Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CA MAMAE

OLEH:

KELOMPOK 15

1. RISKASARI RUSDIANTO(4050301440122086)
2. NURLAILA R HI M NUR(4050301440122074)
3. SUYUDI F WAHAB(4050301440122096)

POLTEKKES KEMENKES TERNATE PRODI D-III KEPERAWATAN

TAHUN 2023

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat, hidayah
dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Asuhan Keperawatan
Pada Pasien dengan ca mamae” dengan baik dan tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas Mata Kuliah “Keperawatan maternitas” tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih
kepada pihak- pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis
menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan karya ini tidak lain berkat bantuan,dorongan dan
bimbingan dari beberapa pihak, serta beberapa sumber referensi sebagai pedoman pembuatan makalah
ini, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.

Penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaanya makalah ini.
Akhir kata penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setinpal pada mereka yang
telah memberikan bantuan dan dapat menjadikan bantuan ini sebagai ibadah dan pelajaran untuk saya
sendiri. Amin yaa robbal ‘alamiin.

Ternate, 20 Agustus 2023

Penyusun
DAFTAR ISI

Cover

KATA PENGANTAR........................................................................................................................1

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................2

BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................................................3

A. Latar Belakang.......................................................................................................................4
B. Rumusan masalah..................................................................................................................4
C. Tujuan....................................................................................................................................4

BAB 2 PEMBAHASAN.....................................................................................................................5

A. Konsep dasar penyakit kanker payudara................................................................................5


B. Konsep dasar Asuhan keperawatan.......................................................................................10

BAB 3 PENUTUP..............................................................................................................................27

A. Keseimpulan..........................................................................................................................27
B. Saran......................................................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................................................29

3
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker payudara merupakan suatu kondisi dimana sel telah kehilangan pengendalian dan
fungsi nomal, seingga mengalami pertumbuhan yang tidak normal, cepat, serta tidak terkendali.
Sel-sel tersebut membelah diri lebih cepat dari sel normal dan berakumulasi, yang kemudian
membentuk benjolan atau massa (Putra, 2015).
Pada penderita kanker payudara aspek psikologis pasien dipengaruhi oleh perubahan citra
tubuh, konsep diri, dan hubungan sosial. Dampak psikososial yang dialami penderita kanker
payudara yaitu distres yang akan memengaruhi kualitas hidup pasien. Pemicu stres pada penderita
kanker payudara berasal dari tergganggunya fungsi tubuh, keputusasaan, ketidakberdayaan, dan
perubahan perubahan citra diri (Utami, 2017).
Menurut kementrian kesehatan Repoblik Indonesia , Kanker payudara menempati urutan
pertama terkait jumlah kanker terbanyak di Indonesia serta menjadi salah satu penyumbang
kematian pertama akibat kanker. Data Globocan tahun 2020, jumlah kasus baru kanker payudara
mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia.
Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus.“70%
dideteksi sudah di tahap lanjut, kalau kita bisa mendeteksi di tahap awal mungkin kematiannya
bisa kita tanggulangi,” kata Elvida Sariwati, Plt Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Tidak Menular dalam Temu Media Hari Kanker Sedunia. Padahal sekitar 43% kematian akibat
kanker bisa dikalahkan manakala pasien rutin melakukan deteksi dini dan menghindari faktor
risiko penyebab kanker.
Selain angka kematian yang cukup tinggi, penanganan pasien kanker yang terlambat
menyebabkan beban pembiayaan yang kian membengkak. Pada periode 2019-2020, pengobatan
kanker telah menghabiskan pembiayaan BPJS kurang lebih 7,6 triliun rupiah. “Karena deteksinya
sudah di ujung, sehingga pembiayaan yang dikeluarkan semakin besar” katanya.
Tingginya angka kanker payudara di Indonesia menjadi prioritas penanganan oleh
pemerintah, namun demikian bukan berarti penanganan kanker jenis lainnya diabaikan. Pada saat
yang sama, Kemenkes tetap melakukan upaya penanggulangan terhadap penyakit kanker lainnya
seperti yang tertuang dalam Rencana Aksi Nasional Kanker 2022-2022.
Dalam ketentuan ini, Strategi Nasional Penanggulangan Kanker Payudara Indonesia
mencakup 3 pilar yakni promosi kesehatan, deteksi dini dan tatalaksana kasus.

4
Secara rinci ketiga pilar tersebut menargetkan 80% perempuan usia 30-50 tahun dideteksi
dini kanker payudara, 40% kasus didiagnosis pada stage 1 dan 2 dan 90 hari untuk mendapatkan
pengobatan.
Untuk mencapai target ini, Kementerian Kesehatan tidak bekerja sendiri, melainkan turut
dibantu oleh berbagai pihak seperti Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI). Dengan
program unggulan sosialisasi skrinjng dan deteksi dini kanker payudara, YKPI telah berhasil
menjangkau lebih dari 150.000 peserta baik secara daring dan luring pada 2016-2021.
“Sejak tahun 2016-2021, YKPI bekerjasama dengan kabupaten/kota melakukan
sosialisasi skrining dan deteksi dini kanker payudara. Sampai saat ini sudah 150.000 peserta yang
kami anggap sebagai tokoh-tokoh masyarakat yang akan meneruskan ke bawah bahkan beberapa
organisasi perempuan sudah memasukan skrining dan deteksi dini kanker payudara sebagai
program kerjanya,” kata Linda Agum Gumelar, Ketua YKPI. Tak hanya itu, YKPI juga
membantu menyediakan mobil mammografi serta aktif melakukan praktek SADARI bagi
masyarakat awam dan kader kesehatan.
Kolaborasi lintas sektor ini diharapkan semakin kuat dan ditingkatkan, dalam kerangka
penanggulangan kanker payudara di Indonesia, sehingga semakin banyak pasien kanker yang
terselamatkan.
B. Rumusan Masalah

Bagaimana Konsep medis dan konsep asuhan keperawatan pada pasien dengan ca mamae ?

C. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Mampu memahami dan menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan ca mamae
2. Tujuan khusus
a. Mampu memahami dan menjelaskan konsep medis dari ca mamae
b. Mampu memahami dan melakukan pengkajian pada pasien dengan ca mamae
c. Mampu menegakkan diagnosa keperawatan pada pasien dengan ca mamae
d. Mampu menyusun perencanaan tindakan keperawatan pada pasien dengan ca mamae
e. Mampu melaksanakan tindakan Asuhan keperawatan pada pasien dengan ca mamae
f. Mampu melakukan evaluasi Asuhan Keperawatan pada pasien dengan ca mamae

5
BAB 2
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Kanker Payudara
1. Pengertian

Kanker payudara adalah kanker yang terbentuk di jaringan payudara. Kanker payudara
terjadi ketika sel-sel pada jaringan di payudara tumbuh secara tidak terkendali dan mengambil
alih jaringan payudara yang sehat dan sekitarnya. Kanker payudara bisa terbentuk di kelenjar
yang menghasilkan susu (lobulus) atau di saluran (duktus) yang membawa air susu dari
kelenjar ke puting payudara. Kanker juga bisa terbentuk di jaringan lemak atau jaringan ikat
dalam payudara. Meski lebih sering terjadi pada wanita, kanker payudara juga bisa menyerang
pria.(Alodokter 2023).
2. Anatomi Payudara
Payudara adalah suatu kelenjar yang terdiri atas jaringan lemak, kelenjar fibrosa, dan
jaringan ikat. Jaringan ikat memisahkan payudara dari otot–otot dinding dada, otot pektoralis
dan otot serratus anterior. Payudara terletak di fascia superficialis yang meliputi dinding
anterior dada dan meluas dari pinggir lateral sternum sampai linea axillaris media, dan pinggir
lateral atas payudara meluas sampai sekitar pinggir bawah musculus pectoralis major dan
masuk ke axilla. Pada wanita dewasa muda payudara terletak di atas costa II–IV.
Secara umum payudara dibagi atas korpus, areola dan puting. Korpus adalah bagian yang
membesar. Di dalamnya terdapat alveolus (penghasil ASI), lobulus, dan lobus. Areola
merupakan bagian yang kecokelatan atau kehitaman di sekitar puting. Tuberkel–tuberkel
Montgomery adalah kelenjar sebasea pada permukaan areola.
Puting (papilla mammaria) merupakan bagian yang menonjol dan berpigmen di puncak
payudara dan tempat keluarnya ASI. Puting mempunyai perforasi pada ujungnya dengan
beberapa lubang kecil, yaitu apertura duktus laktiferosa. Suplai arteri ke payudara berasal dari
arteri mammaria internal, yang merupakan cabang arteri subklavia. Konstribusi tambahan
berasal dari cabang arteri aksilari toraks. Darah dialirkan dari payudara melalui vena dalam
dan vena supervisial yang menuju vena kava superior sedangkan aliran limfatik dari bagian
sentral kelenjar mammae, kulit, puting, dan aerola adalah melalui sisi lateral menuju aksila.
Dengan demikian, limfe dari payudara mengalir melalui nodus limfe aksilar (No Title, 2012)

6
Gambar 2.1 Anatomi Payudara (No Title, 2012)
3. Fisilogi Payudara
Kelenjar payudara mencapai potensi penuh pada perempuan saat menarke; pada bayi,
anak– anak, dan laki–laki, kelenjar ini hanya berbentuk rudimenter. Fungsi utama payudara
wanita adalah menyekresi 8 susu untuk nutrisi bayi. Fungsi ini diperantarai oleh hormon
estrogen dan progesteron.
Payudara wanita mengalami tiga tahap perubahan perkembangan yang dipengaruhi oleh
hormon. Perubahan pertama terjadi sejak masa pubertas, dimana estrogen dan progesteron
menyebabkan berkembangnya duktus dan timbulnya asinus. Selain itu yang menyebabkan
pembesaran payudara terutama karena bertambahnya jaringan kelenjar dan deposit lemak.
Perubahan kedua sesuai dengan siklus menstruasi, yaitu selama menstruasi terjadi
pembesaran vaskular, dan pembesaran kelenjar sehingga menyebabkan payudara mengalami
pembesaran maksimal, tegang, dan nyeri saat menstruasi. Perubahan ketiga terjadi pada masa
hamil dan menyusui. Payudara akan membesar akibat proliferasi dari epitel duktus lobul dan
duktus alveolus, sehingga tumbuh duktus baru.
Selama kehamilan tua dan setelah melahirkan, payudara menyekresikan kolostrum karena
adanya sekresi hormon prolaktin dimana alveolus menghasilkan ASI, dan disalurkan ke sinus
kemudian melalui duktus ke puting susu. Setelah menyapih, kelenjar lambat laun beregresi
dengan hilangnya jaringan kelenjar. Pada saat menopause, jaringan lemak beregresi lebih
lambat bila dibandingkan dengan jaringan kelenjar, namun akhirnya akan menghilang
meninggalkan payudara yang kecil dan menggantung (No Title, 2012)
4. Etiologi
Penyebab kanker payudara sangat beragam, tetapi ada sejumlah faktor risiko yang
dihubungkan dengan perkembangan penyakit ini yaitu asap rokok, konsumsi alkohol, umur
pada

7
saat menstruasi pertama, umur saat melahirkan pertama, lemak pada makanan, dan sejarah
keluarga tentang ada tidaknya anggota keluarga yang menderita penyakit ini.
Terdapat banyak factor yang akan menyebabkan terjadinya kanker payudara.
a. Usia : Pada wanita yang berusia 60 tahun keatas memiliki resiko tinggi terjadinya
kanker payudara.
b. Riwayat penyakit : Penderita pernah memilii riwayat penyakit yang sama yaitu
kanker payudara tetapi masih tahap awal dan sudah melakukan pengangkatan kanker,
maka akan beresiko pula pada payudara yang sehat.
c. Riwayat keluarga : Penderita memiliki riwayat keluarga yang mana ibu, atau saudara
perempuan yang mengalami penyakit yang sama akan beresiko tiga kali lipat untuk
menderita kanker payudara.
d. Faktor genetik dan hormonal : Kadar hormonal yang berlebihan akan menumbuhkan
sel-sel genetic yang rusak yang akan menyebabkan kanker payudara.
e. Menarce, menopause, dan kehamilan pertama : Seseorang yang mengalami menarce
pada umur kurang dari 12 tahun, 13 menopause yang lambat, dan kehamilan pertama
pada usia yang tua akan beresiko besar terjadinya kanker payudara.
f. Obesitas pascamenopouse : Dimana seseorang yang mengalami obesitas itu akan
meningkatkan kadar estrogen pada wanita yang akan beresiko terkena kanker.
g. Dietilstilbestro : obat untuk mencegah keguguran akan beresiko terkena kanker.
h. Penyinaran : Ketika masa kanak-kanak sering tekena paparan sinar pada dadanya,
dapat menimbulkan resiko terjadinya kanker payudara.
5. Patofisiologi
Sel abnormal membentuk klon dan mulai berproliferasi secara abnormal, mengabaikan
sinyal yang mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sel tersebut. Kemudian dicapai suatu
tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasif, dan terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya.
Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-
pembuluh darah, melalui pembuluh darah tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam
tubuh untuk membentuk metastase (penyebaran kanker) pada bagian tubuh yang lain.
Neoplasma adalah suatu proses pertumbuhan sel yang tidak terkontrol yang tidak mengikuti
tuntutan fisiologik, yang dapat disebut benigna atau maligna. Pertumbuhan sel yang tidak
terkontrol dapat disebabkan oleh berbagai faktor, faktor-faktor yang dapat menyebabkan
kanker biasanya disebut dengan karsinogenesis. Transformasi maligna diduga mempunyai
sedikitnya tiga tahapan proses seluler, diantaranya yaitu inisiasi dimana inisiator atau
karsinogen melepaskan mekanisme enzimatik normal dan menyebabkan perubahan dalam
struktur genetic asam
8
deoksiribonukleat seluler (DNA), promosi dimana terjadi pemajanan berulang terhadap agens
yang mempromosikan dan menyebabkan eskpresi informal abnormal atau genetik mutan
bahkan setelah periode laten yang lama, progresi dimana sel-sel yang telah mengalami
perubahan bentuk selama insiasi dan promosi mulai menginvasi jaringan yang berdekatan dan
bermetastase menunjukkan perilaku maligna.
6. Tanda dan gejala
Tanda carsinoma Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas, mirip pada
tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips, adanya keluaran dari
puting susu, puting eritema, mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan
turun dapat sebagai petunjuk adanya metastase (Nurarif & Kusuma, 2015)
Adapun tanda dan gejala kanker payudara :
a. Ada benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa sakit
b. Bentuk puting berubah (retraksi nipple atau terasa sakit terus- menerus) atau puting
mengeluarkan cairan/darah (nipple discharge)
c. Ada perubahan pada kulit payudara di antaranya berkerut seperti kulit jeruk
(peaud’orange), melekuk ke dalam (dimpling) dan borok (ulcus)
d. Adanya benjolan-benjolan kecil di dalam atau kulit payudara (nodul satelit)
e. Ada luka puting di payudara yang sulit sembuh (paget disease).
f. Payudara terasa panas, memerah dan bengkak.
g. Terasa sakit/ nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker)
h. Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada awal-awalnya tidak
terasa sakit.
i. Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu payudara
j. Adanya benjolan di aksila dengan atau tanpa massa di payudara.
7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan (Fayzun et al, 2018) :
a. Laboratorium meliputi
1. Morfologi sel darah
2. Laju endap darah
3. Tes faal hati
4. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau plasma
5. Pemeriksaan sitologik Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian
cairan yang keluar spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar
dari ekskoriasi

9
b. Mammagrafi
Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi secara dini.
Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi kanker yang tidak teraba atau
tumor yang terjadi pada tahap awal. Mammografi pada masa menopause kurang bermanfaat
karean gambaran kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.
c. Ultrasonografi
Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada mammae
ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit dengan kista. kadang-kadang tampak
kista sebesar sampai 2 cm.
d. Thermography
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau mengidentifikasi
pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena peningkatan suplay darah dan
penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
e. Xerodiography Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara pembuluh-
pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar sisi
tumor.
f. Biopsi Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas, dengan
cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap massa dan berguna
klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi.
g. CT. Scan Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ lain
h. Pemeriksaan hematologi Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada
speredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.
8. Penatalaksanaan medis
a. Pembedahan
1. Mastektomi radikal yang dimodifikasi
Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot pectoralis
mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun otot pectoralis minor bisa
jadi diangkat atau tidak diangkat.
2. Mastektomi total
Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan otot pectoralis
mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan lapisan otot dinding dada tidak
diangkat.
3. Lumpektomi/tumor

10
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut diangkat.
Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara normal yang berada di
sekitar tumor tersebut.
4. Wide excision / mastektomi parsial
Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal, Pengangkatan dan
payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot pectoralis mayor.
b. Radioterapi
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula merupakan
therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri
karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.
c. Kemoterapi
Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam aliran darah. Efek
samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan, kerontokan membuat, mudah terserang
penyakit.
d. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah bermetastase.
Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi
endokrin lainnya.
9. Komplikasi
Gangguan Neurovaskuler, Metastasis (otak, paru, hati, tulang tengkorak, vertebra, iga,
tulang panjang), Fraktur patologi, Fibrosis payudara, hinga kematian (Nurarif & Kusuma,
2018).
B. Konsep dasar asuhan keperawatan
Dalam asuhan keperawatan dalam lima langkah pengkajian, diagnosa keperawatan,
intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi yang ada pengkajian menurut model
keperawatan Virginia Henderson berfokus pada keseimbangan fisiologis dengan membantu pasien
dalam keadaan sehat maupun sakit sehingga dapat menigkatkan kualitas hidup pasien yang
bertjuan mengembalikan kemandirian, kemampuan dan pengetahuan terhadap kondisi yang
dialami (Desmawati, 2019).
1. Pengkajian
a. Pengkajian Identitas
1) Identitas Pasien :
2) Identitas Penanggung Jawab :
b. Status Kesehatan
1) Keluhan Utama :
11
2) Penyakit yang pernah dialami:
3) Alergi :
4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll) :
5) Riwayat Penyakit Keluarga :
6) Diagnosa Medis dan therapy :
c. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)
1) Pola Bernapas
2) Pola makan-minum
3) Pola Eliminasi
4) Pola aktivitas dan latihan
5) Pola istirahat dan tidur
6) Pola Berpakaian
7) Pola rasa nyaman
8) Pola Aman
9) Pola Kebersihan Diri
10) Pola Komunikasi
11) Pola Beribadah
12) Pola Produktifitas
13) Pola Rekreasi
14) Pola Kebutuhan Belaja
d. Pengkajian fisik
e. Pemeriksaan penunjang
f. Data laboratorium yang berhubungan
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut model keperawatan Virginia Henderson berfokus pada keseimbangan fisiologis
dengan membantu pasien dalam keadaan sehat maupun sakit sehingga dapat menigkatkan
kualitas hidup pasien yang bertjuan mengembalikan kemandirian, kemampuan dan
pengetahuan terhadap kondisi yang dialami (Desmawati, 2019).
Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) dan (Nurarif, Hardhi Kusuma 2016)
diagnosa keperawatan pada Pasien dengan Ca Mamae adalah (PPNI, 2017):
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologi (D.0077).
b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan prubahan sirkulasi (D.0129).
c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru menurun (D.0005).
d. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (D.0142).

12
e. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme (D.0019).
f. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0111).
g. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080).
h. Ganguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi tubuh (D.0083).
i. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan terpapar situasi traumatis (D.0101).
j. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur (D.0055).

3. Intervensi Keperawatan
Interensi Keperawatan dilakukan berdasarakan Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
(Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) dengan kriteria hasil berdasarkan Standar Luaran
Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SLKI DPP PPNI, 2019) :
a. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (D.0077).
1) Tujuan umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan ekspetasi tingkat
nyeri menurun.
2) Kriteria hasil :
a) Keluhan nyeri menurun
b) Meringis menurun
c) Sikap protektif menurun
d) Gelisah menurun
e) Kesulitan tidur menurunn
f) Frekuensi nadi menurun

3) Intervensi
Manajemen nyeri (I.08238)
Observasi
a) Identifikasi lokasi, karekteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
b) Identifikasi skala nyeri
c) Identifikasi respons nyeri non verbal
d) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
e) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
f) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
g) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
h) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
i) Monitor efek samping penggunaan analgesic

Terapeutik
13
a) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri (mis. TENS,
hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat, aromaterapi,
teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin, terapi bermain)
b) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
c) Fasilitasi istirahat dan tidur
d) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri

Edukasi

a) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri


b) Jelaskan strategi meredakan nyeri
c) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
d) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
e) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu.

14
b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan prubahan sirkulasi (D.0129).
1) Tujuan umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan ekspetasi
integritas kulit dan jaringan meingkat.
2) Kriteria hasil :
a) Elastisitas meningkat
b) Hidrasi meningkat
c) Perfusi jaringan meningkat
d) Kerusakan jaringan menurun
e) Kerusakan lapisan kulit menurun
f) Nyeri menurun
g) Perdarahan menurun
h) Kemerahan menurun
i) Hematoma menurun
j) Pigmentasi abnormal menurun
k) Jaringan parut menurun
l) Nekrosis menurun
m) Abrasi kornea menurun
n) Suhu kulit membaik
o) Sensasi membaik
p) Tekstur membaik
q) Pertumbuhan rambut membaik
3) Intervensi
Perawatan luka (I.14564)
Observasi
a) monitor karakteristik luka
b) monitor tanda-tanda infeksi

Terapeutik

a) Lepaskan balutan dan plester secara perlahan


b) cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu
c) bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik sesuai kebutuhan
d) bersihkan jaringan nekrotik

15
e) berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
f) pasang balutan sesuai jenis luka
g) pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka
h) ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
i) jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi pasien
j) berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kgBB/hari dan protein 1,25-1,5
gram/kgBB/hari
k) Berikan suplemen vitamin dan mineral
l) berikan terapi tens, jika perlu.

Edukasi

a) Jelaskan tanda dan gejala infeksi


b) anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
c) ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri Kolaborasi

kolaborasi

a) kolaborasi prosedur debridement, jika perlu


b) kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu
c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru menurun (D.0005)
1) Tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan ekspektasi pola
napas membaik.
2) Kriteria hasil :
a) Ventilasi semenit meningkat
b) Kapasitas vital meningkat
c) Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
d) Tekanan ekspirasi meningkat
e) Tekanan inspirasi meningkat
f) Dispnea menurun
g) Penggunaan otot bantu napas menurun
h) Pemanjangan fase ekspirasi menurun
i) Ortopnea menurun
j) Pernapasan pursed-lip menurun
k) Pernapasan cuping hidung menurun
l) Frekuensi napas membaik

16
m) Kedalaman napas membaik
n) Ekskursi dada membaik
3) Intervensi :
Manajemen jalan napas (I.01011)
Observasi
a) Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)
b) Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling, mengi, wheezing, ronkhi kering)
c) Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)

Terapeutik

a) Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chinlift (jaw-thrust jika
curiga trauma servikal)
b) Posisikan semi-Fowler atau Fowler
c) Berikan minum hangat
d) Lakukan fisioterapi dada, jika perlu
e) Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik
f) Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal
g) Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill
h) Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi

a) Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak kontraindikasi


b) Anjurkan teknik batuk efektif

Kolaborasi

a) Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik, jika perlu


d. Resiko infeksi berhubungan dengn penyakit kronis (D.0142).
1) Tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan ekspetasi tingkat
infeksi menurun.
2) Kriteria hasil :
a) kebersihan tangan meningkat
b) kebersihan badan meningkat
c) nafsu makan meningkat
d) demam menurun

17
e) kemerahan menurun
f) bengkak menurun
g) vesikel menurun
h) cairan berbau busuk menurun
i) sputum berwarna hijau menurun
j) drainase purulen menurun
k) piuria menurun
l) periode malaise menurun
m) periode menggigil menurun
n) letargi menurun
o) gangguan kognitif menurun
p) kadar sel darah putih membaik
q) kultur darah membaik
r) kultur urine membaik
s) kultur sputum membaik
t) kultur area luka membaik
u) kultur feses membaik
v) kadar sel darah putih membaik
3) Intervensi :
Pencegahan infeksi (I.14539)
Observasi
a) monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik

Terapeutik

a) Batasi jumlah pengunjung


b) berikan perawatan kulit pada area edema
c) cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan lingkungan pasien
d) pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko

tinggi Edukasi

a) Jelaskan tanda dan gejala infeksi


b) ajarkan cara mencuci tangan dengan benar
c) Ajarkan etika batuk
d) ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi

18
e) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
f) anjurkan meningkatkan asupan cairan

kolaborasi

a) Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu


e. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme (D.0019).
1) Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan keperawatan diarapkan ekspetasi status
nutrisi membaik
2) Kriteria hasil :
a) Kekuatan otot pengunyah meningkat
b) Kekuatan otot menelan meningkat
c) Serum albumin meningkat
d) Verbalisasi keinginan untk meningkatkan nutrisi meningkat
e) Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat meningkat
f) Pengetahuan tentang pilihan minuman yang sehat meningkat
g) Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat meningkat
h) Penyiapan dam penyimpanan minuman yang aman meningkat
i) Sikap terhadap makanan/minuman sesuai dengan tujuan kesehatan meningkat
j) Perasaan cepat kenyang menurun
k) Nyeri abdomen menurun
l) Sariawan menurun
m) Rambut rontok menurun
n) Diare menurun
o) erat badan membaik
p) Indeks Massa Tubuh (IMT) membaik
q) Frekuensi makan membaik
r) Nafsu makan membaik
s) Bising usus membaik
t) Tebal lipatan kulit trisep membaik
u) Membran mukosa membaik
3) Intervensi :
Manajemen nutrisi (I.03119)
Observasi
a) Identifikasi status nutrisi

19
b) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
c) Identifikasi makanan yang disukai
d) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
e) Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
f) Monitor asupan makanan
g) Monitor berat badan
h) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Terapeutik

a) Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu


b) Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. piramida makanan)
c) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
d) Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
e) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
f) Berikan suplemen makanan, jika perlu
g) Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastrik jika asupan oral dapat
ditoleransi

Edukasi

a) Anjurkan posisi duduk, jika mampu


b) Anjurkan diet yang

diprogramkan Kolaborasi

a) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda nyeri, antiemetik),


jika perlu
b) Kolabor asi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis nutrien
yang dibutuhkan, jika perlu
f. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0111).
1) Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan ekspektasi tingkat
pengetahuan meningkat
2) Kriteria hasil :
a) perilaku sesuai anjuran meningkat
b) verbalisasi minat dalam belajar meningkat
c) kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik meningkat

20
d) kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang sesuai dengan topik
meningkat
e) perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat
f) pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun
g) persepsi yang keliru terhadap masalah menurun
h) menjalani pemeriksaan yang tidak tepat menurun
i) perilaku membaik
3) Intervensi :
Edukasi Kesehatan (I.12383)
Observasi
a) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
b) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menurunkan motivasi
perilaku hidup bersih dan sehat

Terapeutik

a) Sediakan materi dan medla pendidikan kesehatan


b) Jadwalkan pendidikan kesehatan sosial kesepakatan
c) Berikan kesempatan untuk

bertanya Edukasi

a) Jekaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan


b) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat
c) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih
dan sehat
g. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080)
1) Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan diharapkan ekspektasi
tingkat ansietas menurun
2) Kriteria hasil:
a) verbalisasi kebingungan menurun
b) verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun
c) perilaku gelisah menurun
d) perilaku tegang menurun
e) keluhan pusing menurun
f) anoreksia menurun

21
g) palpitasi menurun
h) frekuensi pernapasan menurun
i) frekuensi nadi menurun
j) tekanan darah menurun
k) diaforesis menurun
l) remor menurun
m) pucat menurun
n) konsentrasi membaik
o) pola tidur membaik
p) perasaan keberdayaan membaik
q) kontak mata membaik
r) pola berkemih membaik
s) orientasi membaik
3) Intervensi :
Reduksi Ansietas (I. 09314)
Observasi
a) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi, waktu, stresor)
b) Identifikasi kermampuan mengambili.keputusan
c) Monitor tande-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)

Terapeutik

a) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan


b) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
c) Pahami situasi yang mernbuat ansietas
d) Dengarkan dengan penuh perhatian
e) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
f) Tempalkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
g) Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
h) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi
a) Jelaskan prosedur, temasuk sensasi yang mungkin dialami
b) Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pangobatan, dan prognosis
c) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jlka perlu
d) Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitir, sasual kebutuhan

22
e) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
f) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
g) Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
h) Latih teknik relaksasi

Kolaborasi

a) Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu


h. Ganguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi tubuh (D.0083).
1) Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan diharapkan ekspektasi
citra tubuh meningkat
2) Kriteria hasil :
a) Melihat bagian tubuh meningkat
b) menyentuh bagian tubuh meningkat
c) verbalisasi kecacatan bagian tubuh meningkat
d) verbalisasi kehilangan bagian tubuh meningkat
e) verbalisasi perasaan negatif tentang perubahan tubuh menurun
f) verbalisasi kekhawatiran terhadap penolakan/reaksi orang lain menurun
g) verbalisasi perubahan gaya hidup menurun
h) menyembunyikan bagian tubuh berlebihan menurun
i) menunjukkan bagian tubuh berlebihan menurun
j) fokus pada bagian tubuh menurun
k) fokus pada penampilan masa lalu
l) menurun fokus pada kekuatan masa lalu menurun
m) respon non verbal pada perubahan tubuh membaik
n) hubungan sosial membaik
3) Intervensi:
Promosi citra tubuh (I.09305)
Observasi
a) Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
b) Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkalt citra tubuh
c) Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial
d) Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri
e) Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah

Terapeutik

23
a) Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
b) Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
c) Diskusikan perubahan akibat pubertas, kehamilan dan penuaan
d) Diskusikan kondisi stres yang mempengaruhi citra tubuh (mis, luka, penyakit.
pembedahan)
e) Diskusikan cara mengembangken harapan citra tubah secara realistis
f) Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra tubuh

Edukasi

a) Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh


b) Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
c) Anjurkan menggunakan alat bantu (mis, pakalan, wig, kosmetik)
d) Anjurkan mengikuti kelompok pendukung (mis. kelompok sebaya)
e) Latih fungsi tubuh yang dimiliki
f) Latih peningkatan penapilan diri (mis. berdandan)
g) Latih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain maupun kelompok
i. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan terpapar situasi traumatis (D.0086).
1) Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan diharapkan ekspektasi
harga diri meningkat.
2) Kriteria hasil :
a) Penilaian diri positif meningkat
b) perasaan memiliki kelebihan/ kemampuan positif meningkat
c) penerimaan penilaian positif terhadap diri sendiri meningkat
d) minat mencoba hal baru meningkat
e) berjalan menampakan wajah meningkat
f) postur tubuh menampakan wajah meningkat
g) konsentrasi meningkat
h) tidur meningkat
i) kontak mata meningkat
j) gairah aktivitas meningkat
k) aktif meningkat
l) percaya diri berbicara meningkat
m) perilaku esertif meningkat
n) kemampuan membuat keputusan meningkat

24
o) perasaan malu menurun
p) perasaan bersalah menurun
q) perasaan tidak mampu melakukan apapun menurun
r) meremehkan kemampuan mengatasi masalah menurun
s) ketergantungan pada penguatan secara berlebihan menurun
t) pencarian penguatan secara berlebihan menurun
3) Intervensi:
Promosi Harga diri (I. 09331)
Observasi
a) Identifikasi budaya, agama, ras, jenis kelamin, dan usia terhadap harga diri
b) Monitor verballsasi yang merendahkan diri sendiri
c) Monitor tingkat harga diri setiap waktu, sesuai kebutuhan

Terapeutik

a) Memotivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri sendiri


b) Memotivasi menerima tantangan atau hal baru
c) Diskusikan pernyataan tentang harga diri
d) Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian diri
e) Diskusikan pengalaman yang meningkatkan harga diri
f) Diskusikan persepsi negatif diri
g) Diskusikan alasan mengkritik diri atau rasa bersalah
h) Disukusikan penetapan tujuan realistis untuk mencapai harga diri yang lebih tinggi
i) Diskusikan bersama keluarga untuk menetapkan harapan dan batasan yang jelas
j) Berikan umpan balik positif atas peningkatan mencapai tujuan
k) Falisitasi lingkungan dan aktivitas yang meningkatkan harga diri

Edukasi

a) Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan dalam perkembangan konsep


positif diri pasien
b) Ankurkan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki
c) Anjurkan mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi dengan orang lain
d) Aniurkan membuka diri terhadap kritik negatif
e) Anjurkan mengevaluasi perilaku
f) Ajarkan cara mengatasi bullying

25
g) Latih peningkatan tanggung jawab untuk diri sendiri
h) Latih pernyataan/kemampuan pasitif diri
i) Latih cara berfikir dan berperilaku positif
j) Latih meningkatkan kepercayaan pada kemampuan dalam menangani situasi
j. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kurang kontrol tidur (D.0055).
1) Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan diharapkan pola
tidur membaik
2) Kriteria hasil:
a) Keluhan sulit tidur menurun
b) Keluhan sering terjaga menurun
c) Keluhan tidak puas tidur menurun
d) Keluhan pola tidur berubah menurun
e) Keluhan istirahat tidak cukup menurun
3) Intervensi :
Dukungan tidur lingkungan (1.09265)
Observasi
a) Identifikasi pola aktivitas dan tidur
b) Identifikasi faktor pengganggu tidur
c) Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu tidur
d) Identifikasi obat tidur yang dikomsumsi
Terapeutik
a) Modifikasi lingkungan(mis.pencahayaan,kebisingan,suhu,matras,dan tempat
tidur)
b) Batasi waktu tidur siang, jika perlu.
c) Fasilitasi menghilangkan stres sebelum tidur
d) Tetapkan jadwal tidur rutin
e) Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan(mis.
Pijat,pengaturan,posisi,terapi akupresur)
f) Sesuaikan jadwal pemberian obat dam/atau tindakan untuk menunjang siklus
tidur-terjaga
Edukasi
a) Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
b) Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
c) Anjurkan menghindari makanan/minuman yang mengganggu tidur
d) Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor terhadap
tidur REM

26
e) Ajarkan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola
tidur(mis.psikologi,gaya hidup,sering berubah shif bekerja)
f) Ajarkan relaksasi otot autogenik atau cara nonfarmakologi lainya

4. Implementasi
Implementasi adalah pengolahan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan. Tindakan keperawatan perawat berfokus pada keseimbangan
fisiologis dengan membantu pasien dalam keadaan sehat maupun sakit sehingga dapat
menigkatkan kualitas hidup pasien. Jenis tindakan yang telah disusun pada tahap perencanaan.
Pada implementasi ini terdiri dari tindakan mandiri, saling ketergantungan atau kolaborasi dan
tindakan rujukan/ ketergantungan. Implementasi tindakan keperawatan disesuaikan dengan
rencana tindakan keperawatan. Sebelum melaksanakan tindakan yang sudah direncanakan,
perawat perlu memvalidasi dengan singkat apakah rencana tindakan masih sesuai dan
dibutuhkan pasien sesuai dengan kondisi saat ini (Desmawati, 2019).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah tahap terakhir dari proses keperawatan yang bertujuan untuk menilai
hasil akhir dari seluruh tindakan keperawatan yang telah dilakukan (Bararah & Jauhar, 2013).

27
BAB 3
PENUTUP
A. Keseimpulan

Kanker payudara adalah kanker yang terbentuk di jaringan payudara. Kanker


payudara terjadi ketika sel-sel pada jaringan di payudara tumbuh secara tidak terkendali
dan mengambil alih jaringan payudara yang sehat dan sekitarnya.
Anotomi payudara adalah suatu kelenjar yang terdiri atas jaringan lemak, kelenjar
fibrosa, dan jaringan ikat. Jaringan ikat memisahkan payudara dari otot–otot dinding
dada, otot pektoralis dan otot serratus anterior. Payudara terletak di fascia superficialis
yang meliputi dinding anterior dada dan meluas dari pinggir lateral sternum sampai linea
axillaris media, dan pinggir lateral atas payudara meluas sampai sekitar pinggir bawah
musculus pectoralis major dan masuk ke axilla. Pada wanita dewasa muda payudara
terletak di atas costa II–IV.
Fisiologi payudara, Kelenjar payudara mencapai potensi penuh pada perempuan saat
menarke; pada bayi, anak– anak, dan laki–laki, kelenjar ini hanya berbentuk rudimenter.
Fungsi utama payudara wanita adalah menyekresi 8 susu untuk nutrisi bayi. Fungsi ini
diperantarai oleh hormon estrogen dan progesteron.
Penyebab kanker payudara sangat beragam, tetapi ada sejumlah faktor risiko yang
dihubungkan dengan perkembangan penyakit ini yaitu asap rokok, konsumsi alkohol,
umur pada saat menstruasi pertama, umur saat melahirkan pertama, lemak pada makanan,
dan sejarah keluarga tentang ada tidaknya anggota keluarga yang menderita penyakit ini.
Patofisiologi payudara yaitu sel abnormal membentuk klon dan mulai berproliferasi
secara abnormal, mengabaikan sinyal yang mengatur pertumbuhan dalam lingkungan sel
tersebut. Kemudian dicapai suatu tahap dimana sel mendapatkan ciri-ciri invasif, dan
terjadi perubahan pada jaringan sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar
dan memperoleh akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah
tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk metastase
(penyebaran kanker) pada bagian tubuh yang lain.
Tanda dan gejala Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang khas, mirip pada
tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat dan elips, adanya keluaran
dari puting susu, puting eritema, mengeras, asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang,
berat badan turun
Konsep asuhan dasar keperawatan pada ca mamae atau kanker payudara terdiri dari
pengkajian,diagnosa,intervensi,implementasi, dan evaluasi.

28
B. Saran

Dari keseimpulan di atas penulis mengusulkan beberapa saran yaitu sebaiknya


mahasiswa ikut serta menyuluhkan kanker payudara besama dengan dinas kesehatan agar
mahasiswa mampu mengetahui tentang kanker payudara, selain bertujuan agar
mahasiswa lebih bisa memahami tentang kanker payudara penyuluhan tersebut bertujuan
agar masyarakat memiliki pengetahuan yang lebihdalam tentang penyakait kanker
payudara serta menyadari bahwa deteksi dini penyakit ini sangat penting di lakukan .

29
DAFTAR PUSTAKA

Fayzun., F., Muna., A., Y., D. A. R., Novitasari., E., & Baihaqi., I. (2018). Kanker Payudara.

Desmawati. (2019). Teori Model Konseptual Keperawatan

Kemenkes RI (2020) Kanker Payudara Paling Banyak di Indonesia, Kemenkes Targetkan Pemerataan
Layanan Kesehatan, https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20220202/1639254/kanker-
payudaya-paling-banyak-di-indonesia-kemenkes-targetkan-pemerataan-layanan-kesehatan/

Alodokter.(2023) .Pengertian kanker payudara https://www.alodokter.com/kanker-payudara

Amalia Rosida. (2020). Karya tulis ilmiah ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN CA
MAMMAE YANG DI RAWAT DI RUMAH SAKIT

PPNI, T. P. S. D. (2017). No Title

SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia

30

Anda mungkin juga menyukai