Anda di halaman 1dari 14

CA PANKREAS

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker pancreas merupakan penyebab kematia ke-4 bagi laki-laki dan ke-5 bagi wanita dari 10 penderita
tiap 100.000 penduduk, dan pada 80% penderita mengenai usia 60 80 tahun. Diperkirakan 29.000
penderita di diagnosis tiap tahun, 28.000 diantaranya meninggal dalam 3 6 bulan dan hanya 3000
penderita sebagai kandidat operasi di AS. Sedangkan di Inggris, Wales, dan Belanda 2% penderita kanker
pancreas hidup sampai 5 tahun, 8% sampai 2 tahun, dan kurang dari 50% hidup tiga bulan atau lebih
setelah didiagnosis.

Di tahun 2002 diperkirakan 30.300 penderita baru adenokarsinoma berkembang di Ameriks Serikat
dengan angka resektabilitas 15% - 20%, sedangkan 80% - 85% lainnya sudah local advance atau
bermetastis. Pada keadaan seperti ini median survival rate 8-12 bulan yang mencapai 5 tahun sangat
jarang. Empat puluh lima persen penderita baru bersifat local advance yang artinya unresectable
dengan atau tanpa metastis jauh.

Terdapat 10 (22,2%) penderita dari 45 penderita kanker pancreas yang berobat di RSK Dharmais yang
mendapat terapi operatif. Semua pasien datang dengan keluhan rasa tidak nyaman di perut dan berat
badan menurun sejak 2 sampai 6 bulan sebelum berobat. Gejala obstruksi dan ikterus didapat pada 8
penderita yang tumornya tumbuh di kaput pancreas. (Bedah Digestif Onkologi Ed. 2, FKUI, Jakarta, 2013)

Insiden kanker pancreas terus meningkat sejak 20 hingga 30 tahun yang lalu, khususnya diantara orang-
orang yang bukan kulit putih. Tumor pancreas merupakan penyebab kematian terkemuka menempati
urutan keempat di Amerika Serikat dan paling sering ditemukan pada usia 60 hingga 70 tahunan.
Kebiasaan merokok, kontak dengan zat kimia industry atau toksin dalam lingkungan, dan diet tinggi lemak,
daging, ataupun keduanya, memiliki hubungan dengan peningkatan insiden kanker pancreas meskipun
peranannya dalam menyebabkan kelainan keganasan ini masih belum jelas seluruhnya. Resiko kanker
pancreas akan meningkat bersamaan dengan tingginya kebiasaan merokok. (Buku Ajar Keperawatan
Medikal Bedah Vol.2, Brunner & Suddarth, 2002).

Insiden kanker pancreas makin meningkat dengan bertambahnya usia. Penyakit banyak diumpai pada usia
lanjut, dimana 80 % berusia 60 80 tahun, dan jarang dijumpai pada usia kurang dari 50 tahun. Pasien
pria lebih banyak daripada perempuan, dengan 1,2 1,5 : 1. Angka kematian kankers pancreas masih
sangat tinggi, yakni 98 % pasien akan meninggal. Sebagian besar pasien meninggal dalam waktu 1 tahun
setelah diagnosis penyakit. Secara keseluruhan, angka kelestarian hidup 1 tahun sekitar 12%, 5 tahun
sekitar 0,4% - 4 %.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kanker Pankreas

Pankreas adalah organ pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama, yaitu: Menghasilkan
enzim pencernaan serta beberapa hormon penting seperti insulin. Pankreas terletak pada bagian
posterior perut dan berhubungan erat dengan duodenum (Sylvia, 2006).

BAGIAN ENDOKRIN PANKREAS

Bagian ini berfungsi memproduksi dan melepaskan hormone insulin, glucagon, dan somatostatin.
Hormone ini masing masing di produksi oleh sel-sel khusus yang berbeda di pancreas, yang di sebut
pulau langerhans. Elizabeth J. Corwin (2009).

Pulau langerhans adalah kumpulan sel berbentuk ovoid, berukuran 76 x 175 um. Pulau-pulau ini tersebar
di seluruh pancreas, walaupun lebih banyak di temukan di kauda (ekor) dari pada kaput (kepala) dan
korpus (badan) pancreas. Pulau-pulau ini menyusun sekitar 2% volume kelenjar, sedangka bagian eksokrin
penkreas membentuk 80% serta duktus dan pembuluh darah membentuk sisanya. W. F. Ganong , (2012).

BAGIAN EKSOKRIN PANKREAS

Menurut W. F. Ganong , (2012). diungkapkan bagian pancreas yang menyekresi getah pancreas adalah
kelenjar alveolus gabungan yang bentuknya mirip dengan kelenjar saliva. Didalam sel ini terbentuk
granula berisi enzim pencernaan (granula zimogen) yang mengeluarkan melalui eksositosis dari apeks sel
ke dalam lumen duktus pankreatikus. Cabang halus duktus bergabung menjadi sebuah duktus (duktus
pankreatikus wiring), yang biasanya menyatu dengan duktus koleduktus untuk membentuk ampula vateri.
Ampula membuka melalui papilla dudenom, dan orifisiumnya dilingkari oleh sfingter Oddi. Beberapa
memiliki duktus pancreatikus asesori (duktus Santorini) yang juga masuk ke dalam duodenum di bagian
lebih proximal.

Fungsi bagian ini adalah sekresi enzim pancreas dan sekresi natrium bikarbonat. Fungsi sekresi enzim
pancreas berlangsung akibat stimulasi pancreas kolesistokinin, suatu hormone yang dikeluarkan oleh usus
halus. Sedangkan natrium bikarbonat dikeluarkan dari sel asinus ke dalam duktus pankreatikus lalu
disalurkan ke usus halus, sebagai respon terhadap terhadap hormon usus halus, sekretin. Elizabeth J.
Corwin (2009).

KANKER

Elizabeth J. Corwin menjelaskan terdapat beberapa kategori kanker dan beberapa teori mengenai
bagaimana kanker terbentuk. Bagian ini membahan kategori kanker dan menjelaskan teori
karsinogenesis.

Kategori kanker

Kanker dibagi menjadi 5 kategori yaitu karsinoma, limfoma, sarkoma, galioma, dan karsinoma insitu.

Karsinoma adalah kanker jaringan epitel termasuk sel-sel kulit, testis, ovarium, kelenjar pensekresi mukus,
sel pensekresi melanin, payudara, servik, kolon, rectum, lambung, pankreas, dan esofagus.

3
Limfoma adalah kanker jaringan limfe yang mencakup kapiler limfe, lakteal, limpa, bergai kelenjar limfe
dan pembuluh limfe. Timus dan sumsum tulang juga dapat terkena pengaruh. Limfoma spesifik antara
lain adalah limfoma Hodgkin. (Kanker kelenjar limfe dan limpa, dahulu disebut hodgkin) dan limfoma
malignan.

Sarkoma adalah kanker jariingan ikat, termasuk sel-sel yang ditemmukan di otot dan tulang.

Galioma adalah kanker sel-sel glia (sel-sel penunjang) disistem syaraf pusat

Karsinoma in situ adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sel epitel abnormal yang masih
terbatas di daerah tertentu sehingga masih dianggap lesi prainfasif.

KANKER PANKREAS

Kanker pankreas merupakan kanker GI mematikkan yang berkembang cepat. Kanker ini paling sering
menyerang orang kulit hitam. Terutama pria berusia 35-70 tahun. Tumor pankreas hampir selalu
merupakan adeno karsinoma dan paling sering muncul di kepala pankreas. Tumor badan dan ekor
pankreas dan tumor sel kepulauan jarang muncul. Jurnal Nursing (2011).

Tumor pankreas dapat berasal dari jaringan eksokrin dan jaringan endokrin pankreas, serta jaringan
penyangganya. Dalam klinis sebagian besar pasien (90%) tumor pankreas adalah tumor ganas dari jaringan
eksokrin pankreas yaitu adenokarsinoma duktus pankreas . Ilmu Penyakit Dalam FKUI (2006).

Kanker berawal dari kerusakan materi genetika atau DNA (Deoxyribo Nuclead Acid). Satu sel saja yang
mengalami kerusakan genetika sudah cukup DNA. Contohnya mutasi titik yang menyebabkan pengaktifan
di proto-onkogen K-ras di kondon 12 ditemukan > 90 % kanker pancreas.

Mutasi-mutasi ini dapat diidentifikasi dari apusan sitologis atau getah pancreas yang diperoleh pada saat
kanulasi retrograde endoskopi duktus pankreatikus dilakukan. Mutasi di gen penekan tumor TP53 pernah
dideteksi pada 50 75% adenokarsinoma pancreas. Hilangnya fungsi TP53 dan K-ras secara bersamaan
mungkin berperan dalam sifat agresif kanker ini. Selain itu, pada sekitar 90% kasus, gen penekan tumor
P16 yang terletak di kromoson 9P mengalami inaktivasi. Mutasi di gen-gen perbaikan ketidakcocokan DNA
juga dapat menyebabkan kanker pancreas. Tampaknya berbagai mutasi harus terjadi agar kanker
pankreas dapat timbul. Sindrom kanker pankreas familiar timbul akibatmutasi di sel benih. Contoh-
contohnya mencakup mutasi di STK11 pada sindrom Puetz-Jegher dan di gen-gen perbaikan
ketidakcocokan DNA. Gen perbaikan ketidakcocokanBRCA2 mengalami inaktivasi pada 7-10% kanker
pankreas.

Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan gangguan pertumbuhan seluler dan
merupakan kelompok penyakit dan bukan hanya penyakit tunggal (Doegoes, 2000).

Kanker Pankreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang melapisi saluran pankreas. Sekitar
95% tumor ganas pankreas merupakan Adenokarsinoma. Tumor-tumor ini lebih sering terjadi pada laki-
laki dan agak lebih sering menyerang orang kulit hitam. Tumor ini jarang terjadi sebelum usia 50 tahun
dan rata-rata penyakit ini terdiagnosis pada penderita yang berumur 55 tahun. (Brunner & Suddarth,
2001).

Pada pankreatitis kronik, jalur timbulnya kanker pankreas mungkin melalui proses peradangan kronik,
termasuk pembentukan stroma. Mediator-mediator peradangan kronik di duktus dan stroma fibrotik di

4
sekitarnya kemungkinan besar membantu proses transformasi menjadi ganas, meskipun mekanisme yang
pasti belum diketahui. Transformasi maligna sel-sel ductus pancreaticus manusia sering menyebabkan
deregulasi ekspresi berbagai faktor pertumbuhan dan reseptor, termasuk faktor perangsang
pertumbuhan ( mis, TGF-) dan reseptor tempatnya terikat ( mis, faktor pertumbuhan epidermis [EGF]
dan reseptor yang mirip EGF). Masih belum diketahui bagaimana perubahan-perubahan ini berkaitan
dengan patogenesis tumor.

2.2 Etiologi Kanker Pankreas

2.2.1. Faktor Resiko Eksogen

Dalam fisiologi pancreas getah pancreas bersifat basa dengan komposisi HCO3 (Asam) dengan kadar 113
meg/L. Setiap hari disekresikan sekitar 1500 mL getah pancreas. Sekresi getah pancreas bersama dengan
sekresi empedu dan getah usus berefek pada penetralan asam lambung dan menaikkan PH duodenum
menjadi 6,0 7,0. Didalam getah penkreas terdapat tripsinogen yang diubah menjadi enzim aktif tripsin.
Tripsin berfungsi untuk mengubah kimotripsinogen menjadi kimotripsin yang merangsang kerja enzim
enteropeptidase. Definisi enterpeptidase akan mengakibatkan kelainan congenital dan nutrisi protein.

Merupakan Adenoma yang jinak dan Adenokarsinoma yang ganas yang berasal dari sel parenkim (asiner
atau sel duktal) dan tumor kistik. Yang termasuk factor resiko eksogen adalah makanan tinggi lemak dan
kolesterol, pecandu alkohol, perokok, orang yang suka mengkonsumsi kopi, dan beberapa zat karsinogen.
(Setyono, 2001).

2.2.2 Faktor Resiko Endogen

Penyebaran kanker/tumor dapat langsung ke organ di sekitarnya atau melalui pembuluh darah kelenjar
getah bening. Lebih sering ke hati, peritoneum, dan paru. Kanker di kaput pankreas lebih banyak
menimbulkan sumbatan pada saluran empedu disebut Tumor akan masuk dan menginfiltrasi duodenum
sehingga terjadi perdarahan di duodenum. Kanker yang letaknya di korpus dan kaudal akan lebih sering
mengalami metastasis ke hati, bisa juga ke limpa. (Setyono, 2001).

2.3. Klasifikasi Ca Pankreas

Klasifikasi Ca Pankreas terdiri dari :

TX : Tumor primer tidak ditemukan

T1 : Tidak ada bukti tumor primer

Tis : Karsinoma in situ

T1 : Diameter terbesar tumor < 2 cm, terbatas dalam pancreas.

T2 : Diameter terbesar tumor > 2 cm, terbatas dalam pancreas.

T3 : Tumor langsung menginvasi duodenum, duktus biliaris, gaster, limpa, kolon, dan jaringan sekitar
lainnya, tapi belum mengenai trunkus seliak atau vena mesenterium superior.

T4 : Tumor mengenai trunkus seliak atau vena mesentrium superior.

Kelenjar limfe regional (N)

5
NX : Kelenjar limfe regional tidak dapat ditemukan.

N0 : Tidak ada metastasis kelenjar limfe regional.

N1 : Terdapat metastasis ke kelenjar limfe regional

Pn1a : Terdapat metastasis satu kelenjar limfe regional

Pn1b : Terdapat metastasis multiple kelenjar limfe regional.

Metastasis jauh (M)

MX : Metastasis jauh tidak dapat ditemukan.

M0 : Tidak ada metastasis jauh.

M1 : Terdapat metastasis jauh.

Klasifikasi stadium

Stadium 0 : Tis, N0, M0

Stadium IA : T1,N0, M0

Stadium IB : T2, N0, M0

Stadium IIA : T3, N0, M0

Stadium IIB : T1-3, N1, M0

Stadium III : T4, N apapun, M0

Stadium IV : T apapun, N apapun, M1

Berikut adalah klasifikasi TNM kanker pankreas menurut UICC tahun 2002.

Klasifikasi Stadium

Stadium 0 Tis, N0 ,M0

Stadium IA T1, N0, M0

Stadium IB T2, N0, M0

Stadium IIA T3, N0, M0

Stadium IIB T1-3, N1, M0

Stadium III T4, N apapun, M0

Stadium IV T apapun, N apapun, M1

Sumber : Desen, Wan. 2013. Onkologi Klinis

6
2.4 Tanda dan Gejala Kanker Pankreas

Sejumlah tanda dan gejala kanker pankreas tak muncul dalam tahap awal. Tapi setelah tumbuh dan
menyebar, nyeri sering berkembang pada perut bagian bawah dan kadang-kadang menyebar ke
punggung. Rasa sakit bisa menjadi lebih buruk setelah orang makan atau berbaring. Dan gejala lain yang
mungkin muncul antara lain:

1. Berat badan menurun drastis akibat kehilangan nafsu makan


2. Anoreksia dan kembung
3. Diare dengan kandungan lemak dalam feses (steatorrhea)
4. Diabetes ( pada penderita ini disertai berat badan yang menurun drastis, mual, serta kulit, mata,
atau selaput lendir menguning.)
5. Warna urin lebih gelap, biasanya berwarna kehitaman menyerupai warna tanah
6. Mengalami kelelahan berkepanjangan
7. Terjadi pembekuan darah
8. Gangguan sistem pencernaan yang mengarah pada menurunnya metabolisme tubuh
9. Depresi berkepanjangan
10. Gangguan pada organ hati atau liver

2.5 Patofisiologi Kanker Pankreas

Pada umumnya tumor meluas ke Retroperitoneal ke belakang pankreas, melapisi dan melekat pada
pembuluh darah. Secara mikroskopik terdapat infiltrasi di jaringan lemak peripankreas, saluran limfe, dan
perineural. Pada stadium lanjut, kanker kaput pancreas sering bermetastasis ke duodenum, lambung,
peritoneum, hati dan kandung empedu.

Kanker pancreas pada bagian badan dan ekor pancreas dapat metastasis ke hati, peritoneum, limpa,
lambung dan kelenjar adrenal kiri. Karsinoma di kaput pancreas sering menimbulkan sumbatan pada
saluran empedu sehingga terjadi kolestasis ekstra-hepatal. Disamping itu akan mendesak dan
menginfiltrasi duodenum, sehingga dapat menimbulkan peradangan di duodenum. Karsinoma yang
letaknya di korpus dan kaudal, lebih sering mengalami metastasis ke hati dan ke limpa.

Konsumsi alcohol, infeksi bakteri/virus akan serta faktor-faktor yang beresiko mengakibatkan edema pada
pancreas (terutama daerah ampula vater). Edema pada ampulla akan berakibat aliran balik getah empedu
dari duktus koledokus ke dalam duktus pankreatikus. Dengan demikian didalam pancreas akan terjadi
peningkatan kadar enzim yang mengakibatkan peradangan pada pancreas. Proses peradangan ini kalau
ditumpangi mikroorganisme maka akan berakibat terbawanya toksik kedalam darah yang merangsang
hipotalamus untuk meningkatkan ambang suhu tubuh (muncul panas).

Adanya refluks enzim akan meningkatkan volume enzim dan distensi pada pancreas yang merangsang
reseptor nyeri yang dapat dijalarkan ke daerah abdomen dan punggung. Kondisi ini memunculkan adanya
keluhan nyeri hebat pada abdomen yang menjalar sampai punggung.

Distensi pada pancreas yang melampaui beban akan berdampak pada penekanan dinding duktus dan
pancreas serta pembuluh darah pancreas. Pembuluh darah dapat mengalami cidera bahkan sampai rusak
sehingga darah dapat keluar dan menumpuk pada pancreas atau jaringan sekitar yang berakibat pada
ekimosis pinggang dan umbilicus.

7
Kerusakan yang terjadi pada pancreas secara sistemik dapat meningkatkan respon asam lambung
sehingga salah satu pertahanan untuk mengurangi tingkat kerusakan. Akan tetapi kelebihan ini justru akan
merangsang respon gaster untuk meningkatkan ritmik kontraksinya yang dapat meningkatkan rasa mual
dan muntah.

Mual akan berdampak pada penurunan intake cairan sedangkan muntah akan berdampak peningkatkan
pengeluaran cairan tubuh. Dua kondisi ini menurunkan volume dan komposisi cairan tubuh yang secara
otomatis akan menurunkan volume darah. Penurunan volume darah inilah yang secara klinis akan
berakibat hipotensi pada penderita.

Penurunan volume darah berkontribusi pada penurunan pengikatan oksigen dan penyediaan nutrisi bagi
sel sehingga terjadi penurunan perfusi sel termasuk otak. Kondisi seperti inilah yang dapat menimbulkan
agitasi pada penderita. Ditambah lagi mual akan menurunkan komposisi kalsium darah yang berdampak
pada penurunan eksitasi system persarafan. (Sujono Riyadi, 2013).

2.6 Komplikasi Kanker Pankreas

Komplikasi yang dapat terjadi adalah :

1. Masalah Metabolisme Glukosa

Tumor dapat mempengaruhi kemampuan pankreas untuk memproduksi insulin sehingga dapat
mendorong permasalahan di metabolisme glukosa, termasuk diabetes.

2. Ikterus atau Jaundice

Terkadang diikuti dengan rasa gatal yang hebat. Menguningnya kulit dan bagian putih mata dapat terjadi
jika tumor pankreas menyumbat saluran empedu, yaitu semacam pipa tipis yang membawa empedu dari
liver ke usus dua belas jari. Warna kuning berasal dari kelebihan bilirubin. Asam empedu dapat
menyebabkan rasa gatal jika kelebihan bilirubin tersebut mengendap di kulit.

3. Nyeri

Tumor pankreas yang besar akan menekan lingkungan sekitar saraf, menimbulkan rasa sakit di punggung
atau perut yang terkadang bisa menjadi hebat

4. Metastasis.

Metastasis adalah komplikasi paling serius dari kanker atau tumor ganas pankreas. Pankreas dikelilingi
oleh sejumlah organ vital, termasuk juga perut, limpa kecil, liver, paru-paru dan usus. Karena kanker
pankreas jarang terdeteksi pada stadium awal, kanker ini seringkali menyebar ke organ-organ tersebut
atau ke dekat ujung limpa.

2.7 Pemeriksaan Diagnostik Kanker Pankreas

2.7.1 USG : USG abdomen merupakan pilihan metode survei dan diagnosis kanker pankreas. Yang
ditandai dengan sederhana, non-invasif, non-radioaktif, dapat multi-sumbu pengamatan permukaan, dan
lebih jelas melihat struktur pancreas dengan internal saluran empedu atau tanpa obstruksi dan lokasi
obstruksi. Keterbatasan USG adalah bidang pandang kecil yang rentan terhadap perut, gas usus, dan

8
somatotip. Selain itu, USG juga bergantungan dengan pengalaman dokter yang memeriksa dan peralatan
yang digunakan, subjektivitas tertentu, jika perlu, mengingat kombinasi dari pencitraan maka dapat
ditambahkan dengan pemeriksaan resonansi CT dan magnetik (MRI) serta tes laboratorium.

2.7.2 CT : CT saat ini menjadi metode alat pemeriksa yang terbaik untuk pankreas dengan pemeriksaan
noninvasif, terutama digunakan untuk diagnosis kanker pankreas dan pementasan. Dapat melihat ukuran
dan lokasi lesi secara luas, tetapi diagnosis kualitatif tidak akurat, tidak kondusif untuk menampilkan
hubungan antara tumor dan struktur sekitarnya. CT dapat dengan akurat menentukan apakah sudah ada
metastasis pada hati dan kelenjar getah bening. CT menjadi banyak digunakan dalam beberapa tahun
terakhir bidang diagnosis tumor dan sebagai sarana untuk menentukan langkah pengobatan, anda dapat
lebih akurat menilai sifat dan tingkat lesi stadium tumor ganas dan pilihan pengobatan dengan nilai yang
lebih tinggi.

2.7.3 Pemeriksaan Magnetic Resonance Imaging (MRI) dan resonansi magnetik


Kolangiopankreatografi (MRCP) : Bukan sebagai metode pilihan untuk diagnosis kanker pankreas, tetapi
ketika pasien alergi dengan kontras ketingkatkan CT maka dapat dilakukan pemeriksaan scan MRI,tetapi
tidak untuk mendeteksi tingkatan stadiumnya. Selain itu, beberapa lesi sulit untuk dikarakterisasi,
berdasarkan pemeriksaan CT dapat digantikan dengan melakukan MRI, untuk melengkapi kekurangan
dari gambar CT. MRCP dilakukan untuk menentukan perbandingan tanpa obstruksi bilier dan tempat
obstruksi, penyebab obstruktif memiliki keuntungan jelas, dan Endoscopic Retrograde
Cholangiopancreatography (ERCP), empedu transhepatik saluran pencitraan alat invasif, dan lebih aman.

9
SGoT (Serum Glutamik Oksoloasetik
Transaminase)

Merupakan enzim transaminase, yang berada pada serum dan jaringan terutama hati dan jantung.
Pelepasan SGOT yang tinggi dalam serum menunjukkan adanya kerusakan pada jaringan jantung dan hati.

Pemeriksan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya intoleransi laktosa dengan cara memberi minum
laktosa
Peningkatan SGOT <3x normal = terjadi karena radang otot jantung, sirosis hepatis, infark paru, dan Iain-
lain.

Peningkatan SGOT 3-5X normal = terjadi karena sumbatan saluran empedu, gagal jantung kongestif,
tumor hati, dan Iain-lain.

Peningkatan SGOT >5x normal = kerusakan sei-sel hati, infark miokard (serangan jantung), pankreatitis
akut (radang pankreas), dan Iain-lain.

SGPT (Serum Glutamik Pyruvik Transaminase)

Merupakan enzim transaminase yang dalam keadaan normal berada dalam jaringan tubuh terutama hati.
Peningkatan dalam serum darah menunjukkan adanya trauma atau kerusakan hati.

Peningkatan >20x normal terjadi pada hepatitis virus, hepatitis toksis.


Peningkatan 3 10x normal terjadi pada infeksi mond nuklear, hepatitis kronik aktif, infark miokard
(serangan jantung).Peningkatan 1 3X normal terjadi pada pankreatitis, sirosis empedu.

PEMERIKSAAN NILAI NORMAL SATUAN

Glukosa Sewaktu 70 200 mg/dL

Glukosa Puasa/Nuchter 70 110 mg/dL

Glukosa 2 jam PP 100 140 mg/dL

Kreatinin 0.5 1.5 mg/dL

Ureum 10 50 mg/dL

Asam Urat 37 mg/dL

Natrium/Na 135 153 mEq/L

Kalium/K 3.5 5.1 mEq/L

Klorida/Cl 98 109 mEq/L

Kalsium/Ca 8.5 10.5 mEq/L

Magnesium/Mg 1.5 2.5 mEq/L

Fosfat Organik/P 2 4.5 mg/dL

Amylase-P 17 115 U/L

10
Lipase 13 60 U/L

Bilirubin Total <1.5 mg/dL

Bilirubin Direk 0.1 0.5 mg/dL

Bilirubin Indirek <1.0 mg/dL

Fosfatase Alkali/ALP 35 105 U/L

Protein Total 6.6 8.7 g/dL

Albumin 3.4 4.8 g/dL

Globulin 3.2 3.9 g/dL

Kolinesterase/CHE 5.4 13.2 KU/L

ALT/SGPT <47 U/L

AST/SGOT <37 U/L

Creatin Kinase/CK <167 U/L

CKMB <24 U/L

LDH 240 480 U/L

Kolesterol Total <200 mg/dL

Kolesterol HDL 40 60 mg/dL

Kolesterol LDL <130 mg/dL

Trigliserida 50- 150 mg/dL

Fe(besi)/Serum Iron(SI) 35 150 g/dL

TIBC 260 445 g/dL

11
Manfaat pemeriksaan USG abdomen adalah untuk melihat kelainan pada organ-organ berikut:

Hepar (Hepatoma, Tumor)

Empedu (Batu, Cholelithiasis, Massa)

Lien (Splenomegali)

Pankreas (Pancreatitis)

Ginjal (Hidronefrosis, Nefrolithiasis, Pyelonefritis, Gagal ginjal, Kista)

Prostat (Pembesaran Prostat, Massa)

Uterus ovarium (Massa)

2.1 Anatomi dan Fisiologi

2.1.1 Hepar (hati)

Hepar atau hati adalah organ terbesar yang terletak di sebelah kanan atas rongga abdomen. Pada kondisi
hidup hati berwarna merah tua karena kaya akan persediaan darah. Hepar terbagi menjadi lobus kanan
dan lobus kiri yang dipisahkan oleh ligamentum falciforme. Ukuran hepar normal bagian lobus kanan 13-
15cm dan lobus kiri 9-10cm.

Fungsi hepar :

o Konjugasi bilirubin, metabolisme pigmen empedu dan ekskresi kedalam saluran empedu.

o Hepar merupakan tempat aktivitas metabolik bagi karbohidrat, protein dan lipid.

o Hepar mendetoksikasi banyak produk metabolik, obat, toksik sebelum diekskresikan kedalam
urin. Proses ini melibatkan perubahan kimia, dan konjugasi terutama dengan asam glukoronat,
glisin atau sulfat.

o Hepar menyimpan berbagai senyawa termasuk mineral, vitamin larut lemak (A,D,E,K) dan vitamin
B12.

o Berperan dalam ruang pengapung dan fungsi penyaring. Sel-sel kupffer mengambil bagian dalam
semua aktivitas sistem reticulo endothelial (RES).

2.1.2 Vesica felea (kandung empedu)

Kandung empedu (Vesica fellea) adalah kantong berbentuk buah pear yang terletak pada permukaan
visceral hepar, panjangnya sekitar 7 10 cm. Kapasitasnya sekitar 30-50 cc dan dalam keadaan
terobstruksi dapat menggembung sampai 300 cc. Vesica fellea dibagi menjadi fundus, corpus dan collum.
Fundus berbentuk bulat dan biasanya menonjol dibawah pinggir inferior hepar yang dimana fundus
berhubungan dengan dinding anterior abdomen setinggi ujung rawan costa IX kanan. Corpus bersentuhan
dengan permukaan visceral hati dan arahnya keatas, belakang dan kiri.

2.1.3 Lien (limpa)

12
Lien merupakan organ RES (Reticulo Endothelial System) yang terletak di cavum abdomen pada
regio hipokondrium/hipokondriaka sinistra. Bentuk normal lien umunya oval dengan ukuran panjang kira-
kira 10-11 cm, lebar 6-7 cm, serta tebal 3-4 cm. Struktur echo parenkim lien adalah homogen, kadang-
kadang tampak echo yang tidak homogen disebabkan oleh cabang-cabang arteri dan vena lienalis. Karena
lien sebagian terlindung di balik iga-iga sehingga memberikan kesulitan dalam penampakan secara
ultrasonografi. Oleh karena itu skening harus dilakukan melalui pinggang kiri secara koronal dan
transversal.

2.1.4 Pankreas

Pankreas adalah suatu organ retroperitoneal yang terletak melintang mulai dari pars desendens
duodenum sampai ke hilus limpa dan secara anatomi terbagi atas kaput, korpus dan kauda. Sebagian
besar dari panjang pankreas terletak di depan vena lienalis. Kaput pankreas terletak di sebelah dorsal hati,
sebelah anterior vena kava inferior. Arteri mesenterika superior letaknya persis di belakang kaput
pankreas. Susunan vaskuler pada daerah abdomen atas tersebut dapat digunakan sebagai titik-titik
pegenal (landmark) pemeriksaan USG pankreas.

2.1.5 Renal (ginjal)

Ginjal merupakan suatu organ yang terletak retroperitoneal pada dinding abdomen di kanan dan kiri
columna vertebralis setinggi vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan terletak lebih rendah dari yang kiri
karena besarnya lobus hepar. Ginjal menjalankan fungsi yang vital sebagai pengatur volume dan
komposisi kimia darah dan lingkungan dalam tubuh dengan mengekresikan zat terlarut dan air secara
selektif.

Menurut Price dan Wilson (2005), ginjal mempunyai berbagai macam fungsi yaitu ekskresi. Fungsi ekskresi
diantaranya adalah :

o Mempertahankan osmolaritas plasma, mempertahankan pH plasma.

o Mempertahankan kadar masing-masing elektrolit plasma dalam rentang normal.

o Mengekresikan produk akhir nitrogen dari metabolism protein, terutama urea, asam urat dan
kreatinin.

2.1.6 Vesica urinaria (kandung kemih)

Vesica urinaria terletak tepat dibelakang pubis didalam kavitas pelvis. Vesica urinaria cukup baik untuk
menyimpan urin dan pada orang dewasa kapasitas maksimal sekitar 500 ml. Vesica urinaria mempunyai
dinding otot yang kuat. Bentuk dan batas-batasnya sangat bervariasi sesuai dengan jumlah urin
didalamnya. Vesica urinaria yang kosong pada orang dewasa seluruhnya terletak didalam pelvis, bila
vesica urinaria terisi, dinding atasnya terangkat sampai masuk region hipogastrium.

2.1.7 Prostat

Prostat merupakan organ kelenjar fibromuskular yang mengelilingi uretra pars prostatika. Prostat
mempunyai panjang kurang lebih 3 cm dan terletak di antara collum vesicae di atas dan diaphragm
urogenital di bawah. Prostat dikelilingi oleh capsula fibrosa. Diluar capsula terdapat selubung fibrosa, yang
merupakan bagian lapisan visceral fascia pelvis.

13
Pemeriksaan Nilai Rujukan Nilai Rujukan ( SI )

Anti HCV Non Reaktif:indeks < 1,0 Non Reactive:index < 1.0

Reaktif:indeks >= 1,0 Reactive :index >= 1.0


AFP 0 - 15 ng/ml 0 - 15 ug/L

CEA 0 - 3 ng/ml 0 - 3 ug/L

Ca-125 < 35 U/mL < 35 kU/L

PSA Total < 4,0 ng/mL < 4.0 ug/L

Ca 15-3 < 31,3 U/mL < 31.3 kU/L

Ca 19-9 < 37,0 U/mL < 37.0 kU/L

SCC < 1,5 ng/mL < 1.5 ug/L

14

Anda mungkin juga menyukai