KESEHATAN REPRODUKSI
MASTEKTOMI
DISUSUN OLEH:
DEWI WAHYUNINGRUM 2022206203182P
JASSYA AYU RINITA 2022206203124P
ANGGA PRATAMA 2022206203140P
MEGI ADI PUTRA 2022206203113P
JUNARDI BRAHMA JAYA 2022206203132P
FALKUTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PRINGSEWU
PROGRAN STUDI SI KEPERAWATAN KONVERSI
TAHUNAJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kelompok yang berjudul
“Mastektomi”
Adapun tulisan ini masih jauh dari sempurna dan perlu kajian yang lebih
dalam lagi. Kami membuka diri jika ada saran dan kritik yang ditujukan pada tulisan
ini.
Kami juga sangat berterima kasih kepada teman-teman yang ikut membantu
dalam meyelesaikan tugas makalah kelompok ini, semoga kita semua senantiasa
dilimpahkan rahmat-Nya dan selalu dalam lindungan-Nya.
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Manfaat
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1. KONSEP TEORI......................................................................................
2.1.1. Asuhan Keperawatan.............................................................................
2.1.2. Post Operasi Mastektomi........................................................................
2.1.3 Komplikasi Pasca Mastektomi...............................................................
2.1.4 Rekonstruksi Payudara Pasca Mastektomi...........................................
2.1.5 Dampak Post Operasi Mastektomi........................................................
2.1.6 Penyebab Mastektomi..........................................................................
2.1.7 Patofisiologi..........................................................................................
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN ..............................................................
3.1 Pengkajian ..................................................................................................
3.2 Diagnosa Keperawatan .............................................................................
3.3 Rencana Keperawatan.................................................................................
3.4 Implementasi Keperawatan ........................................................................
BAB IV PENUTUP.......................................................
4.1 KESIMPULAN..................................................................................................
4.2. SARAN..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Mampu menggambarkan hasil Pengkajian Poat Operasi Mastektomi
Mampu mengidentifikasi Diagnosa Keperawatan Post Operasi Mastektomi
Mampu mengidentifikasi Intervensi Keperawatan Post Operasi Mastektomi
Mampu mengidentifikasi Implementasi Keperawatan Post Operasi
Mastektomi
Mampu mengidentifikasi Evaluasi Keperawatan Post Operasi Mastektomi
1.3 Manfaat
Dapat menambah wawasan terutama tentang kanker payudara dalam
pemberian asuhan keperawatan pada pasien pasca operasi kanker payudara dengan
masalah gangguan citra tubuh.
BAB II
TINJAUAN TEORI
Pengobatan atau terapi yang bisa dilakukan untuk mengatasi kanker payudara
antara lain pemberian kemoterapi (sitostatika), radioterapi (penyinaran), hormon, dan
operasi pengangkatan payudara ( astektomi) (Purwoastuti, 2008). Tipe mastektomi
dan penanganan kanker payudara bergantung pada beberapa faktor, yakni usia,
kesehatan secara menyeluruh, status menopause, dimensi tumor, tahapan tumor
dan seberapa luas penyebarannya, stadium tumor dan keganansannya, status
reseptor hormon tumor, dan penyebaran tumor, apakah telah mencapai simpul limfe
atau belum (Pamungkas, 2011). Setelah mengetahui faktor penentu dilakukannya
jenis mastektomi tertentu, maka berikut ini adalah beberapa jenis mastektomi yaitu:
diinginkan.
d. Mastektomi radikal
a. Lumpektomi
c. Mastektomi total
Pengangkatan seluruh payudara, yang tertinggal hanya otot - otot dada dan
benjolan getah bening.
d. Mastektomi radikal
f. Mastektomi subkutaneus
Selama ini komplikasi yang bersifat fisik masih tingi (10% - 50%).
Komplikasi fisik ini terutama dirasakan pada daerah bekas operasi lengan
atas dan lengan bawah (Van de Velde, et al, 1999 dalam Sudarto, 2002 dalam
Aini, 2015). Keterbatasan gerak bahu sedikitnya bisa muncul dalam 2
minggu immobilsasi. Mobiltas lengan dan bahu adalah salah satu
yang harus diperhatikan karena akan berdampak pada aktivitas
kehidupan sehari- hari penderitakanker payudara (Delburck, 2007 dalam Aini
2015).
kehidupan sosial.
Yang termasuk faktor resiko kanker payudara menurut Brunner dan Suddarth
a. Gender.
d. Faktorusia
g. Riwayat keluarga.
Beberapa riwayat keluarga yang dianjurkan untuk deteksi dini yaitu ibu
atau saudara perempuan terkena kanker payudara atau kanker yang
berhubungan dari ibu atau ayah, kanker ovarium, endometrium, kolorektal,
prostat, tumor otak, leukemia, dan sarkoma.
2.1.7. Patofisiologi
2.1.9. Pengobatan
limfe aksilari.
ASUHAN KEPERAWATAN
2.1. Pengkajian
Menurut Wijaya dan Putri (2013) data yang dikaji pada pengkajian
mencakup data yang di kumpulkan melalui riwayat kesehatan, pengkajian fisik ,
pemeriksaan laboratorium dan diagnostik, serta review catatan sebelumnya.
Langkah-langkah pengkajianyang sistematik adalah pengumpulan data, sumber data,
klasifikasi data, analisa data dan diagnosis datakeperawatan.
1) Identitas
Meliputi data pesien dan data penanggung- jawab, seperti nama, umur (50
tahun ke atas), alamat, agama, pendidikan, pekerjaan, nomor medical
record.
3) Pengkajian faktorresiko
a. Jenis kelamin
b. Usia
c. Riwayat keluarga.
kali.
d. Usia melahirkan anak pertama, jika usia 30 atau lebih resiko 2 kali
dibanding perempuanyang melahirkanusiakurang dari 20 tahun.
f. Tidakkawin dannulipara.
l. ovarium.
6) Inspeksi.
b. Kelainan papilla. Letak dan bentuk tidak sama, kelainan kulit, tanda
7) Palpasi.
e. Stadium kanker.
8) Pengkajian Psikososial
Meliputi konsep diri, kognitif, bhevior, mekanisme kpoing, peran diri, dan
support sistem. Pengkajian ini untuk melihat bagaimana psikologis klien
dalam menghadapi penyakit kanker payudara yang dideritanya pasien
bisamengalami depresi, rendah diri, sedih dan putus asa.
9) Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan radiologist
2. USG Mamma Batas lesi tidak tegas dan tidak teratur, bentuk lesi
bervariasi, dapat bulat, lobul- lobul atau spikulasi, tidak dapat dikompresi
dan terfiksasi. Dan USG ini digunakan untuk membedakan kista
(kantung berisi cairan) dan benjolan padat.
b. Pemeriksaan Laboratorium
c. Pemeriksaan Sitologios.
adalah :
4. PK: Pendarahan.
2.3. Intervensi
2.4. Implementasi
2.5. Evaluasi
S. Hasil pemeriksaan terakhir yang dikeluhkan oleh pasien biasanya data ini
atautidak.
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Pengkajian
1) Hasil Anamnesis
pasien mengatakan terdapat benjolan pada payudara kanan dan terasa nyeri.
Dimana benjolan tersebut semakin membesar dan terasa nyeri jika digerakkan
dan dilakukan operasi mastektomi.
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan Penunjang
1. Analisa Data
Informasi
2. Dignosa Keperawatan
Untuk diagnosa resiko infeksi, tujuan dan kriteria hasil yang ingin di capai
yaitu pasien akan bebas dari infeksi selama dalam perawatan, dengan indikator
tidak terjadi tanda-tanda infeksi seperti demam, nyeri, merah, maupun bengkak.
Intervensi keperawatan yang akan di lakukan yaitu perlindungan infeksi dengan
aktifitas- aktifitas meliputi monitor tanda dan gejala infeksi sistemik maupun
lokal. Awasi pemeriksaan laboratorium darah lengkap, anjurkan untuk batasi
pengunjung sesuai indikasi, anjurkan teknik mengurangi faktor resiko misalnya
cuci tanganyang benar,perawatan luka yang teratur dan menjaga kesterilan dan
tetap bersih, dorong periode istirahat serta kolaborasi pemberian obat sesuai
indikasi.
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Selain tiga jenis mastektomi di atas, masih ada beberapa jenis mastektomi,
yakni mastektomi yang menyisakan puting (nipple sparing) dan mastektomi yang
menyisakan kulit payudara. Kedua jenis mastektomi tersebut sama-sama
mengangkat seluruh jaringan payudara. Hanya saja masih ada bagian payudara
yang disisakan. Yaitu bagian puting pada mastektomi nipple-sparing dan bagian
kulit pada mastektomi yang menyisakan kulit.
4.2 SARAN
Hal paling umum untuk mengenali adanya perubahan pada payudara adalah
dengan melakukan pemeriksaan secara mandiri yang disebut SADARI, yaitu dengan
meraba payudara sendiri untuk mendeteksi adanya kelainan. Jangan malas
melakukannya karena pemeriksaan ini penting untuk mendeteksi kanker payudara
sejak dini.
American Cancer Society. 2005. How Many People Have Breast Cancer.
EGC.
Philadelphia