OLEH:
DEDE KARMANA (220106272)
EDWAR (220106274)
DAFTAR ISI..........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ..................................................................................................1
B. Rumusan
Masalah .............................................................................................3
C. Tujuan ...........................................................................................................
....3
B. Anestesi ...........................................................................................................10
A. Kesimpulan .....................................................................................................40
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dalam waktu 8-12 tahun, sel tersebut diam di payudara dan tiba-tiba aktif
estimasi jumlah kasus baru dan jumlah kematian akibat kanker payudara
tahunnya, pada tahun 2014 meningkat menjadi 1.290 kasus baru dengan
kematian 227 dan pada tahun 2015 menurun menjadi 1.114 kasus baru dan
1
sudah di diagnosis dokter 0,9% (Kemenkes RI, 2016). Di Kota Padang
pada tahun 2016 tercatat penderita kanker payudara mencapai 438 jiwa
(Dinkes, 2016).
dokter pada stadium lanjut lokal (IIIa dan IIIb), sedangkan stadium dini
(stadium I dan II) hanya 22,4%. Ini berarti banyak wanita yang
sudah parah.
lokal dan regional yaitu melalui teknik pembedahan dan radioterapi. Pada
2
Penatalaksanaan pada pasien kanker payudara yang sering
stroma dan parenkim payudara, areola dan puting susu serta kulit diatas
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
3
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Mastektomi
1. Definisi
pengangkatan payudar baik itu sebagian atau seluruh payudara (Suyatno &
(medial).
3. Jenis-Jenis Mastektomi
4
pada beberapa faktor, yakni usia, kesehatan secara menyeluruh, status
a. Mastektomi Preventif
pertahankan.
pertahankan.
5
angkat dan bisa pula di pertahankan, kemudian di ikuti dengan
d. Mastektomi Radikal
biasanya akan di ikuti oleh terapi radiasi untuk mematikan sel kanker
f. Kuadrantomi (Quadrantomy)
6
dalam saluran air susu. Bila di lakukan pembedahan breast
a. Lumpektomi
serta kira-kira 1-2 cm jaringan yang sehat. Hanya bisa di lakukan jika
benjolannya kecil.
b. Mastektomi Sebagian
c. Mastektomi Total
d. Mastektomi Radikal
yang ada di ketik, otot dada dan dalam suatu mastektomi yang di
7
payudara juga. Operasi ini telah di gantikan oleh mastektomi radikal
e. Mastektomi Subkutaneus
eksternnal)
kehidupan sosial
jaringan dada tidak akan ikut rusak pada saat menjalani terapi radiasi
8
berikan setalah pembedahan rekontruksi payudara bisa menyebabkan
komplikasi.
salin, maupun jaringan yang di ambil daro bagian tubuh yang lain atau
lemak dan otot yang di ambil dari punggung, perut, atau area lain pada
lakukan pada kanker payudara stadium I dan stadium II. Pembedahan juda
karena adanya rasa kehilang dan perubahan bentuk atau struktur pada
9
B. Anestesi
obat anestesi pada penderita yang akan menjalani operasi maka perlu
1) Hipnotik
2) Analgesia
3) Relaksasi otot.
10
dan mencegah terjadinya kelebihan dosis. Tanda-tanda klinis anestesia
hilangnya kesadaran.
atau muntah.
respirasi.
Dibagi 4 plane:
paralisis interkostal.
diafragma.
cardiac arrest.
11
2. Persiapan Pra Anastesi
Kunjungan pra anestesi pada pasien yang akan menjalani operasi dan
Anesthesiology):
12
jam tanpa operasi / dengan operasi. Angka mortalitas 98%. Untuk
3. Premedikasi Anastesi
e. Menghasilkan amnesia
f. Menghasilkan analgesia
a. Umur
2) Dosis obat untuk anak dan manula kurang dari pada dewasa muda
13
b. Berat Badan
anastesi balance
a. Golongan Sedatif
1) Benzodiazepine
2) Diazepam
3) Midazolam
b. Golongan Narkotik-analgetik
c. Golongan Antikolinergik
1) Sulfas Atropin
2) Skopolamin
4. Induksi Anestesi
14
Induksi anestesi adalah tindakan untuk membuat pasien dari sadar
5. Inhalasi ( Pemeliharaan)
anestesi.
6. Intubasi Endotracheal
pemberian nafas buatan dengan bag and mask, pemberian nafas buatan
tinggi.
15
Gambar 1. Intubasi Endotrakeal
a. Leher pendek
b. Fraktur servical
e. Trismus
16
Gambar 2. Alat Intubasi Endotrakeal
a. Persiapan pasien.
lancer
b. Persiapan alat.
17
7) Konektor yang cocok dengan tracheal tube yang disiapkan
8) Stilet/ mandarin
9) Magyll forcep
11) Stethoscope
kooperatif
18
12) Lakukan foto thorak segera setelah intubasi dan dalam waktu-
waktu tertentu
preoperatif phase (pra operasi), intraoperative phase (intra operasi) dan post
19
Bagi perawat anestesi, perawatan pra anestesi dimulai saat pasien
berada di ruang perawatan, atau dapat juga dimulai pada saat pasien
timbul.
diantaranya:
1) Memeriksa:
20
4) Mencatat timbang terima pasien serta catatan medis lainnya
Proses Keperawatan:
1) Pengkajian
Persiapan praoperasi
yaitu:
- Identitas pasien
21
Pada identitas pasien, hal- hal yang harus dicatat
pasien.
dicatat meliputi:
Vital sign
Analisi darah
Radiologi
Status kardiovaskuler
22
Fungsi kardiovaskuler
Fungsi Endokrin
Fungsi imunologi
Status nutrisi
globulin
memperbaiki jaringan.
23
Cairan dan elektrolit pasien harus dalam keadaan yang
- Intake
maupun intravena.
- Output
Personal hygiene
24
Sebelum melakukan pembedahan ada baiknya
lebih nyaman.
25
Kondisi fisiologis akan mempengaruhi proses
pembedahan.
26
hal- hal yang akan dialami pasien selama proses
pasien.
c) Pendidikan Praoperatif
27
meningkatkan kualitas tidur. Selain itu teknik ini
tersebut.
Kontrol kognitif
Pemeriksaan penunjang
d) Pemeriksaan penunjang
28
pada pasien. Adapun yang meliputi pemeriksaan penunjang
antara lain:
USG
CT Scan
BOF, IVP
ECK, ECHO
Hemoglobin
Angka leukosit
Limfosit
Jumlah trombosit
Sreum kreatinin
- Biopsi
sebelum dioperasi
- Informed consent
29
Informed consent merupakan suatu pernyataan
pasien.
30
1. Verbalisasi khawatir akibat kondisi yang di hadapi
menurun
7. Diaforesis menurun
Tujuan :
31
2) Mengenalkan pasien kepada dokter Spesialis anestesi, dokter
32
5) Mengatur dosis obat anestesi atas pelimpahan wewenang
dokter.
Pengakhiran anestesi:
Proses Keperawatan:
1) Pengkajian
a) Identifikasi pasien
pemeriksaan fisik
33
- Kelengkapan riwayat dan pengkajian kesehatan
pasien
- Cheklist operasi
2) Diagnosa keperawatan
- Resiko perdarahan
- Hipotermi
Apneu menurun
Observasi
34
1. Monitor pola nafas (frekuensi, kedaaman , usaha nafas)
ronchi)
Terapeutik
Dukungan Ventilasi:
Observasi
Terapeutik
Observasi
mengubah posisi
Terapeutik
35
3. Pasang Oropharingeal airway (OPA) untuk mencegah ETT
tergigit
Edukasi
Observasi
Terapeutik
Kolaborasi
36
meliputi efek agen atau obat anestesi dan memantau fungsi vital serta
Proses Keperawatan
1) Pengkajian
tanda vital
37
- Patologi yang dihadapi (pemberitahuan kepada keluarga
penggantian cairan
lainnya
nadi
pernafasan
dengan tepat
38
2) Diagnosa Keperawatan
- Nyeri akut
- Nausea
- Hipotermi
adalah:
kriteria hasil:
Intervensi:
Manajemen Nyeri
Observasi
intensitas nyeri
Terapeutik
nyeri
Edukasi
39
4. Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi
40
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
payudar baik itu sebagian atau seluruh payudara (Suyatno & Pasaribu, 2010).
Asuhan keperawatan anestesi pra, intra, dan post operasi yang maksimal
agar asuhan keperawatan yang diberikan tepat guna dengan resiko seminimal
mungkin.
41
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth. (2014). Keperawatan medikal Bedah Brunner & Suddarth. EGC.
Departemen Kesehatan RI. (2012). Rencana Asuhan Keperawatan.
Carpenito,L.J.(2013). Diagnosa Keperawatan : Aplikasi pada Praktek Klinik (Terjemahan).
Edisi 6. Jakarta: EGC
Drs. H. Syaifuddin, A. (2011). buku anfis (S. K. Monica Ester, Ed.). Penerbit Buku
Kedokteran.
Latief, Said A, dkk. (2010). Petunjuk Praktik Anestesiologi: Edisi Kedua. Jakarta: FKUI
Mangku Gde & Senephati, Tjokorda GA. (2010). Buku Ajar Ilmu Anestesia Reanimasi.
Jakarta: indeks
Jaffe Richard A. Anesthesiologist’s Manual of Surgical Procedures. 5th Ed. Schmiesing C
A, Golianu Breanda. Philadelpia: Lippincott Willian & Walkins, 2014. 820p
Morgan GE, Mikhail MS, Murray MJ, Kleinman W, Nitti GJ, Nitti JT, Raya J, Bedford RF,
Bion JF, Butterworth J, Cohen NH. Clinical anesthesiology. 5th Ed. New York:
McGraw-hill; 2002.
Mangku G, Senapathi TG. Buku ajar ilmu anestesia dan reanimasi. Jakarta: Indeks. 2010.
42