o Status menopause
o Dimensi tumor
MASTEKTOMI
Total mastectomy
MASTEKTOMI
MASTEKTOMI
Partial Mastectomy
5. Q u a n d r a n t e c t o m y
Tipe lain dari mastektomi parsial disebut quadrantectomy. Pada prosedur ini,
dokter akan mengangkat tumor dan lebih banyak jaringan payudara dibandingkan
dengan lumpektomi.
MASTEKTOMI
Quandrantectomy
Mastektomi tipe ini akan mengangkat seperempat bagian payudara, termasuk kulit
dan jaringan konektif (breast fascia). Cairan berwarna biru disuntikkan untuk
mengidentifikasi simpul limfe yang mengandung sel kanker.
MASTEKTOMI
Lumpectomy
7. Excisional B iopsy
Biopsi dengan sayatan juga mengangkat tumor payudara dan sedikit jaringan
normal di sekitarnya. Kadang, pembedahan lanjutan tidak diperlukan jika biopsy
dengan sayatan ini berhasil mengangkat seluruh tumor.
MASTEKTOMI
Excisional Biopsy
Edema lengan
Mastitis inflamatoar
Identitas pasien
Tanda-tanad vital
Ada tidaknya gigi palsu, pemakaian lensa kontak, atau cat kuku dan implan
prosthesis lainnya
Informed consent
supine
- Pemajanan area pembedahan maksudnya adalah daerah mana yang akan
dilakukan tindakan pembedahan. Dengan pengetahuan tentang hal ini perawat
dapat mempersiapkan daerah operasi dengan teknik drapping
- Mempertahankan posisi sepanjang prosedur operasi
dengan tujuan untuk mempermudah proses pembedahan juga sebagai bentuk
jaminan keselamatan pasien dengan memberikan posisi fisiologis dan mencegah
terjadinya injury.
- Memasang alat grounding ke pasien
- Memberikan dukungan fisik dan psikologis pada klien untuk menenagkan pasien
selama operasi sehingga pasien kooperatif.
- Memastikan bahwa semua peralatan yang dibutuhkan telah siap seperti : cairan
infus, oksigen, jumlah spongs, jarum dan instrumen tepat.
b.Monitoring Fisiologis
- Melakukan balance cairan
- Memantau kondisi cardiopulmonal meliputi fungsi pernafasan, nadi, tekanan darah,
frekuensi denyut jantung, saturasi oksigen, perdarahan dll.
- Pemantauan terhadap perubahan vital
sign c. Monitoring
Psikologis
- Memberikan dukungan emosional pada pasien
- Berdiri di dekat klien dan memberikan sentuhan selama prosedur induksi
- Mengkaji status emosional klien
- Mengkomunikasikan status emosional klien kepada tim kesehatan (jika ada
perubahan)
d. Pengaturan dan koordinasi Nursing Care
- Memanage keamanan fisik pasien
- Mempertahankan prinsip dan teknik
asepsis Obat-obat anestesi :
1. Obat-obat premedikasi
SA 0,001-0,002
mg/KgBB
Midazolam 0,1-0,2 mg/KgBB
Fentanyl 1-2 mcg/KgBB
Pethidin 1 mg/KgBB
2. Obat antiemetik
Ondansetron
4mg/2mL Sotatic
10mg/2 mL
3. Obat induksi
Propofol 1,5-2,5 mg/Kg/BB
4. Obat musculorelaksan
Recorium bromide 0,5-1 mg/Kg/BB
Sucynil Colin 1 mg/KgBB
Roculax 0,5-1 mg/KgBB
5. Obat emergency
Adrenalin injeksi
Epidrin injeksi
Dexamethason
injeksi
Aminophilin injeksi
6. Obat analgetik
Ketorolac 30 mg/ 1
mL Torasix 30mg/1
mL
7. Oat antidotum
Prostigmin dan
narkan
8. Cairan yang diperlukan
Kristaloid seperto ringer laktat, aquadest 25 CC untuk larutan obat, assering
Koloid seperti fimahest atau gelofusion
MASTEKTOMI
Prosedur Operasi
Mastektomi
Secara singkat tekhnik operasi dari mastektomi radikal modifikasi dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Penderita dalam general anaesthesia, lengan ipsilateral dengan yang dioperasi
diposisikan abduksi 90 0, pundak ipsilateral dengan yang dioperasi diganjal bantal
tipis.
2. Desinfeksi lapangan operasi, bagian atas sampai dengan pertengahan leher,
bagian bawah sampai dengan umbilikus, bagian medial sampai pertengahan
mammma kontralateral, bagian lateral sampai dengan tepi lateral skapula. Lengan
atas didesinfeksi melingkar sampai dengan siku kemudian dibungkus dengan doek
steril dilanjutkan dengan mempersempit lapangan operasi dengan doek steril
3. Bila didapatkan ulkus pada tumor payudara, maka ulkus harus ditutup dengan
kasa steril tebal ( buick gaas) dan dijahit melingkar.
4. Dilakukan insisi (macam –macam insisi adalah Stewart, Orr, Willy Meyer, Halsted,
insisi S) dimana garis insisi paling tidak berjarak 2 cm dari tepi tumor, kemudian
dibuat flap.
5. Flap atas sampai dibawah klavikula, flap medial sampai parasternal ipsilateral, flap
bawah sampai inframammary fold, flap lateral sampai tepi anterior m. Latissimus
dorsi dan mengidentifikasi vasa dan. N. Thoracalis dorsalis
6. Mastektomi dimulai dari bagian medial menuju lateral sambil merawat perdarahan,
terutama cabang pembuluh darah interkostal di daerah parasternal. Pada saat
sampai pada tepi lateral m.pektoralis mayor dengan bantuan haak jaringan
maamma dilepaskan dari m. Pektoralis minor dan serratus anterior (mastektomi
simpel). Pada mastektomi radikal otot pektoralis sudah mulai
7. Diseksi aksila dimulai dengan mencari adanya pembesaran KGB aksila Level I
(lateral m. pektoralis minor), Level II (di belakang m. Pektoralis minor) dan level III (
medial m. pektoralis minor). Diseksi jangan lebih tinggi pada daerah vasa aksilaris,
karena dapat mengakibatkan edema lengan. Vena-vena yang menuju ke jaringan
mamma diligasi. Selanjutnya mengidentifikasi vasa dan n. Thoracalis longus, dan
thoracalis dorsalis, interkostobrachialis. KGB internerural selanjutnya didiseksi dan
akhirnya jaringan mamma dan KGB aksila terlepas sebagai satu kesatuan (en
bloc)
8. Lapangan operasi dicuci dengan larutan sublimat dan Nacl 0,9%.
9. Semua alat-alat yang dipakai saat operasi diganti dengan set baru, begitu juga
dengan handschoen operator, asisten dan instrumen serta doek sterilnya.
10. Evaluasi ulang sumber perdarahan
11. Dipasang 2 buah drain, drain yang besar ( redon no. 14) diletakkan dibawah vasa
aksilaris, sedang drain yang lebih kecil ( no.12) diarahkan ke medial.
12. Luka operasi ditutup lapais demi lapis
Penggunaaninstrumentyang
tepat dan benar
Perhitungan jumlah instrument sebelum dan sesudah operasi yang
MASTEKTOMI
AAAAAAAAAAA
BAB I
PENDAHULUAN
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa lima besar kanker di dunia
adalah kanker paru-paru, kanker payudara, kanker usus besar dan kanker lambung dan kanker
hati. Sementara data dari pemeriksaan patologi di Indonesia menyatakan bahwa urutan lima
besar kanker adalah kanker leher rahim, kanker payudara, kelenjar getah bening, kulit dan
kanker nasofaring. Kanker payudara merupakan kanker terbanyak diderita wanita. Angka
kematian akibat kanker payudara mencapai 5 juta pada wanita. Kanker payudara merupakan
penyebab kematian karena kanker tertinggi pada wanita yaitu sekitar 19%. Lima data terakhir
menunjukkan bahwa kematian akibat kanker payudara pada wanita menunjukkan angka ke-2
tertinggi
Kanker payudara adalah yang paling sering diteliti dalam studi tentang kualitas hidup,
studi psikososial terdahulu menekankan bahwa adaptasi terhadap kehilangan payudara
merupakan satu-satunya factor penting bagi seorang wanita, trutama budaya barat. Karenanya
, tidaklah mengejutkan bahwa perhatian penelitian tentang penyesuian diri seorang wanita
terhadap kanker payudara menemukan hasil yang serupa
Ca. Mammae adalah kanker yang relatif sering dijumpai dan merupakan penyebab
kematian utama pada wanita berusia 45 dan 64 tahun.Ca. Mammae merupakan penyakit yang
mengancam atau semua wanita dapat beresiko untuk terkena kanker payudara ini, tidak ada
satupun penyebab spesifik dari kanker payudara sebaliknya faktor genetik, hormonal dan
kemungkinan kejadian lingkungan dapat menunjang terjadinya kanker ini.Bebrapa gambaran
kanker payudara menunjang prognolisnya, secara umum, makin kecil tumor, makin baik
prognosisnya, karsinoma payudara bukan semata-semata keadaan patologis yang terjadi
hanya dalam semalam, tetapi membutuhkan + 2 tahun agar bisa terabaPemberian asuhan
keperawatan pada pasien yang mengalami ca. mammaaae adalah yang spedifik berhubungan
dengan diagnosis, tumor, terlebih tumor yang diduga / dinyatakan ganas, peran perawat
sangat penting dalam meningkatkan merehabititasi dan mengkoordinasikan klien terhadap
keadaan kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
3. MANIFESTASI KLINIS
Gejala umum Ca mamae adalah :
Teraba adanya massa atau benjolan pada payudara
Payudara tidak simetris / mengalami perubahan bentuk dan ukuran karena mulai timbul
pembengkakan
Ada perubahan kulit : penebalan, cekungan, kulit pucat disekitar puting susu, mengkerut
seperti kulit jeruk purut dan adanya ulkus pada payudara
Ada perubahan suhu pada kulit : hangat, kemerahan , panas
Ada cairan yang keluar dari puting susu
Ada perubahan pada puting susu : gatal, ada rasa seperti terbakar, erosi dan terjadi retraksi
Ada rasa sakit
Penyebaran ke tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan kadar kalsium darah meningkat
Ada pembengkakan didaerah lengan
Adanya rasa nyeri atau sakit pada payudara.
Semakin lama benjolan yang tumbuh semakin besar.
Mulai timbul luka pada payudara dan lama tidak sembuh meskipun sudah diobati, serta
puting susu seperti koreng atau eksim dan tertarik ke dalam.
Kulit payudara menjadi berkerut seperti kulit jeruk (Peau d' Orange).
Benjolan menyerupai bunga kobis dan mudah ber¬darah.
Metastase (menyebar) ke kelenjar getah bening sekitar dan alat tubuh lain
Invasif : Biopsi, Aspirasi biopsy (FNAB), True cut / Care biopsy, Incisi biopsy, Eksisi
biopsy
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan dengan :
1.Pemeriksaan payudara sendiri
2. Pemeriksaan payudara secara klinis
3. Pemeriksaan manografi
4. Biopsi aspirasi
5. True cut
6.Biopsi terbuka
7. USG Payudara, pemeriksaan darah lengkap, X-ray dada, therapy medis, pembedahan,
terapi radiasi dan kemoterapi.
5. PENATALAKSANAAN MEDIS
Ada 2 macam yaitu kuratif (pembedahan) dan paliatif (non pembedahan). Penanganan
kuratif dengan pembedahan yang dilakukan secara mastektomi parsial, mastektomi total,
mastektomi radikal, tergantung dari luas, besar dan penyebaran kanker. Penanganan non
pembedahan dengan penyinaran, kemoterapi dan terapi hormonal.
6. KOMPLIKASI
Metastase ke jaringan sekitar melalui saluran limfe (limfogen) ke paru,pleura, tulang dan hati.
B. LANDASAN TEORITIS MASEKTOMI
Modified Radical Mastectomy adalah suatu tindakan pembedahan onkologis pada
keganasan payudara yaitu dengan mengangkat seluruh jaringan payudara yang terdiri dari
seluruh stroma dan parenkhim payudara, areola dan puting susu serta kulit diatas tumornya
disertai diseksi kelenjar getah bening aksila ipsilateral level I, II/III secara en bloc TANPA
mengangkat m.pektoralis major dan minor.
Tipe mastektomi dan penanganan kanker payudara bergantung pada beberapa factor meliputi
:
o Usia
o Status menopause
o Dimensi tumor
Tipe pembedahan secara umum dikelompokkan kedalam tiga kategori : mastektomi radikal,
mastektomi total dan prosedur yang lebih terbatas ( contoh segmental, lumpektomi ).
1. Mastektomi preventif ( preventife mastectomy) disebut juga prophylactic mastectomy.operasi
ini dapat berupa total mastektomi dengan mengangkat seluruh payudara dan putting atau
berupa subcutaneous mastectomy dimana seluruh payudara diangkat namun putting tetap
dipertahankan .
2. Mastektomi total ( sederhana ) mengangkat semua jaringan payudara tetapi semua atau
kebanyakan nodus limfe dan otot dada tetap utuh.
3. Mastektomi radikal modifikasi mengangkat seluruh payudara , beberapa atau semua nodus
limfe dan kadang-kadang otot pektoralis minor.otot dada mayor masih utuh.Mastektomi
radikal ( halsted ) adalah prosedur yang jarang dilakukan yaitu pengangkatan seluruh
payudara, kulit, otot pektoralis mayor dan minor, nodus limfe ketiak dan kadang-kadang
nodus limfe mamari internal atau supra klavikular.
4. Prosedur membatasi ( contoh : lumpektomi ) mungkin dilakukan pada pasien rawat jalan
yang hanya berupa tumor dan beberapa jaringan sekitarnya diangkat. Lumpektomi dianggap
tumor non-metastatik bila kurang dari 5 cm ukurannya yang tidak melibatkan
putting.prosedur meliputi dignostik ( menentukan tipe sel ) dan atau pengobatan bila
dikombinasi dengan terapi radiasi.
Berdasarkan tujuan terapi pembedahan, mastektomi dibedakan menjadi dua macam
yaitu tujuan kuratif dan tujuan paliatif. Prinsip terapi bedah kuratif adalah pengangkatan
seluruh sel kanker tanpa meninggalkan sel kanker secara mikroskopik. Terapi bedah kuratif
ini dilakukan pada kanker payudara stadium dini(stadium 0, I dan II).
Sedangkan tujuan terapi bedah palliatif adalah untuk mengangat kanker payudara
secara makroskopik dan masih meninggalkan sel kanker secara mikroskopik. Pengobatan
bedah palliatif ini pada umumnya dilakukan untuk mengurangi keluhan-keluhan penderita
seperti perdarahan, patah tulang dan pengobatan ulkus, dilakukan pada kanker payudara
stadium lanjut,yaitu stadium III dan IV.
Prosedur pengangkatan sel kanker dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :
1. Mastektomi radikal, yaitu Mengangkat seluruh payudara, kulit, otot mayor dan minor, nodus
limfe aksila dan jaringan lemak disekitarnya.
2. Mastektomi radikal modifikasi, seperti mastektomi radikal tetapi otot pektoralis mayor
dipertahankan.
3. Mastektomi sederhana, Mengangkat payudara dengan mempertahankan otot-otot yang
menyokong.
4. Mastektomi parsial, Mengangkat lesi dan jaringan disekitarnya termasuk nodus limfe.
5. Lumpektomi, Mengangkat lesi dan 3 sampai 5 cm jaringan ditepinya, jaringan payudara dan
kulitnya dipertahankan.
Gambar payudara seorang wanita 25 tahun. menjalani prophylacyic mastectomy dan telah
mengalami rekonstruksi dengan menutup lubang bekas operasi dengan dengan jaringan yang
diambil dari perutnya.
Mastektomi dengan mengangkat payudara berikut kulit dan putingnya, namun simpul
limfe masih dipertahankan. Pada beberapa kasus, sentinel node biopsy terpisah dilakukan
untuk membuang satu sampai tiga simpul limfe pertama.
Total mastectomy
Dokter dapat melakukan mastektomi parsial kepada wanita dengan kanker payudara
stadium I dan II. Mastektomi parsial merupakan breast-conserving therapy- terapi
penyelamatan payudara yang akan mengangkat bagian payudara dimana tumor bersarang.
Prosedur ini biasanya akan diikuti dengan terapi radiasi untuk mematikan sel kanker pada
jaringan payudara yang tersisa. Sinar X berkekuatan penuh akan ditembakkan pada beberapa
bagian jaringan payudara. Radiasi akan membunuh kanker dan mencegahnya menyebar ke
bagian tubuh yang lain.
Partial Mastectomy
5. Quan dran tectomy
Tipe lain dari mastektomi parsial disebut quadrantectomy. Pada prosedur ini, dokter
akan mengangkat tumor dan lebih banyak jaringan payudara dibandingkan dengan
lumpektomi.
Quandrantectomy
Mastektomi tipe ini akan mengangkat seperempat bagian payudara, termasuk kulit
dan jaringan konektif (breast fascia). Cairan berwarna biru disuntikkan untuk
mengidentifikasi simpul limfe yang mengandung sel kanker.
6. Lumpecto my atau sayatan lebar,
Lumpectomy
7. Excisional Bi opsy
Biopsi dengan sayatan juga mengangkat tumor payudara dan sedikit jaringan normal
di sekitarnya. Kadang, pembedahan lanjutan tidak diperlukan jika biopsy dengan sayatan ini
berhasil mengangkat seluruh tumor.
Excisional Biopsy
c. Indikasi operasi
Kanker payudara stadium dini (I,II)
Edema lengan
Mastitis inflamatoar
Tekhnik operasi
Secara singkat tekhnik operasi dari mastektomi radikal modifikasi dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Penderita dalam general anaesthesia, lengan ipsilateral dengan yang dioperasi diposisikan
abduksi 900, pundak ipsilateral dengan yang dioperasi diganjal bantal tipis.
2. Desinfeksi lapangan operasi, bagian atas sampai dengan pertengahan leher, bagian bawah
sampai dengan umbilikus, bagian medial sampai pertengahan mammma kontralateral, bagian
lateral sampai dengan tepi lateral skapula. Lengan atas didesinfeksi melingkar sampai dengan
siku kemudian dibungkus dengan doek steril dilanjutkan dengan mempersempit lapangan
operasi dengan doek steril
3. Bila didapatkan ulkus pada tumor payudara, maka ulkus harus ditutup dengan kasa steril
tebal ( buick gaas) dan dijahit melingkar.
4. Dilakukan insisi (macam –m acam insisi adalah Stewart, Orr, Willy Meyer, Halsted, insisi
S)
dimana garis insisi paling tidak berjarak 2 cm dari tepi tumor, kemudian dibuat flap.
5. Flap atas sampai dibawah klavikula, flap medial sampai parasternal ipsilateral, flap bawah
sampai inframammary fold , flap lateral sampai tepi anterior m. Latissimus dorsi dan
mengidentifikasi vasa dan. N. Thoracalis dorsalis
6. Mastektomi dimulai dari bagian medial menuju lateral sambil merawat perdarahan, terutama
cabang pembuluh darah interkostal di daerah parasternal. Pada saat sampai pada tepi lateral
m.pektoralis mayor dengan bantuan haak jaringan maamma dilepaskan dari m. Pektoralis
minor dan serratus anterior (mastektomi simpel). Pada mastektomi radikal otot pektoralis
sudah mulai
7. Diseksi aksila dimulai dengan mencari adanya pembesaran KGB aksila Level I (lateral m.
pektoralis minor), Level II (di belakang m. Pektoralis minor) dan level III ( medial m.
pektoralis minor). Diseksi jangan lebih tinggi pada daerah vasa aksilaris, karena dapat
mengakibatkan edema lengan. Vena-vena yang menuju ke jaringan mamma diligasi.
Selanjutnya mengidentifikasi vasa dan n. Thoracalis longus, dan thoracalis dorsalis,
interkostobrachialis. KGB internerural selanjutnya didiseksi dan akhirnya jaringan mamma
dan KGB aksila terlepas sebagai satu kesatuan (en bloc)
8. Lapangan operasi dicuci dengan larutan sublimat dan Nacl 0,9%.
9. Semua alat-alat yang dipakai saat operasi diganti dengan set baru, begitu juga dengan
handschoen operator, asisten dan instrumen serta doek sterilnya.
10. Evaluasi ulang sumber perdarahan
11. Dipasang 2 buah drain, drain yang besar ( redon no. 14) diletakkan dibawah vasa aksilaris,
sedang drain yang lebih kecil ( no.12) diarahkan ke medial.
12. Luka operasi ditutup lapais demi lapis
Komplikasi operasi
Dini : – pendarahan,
Mortalitas
hampir tidak ada
TD : 120/90 mmHg
Nadi :100x/menit
TB/BB :155 cm/ 58 kg
S : 37,5 0C
RR : 20 x/menit
a. PENGKAJIAN
A. Identitas pasien
B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
(keluhan yang dirasakan pasien saat dilakukan pengkajian)
Preoperasi: Saat pengkajian oleh mahasiswa PSIK, Ny E merasakan nyeri pada
payudara kanan, nyeri bertambah bila mengangkat dan mengerakkan tangan kanan, sulit tidur
dan sering terbangun karena nyeri, dan tidak nafsu makan. Ny E menanyakan perawatan
setelah operasi nanti.
Postoperasi: Ny E menyatakan nyeri pada daerah post mastektomi, luka operasi ± 15
cm melintang pada payudara kanan. Luka jahitan masih lembab, merah, terpasang drain di
dada sebelah kanan sebanyak 2 buah berjarak ± 2 cm. Klien mengungkapkan “saya merasa
malu karena salah satu dengan salah satu kondisi saat ini, apakah suami saya masih
menyayangi saya dan mau menerima saya, apakah setelah pulang nanti saya tidak dijauhi
oleh orang lain”. Ny E tampak tegang dan menutup mata ketika balutannya dibuka saat
perawat akan merawat lukanya. Ny E tidak mau bergerak atau mobilisasi karena kawatir
jahitannya terlepas, tidak mau makan telur atau ikan karena takut lukanya gatal dan lama
sembuh.
3) Pola Eliminasi
Adakah perubahan eliminasi : perubahan detekasi (darah dan pada feses, nyeri detekasi
konsistensi, bising usus) perubahan eliminasi urine (atau) rasa terbakar.
ii. NANDA,
NOC,NIC NANDA
1. Nyeri (kronik) b.d proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf, infiltrasi sistem
suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), , klien sulit tidur, dan ekspresi nyeri.
Domain 12 : Kenyamanan
Kelas 1 : Kenyamanan Fisik
Defenisi : Ketidaknyamanan sensori dan ekspresi emosional akibat gangguan jaringan
actual dan potensial dan dideskribsikan dengan dengan sustu gangguan (IASP) ; serangan
mendadak atau lambat dari berbagai intensitas dari yang ringan hingga hebat , konstan atau
berulang tanpa antisipasi atau prediksi terakhir dan waktunya >6 bulan.
Batasan karakteristik :
Anorexia
Fatigue
NOC 1
Control nyeri p. 326
Defenisi: perilaku individu dalam mengontrol nyeri.
Indicator:
Mengetahui nyeri
Ekspresi nyeri
Frekuensi nyeri
NIC
Pain management (Manajemen nyeri) p. 412
Aktivitas:
o Tingkatkan istirahat
o Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil
Pengungkapan masalah
Factor yang berhubungan :
Keterbatasan kognitif
NOC
Pengetahuan : Proses Penyakit p.262
Defenisi : Pemahaman yang mendalam tentang proses penyakit spesifik
Indicator :
Familiarnya tentang nama penyakit
Deskripsi proses penyakit
Deskripsi factor yang berhubungan dengan penyakit
Deskripsi factor resiko
Deskripsi effek dari penyakit
Deskripsi tanda dan gejala
Deskripsi komplikasi
Deskripsi kewaspadaan untuk mencegah komplikasi
NIC
Pendidikan : Proses Penyakit
Defenisi : Membantu bantuan untuk memahami informasi yang berhubungan dengan proses
penyakit yang spesifik
Aktivitas :
o Menghargai tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit
o Menjelaskan patofisiologi penyakit dan bagaiman hubungan denagn anatomy dan fisiologi
o Mendiskusikan perubahan gaya hidup yang dibutuhkan untuk mencegah komplikasi lebih
3) Pola eliminasi
Control eliminasi urin klien pasca operasi, baik warna, bau, frekuensi. Lihat apakah
klien kesulitan dalam BAB maupun BAK. Perawat juga harus memperhatikan pemakaian
drain redonm. Drain redonm harus tetap vakum dan diukur jumlah cairan yang tertampung
dalam botol drain tiap pagi, bila drain buntu, misalnya terjadi bekuan darah, bilain drain
dengan PZ 5-10 cc supaya tetap lancar. Pada mastektomi radikal atau radikal modifikasi,
drain umumnya dicabut setelah jumlah cairan dalam 24 jam tidak melebihi 20-30 cc, pada
eksisi tumor mamma tidak melebihi 5 cc.
4) Pola aktivas latihan
Pada pasien pasca mastektomi perlu adanya latihan-latihan untuk mencegah atropi otot-
otot kekakuan dan kontraktur sendi bahu, untuk mencegah kelainan bentuk (diformity) lainnya,
maka latihan harus seimbang dengan menggunakan secara bersamaan.
NANDA
1. Gangguan citra tubuh b.d kehilangan payudara P.197
Domain 6 : Persepsi/Kognitif
Kelas 3 : Citra Tubuh
Defenisi : Kebingungan tentang gambaran mental fisik pribadi
Batasan karakteristik :
NOC 1
Citra Tubuh p. 123
Defenisi: Persepsi positif terhadap penampilan dan fungsi pribadi tubuh
Indicator:
NIC 1
Perbaikan Citra Tubuh : 145
Defenisi : Peningkatan persepsi sadar dan ketidaksadarn dan sikap ke depan terhadap
tubuhnya
Aktivitas:
o Menentukan dugaan citra tubuh pasien, sesuai dengan perkembangannya
o Membantu pasien untuk mendiskusikan perubahan yang terjadi akibat penyakit dan
pembedahan
o Membantu pasien memelihara perubahan tubuh
o Membantu pasien untuk membedakan penampilan fisik dari perasaan yang beharga
o Membantu pasien untuk menentukan akibat dari persepsi yang sama penampilan tubuh.
o Montoring pernyataan tentang persepsi identitas diri sehubungan denagn bagian tubuh dan
berat badan
o Menentukan apakah perubahan citra tubuh berkontribusi dalam isolasi social