TINJAUAN PUSTAKA
plasenta, dan selaput janin serta berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
(Astutik, 2015). Post partum sectio caesarea adalah periode wanita setelah
dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding depan perut dan
dinding rahim dengan sayatan rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di
atas 500 gram (Prawirohardjo, 2009). Adapun menurut Dewi (2007) bahwa
sectio caesarea adalah salah satu operasi bedah yang paling umum
dilakukan di dunia saat ini sebagai salah satu cara untuk membantu proses
dinding rahim dengan sayatan rahim dalam keadaan utuh serta berat janin di
6
7
lebih lama sekitar 2-3 bulan dibanding dengan persalinan secara normal dan
pasien akan mengalami nyeri disekitar sayatan bedah, ketika efek anastesi
hilang, luka akan terasa nyeri. Adapun menurut Astutik (2015), pada
selama ± 4-6 minggu setelah operasi caesar. Namun untuk sembuh total
atau pulih 100%, maka akan dibutuhkan waktu ± 3 bulan (12 minggu).
Setelah 3 bulan, luka sayatan bekas operasi caesar (dari kulit hingga ke
cadangan tenaga serta untuk memenuhi produksi air susu. Ibu post partum
berikut:
nifas dapat di capai kondisi seperti sebelum hamil pulih lebih cepat dari
1) Uterus
pertama nifas TFU lebih dari 1 jari dibahwa pusat dan pada hari
dibawah pusat, dan ini ditemukan pada ibu post partum sectio
yang tidak sesuai dengan waktu yang ditentukan, dan hanya sebagian
9
gizi, karena pada ibu post partum sectio caesarea tidak boleh
pada masa nifas sangat penting karena jika tidak ada proses
2) Lochea
terjadi pada hari ke-2 pasca persalinan, dan dapat berlangsung selama
dan beretraksi dengan baik setelah bayi lahir, maka tidak dapat
pengeluaran lochea menjadi tidak lancar, hal ini biasanya terjadi pada
3) Payudara
pectoralis mayor. Ukuran normal 10-12 cm, pada masa laktasi sekitar
a) Ibu menyusui
sebagai kehadiran air susu. Payudara akan terasa hangat, keras, dan
agak nyeri. Air susu putih kebiruan yang terlihat seperti susu-skim
akan keluar dari payudara. Ketika kelenjar air susu dan salurannya
sampai 48 jam.
11
akan merasakan nyeri. Pada hari ketiga atau keempat, dapat terjadi
harus dihindari. Jika air susu tidak pernah diisap atau dihentikan,
operasi caesar diuresis agak berkurang tetapi beberapa hari akan menjadi
sejumlah cairan. Maka khususnya pasien pasca operasi caesar minum air
perlu diawasi, keseimbangan cairan infus yang masuk dengan infus dan
cairan yang keluar. Perlu dijaga jangan sampai terjadi dehidrasi ataupun
pasca operasi caesar dianjurkan untuk dipasang kateter agar output urin
dalam kondisi kosong atau kempis. Hal ini dapat memperkuat kontraksi
rahim sehingga rahim dapat lebih cepat mengecil dan oleh karenanya
pasien baik dan sudah dapat minum, maka kateter dilepas setelah 12 jam
Pada kasus sectio caesarea ibu dapat minum satu jam setelah melahirkan
dan makan sesegera mungkin setelah merasa lapar, jika tidak ada
komplikasi. Pada hari ke-1 mungkin ibu akan diberikan makanan lunak
makanan biasa. Biasanya bising usus belum terdengar pada hari pertama
setelah pembedahan, pada hari kedua bising usus masih terdengar lemah dan
usus baru aktif kembali pada hari ketiga, maka BAB menggunakan pispot
terjadi perdarahan sekitar 400-500 ml, dan dapat diganti dengan cairan
kristaloid, misalnya NaCl dengan volume 3 kali jumlah perdarahan. Hal ini
dapat ditoleransi dengan baik pada pasien usia muda, akan tetapi kelebihan
13
kehilangan darah akan terjadi dua kali lipatnya. Perubahan terdiri dari
volume darah dan kadar hemotokrit. Setelah persalinan, shunt akan hilang
dengan tiba-tiba. Volume darah itu relatif akan bertambah. Keadaan ini akan
1) Hormon plasenta
menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 masa nifas.
2) Hormon oksitosin
air susu. Kadar estrogen dan progesteron akan berkurang segera setelah
estrogen mulai meningkat 2 minggu setelah melahirkan dan pada hari ke-
17 post partum akan menjadi jauh lebih tinggi dibandingkan dengan ibu
3) Hormon pituatari
fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3 dan LH tetap rendah hingga
ovulasi terjadi.
Pada masa nifas awal, ligamen masih dalam kondisi terpanjang dari
semua sendi lainnya kembali ke keadaan sebelum hamil, sendi di kaki tidak
akhir kehamilan. Hiperpigmentasi areola dan linea nigra mungkin tidak akan
mempunyai warna yang lebih gelap secara permanen pada area tersebut.
15
darah seperti spider angioma (nevi), eritema palmar dan epulis secara
h. Perubahan TTV
1) Suhu badan
dalam 24 jam post sectio caesarea suhu badan akan naik sedikit 37,5ₒ C–
2) Denyut nadi
3) Tekanan darah
persalinan sampai 1-3 hari masa nifas. Tekanan darah pada ibu post
(Prawirohardjo, 2010).
4) Respirasi
16
(Prawirohardjo, 2010).
ke 3-7 masa nifas dan akan kembali normal dalam 4-5 minggu masa nifas
partum berbeda antara individu satu dengan yang lainnya. Periode ini
a. Fase Taking In
hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada fase ini ibu sedang
berfokus terutama pada dirinya sendiri. Pada fase ini ciri-ciri yang bisa
diperlihatkan adalah :
17
suka didengarkan.
lingkungan.
bayinya misal jenis kelamin tertentu, warna kulit, jenis rambut dan
lainnya.
d) Suami atau keluarga yang mengkritik ibu tentang cara merawat bayi
dan cenderung melihat saja tanpa membantu ibu akan merasakan tidak
nyaman.
Fase taking hold berlangsung mulai hari ketiga sampai kesepuluh masa
nifas. Pada fase ini ibu timbul rasa khawatir akan ketidakmampuan dan rasa
18
2) Ibu nifas mulai belajar merawat bayi tetapi masih membutuhkan orang
c. Fase Letting Go
Fase ini terjadi setelah hari kesepuluh masa nifas atau pada saat ibu
nifas sudah berada dirumah. Pada fase ini ibu nifas sudah bisa menikmati
dan menyesuaikan diri dengan tanggung jawab peran barunya. Selain itu
sectio caesarea tidak saja menimbulkan resiko medis tapi juga resiko
a. Resiko medis
2) Perdarahan
b. Resiko psikologis
1) Baby blues
ibu menunda dalam pemberian ASI sejak awal, hal ini di sebabkan oleh
lama serta rasa sakit pada luka bekas operasi bisa jadi membuat
pada bayi mungilnya. Ada juga yang melaporkan bahwa ASI baru
keluar setelah tiga atau lima hari karena adanya keterpisahan antara
masih diperlukan obat anti sakit untuk itu. Ibu juga tidak di
e) Semakin tinggi nyeri yang dialami ibu post partum sectio caesarea
B. Endorphine Massage
protein di produksi oleh sel di dalam susunan sistem saraf dan bagian tubuh
lainnya (Widayanti, 2014). Selama ini endophrin sudah dikenal sebagai zat
hormon pertumbuhan dan seks, mengendalikan easa nyeri serta sakit yang
2011).
adalah teknik sentuhan dan pemijatan ringan ini sangat penting bagi ibu hamil
untuk membantu memberikan rasa tenang dan nyaman. Sentuhan ringan ini
mencakup pemijatan yang sangat ringan yang bisa membuat bulu-bulu halus
21
pada permukaan kulit berdiri. Pijat ini biasanya dilakukan pada ibu bersalin,
Sehingga bila mana pijat endorphine diberikan kepada ibu dapat memberikan
rasa nyaman dan tenang selama masa laktasi sehingga meningkatkan respon
ASI biasanya belum keluar karena masih dihambat oleh kadar estrogen yang
tinggi. Pada hari kedua atau ketiga pasca persalinan, kadar estrogen dan
progesteron turun drastis, sehingga pengaruh prolaktin lebih dominan dan pada
saat inilah mulai terjadi sekresi ASI. Dengan menyusukan lebih dini terjadi
sekresi ASI semakin lancar. Apabila bayi disusui, gerakan hisap yang berirama
Hal ini akan menyebabkan sel-sel mioepitel disekitar alveoli akan berkontraksi
lahir sehingga lebih banyak tidur dan jarang menyusui, hal ini berakibat
pembentukan reptor prolaktin tidak optimal. Ibu yang melahirkan secara caesar
berkurangnya stimulasi let down dari hisapan bayi saat menyusui pertama serta
let down reflex menyebabkan terjadinya penurunan hormon okstosin pada ibu
ASI. Maka dari itu, waktu pengeluaran ASI pada ibu persalinan sectio
caesarea lebih lambat dibandingkan dengan ibu post partum normal ibu yang
menjalani bedah cesar mungkin belum mengeluarkan ASI nya dalam 24 jam
demikian bayi tetap dianjurkan untuk diletakkan pada payudara ibu untuk
Menurut Walyani & Purwoastuti (2015) terdapat dua refleks pada ibu
yang sangat penting dalam proses laktasi, yaitu refleks prolaktin dan refleks
aliran yang timbul akibat rangsangan puting susu dikarenakan isapan bayi.
1. Refleks Prolaktin
Sewaktu bayi menyusui, ujung saraf peraba yang terdapat pada puting
prolaktin yang di sekresi dan jumlah susu yang di produksi berkaitan dengan
memeras air susu dari alveoli, duktulus, dan sinus menuju puting susu.
Refleks let down dapat dirasakan sebagai sensasi kesemutan atau dapat juga
ibu merasakan sensasi apapun. Tanda-tanda lain dari let down adalah tetesan
pada payudara lain yang sedang dihisap oleh bayi. Refleks ini dipengaruhi
menghambat reflek let down adalah keadaan stres, keadaan bingung atau
pikiran kacau, ketakutan tidak bisa menyusui bayi serta kecemasan (Astutik,
2015).