By.Sunita Sinaga,S.Tr.Kes,S.Kep,Ns,MMRS
Pendahuluan
• Obat anestesi inhalasi pertama kali : N2O (nitrous oksida)
Menyusul eter, kloroform, etil-klorida, etilen, siklo-propan, trikloro-etilen, iso-propenil-vinil-
eter, propenil-metil-eter, fluoroksan, etil-vinil-eter, halotan, metoksi-fluran, enfluran, isofluran,
desfluran dan sevofluran.
b. Derivat eter.
- Dietil eter
- Metoksifluran
- Enfluran
- Isofluran
Pendahuluan
• Umum dipakai: N2O, halotan, enfluran, isofluran, desfluran dan sevofluran.
• Sevofluran
Obat generasi baru yang banyak dipilih.
Banyak keuntungan: onset kerja (induksi anestesi) yang cepat dan pemulihan dari pengaruh
anestesi yang juga cepat.
Kombinasi obat anestesi inhalasi
1. N2O + halotan
2. N2O + enfluran
3. N2O + isofluran
4. N2O + sevofluran
Keistimewaan dari anestesi inhalasi
(Kecepatan, bentuk gas, dan cara pemberian)
• Obat yang paling cepat mulai kerjanya, dan dalam batas aman.
• Meminimalkan waktu di kamar operasi dan di ruang pemulihan, serta pasien lebih cepat pulang.
• Semua obat-obatannya tidak terionisasi dan memiliki berat molekul yang rendah mudah
berdifusi dengan cepat dari aliran darah ke jaringan.
• Gas dapat dihantarkan ke dalam aliran darah melalui rute khusus, yaitu paru-paru.
• Kecepatan, bentuk gas, dan paru-paru = kombinasi yang sangat menguntungkan, yaitu
kemampuan untuk menurunkan konsentrasi dalam plasma semudah dan secepat meningkatkan
konsentrasinya.
Mekanisme Kerja
• Sangat rumit. Ambilan alveolus gas atau uap anestetik inhalasi ditentukan oleh:
1. Ambilan oleh paru.
2. Difusi gas dari paru ke darah.
3. Distribusi oleh darah ke otak dan organ lainnya.
• Kelarutan zat inhalasi dalam darah = faktor penting dalam menentukan kecepatan induksi
dan pemulihannya.
Mekanisme Kerja
• Kelarutan zat anestesi di dalam darah, tergantung dari potensi masing-masing zat anestesi.
• Derajat potensi ini ditentukan oleh Kadar Alveolus Minimal (KAM) atau
MAC (Minimum Alveolar Concentration).
• Dalam keadaan seimbang, tekanan parsial zat anestetik dalam alveoli = tekanan zat dalam
darah dan otak tempat kerja obat.
• Konsentrasi uap anestetik dalam alveoli selama induksi ditentukan oleh :
1. Konsentrasi inspirasi
Induksi semakin cepat jika konsentrasi makin tinggi, asalkan tidak terjadi depresi nafas atau
kejang laring. Induksi makin cepat jika disertai oleh N 2O (efek gas kedua).
2. Ventilator alveolar
Ventilasi alveolar meningkat, konsentrasi alveolar makin tinggi dan sebaliknya.
3. Koefisien darah/gas
Makin tinggi angkanya, makin cepat larut dalam darah, makin rendah konsentrasi dalam alveoli
dan sebaliknya.
4. Curah jantung atau aliran darah paru
Makin tinggi curah jantung, makin cepat uap diambil darah.
5. Hubungan ventilasi-perfusi
Gangguan hubungan ini memperlambat ambilan.
Eliminasi
• Sebagian besar gas anestetik dikeluarkan oleh paru.
• Sebagian lagi dimetabolisme oleh hepar dengan sistem oksidasi sitokrom P450.
70 : 30
60 : 40
50 : 50
Jaringan lemak dan otot (suplai darah sedikit), menyerap sedikit N2O tidak ada simpanan
N2O dalam jaringan tidak menghalangi pulihnya pasien saat N2O dihentikan.
N2O stop N2O akan cepat keluar mengisi alveoli pengenceran O2 terjadilah hipoksia
difusi.
Untuk menghindari: harus berikan O2 100% selama 5-10 menit.
HALOTAN
Secara fisik : cairan tidak berwarna, baunya enak, tidak mudah terbakar dan tidak
merangsang jalan nafas.
Kelebihan dosis : depresi nafas, tonus simpatis menurun, hipotensi, bradikardi, vasodilatasi
perifer, depresi vasomotor, depresi miokard dan inhibisi refleks baroreseptor.
Pada bedah sesar: halotan maksimal 1 vol% karena relaksasi uterus perdarahan.
20% halotan dimetabolisme di hepar secara oksidatif. Secara reduktif dikeluarkan lewat
urin.
Kontra indikasi bagi penderita dengan gangguan hepar, pernah mendapat halotan dalam
waktu < 3 bulan atau pada pasien kegemukkan.
ENFLURAN
Dibanding halotan:
- Lebih iritatif.
- Efek depresi nafas lebih kuat.
- Depresi terhadap sirkulasi lebih kuat tapi lebih jarang menimbulkan aritmia.
- Efek relaksasi terhadap otot lurik lebih baik dibanding halotan.
- Induksi dan pulih dari anestesia lebih cepat
Untuk pemeliharaan dengan pola nafas spontan: 1-2,5%, dan untuk nafas kendali: 0,5-1%.
Pada EEG: menunjukkan tanda-tanda epileptik, apalagi disertai hipokapnia, dihindari pada
pasien dengan riwayat epilepsi.
Metabolisme hanya 2-8% oleh hepar produk nonvolatil keluar lewat urin. Sisanya
dikeluarkan lewat paru dalam bentuk asli.
Pemeliharaan dengan pola nafas spontan: 1-2,5%, dan untuk nafas kendali antara 0,5-1%.
Efek terhadap depresi jantung dan curah jantung minimal untuk anestesia teknik hipotensi
dan banyak digunakan pada pasien dengan gangguan koroner.
Isofluran konsentrasi >1% terhadap uterus hamil relaksasi dan kurang responsif jika
diantisipasi dengan oksitosin perdarahan pasca persalinan.
DESFLURAN
Mudah menguap, potensinya rendah (MAC 6%).
Efek terhadap respirasi : timbul rangsangan jalan nafas atas ≠ untuk induksi.
SEVOFLURAN
Dikemas dalam bentuk cairan, tidak berwarna, tidak eksplosif, tidak berbau, tidak bersifat
iritatif terhadap jalan nafas digemari untuk induksi inhalasi disamping halotan.
Dosis:
- Untuk induksi, konsentrasi pada udara inspirasi : 3-5% bersamaan N2O.
- Untuk pemeliharaan dengan pola nafas spontan: 2-3%, dan untuk nafas kendali: 0,5-1%.
Efek terhadap kardiovaskular cukup stabil, jarang menyebabkan aritmia.
Efek terhadap sistem saraf pusat seperti isofluran (dapat meningkatkan tekanan
intrakranial) dan belum ada laporan toksik terhadap hepar.
Eliminasi oleh paru-paru kurang cepat dibandingkan desfluran, tetapi masih lebih cepat
dibanding isofluran, enfluran dan halotan.
Tabel 1: Sifat fisik dan kimia anestetik inhalasi
Tabel 2: Farmokologi klinik anestetik inhalasi