ANAESTHESIA
PUTU DONY ASTIKA WIGUNA
Anaesthesia
Balanced Anaestesia
KOMPONEN BALANCED ANAESTHESIA
Hilangnya kesadaran
Analgesia
Relaksasi otot
Stage I Stage II
Analgesia Excitement, combative
behavior – dangerous
state
Inhalation Maintenance
General
Anasthesia
Induction and
Intravenous
short procedures
INHALATIONAL ANAESTHETICS
Bisa mengatur kedalaman Non-halogenated gas
anastesi yang diberikan • Nitrous oxide
Metabolismenya minimal
Dieksresikan melalui Halogenated hydrocarbons
hembusan nafas (exhalation) • Halothane
• Enflurane
• Isoflurane
• Desflurane
• Sevoflurane
• Methoxyflurane –
nephrotoxicity.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI INHALATION
ANASTHETIC
0.8
1.4 220
Inhalation MAC value Oil: Gas
Anesthetic % partition
Nitrous >100 1.4
oxide
Desflurane 7.2 23
Sevoflurane 2.5 53
Isoflurane 1.3 91
• Nitrous oxide sangat tidak larut dalam darah dan jaringan lain
• Uptake N2O yang cepat dari gas alveolar akan menambah konsentrasi gas anastesi
• Efek ini (second gas effect) akan menyebabkan proses induksi anastesi menjadi
lebih cepat
Diffusional Hypoxia
• Setelah pemberian N2O dihentikan, maka gas nitrous oxide akan berdifusi dari darah ke alveolus,
menyebabkan oksingen pada paru-paru mengalami dilusi.
• Untuk mencegah hypoxia, maka setelah administrasi N2O selesai dilakukan maka pasien harus
segera diberikan oksigen 100%.
INHALATIONAL ANESTHETICS
• Nitrous oxide
• Ether
• Halothane
• Enflurane
• Isoflurane
• Desflurane
• Sevoflurane
NITROUS OXIDE
• Anastesic yang potent, efek analgesic baik, efek relaksan otot juga
baik
• Iritan, mudah terbakar dan meledak
• Induksi lambat dan tidak nyaman untuk pasien (sangat larut dalam
darah)
• Pemulihan lambat
HALOTHANE