Disusun Oleh
KELOMPOK 2
NAMA NIM
ATTIYAH IKHSANSA P07324221003
DEBY MUTIARA SINAGA P07324221004
EKANIA KRISTINA DABUKKE P073242221008
FITRI HAJIZAH MELAN PUTRI P07324221010
INTAN SARI HUTAPEA P07324221011
REGITA AULIA P07324221025
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
karunia-Nya sehingga selesailah makalah ini. Makalah ini diajukan untuk
memenuhi tugas Kesehatan Reproduksi dengan judul Skrining
Ca.payudara,deteksi dini kanker payudara,dan pemeriksaan sadari pada remaja
dan dewasa.
Tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada Ibu Safrina daulay
SST,MPH yang telah memberikan bimbingan dan dorongan kepada kami dalam
menyelesaikan makalah ini.Kami juga mengucapkan terima kasih kepada segala
pihak yang telah membantu memberikan saran dan masukan kepada penulis.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Setiap wanita pasti menginginkan payudara yang cantik, indah, dan sehat Oleh karena itu,
organ tersebut perlu dijaga agar terhindar dari berbagai macam penyakit Sebagian besar
masyarakat kita masih menganggap payudara merupakan hal tabu, sehingga tidak boleh
dibicarakan. Kurangnya perhatian serius dari masyarakat ini termasuk alasan kanker payudara
menjadi kanker terganas nomor dua pada wanita dewasa ini. Minimnya pengetahuan tentang cara
perawatan yang baik dan sehat juga menjadi salah satu indikasi risiko kanker
payudara.Kesadaran terhadap pentingnya perawatan payudara menjadi salah satu faktor utama
dalam upaya pencegahan kanker payudara. Dengan merawat Anda dapat mencegah sedini
mungkin bila diketahui terkena kanker payudara. Buku ini membahas seputar kanker payudara,
mulai dari pengertian mendasar, gejala, deteksi dini, pencegahan, pengobatan, hingga jenis-jenis
tanaman obat yang bisa digunakan untuk mengatasi kanker payudara.Kanker payudara adalah
sebuah penyakit berupa tumor ganas yang menyerang jaringan payudara. Jaringan yang diserang
antara lain kelenjar susu,saluran kelenjar air susu, dan jaringan penunjang payudara (Gradishar
et.al.,2020). Tumor payudara non-kanker adalah pertumbuhan abnormal, tetapi tidak menyebar
ke luar payudara (American Cancer Society, et.al., 2017). Setiap benjolan atau perubahan
payudara perlu diperiksa oleh profesional perawatan kesehatan untuk menentukan apakah itu
jinak atau ganas (kanker) dan apakah itu dapat memengaruhi risiko kanker Anda di masa depan
(Ministry of Health, et.al.,2019).Pada tahun 2021 di Amerika Serikat, diperkirakan perkiraan
1.898.160 kasus kanker baru dan 608.570 kematian akibat kanker. Perkiraan kasus baru didunia
pada Tahun 2021 sebanyak 284.200 kasus dengan perkiraan kematian44.130 jiwa (American
Cancer Society, et.al., 2021). Data yang bersumber dari Rumah Sakit Kanker Dharmais pada
tahun 2018 menunjukkan bahwa kasus kanker terbanyak adalah adalah kanker payudara sebesar
19,18%, kanker serviks sebesar 10,69%, dan kanker paru-paru sebesar 9,89% (Pangribowo, et.al.
2019). Data Globocan menyebutkan di tahun 2018 terdapat 18,1 juta kasus baru dengan angka
kematian sebesar 9,6 juta kematian, dimana 1 dari 5 laki-laki dan 1 dari 6 perempuan di dunia
3
mengalami kejadian kanker. Data tersebut juga menyatakan 1 dari 8 laki-laki dan 1 dari 11
perempuan, meninggal karena kanker (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, et.al., 2020).
Terdapat beberapa provinsi yang mengalami penurunan prevalensi yaitu Jambi, Bengkulu,
Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Maluku, dan Maluku Utara. Prevalensi kanker di Provinsi
DI Yogyakarta tergolong tinggi dibandingkan provinsi lainnya, yaitu sebesar 4,1‰ pada
Riskesdas 2013 dan 4,86‰ pada Riskesdas 2018 (Pangribowo, et.al. 2019).Program untuk
mengurangi faktor risiko kanker payudara telah dilakukan.Skrining atau penemuan penderita
secara dini dapat meningkatkan keberlangsungan hidup penderita kanker payudara (Solikhah,
et.al., 2019)Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA), papsmear, dan pemeriksaan payudara
kinis (Sadanis). Upaya screening tersebut menjadi salah satu program yang terintegrasi dengan
kegiatan di Puskesmas yang dilakukan terhadap perempuan usia 30-50 tahun (Pangribowo, et.al.,
2019). Pencegahan (primer) adalah usaha agar tidak terkena kanker payudara. Pencegahan pri
mer berupa mengurangi atau meniadikan faktor-faktor risiko yang diduga sangat erat kaitannya
dengan peningkatan insiden kanker payudara. Pencegahan primer atau supaya tidak terjadinya
kanker secara sederhana adalah mengetahui faktor -faktor risiko kanker payudara, seperti yang
telah disebutkan diatas, dan berusaha menghindarinya (Ministry of Health, et.al.,
2019).Pencegahan sekunder adalah melakukan skrining kanker payudara.Skrining kanker
payudara adalah pemeriksaan atau usaha untuk menemukan abnormalitas yang mengarah pada
kanker payudara pada seseorang atau kelompok orang yang tidak mempunyai keluhan (Ministry
of Health, et.al., 2019). American Cancer Society merekomendasikan untuk deteksi dini kanker
payudara bervariasi.
b. Apa manfaat dan tujuan dari C.a skrining payudara ,deteksi pemeriksaan sadari(periksa
payudara sendiri) ?
c. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi dari C.a skrining payudara,kanker payudara ?
4
e. Penanggulangan seperti apa yang dapat dilakukan untuk pelaksanaan skrining kanker
payudara dan Sadari?
a. Agar pembaca mengetahui apa yang dimaksdu dengan C.a skrining kanker payudara
b. Agar pembaca mengetahui apa-apa saja tujuan dan maafaat dari C.a skrining kanker
payudara, dan pemeriksaaan deteksi sadari/periksa payudara sendiri
c. Agar mengetahui dampak dari kurangnya jika tidak mengetahui kesehatan reproduksi
remaja
d. Mampu menangulangi dan meningkatkan pengetahuan remaja mengenai kesehatan
reproduksi
5
BAB II
PEMBAHASAN
Kanker payudara adalah keganasan pada sel-sel yang terdapat pada jaringan payudara, bisa
berasal dari komponen kelenjarnya (epitel saluran maupun lobulusnya) maupun komponen selain
6
kelenjar seperti jaringan lemak, pembuluh darah dan persarafan jaringan payudara. Faktor
penyebab :
a. Faktor Genetik
Riwayat keluarga. Jika ada anggota keluarga yang terkena kanker payudara atau kanker
indung telur maka dapat meningkatkan risiko. Terbukti positif mutasi gen BRCA1 atau
BRCA2 pada pemeriksaan genetik terhadap darah. Kondisi ini secara bermakna
meningkatkan peluang perempuan atau pria terkena kanker payudara.
b. Faktor Hormon
Riwayat kehamilan. Perempuan yang melahirkan anak di bawah usia 30 tahun mempunyai
risiko lebih rendah mengalami kanker payudara dibanding perempuan yang melahirkan anak
setelah 30 tahun atau tidak memilki anak sama sekali. Riwayat menyusui. Risiko kanker
payudara akan menurun jika perempuan sering menyusui dan dalam jangka waktu yang lama
Riwayat haid. Perempuan yang pertama kali mengalami haid lebih awal (sebelum usia 12
tahun) atau mengalami menopause setelah usia 55 tahun memiliki risiko tinggi. Penggunaan
hormon estrogen eksternal seperti terapi sulih hormon, pil KB yang mengandung estrogen
saja. Faktor risiko akan meningkat jika penggunaan dilakukan terus-menerus dalam jangka
waktu lama.
c. Faktor Diet
Diet tinggi lemak dan rendah serat dapat meningkatkan factor risiko kanker payudara.
Sedangkan diet yang mengandung omega3 (ikan), buah, sayur, makanan yang mengandung
fitoestrogen (tahu, tempe), dan vitamin antioksidan (vitamin A, C, E) dapat menurunkan
faktor risiko. Alkohol dan merokok dapat meningkatkan faktor risiko melalui jalur
hormonal.
d. Faktor Lingkungan
Riwayat terkena radiasi di bagian dada terutama jika terkena pada usia sebelum 40 tahun,
misalnya pada penderita limfoma Hodgkin Yang mendapat terapi sinar (radioterapi) di dada.
7
Tidak ada hubungannya antara penggunaan pestisida atau berada pada lingkungan yang
terpapar dengan medan elektro magnetik dengan kejadian kanker payudara.
Berdirilah di muka cermin, kemudian gantungkan kedua lengan secara lemas disisi tubuh.
Perhatikan apakah ada kelainan pada payudara, seperti : ketidaktarikan kulit, puting susu
masuk ke dalam, benjolan, borok pada payudara, perubahan warna kulit,
• Kemudian angkat kedua lengan di samping kepala. Perhatikan apakah ada kelainan atau
ketidaksamaan gerakan payudara kanan- kiri pada saat lengan diangkat.
Pemeriksaan palpasi dilakukan dengan ujung 4 jari tangan (jari telunjuk sampai dengan
kelingking) kecuali jempol. Lakukan perabaan, dengan tangan kiri untuk payudara kanan dan
dengan tangan kanan untuk payudara kiri. Pada saat memeriksa payudara sebelah kanan,
punggung kiri diganjal bental, demikian pula sebaliknya saat memeriksa payudara kiri.
Lakukan palpasi dengan sirkuler (melingkar), mengitari putting susu kemudian pindah ke
daerah di atasnya, lakukan itu secara melingkar juga. demikian seterusnya sampai ke tepi.
Perhatikan, apakah ada perbedaan kepadatan antara payudara kanan dengan payudara kiri,
atau teraba benjolan, dan terasa nyeri pada bagian yang anda raba, kalau iya pastikan di mana
letaknya.
Perhatikan apakah ada cairan abnormal yang keluar dari putting susu, seperti cairan jernih,
nanah, darah atau yang lainnya.
8
2.1.5 Pemeriksaan Payudara dengan Mammografi
9
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Kanker payudara masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia dan menjadi
penyebab kematian utama di kalangan wanita. Skrining kanker payudara dikenal sebagai metode
untuk menurunkan kematian pasien kanker payudara, namun banyak faktor yang menghambat
seseorang untuk melakukan skrining kanker payudara. Hambatan tersebut antara lain terkait
dengan sulitnya mengakses fasilitas pelayanan kesehatan, kendala transportasi dan hambatan
terkait alat kesehatan. Hambatan fisik seperti tingkat keterbatasan fungsional dan usia adalah
prediktor yang valid apakah wanita penyandang disabilitas akan mencari mammogram. Tingkat
keterbatasan fungsional ditemukan berbanding terbalik dengan kemungkinan mendapatkan
mammogram dalam dua tahun sebelumnya untuk wanita penyandang disabilitas.
Dengan demikian, wanita dengan keterbatasan yang lebih besar lebih kecil
kemungkinannya untuk menerima mammogram. Sikap negatif, kurangnya pengetahuan,
stereotip negatif, dan komunikasi yang tidak tepat oleh penyedia layanan kesehatan adalah
semua hambatan yang dicatat oleh perempuan penyandang disabilitas. Hambatan psikologis
termasuk depresi, (kondisi umum pada wanita penyandang disabilitas). Semua hambatan ini
signifikan tetapi salah satu prediktor terkuat dari perilaku skrining kanker payudara adalah status
sosial ekonomi
3.2. SARAN
Diharapkan kepada setiap wanita yang ada di Indonesia, Melihat tingginya angka
kejadian dan kematian kanker payudara. maka skrining, deteksi Dini kanker payudara,dan
SADARI penting dilakukan sebagai langkah awal dalam deteksi dini kanker payudara. Tetapi,
SADARI dianggap masih belum efektif karena masih banyak wanita yang belum mengetahui
bagaimana cara melakukannya. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan mengenai SADARI
sangat tepat diberikan semenjak wanita mencapai usia reproduksi. Melakukan SADARI secara
rutin setiap satu bulan sekali dapat mengurangi risiko kanker payudara jika ditangani sedini
mungkin.
10
DAFTAR PUSTAKA
11