal, intranasal

• Cek dokumen pemberian premedikasi dan evaluasi pra anestesia di


status / rekam medis atau saat operan dengan perawat bangsal
Persiapan Alat, Mesin dan Obat Anestesia
• Sebelum dilakukan tindakan anestesi perlu dilakukan persiapan alat,
mesin dan obat anestesi
• Seluruh pembiusan dengan regional anestesi tetap disiapkan alat,
mesin dan obat anestesi umum
• Untuk pasien yang menjalani pengawasan dan tindakan anestesi
diluar kamar bedah, mesin dan gas anesthesia disiapkan bila tersedia
• Persiapan meliputi :
• Obat anestesi dan emergency
• Alat anestesi: stetoskop, alat jalan nafas, laringoskop, suction, sungkup muka,
magil forceps, introducer (stylet atau boogie stylet), plester, spuit cuff, ett
sesuai ukuran, conector (STATICS)
• Mesin anestesi dan gas anestesi
• Kalibrasi mesin
• Cek kebocoran
• Cek gas anestesi (isi, volume, instalasi)
• Alat pemantau fungsi vital (Bed side monitor)
• Probe saturasi oksigen
• Nibp cuff
• Ekg
• etco2
• Dokumen2 pemantauan selama operasi
• Ceklis serah terima pre dan post operasi D:\RSUD HANAU\Form Pokja PAB 2018\Ceklis Serah
Terima Pre-Post Operasi.docx
• Ceklis keselamatan pembedahan (sign in, time out, sign out) D:\RSUD HANAU\Form Pokja
PAB 2018\Ceklis Keselamatan Pembedahan.docx
• Ceklis kesipan anestesi ( listrik, gas medis, mesin anestesi, manajemen jalan nafas,
pemantauan, obat emergency dan lain2) D:\RSUD HANAU\Form Pokja PAB 2018\Ceklis
Kesiapan Anestesi.docx
• Form pra anestesi dan sedasi
• Laporan Anestesi D:\RSUD HANAU\Form Pokja PAB 2018\Laporan Anestesi.docx
Pengelolaan Jalan Napas Intra Anestesia
• Dalam pengelolaan anestesia diperlukan pengelolaan jalan napas
yang menjamin jalan napas bebas selama tindakan pembedahan.
• Pengelolaan jalan napas intra anestesia dapat dilakukan dengan :
• sungkup muka
• supraglotic devices
• pipa endotrakeal/naso
• Pemilihan jenis alat jalan napas disesuaikan dengan: lokasi operasi,
lama operasi, jenis operasi, posisi operasi, penyulit jalan napas.
• Persiapan jalan napas:
• alat jalan napas yang akan digunakan disiapkan sesuai ukuran
• dapat disiapkan beberapa alat pendukung jalan napas sesuai
kebutuhan antara lain alat jalan napas oro/nasofaringeal, bougie,
video laringoskopi, bronkoskopi dan lain-lain.
Prosedur Tindakan anesthesia umum :
• pemasangan jalur intravena yang berfungsi baik.
• pemasangan alat monitor untuk pemantauan fungsi vital.
• pre medikasi sesuai dengan pedoman pra medikasi.
• induksi dapat dilakukan dengan obat intravena atau inhalasi.
• pengelolaan jalan napas sesuai dengan pedoman.
• rumatan anestesi dapat menggunakan antara lain obat pelumpuh
otot, obat analgetic opioid, obat hipnotik sedatif dan obat inhalasi
sesuai kebutuhan.
• pengakhiran anestesi yang menggunakan obat pelumpuh otot
diberikan obat penawar pelumpuh otot kecuali ada kontraindikasi.
• ekstubasi dilakukan jika pasien sudah bernapas spontan-adekuat dan
hemodinamik stabil.
• pemindahan pasien dari kamar operasi ke ruang pemulihan dilakukan
bila ventilasi-oksigenasi adekuat dan hemodinamik stabil.
• pemantauan pra dan intra anestesia dicatat/didokumentasikan dalam
rekam medik pasien.
Prosedur Tindakan anesthesia regional :
• pemasangan jalur intravena yang berfungsi baik.
• pemasangan alat monitor untuk pemantauan fungsi vital.
• Persiapan regional anestesi sesuai dokter anestesi (spinal, epidural, PNB)
• pengelolaan jalan napas sesuai dengan pedoman.
• Manajemen jika terjadi komplikasi anestesi regional
• pemindahan pasien dari kamar operasi ke ruang pemulihan dilakukan bila
ventilasi-oksigenasi adekuat dan hemodinamik stabil.
• pemantauan pra dan intra anestesia dicatat/didokumentasikan dalam
rekam medik pasien.
Pedoman pengelolaan pasca anestesi
Umum/Regional

• pada saat pasien tiba di ruang pemulihan, dilakukan evaluasi fungsi vital.
• dilakukan pemantauan secara periodik berdasarkan Aldrette
Score/Bromage.
• pasien dapat dipindahkan ke ruang perawatan apabila Aldrette Score > 8
/Bromage 1-2.
• untuk pasien bedah rawat jalan, pemulangan pasien harus memenuhi Pads
Score = 10.
• Pemantauan pasca anestesia dicatat/didokumentasikan dalam rekam
medik pasien.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai