ANASTESIOLOGI
RSAL MARINIR CILANDAK
Periode 13 Juli 15 Agustus 2015
A
N
G
I
L
A
M
A
I
M
R
E
T
R
HIPE
pok
m
o
l
e
11 / K
0
0
1
1
0 712 0
/
a
n
i
: Erv
h
e
l
Sp. AN
O
,
o
n
t
u
n
s
Disu
u r wa
P
a
k
E
: dr.
g
n
i
b
m
P e mb i
71
PENDAHULUAN
desflurane
desflurane
isoflurane
isoflurane
enflurane
enflurane
methoxyfluran
methoxyfluran
ee
ether
ether
sevoflurane
sevoflurane
halothane
halothane
succinylcholine
succinylcholine
HIPERTERMIA
MALIGNA
DEFINISI
Suatu kondisi mengancam jiwa yang timbul
akibat peningkatan konsumsi dari energi tubuh
setelah paparan obat anastesi
Merupakan
penyakit
genetik
(autosomal
dominan)
Akibat mutasi gen reseptor Ryanodine (RYR1)
HIPERTERMIA
MALIGNA
EPIDEMIOLOGI
Insiden 1 : 15,000 pada anak-anak dan
1 : 40,000 pada orang dewasa
50 % penderita membutuhkan 3 kali
paparan sebelum terserang krisis
hipertermia maligna
Laki-laki > Perempuan
Remaja > Orang tua dan lansia
HIPERTERMIA
MALIGNA
PATOFISIOLOGI
HIPERTERMIA
MALIGNA
MANIFESTASI KLINIS
HIPERTERMIA
MALIGNA
HIPERTERMIA
MALIGNA
Manifestasi Klinis
HIPERTERMIA
MALIGNA
HASIL LABORATORIUM
HIPERTERMIA
MALIGNA
DIAGNOSIS
1. Diagnosis Klinis
Clinical Grading Scale
Manifestasi Klinis
2. Diagnosis Laboratorium
In Vitro Contracture Test (IVCT)
Tes genetik
HIPERTERMIA
MALIGNA
CLINICAL GRADING SCALE
Interpreting the raw score: MH rank and qualitative
likelihood
Raw Score Range
Likelihood
MH Rank Description of
0 1 Almost never
3-9
2 Unlikely
HIPERTERMIA
MALIGNA
HIPERTERMIA
MALIGNA
HIPERTERMIA
MALIGNA
HIPERTERMIA
MALIGNA
HIPERTERMIA
MALIGNA
HIPERTERMIA
MALIGNA
DIAGNOSIS LABORATORIUM
Tes
kontraktur
ini
dinyatakan
positif
apabila
HIPERTERMIA
MALIGNA
HIPERTERMIA
MALIGNA
DIAGNOSIS LABORATORIUM
2. Tes Genetik
Spesimen darah
Memerlukan waktu 3 bulan
Positif jika terdapat kelainan genetik heterogen
dengan setidaknya lima lokus kerentanan
teridentifikasi
HIPERTERMIA
MALIGNA
Tatalaksana :
1. Tatalaksana
anastesi
untuk
pasien
yang
setelah
episode
hipertermia
maligna
atau
hipertermia maligna.
serangan
post
krisis
HIPERTERMIA
MALIGNA
Tatalaksana
anastesi
untuk
pasien
susceptible MH
1. Mengenali gejala atau manifestasi
klinis dari hipertermia maligna serta
bagaimana cara penanganannya
2. Tidak
menggunakan
obat-obatan
anastesi pemicu
3. Menyiapkan malignant hyperthermia
kit
(MH
kit)
atau
malignant
HIPERTERMIA
MALIGNA
HIPERTERMIA
MALIGNA
HIPERTERMIA
MALIGNA
Pulmonary artery, esophageal,
nasopharyngeal, tympanic membrane,
bladder, rectal temperature probes
Blood administration sets and pumps
CVP kits dalam berbagai ukuran
Transducer kits for arterial and CVP
cannulation
Gastric lavage set with three-way indwelling
catheter for insertion into the rectum
HIPERTERMIA
MALIGNA
Rekomendasi obat-obatan yang harus
disediakan dalam MH cart :
36 buah vial Dantrolene 20 mg
36 buah vial sterile water 100 mL
5 buah vial sodium bicarbonate 8.4% 50 mL
10 buah vial 20% Mannitol 50 mL
4 buah spuit yang telah diisi furosemide 2 mL
HIPERTERMIA
MALIGNA
1 buah vial insulin 100-U
2 buah vial dextrose 50% dilarutkan di air
50mL
2 buah vial calcium chloride 100 mL
3 buah vial heparin 1000-U
3 buah spuit yang berisi lidocaine
100mg/5mL atau 100mg/10mL.
2%,
HIPERTERMIA
Tatalaksana krisis
hipertermia maligna
MALIGNA
HIPERTERMIA
MALIGNA
1. Menghentikan agen anastesi, mengganti mesin
anastesi, mengganti filter setiap 1 jam
2. Hiperventilasi dengan pemberian O2 100% atau
HIPERTERMIA
MALIGNA
Efek samping dantrolene :
Phlebitis
Kelemahan otot gagal napas
Oral : hepatotoksik
SC : atonia uteri (ibu)
floppy child syndrome (neonatus)
HIPERTERMIA
MALIGNA
4. Koreksi asidosis
- Infus sodium bikarbonat dengan dosis 1-2 mEq/kg
(dosis maksimum pemberian 50mEq)
5. Koreksi hipertermia
- meletakkan ice packs atau kantung yang telah
diisi es batu pada permukaan kulit torso, axilla,
dan groin
- pemberian cairan infus atau saline dingin yang
telah diletakkan di dalam lemari pendingin
hentikan jika suhu sudah turun hingga 38 oc
HIPERTERMIA
MALIGNA
6. Koreksi hiperkalemia
- pemberian sodium bikarbonat
- pemberian kalsium klorida
- pemberian glukosa serta insulin.
Dewasa : glukosa 50 gr + Insulin 10 U
Anak : glukosa 25 gr + insulin 5 U
Insulin dilarutkan dalam 50 mL dextrose 50%.
HIPERTERMIA
MALIGNA
7. Atasi aritmia
- lidocaine 2% atau
- procainamide 200 mg IV atau
- amiodarone 150mg/3mL
dosis anjuran
- furosemide 1mg/kg BB IV, diberikan maksimal 4 kali
dosis anjuran
Pemberian mannitol dan furosemide dihentikan jika
urine output sudah mencapai 2 ml/kgBB/jam
HIPERTERMIA
MALIGNA
9. Monitor
- urine output
- Elektrolit setiap 10 menit
- tes pembekuan darah
- analisa gas darah setiap 5-10 menit
- capnograph
HIPERTERMIA
MALIGNA
Tatalaksana post krisis hipertermia
maligna
Tanda sudah stabil :
ETCO2 sudah menurun atau kembali normal
nadi kembali stabil
sudah diberikan dantrolene intravena
suhu tubuh sudah menurun
generalized muscle rigidity sudah menghilang
HIPERTERMIA
MALIGNA
HIPERTERMIA
MALIGNA
PENCEGAHAN
Dantrolene
oral
4-8
mg/kgBB/hari
dibagi
dalam
3-4kali