CA Pankreas
BAB I
PENDAHULUAN
bulan yang mencapai 5 tahun sangat jarang. Empat puluh lima persen penderita baru bersifat
local advance yang artinya unresectable dengan atau tanpa metastis jauh.
Terdapat 10 (22,2%) penderita dari 45 penderita kanker pancreas yang berobat di
RSK Dharmais yang mendapat terapi operatif. Semua pasien datang dengan keluhan rasa
tidak nyaman di perut dan berat badan menurun sejak 2 sampai 6 bulan sebelum berobat.
Gejala obstruksi dan ikterus didapat pada 8 penderita yang tumornya tumbuh di kaput
pancreas. (Bedah Digestif Onkologi Ed. 2, FKUI, Jakarta, 2013)
Insiden kanker pancreas terus meningkat sejak 20 hingga 30 tahun yang lalu,
khususnya diantara orang-orang yang bukan kulit putih. Tumor pancreas merupakan
penyebab kematian terkemuka menempati urutan keempat di Amerika Serikat dan paling
sering ditemukan pada usia 60 hingga 70 tahunan. Kebiasaan merokok, kontak dengan zat
kimia industry atau toksin dalam lingkungan, dan diet tinggi lemak, daging, ataupun
keduanya, memiliki hubungan dengan peningkatan insiden kanker pancreas meskipun
peranannya dalam menyebabkan kelainan keganasan ini masih belum jelas seluruhnya.
Resiko kanker pancreas akan meningkat bersamaan dengan tingginya kebiasaan merokok.
(Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol.2, Brunner & Suddarth, 2002).
Insiden kanker pancreas makin meningkat dengan bertambahnya usia. Penyakit
banyak diumpai pada usia lanjut, dimana 80 % berusia 60 80 tahun, dan jarang dijumpai
pada usia kurang dari 50 tahun. Pasien pria lebih banyak daripada perempuan, dengan 1,2
1,5 : 1. Angka kematian kankers pancreas masih sangat tinggi, yakni 98 % pasien akan
meninggal. Sebagian besar pasien meninggal dalam waktu 1 tahun setelah diagnosis
penyakit. Secara keseluruhan, angka kelestarian hidup 1 tahun sekitar 12%, 5 tahun sekitar
0,4% - 4 %.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
mengeluarkan melalui eksositosis dari apeks sel ke dalam lumen duktus pankreatikus.
Cabang halus duktus bergabung menjadi sebuah duktus (duktus pankreatikus wiring),
yang biasanya menyatu dengan duktus koleduktus untuk membentuk ampula vateri.
Ampula membuka melalui papilla dudenom, dan orifisiumnya dilingkari oleh sfingter
Oddi. Beberapa memiliki duktus pancreatikus asesori (duktus Santorini) yang juga
masuk ke dalam duodenum di bagian lebih proximal.
Fungsi bagian ini adalah sekresi enzim pancreas dan sekresi natrium
bikarbonat. Fungsi sekresi enzim pancreas berlangsung akibat stimulasi pancreas
kolesistokinin, suatu hormone yang dikeluarkan oleh usus halus. Sedangkan natrium
bikarbonat dikeluarkan dari sel asinus ke dalam duktus pankreatikus lalu disalurkan ke
usus halus, sebagai respon terhadap terhadap hormon usus halus, sekretin. Elizabeth J.
Corwin (2009).
KANKER
Elizabeth J. Corwin menjelaskan terdapat beberapa kategori kanker dan beberapa teori
mengenai bagaimana kanker terbentuk. Bagian ini membahan kategori kanker dan
menjelaskan teori karsinogenesis.
Kategori kanker
Kanker dibagi menjadi 5 kategori yaitu karsinoma, limfoma, sarkoma, galioma, dan
karsinoma insitu.
Karsinoma adalah kanker jaringan epitel termasuk sel-sel kulit, testis, ovarium, kelenjar
pensekresi mukus, sel pensekresi melanin, payudara, servik, kolon, rectum, lambung,
pankreas, dan esofagus.
Limfoma adalah kanker jaringan limfe yang mencakup kapiler limfe, lakteal, limpa, bergai
kelenjar limfe dan pembuluh limfe. Timus dan sumsum tulang juga dapat terkena pengaruh.
Limfoma spesifik antara lain adalah limfoma Hodgkin. (Kanker kelenjar limfe dan limpa,
dahulu disebut hodgkin) dan limfoma malignan.
Sarkoma adalah kanker jariingan ikat, termasuk sel-sel yang ditemmukan di otot dan tulang.
Galioma adalah kanker sel-sel glia (sel-sel penunjang) disistem syaraf pusat
Karsinoma in situ adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan sel epitel abnormal yang
masih terbatas di daerah tertentu sehingga masih dianggap lesi prainfasif.
KANKER PANKREAS
Kanker pankreas merupakan kanker GI mematikkan yang berkembang cepat. Kanker
ini paling sering menyerang orang kulit hitam. Terutama pria berusia 35-70 tahun. Tumor
pankreas hampir selalu merupakan adeno karsinoma dan paling sering muncul di kepala
pankreas. Tumor badan dan ekor pankreas dan tumor sel kepulauan jarang muncul. Jurnal
Nursing (2011).
Tumor pankreas dapat berasal dari jaringan eksokrin dan jaringan endokrin pankreas,
serta jaringan penyangganya. Dalam klinis sebagian besar pasien (90%) tumor pankreas
adalah tumor ganas dari jaringan eksokrin pankreas yaitu adenokarsinoma duktus pankreas .
Ilmu Penyakit Dalam FKUI (2006).
Kanker berawal dari kerusakan materi genetika atau DNA (Deoxyribo Nuclead Acid).
Satu sel saja yang mengalami kerusakan genetika sudah cukup DNA. Contohnya mutasi titik
yang menyebabkan pengaktifan di proto-onkogen K-ras di kondon 12 ditemukan > 90 %
kanker pancreas.
Mutasi-mutasi ini dapat diidentifikasi dari apusan sitologis atau getah pancreas yang
diperoleh pada saat kanulasi retrograde endoskopi duktus pankreatikus dilakukan. Mutasi di
gen penekan tumor TP53 pernah dideteksi pada 50 75% adenokarsinoma pancreas.
Hilangnya fungsi TP53 dan K-ras secara bersamaan mungkin berperan dalam sifat agresif
kanker ini. Selain itu, pada sekitar 90% kasus, gen penekan tumor P16 yang terletak di
kromoson 9P mengalami inaktivasi. Mutasi di gen-gen perbaikan ketidakcocokan DNA juga
dapat menyebabkan kanker pancreas. Tampaknya berbagai mutasi harus terjadi agar kanker
pankreas dapat timbul. Sindrom kanker pankreas familiar timbul akibatmutasi di sel benih.
Contoh-contohnya mencakup mutasi di STK11 pada sindrom Puetz-Jegher dan di gen-gen
perbaikan ketidakcocokan DNA. Gen perbaikan ketidakcocokanBRCA2 mengalami
inaktivasi pada 7-10% kanker pankreas.
Kanker adalah istilah umum yang digunakan untuk menggambarkan gangguan
pertumbuhan seluler dan merupakan kelompok penyakit dan bukan hanya penyakit tunggal
(Doegoes, 2000).
Kanker Pankreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel-sel yang melapisi
saluran pankreas. Sekitar 95% tumor ganas pankreas merupakan Adenokarsinoma. Tumortumor ini lebih sering terjadi pada laki-laki dan agak lebih sering menyerang orang kulit
hitam. Tumor ini jarang terjadi sebelum usia 50 tahun dan rata-rata penyakit ini terdiagnosis
pada penderita yang berumur 55 tahun. (Brunner & Suddarth, 2001).
Pada pankreatitis kronik, jalur timbulnya kanker pankreas mungkin melalui proses
peradangan kronik, termasuk pembentukan stroma. Mediator-mediator peradangan kronik di
duktus dan stroma fibrotik di sekitarnya kemungkinan besar membantu proses transformasi
menjadi ganas, meskipun mekanisme yang pasti belum diketahui. Transformasi maligna selsel ductus pancreaticus manusia sering menyebabkan deregulasi ekspresi berbagai faktor
pertumbuhan dan reseptor, termasuk faktor perangsang pertumbuhan ( mis, TGF-) dan
reseptor tempatnya terikat ( mis, faktor pertumbuhan epidermis [EGF] dan reseptor yang
mirip EGF). Masih belum diketahui bagaimana perubahan-perubahan ini berkaitan dengan
patogenesis tumor.
T1
T3
Tis
: Karsinoma in situ
T1
T2
Tumor langsung menginvasi duodenum, duktus biliaris, gaster, limpa, kolon, dan jaringan
sekitar lainnya, tapi belum mengenai trunkus seliak atau vena mesenterium superior.
T4
N0
N1
Pn1a
Pn1b
M0
M1
Klasifikasi stadium
Stadium 0
Tis, N0, M0
Stadium IA
: T1,N0, M0
Stadium IB
: T2, N0, M0
Stadium IIA
: T3, N0, M0
Stadium IIB
: T1-3, N1, M0
Stadium III
: T4, N apapun, M0
Stadium IV
: T apapun, N apapun, M1
Berikut adalah klasifikasi TNM kanker pankreas menurut UICC tahun 2002.
Stadium 0
Stadium IA
Stadium IB
Stadium IIA
Stadium IIB
Stadium III
Stadium IV
Klasifikasi Stadium
Tis, N0 ,M0
T1, N0, M0
T2, N0, M0
T3, N0, M0
T1-3, N1, M0
T4, N apapun, M0
T apapun, N apapun, M1
Depresi berkepanjangan
Kerusakan yang terjadi pada pancreas secara sistemik dapat meningkatkan respon
asam lambung sehingga salah satu pertahanan untuk mengurangi tingkat kerusakan. Akan
tetapi kelebihan ini justru akan merangsang respon gaster untuk meningkatkan ritmik
kontraksinya yang dapat meningkatkan rasa mual dan muntah.
Mual akan berdampak pada penurunan intake cairan sedangkan muntah akan
berdampak peningkatkan pengeluaran cairan tubuh. Dua kondisi ini menurunkan volume dan
komposisi cairan tubuh yang secara otomatis akan menurunkan volume darah. Penurunan
volume darah inilah yang secara klinis akan berakibat hipotensi pada penderita.
Penurunan volume darah berkontribusi pada penurunan pengikatan oksigen dan
penyediaan nutrisi bagi sel sehingga terjadi penurunan perfusi sel termasuk otak. Kondisi
seperti inilah yang dapat menimbulkan agitasi pada penderita. Ditambah lagi mual akan
menurunkan komposisi kalsium darah yang berdampak pada penurunan eksitasi system
persarafan. (Sujono Riyadi, 2013).
2.6 Komplikasi Kanker Pankreas
Komplikasi yang dapat terjadi adalah :
1. Masalah Metabolisme Glukosa
Tumor dapat mempengaruhi kemampuan pankreas untuk memproduksi insulin sehingga
dapat mendorong permasalahan di metabolisme glukosa, termasuk diabetes.
2. Ikterus atau Jaundice
Terkadang diikuti dengan rasa gatal yang hebat. Menguningnya kulit dan bagian putih mata
dapat terjadi jika tumor pankreas menyumbat saluran empedu, yaitu semacam pipa tipis yang
membawa empedu dari liver ke usus dua belas jari. Warna kuning berasal dari kelebihan
bilirubin. Asam empedu dapat menyebabkan rasa gatal jika kelebihan bilirubin tersebut
mengendap di kulit.
3. Nyeri
Tumor pankreas yang besar akan menekan lingkungan sekitar saraf, menimbulkan rasa sakit
di punggung atau perut yang terkadang bisa menjadi hebat
4. Metastasis.
Metastasis adalah komplikasi paling serius dari kanker atau tumor ganas pankreas. Pankreas
dikelilingi oleh sejumlah organ vital, termasuk juga perut, limpa kecil, liver, paru-paru dan
usus. Karena kanker pankreas jarang terdeteksi pada stadium awal, kanker ini seringkali
menyebar ke organ-organ tersebut atau ke dekat ujung limpa.
2.7 Pemeriksaan Diagnostik Kanker Pankreas
2.7.1 USG : USG abdomen merupakan pilihan metode survei dan diagnosis kanker pankreas. Yang
ditandai dengan sederhana, non-invasif, non-radioaktif, dapat multi-sumbu pengamatan
permukaan, dan lebih jelas melihat struktur pancreas dengan internal saluran empedu atau
tanpa obstruksi dan lokasi obstruksi. Keterbatasan USG adalah bidang pandang kecil yang
rentan terhadap perut, gas usus, dan somatotip. Selain itu, USG juga bergantungan dengan
pengalaman dokter yang memeriksa dan peralatan yang digunakan, subjektivitas tertentu, jika
perlu, mengingat kombinasi dari pencitraan maka dapat ditambahkan dengan pemeriksaan
resonansi CT dan magnetik (MRI) serta tes laboratorium.
2.7.2 CT : CT saat ini menjadi metode alat pemeriksa yang terbaik untuk pankreas dengan
pemeriksaan noninvasif, terutama digunakan untuk diagnosis kanker pankreas dan
pementasan. Dapat melihat ukuran dan lokasi lesi secara luas, tetapi diagnosis kualitatif tidak
akurat, tidak kondusif untuk menampilkan hubungan antara tumor dan struktur sekitarnya.
CT dapat dengan akurat menentukan apakah sudah ada metastasis pada hati dan kelenjar
getah bening. CT menjadi banyak digunakan dalam beberapa tahun terakhir bidang diagnosis
tumor dan sebagai sarana untuk menentukan langkah pengobatan, anda dapat lebih akurat
menilai sifat dan tingkat lesi stadium tumor ganas dan pilihan pengobatan dengan nilai yang
2.7.3
lebih tinggi.
Pemeriksaan
Magnetic
Resonance
Imaging
(MRI)
dan
resonansi
magnetik
pankreas, tetapi ketika pasien alergi dengan kontras ketingkatkan CT maka dapat dilakukan
pemeriksaan scan MRI,tetapi tidak untuk mendeteksi tingkatan stadiumnya. Selain itu,
beberapa lesi sulit untuk dikarakterisasi, berdasarkan pemeriksaan CT dapat digantikan
dengan melakukan MRI, untuk melengkapi kekurangan dari gambar CT. MRCP dilakukan
untuk menentukan perbandingan tanpa obstruksi bilier dan tempat obstruksi, penyebab
obstruktif memiliki keuntungan jelas, dan Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography
(ERCP), empedu transhepatik saluran pencitraan alat invasif, dan lebih aman.
2.8
1. Pasien kanker pankreas harus makan lebih sedikit atau berhenti makan lemak daging, telur,
makanan berminyak, makanan yang digoreng, bawang jahe, bawang putih, paprika, dan
makanan pedas lainnya, tidak merokok, minum.
2. Harus mencegah minuman keras, makan berlebih, alkohol dan makanan tinggi lemak.
3. Pasien kanker pankreas harus memilih makanan kaya nutrisi, mudah dicerna, rendah lemak,
Anda dapat makan makanan yang lebih tinggi protein, makanan multi-karbohidrat, seperti
susu, ikan, hati, telur putih, pasta, teratai pati akar, jus buah, sup dan sebagainya.
4. Dapat minum obat untuk mengatur nafsu makan pasien, di samping itu, obat-obatan juga
dapat membantu tidur pasien. Tentu saja, saat minum obat juga harus makan beberapa
makanan yang mudah dicerna, dan pasien kanker pankreas biasanya dapat minum sup
hawthorn atau sup kacang untuk menyeimbangkan nafsu makan (kacang hijau dan kacang
merah direbus, dikupas dan).
(3) makanan anti-infeksi: ikan mas, ubur-ubur, saury, kerang, tiram, daging bebek liar, zaitun,
hitam, kacang hijau, kacang merah, labu pahit.
BAB III
KONSEP KEPERAWATAN
1. Pengkajian
a. Data Subjektif
Nyeri midepigastrium bervariasi keparahannya, dapat menyebar kepunggung bagian bawah
dan berkurang dengan duduk condong ke depan
Kehilangan selera makan
Mual
Keletihan
Kulit gatal
b. Data Objektif
Tanda obstruktsi biliaris
Ikhterus
Feses dempul,diare
Urine gelap dan pekat
Penurunan berat badan yang cepat
c.
d.
e.
2.
a.
1)
a)
b)
Faktor resiko
Merokok
Diet tinggi protein dan lemak
Zat pengawet makanan, nitrat
Riwayat keluarga dengan kanker pankreas
Penyalahgunaan alkohol
Pemeriksaan diagnostik
Pertanda tumor, CEA,CA19-9
Bilirubin serum, fosfatase, basa amilase dan lipase meningkat
Panel kimia darah lengkap, gula darah puasa
Uj fungsi hati
Pemeriksaan koagulasi
Pencitraan/pemeriksaan kedokteran nuklir
Penatalaksanaan multidisiplin dan penatalaksanaan terapeutik
Konsultasi penatalaksanaan nyeri,analgetik dan antiemetik
Vitamin K, enzim oankreas, garam empedu dan insulin
Konsultasi ahli diet klinis deit terapeutik
Konsultasi farmasi klinis diet nutrisi parenteral
Terpai parenteral dan elektrolit
Selang nasogastrik; aspirasi
Kemoterapi,terapi radiasi dan kemoradioterapi
Intervensi pembedahan
Kateter urine menetap
Penempatan endoscopik stent di pankreasatau duktus billiaris umum
Pelayanan sosial
Masalah pasien dan Intervensi Keperawatan
Nyeri berhubungan dengan perburukan proses penyakit
Intervensi
Kaji sifat,intensitas,lokasi,durasi, dan faktor pencetus dan pereda nyeri
Gunakan skala penilaina nyeri yang konsisten untuk menetapkan nilai dasar dan deviasi yang
mengidentifikasi intervensi selanjutnya
lingkungan
yang
dapat
meningkatkan
persepsi
nyeri:
suhu,suara,pencahayaan
f) Bantu pasien untuk mendapatkan posisi yang nyaman
g) Bantu pasien untuk mencapai kondidi ketegangan fisik minimal melalui teknik-teknik seperti
h)
Perubahan nutrisi : Kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubungan dengan anoreksia,
badan,
elektron
protein
total,albumin
j)
Kolaborasi dengan ahli diet klinis : hitung jumlah kalori dan nutrien yang diperlukan untuk
mempertahankan/menaikkan
k)
l)
m)
2)
c.
berat
badab
mendukung
kebutuhan
metabolik
dan
buruk
1) Intervensi
a) Sensitif terhadap perubahan yang dialami pasien, dorong pasien mengungkapkan
b)
memperhatikan tanda nonverbal, bersikap sabar dan empatiuntuk memfasilitasi rasa percaya
c) Dorong pertanyaan dan beriakan informasi sebanyak mungkin, saat pasien mengungkapkan
keinginan untuk megetahui tentang penyakit,pengobatan, prognosis guna mengurangi
ketakutan terhadap sesuatu yang tidak diketahui
d) Tetapkan batasan prilaku koping maladaptif jiak hal tersebut mengganggu kesejahteraan
pasien
e) Dukung prilaku adaptif yang menunjukkan kemajuan dan resolusi proses berduka
f) Berikan kesempatan bagi pasien untuk memiliki waktu pribadi tanpa terganggi dengan orang
terdekat pasien.
g) Bantu pasien mengidentifikasi cara menyesuaikan gaya hidup seiring dengan kondisi untuk
meningkatkan partisipasi dan perasaan kontrol.
h) Berikan insformasi tentang kelompok pendukung untuk pasien dan orang terdekat pasien
i) Kolaborasi dengan profesional lain( pekerja sosial, rohaniawan, psikolog, psikiater) untuk
memberikan dukungan dan memfasilitasi proses berduka
j) Berikan rujukan bantuan keuangan:jawab pertanyaan sesuai asurnasi medis
k) Berikan informsi untuk membantu pasien melengkapi surat pelimpahan kekuasaan atau
dokumen serupa guna memastikan keinginan pasien diketahui oleh orang terdekat dan
pemberi perawatan.
2) Kriteria hasil
a) Mengalami kemajuan dalam melewati tahapan proses berduka dan bergerak kearah
peneriamaan
Resiko defist volume cairan yang berhubungan dengan status NPO, diare, gangguan
metabolisme glukosa
1) Intervensi
a) Berikan cairan parenteral, elektrolit dan nutsisi sesuai program dokter
b) Hitung asupan dan haluaran, ukur diare dan hasil aspirasi nasogatrik dan masukkan ke dalam
c)
2)
a)
b)
e.
penghitungan haluaran
Pantau tanda-tanda vital untul mengetahui dehidrasi, takikardia, hipotensi, ortostatik
Kriteria Hasil
Asupan dan haluaran seimbang
Tetap terhidrasi
Potensia gangguan metabolisme glukosa, asites, perdarahan, ikhterus yang berhubungan
1)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
jam
g) Pantau status dan ketajaman mental setiap 8 jam
h) Berikan medikasi sesuai program dokter
2) Kriteria hasil
Komplikasi dapat dihindari atau dikenali dan ditangani dengan cepat
f.
terkait dengan pemberian insulin ,pengujian glukosa darah kapiler, diet dan aktivitas
Diskusikan medikasi: pemberian,cara kerja terapeutik , efek samping dan kemungkinan efek
yang merugikan
g.
perut,
ikhterus,perdarahan,
nyeri,
hematemesis,
feses
seperti
perawatan
diruamah
sesuai
kebutugab
untuk
memenuhi
kebutuhan
BAB IV
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Kanker pankreas merupakan tumor ganas yang berasal dari sel sel yang melapisi saluran
pankreas
5.1.2 Gejala Klinis kanker pankreas adalah nyeri pada abdomen yang hebat khususnya pada
epigastrium. Rasa sakit dan nyeri tekan pada abdomen yang juga disertai nyeri pada
punggung, terjadi akibat iritasi dan edema pada pankreas sehingga terjadi rangsangan pada
syaraf. Kerena sumbatan pada duktus koledoktus maka dapat menyebabkan ikterus.
5.1.3 Penatalaksanaan kanker pankreas adalah pasien dapat diterapi dengan radio terapi dan
kemoterapi (Fluorourasil, 5-FU). Jika pasien menjalani pembedahan, terapi radiasi
Daftar Pustaka
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Edisi 8. Jakarta: EGC.
Corwin, J. Elizabeth.2009. Buku Saku Patofisiologi Edisi Rev. 3. Jakarta: EGC.
Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta kedokteran Jilid 1, Jakarta: Media Aesculapius
Price, Sylvia. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Vol. 2. Jakarta EGC
Riyadi, Sujono dan Sukarmin. 2013. Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Eksokrin
& Endokrin pada Pankreas. Yogyakarta: Graha Ilmu.
"Hidup tanpa tantangan tidak patut untuk dijalani, karena layang-layang terbang bukan
mengikuti arus tapi justru menentangnya" #salam Persahabatan
- See more at: http://muziburrahmanmbojo.blogspot.co.id/2014/10/askep-capankreas.html#sthash.gJdhgeFl.dpuf