Anda di halaman 1dari 23

JOURNAL READING

OLEH : KURNIA SARI, S.Ked


PEMBIMBING : dr. Duma Siahaan, Sp.An, KIC
LATAR BELAKANG

Penyebab
Pre-eklampsia utama
morbiditas dan
mortalitas ibu

Untuk menerangkan isu-isu


masalah dan kunci manajemen
Tujuan Penelitian anestesi yang berkaitan dengan
perawatan pada wanita dengan
pre-eklampsia
Absurpsio plasenta

Eklampsia
Maternal
gg. serbrovaskular
Komplikasi Koagulasi intravaskular
hipertensi diseminata
dalam
kehamilan
gg. pertumbuhan

Janin Kematian janin intrauterin

Kelahiran prematur
METODE
Pencarian database

Kata kunci : obstetrics, pregnancy, pregnancy complications, maternal,


pre-eclampsia, preeclampsia, cardiac function, haemodynamics,
haemolysis, elevated liver enzymes, low platelets (HELLP), eclampsia,
anaesthesia, anesthesia, neuraxial

National Institute for Health and Clinical Excellence 2005 levels of


evidence for intervention studies
Definisi Penyakit
Hipertensi yang timbul setelah kehamilan 20
minggu, dengan satu atau lebih keterlibatan sistem
organ.

PREEKLAMPSIA
Anaesthesia ª 2012 The Association of Anaesthetists of Great Britain and Ireland
Reduction of high blood pressure

•Labetalol merupakan DOC


•Safe agents : methyldopa, labetalol,
Non –Severe nifedipine atau isradipine, serta
beberapa b-adrenoceptor blockers
Hypertension (metoprolol, pindolol, propranolol)
dan dosis rendah diazoxide

Target TDS 140-150 mmHg/


TDD 80-100 mmHg
•Labetalol (oral/IV), nifedipine (oral)
and hydralazine (IV)
Severe •Labetalol kontraindikasi pada wanita
dengan asam berat
Hypertension •Obat yg harus di hindari : diazoxide
dosis tinggi, ketanserin, nimodipine
dan magnesium sulfat(MgSO4)
Treatment and prevention of
seizures (eclampsia)

 Magnesium Sulfat (MgS04) adalah obat lini pertama untuk


kejang (eklampsia)
 Keunggulan :
- Kematian ibu
- Resiko kejang berulang
- Morbiditas terkait pneumonia,
ventilasi mekanis, dan perawatan ICU

 Rekomendasi : 4–5 g MgSO4 IV selama 5 menit, diikuti infus 1


g.h-1 selama 24 jam. Jika kejang berulang terjadi, berikan MgSO4
2 g/IV
Urine
output

Toksisitas MgSO4
(> 3.5 mmol/l)

Monitoring
Refleks Respiratory
patella penggunaan Rate
MgSO4
Anti-Dotum :
10% calcium
gluconate (1 g)
selama 10 menit
Saturasi
oksigen
Additional therapies for haematological and /
or hepatic complications

Elevated
liver
enzymes
Low
Hemolysis
platelets

Sindrom
Penggunaan kortikosteroid HELLP Transfusi trombosit
seperti dexamethasone (10–12
mg), betamethasone (12 mg)
atau prednisolone
Cairan Intravena
Penyebab utama kematian dan perawatan ICU pada
preeklampsia

Edema Edema paru akut dikaitkan dengan balance cairan


positif > 5500 ml

Paru
akut Pembatasan cairan

Glyceryl trinitrate 5 μg.min-1 , meningkat setiap


3–5 min to a maximum dose of 100 μg.min-1
Specific Clinical Context

A. Neuraxial blockade in women with pre-eclampsia

 Anestesi neuraksial merupakan metode yang paling sering


digunakan untuk SC pada wanita dengan PE.
 Komplikasi utama post neuroaxial blockade pada wanita
hamil umumnya 1/20.000-30.000 untuk anestesi spinal, dan
1/25.000 untuk analgesia epidural
 Trombosit < 100 x 109 pada wanita PEB dikaitkan dengan
terjadinya hipokoagulasi
 Resiko hematoma terkait anestesi neuroaxial dengan
jumlah trombosit > 75 x 109 sangat rendah
B. Analgesia pada persalinan

 Lumbar neuraxial analgesia mengurangi respon hipertensi


yang di mediasi rasa nyeri
 Jika analgesia neuraxial di kontraindikasikan, maka analgesia
opioid IV dapat diberikan
 Intravenous fluid loading tidak boleh diberikan pada wanita
dengan PEB sebelum menetapkan dosis rendah analgesia
termasuk dosis rendah analgesia kombinasi spinal-epidural
C. Anestesi pada sectio cesarea

Anesetesi neuroaxial merupakan


teknik anestesi pilihan untuk
persalinan dengan SC

Efedrin IV (3-5mg bolus) atau


phenylpherine (50-100 μg bolus)

Hipotensi
Anestesi Umum pada wanita dengan
Pre eklampsia

Alasan : Perhatian Terapi :


khusus :
•Koagulopati •Hipertensi •Alfentanil
•Edema paru terhadap •Fentanyl
•Eklampsia intubasi •Remifentanil
•MgSO4
•Esmolol
Monitoring of the woman with
severe pre-eclampsia

 Pengukuran TD dilakukan per jam pada wanita


hipertensi ringan atau sedang, atau terus di pantau
 Transthoracic echocardiography → deteksi adanya
efusi perikardial, disfungsi diastolik dan perubahan
fungsi sistolik
The use of oxytocic agents and management
of postpartum haemorrhage

Pengelolaan perdarahan postpartum

Penyebab atonia uterus

Syntocinon adalah obat pilihan utama


untuk kontraksi uterus dalam
pengaturan hipertensi berat

Jangan gunakan Ergometrin atau Misoprostol!! !!


Postpartum management

• Neuraxial techniques, local anaesthetic techniques,


Analgesia opioids, paracetamol dan tramadol
• Anti inflamasi non steroid

Tromboprofilaksis • Terutama diberikan pada anestesi neuraksial

• Umumnya berlanjut selama 24 jam pasca persalinan


Penghentian • Parameter penghentian : tidak ada nyeri kepala, perubahan
MgSO4 IV visual dan nyeri epigastrik, TD < 150/100 mmHg tanpa terapi
antihipertensi, dan diuresis spontan > 100 ml.h
Management of postpartum
complications
Edema paru •Stabilisasi, pemantauan SpO2 dan suplementasi oksigen
•Furosemid IV (bolus 20-40 mg > 2 menit). Dosis berulang
akut 40-60 mg sekitar 30 menit (max 120 mg/h)

Oliguria •Dopamin atau furosemid dosis rendah dengan fungsi


ginjal normal tidak disarankan
postpartum

Hipertensi berat •Hydralazine, nifedipine, frusemide dan methyldopa


postpartum

•Indikasi hemodialisa, meliputi asidemia persisten,


Ginjal akut hiperkalemia, kelebihan volume dan uremia
Breastfeeding in women with
pre-eclampsia

 Methyldopa,
 B-adrenoceptor blockers with high plasma protein
binding e.g. oxprenolol,
 Angiotensin converting enzyme inhibitors (captopril,
enalapril) and
 Dihydropyridine calcium channel blockers (nifedipine)
CATATAN

 Beberapa pasien yang memerlukan tindakan SC tentunya memerlukan


penatalaksanaan anestesi. Karena bahaya yang mungkin timbul berkaitan
dengan manajemen jalan napas dan gejolak hemodinamik pada saat intubasi
maka anestesi umum dipilih bila ada kontra indikasi terhadap anestesi
regional.
 Anestesi epidural digunakan pada saat pasien dengan preeklampsia berat,
meskipun anestesi spinal banyak dihindari berkaitan dengan resiko
hipotensinya namun dari beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa
efek anestesi spinal dan epidural terhadap hemodinamik sama
 Pada wanita dengan preeklampsia, anestesi spinal mempunyai beberapa
keuntungan yaitu menghindari kesulitan intubasi pada anestesi umum dan
mencegah gejolak intubasi, onset yang cepat, lebih mudah dikerjakan, lebih
terpercaya jika dibandingkan dengan anestesi epidural, mempunyai resiko
yang lebih kecil dalam menyebabkan trauma di ruang epidural sehingga
menurunkan resiko hematom
 anestesi spinal pada pasien PEB menunjukkan bahwa terjadinya
hipotensi yang lebih rendah daripada anesthesia spinal pada pasien
sectio caesaria tanpa preeklampsia.

Anda mungkin juga menyukai