Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH

CA MAMMAE (Kanker Payudara)

Disusun Oleh:
1. Nova Nastika
2. Irna
3. Indra Febra Mawarni
4. Bogi Albersia

STIKES INDONESIA
PADANG
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan YME karena atas izin, kuasa dan
perlindungan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“CA MAMMAE (Kanker Payudara)”.

Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata Kuliah


Keperawatan Maternitas yang diberikan kepada kami. Agar kami dapat
mengetahui serta memahami cara menyusun makalah dengan benar dan agar
dapat mengembangkan ilmu yang telah kami peroleh.

Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian makalah ini masih
belum sempurna. Oleh karena itu kami mohon saran dan kritik yang membangun
untuk perbaikan makalah ini .

Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Keperawatan


Maternitas yaitu Ibu yepni. Selaku dosen yang memberikan tugas ini juga yang
telah memberikan kesempatan kepada kami untuk membuat makalah ini dan
semua bentuk bimbingan serta pengajarannya yang kami terima dalam
menyelesaikan penulisan makalah ini.

Padang ,23 Oktober 2019

Penulis

DAFTAR ISI

i
HALAMAN SAMPUL
KATA PENGANTAR............................................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................................................S1
B. Tujuan........................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................4
A. Definisi......................................................................................Error! Bookmark not defined.5
B. Etiologi......................................................................................Error! Bookmark not defined.5
C. Manifestasi Klinis......................................................................................................................6
D. Pathway.....................................................................................Error! Bookmark not defined.7
E. Komplikasi................................................................................Error! Bookmark not defined.8
F. Pemeriksaan Penunjang.............................................................Error! Bookmark not defined.8
G. Penatalaksanaan Medis............................................................Error! Bookmark not defined.10
H. Pencegahan..............................................................................................................................11
I. Dischar Planing........................................................................................................................11
BAB III PENUTUP.............................................................................................................................19
A. Kesimpulan..............................................................................................................................19
B. Saran........................................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................20

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kanker payudara menjadi salah satu penyebab kematian utama di
duniadan di Indonesia. Kanker ini dapat terjadi pada usia kapan saja dan
menyerangwanita umur 40-50 tahun, tapi saat ini sudah mulai ditemukan
pada usia 18tahun (American Cancer Society, 2011). Kanker adalah salah
satu penyebabutama kematian di seluruh dunia. Dari total 58 juta kematian
di seluruh duniapada tahun 2005, kanker menyumbang 7,6 juta (atau 13%)
dari seluruhkematian. Kanker Payudara menyebabkan 502.000 kematian
per tahun.Lebih dari 70% dari semua kematian akibat kanker pada tahun
2005 terjadi dinegara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Kematian akibat kankerterus meningkat, dengan 9 juta orang diperkirakan
meninggal karena kankerpada tahun 2015 dan 11,4 juta meninggal pada
tahun 2030 (Parkway CancerCentre, 2011).

Pada tahun 2008 di Indonesia, jumlah kasus kanker payudara


sebesar36,2% atau sebanyak 39.831 kasus, dengan jumlah kematian 18,6
per 100.000penduduk (ChartBin, 2011). Pada tahun 2010 menurut data
WHO terakhiryang dipublikasikan pada bulan April 2011, kematian akibat
kanker payudaradi Indonesia mencapai 20.052 atau sebesar 1,41%, dengan
tingkat kejadiansebesar 20,25 per 100.000 penduduk Indonesia dan
menempati urutan 45 didunia (Indonesia Health Profile, 2011).Jumlah
kasus kanker payudara pada tahun 2005 di Provinsi JawaTengah, sebanyak
3.884 atau (36,83%) dari 10.546 kasus kanker. Kasuspenyakit kanker yang
ditemukan di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2009sebesar 24.204 kasus
lebih sedikit dibandingkan dengan tahun 2008 sebanyak27.125 kasus,
terdiri dari Ca. servik 9.113 kasus (37,65%), Ca. mamae 12.281kasus
(50,74%), Ca. hepar 2.026 (8,37%), dan Ca. paru 784 kasus
(3,24%).Prevalensi kanker payudara di Provinsi Jawa Tengah pada tahun

1
2009 sebesar0,037% dan tertinggi di Kota Surakarta sebesar 0,637%
(Profil KesehatanProvinsi Jawa Tengah, 2010).

Jumlah yang diperkirakan 50% penderita kanker payudara di


Indonesiadatang memeriksakan penyakit kanker yang dideritanya sudah
pada stadiumlanjut.Deteksi dini kanker payudara merupakan langkah awal
yang baik untukmengetahui adanya penyakit kanker payudara sedini
mungkin, yaitu denganPeriksa payudara Sendiri (SADARI).
Keterlambatan deteksi dini inikemungkinan disebabkan karena kurangnya
pengetahuan wanita tentangdeteksi dini kanker payudara (Indonesian
Cancer Fondation, 2011)

Kurangnya pengetahuan dan fakta tentang kanker payudara


karenarendahnya tingkat pendidikan. Wanita tidak tahu cara mengakses
informasiyang akurat tentang kanker payudara. Mayoritas perempuan tidak
tahu rentangusia saat mamografi sebaiknya dilakukan juga tidak tahu
potensinya dalammendeteksi kanker payudara dini (Aylin dkk, 2005).

Dalam jurnal Oxford Annals of Oncology (2010), ketika


seseorangdinyatakan menderita kanker, maka akan terjadi beberapa
tahapan reaksiemosional dan salah satunya yang sering terjadi adalah
depresi. Menyediakaninformasi bagi pasien merupakan faktor penentu
penting bagi kepuasan pasiendan juga dapat mempengaruhi kualitas
kesehatan, tingkat kecemasan dantingkat depresi penderita kanker.Depresi
sering kurang terdiagnosis karenabanyak faktor, termasuk kurangnya
penyediaan pengetahuan tentang penilaianteknik dan pilihan pengobatan
(Schwartz dkk, 2009).

Menurut Miller (2008), sebanyak 16%-25% pasien menderita


kankersekaligus depresi. Setelah pasien terdiagnosa kanker payudara pada
tahunpertama, 48% wanita mengalami kecemasan dan depresi. Dampak
depresipada penderita kanker tidak hanya pada penderitanya saja, tetapi

2
juga bisaberakibat pada keluarganya, yang pada akhirnya akan
menurunkan kualitashidup penderita bila penanganannya tidak adekuat.

Konginan A (2008) menyebutkan, faktor risiko yang


mempengaruhiterjadinya depresi pada pasien kanker diantaranya stadium
lanjut,pengendalian nyeri dan keluhan yang tidak baik, riwayat depresi
sebelumnya,alkoholik, gangguan endokrin, gangguan neurologik, dan
obat-obatan salahsatunya kemoterapi. Sedangkan Miller, (2008),
mengungkapkan faktor risikoterjadinya depresi diantaranya adalah pernah
mengalami depresi ataugangguan pikiran sebelumnya, sulit dalam
menerima atau menyesuaikan diridengan diagnosa kanker, usia masih
muda, memiliki masalah dengan alcohol dan narkoba, kanker terjadi ketika
sedang mengalami kejadian lain yangmenimbulkan stres, tidak
mendapatkan dukungan keluarga atau dukungansosial, sebelumnya pernah
mengalami pengalaman buruk ketika anggotakeluarga yang lain atau
teman dekatnya mengidap kanker, tidak memilikikeyakinan terhadap
efektifitas dari perawatan, perubahan fisik atau cacat fisik,perawatan yang
bisa menimbulkan efek samping yang tidak menyenangkan

Dari uraian di atas, penulis berminat untuk mengetahui lebih lanjut


mengenai kejadian Ca Mamae atau kanker payudara darimulai pengertian
sampai asuhan keperawatan untuk pasien ca mamae.

B. Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui definisica mamae,
2. Mahasiswa dapat mengetahui etiologi dan factor resiko ca mamae,
3. Mahasiswa dapat mengetahui manifestasi klinis ca mamae.
4. Mahasiswa dapat mengetahui patofisiologi ca mamae
5. Mahasiswa dapat mengetahui asuhan keperawatan ca mamae

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari sel
kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk kulit
payudara.Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu,
jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011)
Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel normal
mammae dimana sel abnormal timbul dari sel sel normal, berkembang biak dan
menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah. (Sofian,2012)

B. Etiologi
Factor resiko terjadi kanker payudara:
1. Riwayat pribadi tentang kanker payudara
2. Anak perempuan atau saudara perempuan (hubungan keluarga langsung)
dari wanita dengan kanker payudara
3. Menarke dini
4. Nulipara dan usia maternal lanjut saat kelahiran anak pertama
5. Menopous pada usia lanjut
6. Riwayat penyakit payudara jinak
7. Pemajanan terhadap radiasi ionisasi setelah masa pubertas dan sebelum
usia 30 tahun beresiko hamper 2 kali lipat
8. Obesitas-resiko terendah diantara wanita pascamenopouse
9. Kontrasepsi oral
10. Terapi pergantian hormone
11. Masukan alcohol
Tipe kanker payudara: (Smelzer, 2002)
1. Karsinoma duktal menginfiltrasi (75%)
karsinoma duktal berasal dari sel-sel yang melapisi saluran yang menuju
puting susu.
2. Karsinoma lobular menginfiltrasi (5-10%)

4
karsinoma lobuler mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, biasanya terjadi
setelah menopause
3. Karsinoma medular (6%)
kanker ini berasal dari kelenjar susu
4. Kankermusinus (3%)
5. Karsinoma inflamatori (1-2%)
6. Penyakit paget payudara (jarang Terjadi)

C. Manifestasi klinik
Tanda carsinoma Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang
khas, mirip pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk
bulat dan elips, Gejala carsinoma Kadang tak nyeri, kadang nyeri, adanya
keluaran dari puting susu, puting eritema, mengeras, asimetik, inversi,
gejala lain nyeri tulang, berat badan turun dapat sebagai petunjuk adanya
metastase. (Price dan Sylvia, 2006)

5
D. Pathway
Faktor predisposisi dan
Mendesak sel saraf nyeri
\ resiko tinggi hiperplasi
pada sel mamae

Mendesak pembuluh darah


Mendesak
hipermetabolisme
jaringansekitar
jar lain BB turun
Aliran darah terhambat

Menekan jaringan Ketidakseimbangan


pada mammae nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh hipoksia

Kerusakan integritas
kulit/ jaringan Necrosis jaringan
Ukuran mammae
abnormal
Resiko Infeksi

Mammae asimetrik

Defisiensi pengetahuan
ansietas

Gangguan citra
tubuh

Infiltrasi pleura
perietale

Ekspansi paru
menurun

Ketidakefektifan pola
nafas

E. Komplikasi
Komplikasi potensial dari Ca payudara adalah limfederma.Hal ini terjadi
jika saluran limfe untuk menjamin aliran balik limfe ke sirkulasi umum tidak

6
berfungsi dengan adekuat.Jika nodus eksilaris dan sistem limfe diangkat, maka
sistem kolateral dan aksilaris harus mengambil alih fungsi mereka.Apabila
mereka diinstruksikan dengan cermat dan didorong untuk meninggikan,
memasase dan melatih lengan yang sakit selama 3-4 bulan. Dengan melakukan
hal ini akan membantu mencegah perubahan bentuk tubuh dan mencegah
kemungkinan terbukanya pembengkakan yang menyulitkan.

F. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium meliputi:

a. Morfologi sel darah

b. Laju endap darah

c. Tes faal hati

d. Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum atau


plasma

e. Pemeriksaan sitologik

f. Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan yang


keluar spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang keluar
dari ekskoriasi

2. Mammagrafi

Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi


secara dini.Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi
kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap
awal.Mammografi pada masa menopause kurang bermanfaat karean
gambaran kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.

3. Ultrasonografi

Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat pada


mammae ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit dengan
kista.kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.

4. Thermography

7
Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae atau
mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas karena
peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.

5. Xerodiography

Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara


pembuluh-pembuluh darah dan jaringan yang padat.Menyatakan
peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.

6. Biopsi

Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau ganas,


dengan cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif terhadap
massa dan berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi terapi.

7. CT. Scan

Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara pada organ


lain

8. Pemeriksaan hematologi

Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada peredaran
darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.

G. Penatalaksanaan Medis

1. Pembedahan

a. Mastectomy radikal yang dimodifikasi

Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot


pectoralis mayor.Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat
namun otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.

b. Mastectomy total

Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan


otot pectoralis mayor diangkat.Nodus axila tidak disayat dan lapisan
otot dinding dada tidak diangkat.

c. Lumpectomy/tumor

8
Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak turut
diangkat.Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan payudara
normal yang berada di sekitar tumor tersebut.

d. Wide excision/mastektomy parsial.

Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal.

e. Ouadranectomy.

Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot
pectoralis mayor.

2. Radiotherapy

Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang


pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping: kerusakan kulit
di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot
pectoralis, radang tenggorokan.

3. Chemotherapy

Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam


aliran darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan,
kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.

4. Manipulasi hormonal.

Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang sudah


bermetastase.Dapat juga dengan dilakukan bilateral oophorectomy.Dapat
juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.

H. Pencegahan

Perlu untuk diketahui, bahwa 9 di antara 10 wanita menemukan adanya benjolan


di payudaranya.Untuk pencegahan awal, dapat dilakukan sendiri.Sebaiknya
pemeriksaan dilakukan sehabis selesai masa menstruasi.Sebelum menstruasi,
payudara agak membengkak sehingga menyulitkan pemeriksaan. Cara
pemeriksaan adalah sebagai berikut :

1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada


payudara. Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak terletak
pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriput, lekukan,

9
atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu atau keluar
cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.

2. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua


payudara.

3. Bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke bawah, dan periksa lagi.

4. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang kepala,


dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri dengan telapak
jari-jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada payudara. Kemudian
periksa juga apakah ada benjolan atau pembengkakan pada ketiak kiri.

5. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada umumnya kelenjar susu
bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan mudah
digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak dapat
digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa ada sebuah
benjolan sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter. Makin dini
penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh secara sempurna.
Lakukan hal yang sama untuk payudara dan ketiak kanan

I. Discharge planning

1. Terapi non bedah: penyinaran, kemoterapi, terapi hormone dan endokrin

2. Lakukan pemeliharaan kulit/diri dengan benar (menggunakan sabun ringan


dengan penggosokan minimal, hindari sabun berparfum atau berdeodoran,
gunakan lotion hidrofilik untuk kekeringan, gunakan sabun aveno jika terjadi
pruritus, dan hindari pakaian yang ketat, kutang dengan kawat penyangga,
dan suhu yang berlebihan atau cahaya ultraviolet.

3. Hindari mencuci rambut setiap hari dan gunakan sampo ringan untuk
mengihindari kerontokan

4. Biarkan rambutmongeringsecara ajami danjangan menyikatrambut

5. Konsultasikan dengan dokter untuk pemakaian terapi hormonal

6. Makan makananyangbergizisihingga dapat meningkatkan kekebaiantubuh

7. Istirahatcukup dan olahraga secara teratur

10
8. Jika menginginkan kehamijan konsultasikan dengan dokter karena
kebanyakan diminta menunggu selama 2 tahun

9. Sadari .Tata cara sadari (periksa payudara sendiri)

a. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan apakah ada kelainan pada


payudara, Biasanya kedua payudara tidak sama, putingnya juga tidak
terletak pada ketinggian yang sama. Perhatikan apakah terdapat keriputj
lekukan, atau puting susu tertarik ke dalam. Bila terdapat kelainan itu
atau keluar cairan atau darah dari puting susu, segeralah pergi ke dokter.

b. Letakkan kedua lengan di atas kepala dan perhatikan kembali kedua


payudara. Kemudian bungkukkan badan hingga payudara tergantung ke
bawah,& periksa lagi.

c. Berbaringlah di tempat tidur dan letakkan tangan kiri di belakang


kepala, dan sebuah bantal di bawah bahu kiri. Rabalah payudara kiri
dengan telapak jari- jari kanan. Periksalah apakah ada benjolan pada
payudara. Kemudian periksa juga apakah ada benjolan atau
pembengkakan pada ketiak kiri.

d. Periksa dan rabalah puting susu dan sekitarnya. Pada urnumnya ketenjar
susu bila diraba dengan telapak jari-jari tangan akan terasa kenyal dan
mudah digerakkan. Bila ada tumor, maka akan terasa keras dan tidak
dapat digerakkan (tidak dapat dipindahkan dari tempatnya). Bila terasa
ada sebuah benjoian sebesar 1 cm atau lebih, segeralah pergi ke dokter.
Makin dini penanganan, semakin besar kemungkinan untuk sembuh
secara sempurna. Rekomendasi American Cancer Sociaty (2001) untuk
deteksi dini kanker

J. Asuhan Keperawatan Ca Mammae

a. Pengkajian
1. Riwayat Kesehatan Sekarang

11
Biasanya klien masuk ke rumah sakit karena merasakan adanya
benjolan yang menekan payudara, adanya ulkus, kulit berwarna merah
dan mengeras, bengkak dan nyeri.

2. Riwayat Kesehatan Dahulu

Adanya riwayat ca mammae sebelumnya atau ada kelainan pada


mammae, kebiasaan makan tinggi lemak, pernah mengalami sakit
pada bagian dada sehingga pernah mendapatkan penyinaran pada
bagian dada, ataupun mengidap penyakit kanker lainnya, seperti
kanker ovarium atau kanker serviks.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Adanya keluarga yang mengalami ca mammae berpengaruh pada


kemungkinan klien mengalami ca mammae atau pun keluarga klien
pernah mengidap penyakit kanker lainnya, seperti kanker ovarium
atau kanker serviks.

4. Pemeriksaan Fisik

a. Kepala : normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya


bulat dengan tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital
dibagian posterior.

b. Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak


terlalu berminyak.

c. Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata.


Mata anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.

d. Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada


tanda-tanda infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran.

e. Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri
tekan.

f. Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.

g. Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.

h. Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling,


ulserasi atau tanda-tanda radang.

12
i. Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.

j. Ekstremitas: biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas.

5. Pengkajian 11 Pola Fungsional Gordon

a. Persepsi dan Manajemen

Biasanya klien tidak langsung memeriksakan benjolan yang terasa


pada payudaranya kerumah sakit karena menganggap itu hanya
benjolan biasa.

b. Nutrisi – Metabolik

Kebiasaan diet buruk, biasanya klien akan mengalami anoreksia,


muntah dan terjadi penurunan berat badan, klien juga ada riwayat
mengkonsumsi makanan mengandung MSG.

c. Eliminasi

Biasanya terjadi perubahan pola eliminasi, klien akan mengalami


melena, nyeri saat defekasi, distensi abdomen dan konstipasi.

d. Aktivitas dan Latihan

Anoreksia dan muntah dapat membuat pola aktivitas dan lathan


klien terganggu karena terjadi kelemahan dan nyeri.

e. Kognitif dan Persepsi

Biasanya klien akan mengalami pusing pasca bedah sehingga


kemungkinan ada komplikasi pada kognitif, sensorik maupun
motorik.

f. Istirahat dan Tidur

Biasanya klien mengalami gangguan pola tidur karena nyeri.

g. Persepsi dan Konsep Diri

Payudara merupakan alat vital bagi wanita. Kelainan atau


kehilangan akibat operasi akan membuat klien tidak percaya diri,
malu, dan kehilangan haknya sebagai wanita normal.

13
h. Peran dan Hubungan

Biasanya pada sebagian besar klien akan mengalami gangguan


dalam melakukan perannya dalam berinteraksi social.

i. Reproduksi dan Seksual

Biasanya aka nada gangguan seksualitas klien dan perubahan pada


tingkat kepuasan.

j. Koping dan Toleransi Stress

Biasanya klien akan mengalami stress yang berlebihan, denial dan


keputus asaan.

k. Nilai dan Keyakinan

Diperlukan pendekatan agama supaya klien menerima kondisinya


dengan lapang dada.

b. Diagnosa
1. Nyeri akut berhubungan dengan proses pembedahan
2. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah
jaringan
3. Ansietas berhubungan dengan diagnosa, pengobatan, dan
prognosanya .
4. Kurang pengetahuan tentang Kanker mammae berhubungan dengan
kurang pemajanan informasi
5. Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan
fungsi tubuh
6. Potensial disfungsi seksual berhubungan dengan kehilangan bagian
tubuh, perubahan dalam citra diri
7. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
pembedahan, mis; anoreksia

14
DIAGNOSA KEP. NOC NIC

Nyeri akut berhubungan NOC : NIC :


dengan proses √ Pain Level, Pain Management
pembedahan √ Pain control √ Lakukan pengkajian nyeri se
√ Comfort level komprehensif termasuk loka
Kriteria Hasil : karakteristik, durasi, frekuen
√ Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab dan faktor presipitasi
nyeri, mampu menggunakan tehnik √ Observasi reaksi nonverbal d
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, ketidaknyamanan
mencari bantuan) √ Gunakan teknik komunikasi
√ Melaporkan bahwa nyeri berkurang untuk mengetahui pengalama
dengan menggunakan manajemen nyeri pasien
√ Mampu mengenali nyeri (skala, √ Kaji kultur yang mempengar
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) nyeri
√ Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri √ Evaluasi pengalaman nyeri m
berkurang √ Evaluasi bersama pasien dan
√ Tanda vital dalam   rentang normal kesehatan lain tentang ketida
kontrol nyeri masa lampau
√ Bantu pasien dan keluarga u
dan menemukan dukungan
√ Kontrol lingkungan yang dap
mempengaruhi nyeri seperti
ruangan, pencahayaan dan ke
√ Kurangi faktor presipitasi ny
√ Pilih dan lakukan penangana
(farmakologi, non farmakolo
personal)
√ Kaji tipe dan sumber nyeri u
menentukan intervensi
√ Ajarkan tentang teknik non f
√ Berikan analgetik untuk men
√ Evaluasi keefektifan kontrol
√ Tingkatkan istirahat
√ Kolaborasikan dengan dokte

15
keluhan dan tindakan nyeri t
√ Monitor penerimaan pasien t
manajemen nyeri

Analgesic Administration
√ Tentukan lokasi, karakteris
dan derajat nyeri sebelum p
obat
√ Cek instruksi dokter tentan
dosis, dan frekuensi
√ Cek riwayat alergi
√ Pilih analgesik yang diperlu
kombinasi dari analgesik k
pemberian lebih dari satu
√ Tentukan pilihan analgesik
tipe dan beratnya nyeri
√ Tentukan analgesik pilihan
pemberian, dan dosis optim
√ Pilih rute pemberian secara
untuk pengobatan nyeri sec
√ Monitor vital sign sebelum
pemberian analgesik pertam
√ Berikan analgesik tepat wa
saat nyeri hebat
√ Evaluasi efektivitas analges
gejala (efek samping)
Kerusakan integritas kulit NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous NIC : Pressure Management
berhubungan dengan Membranes √  Anjurkan pasien untuk m
pengangkatan bedah Kriteria Hasil : pakaian yang longgar
jaringan √ Integritas kulit yang baik bisa √ Hindari kerutan padaa temp
dipertahankan (sensasi, elastisitas,    √ Jaga kebersihan kulit agar
temperatur, hidrasi, pigmentasi) dan kering
√ Tidak ada luka/lesi pada kulit √ Mobilisasi pasien (ubah p

16
√ Perfusi jaringan baik setiap dua jam sekali
√ Menunjukkan pemahaman dalam proses Monitor kulit akan adanya kem
perbaikan kulit dan mencegah terjadinya Oleskan lotion atau minyak/b
sedera berulang derah yang tertekan
√ Mampu melindungi kulit dan Monitor aktivitas dan mobilisa
mempertahankan kelembaban kulit dan Monitor status nutrisi pasien
perawatan alami
Ansietas  berhubungan NOC : NIC :
dengan  diagnosa, √ Anxiety control Anxiety Reduction
pengobatan, dan √ Coping kecemasan)
prognosanya . Kriteria Hasil : √ Gunakan pendekata
√ Klien mampu mengidentifikasi dan menenangkan
mengungkapkan gejala cemas √ Nyatakan dengan jelas hara
√ Mengidentifikasi, mengungkapkan dan pelaku pasien
menunjukkan tehnik untuk mengontol √  Jelaskan semua prosedur
cemas dirasakan selama prosedur
√ Vital sign dalam batas normal √ Temani pasien untuk
√ Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa keamanan dan mengurangi
tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan √ Berikan informasi faktu
berkurangnya kecemasan diagnosis, tindakan progno
√ Dengarkan dengan penuh p
√ Identifikasi tingkat kecema
√ Bantu pasien mengenal
menimbulkan kecemasan
√ Dorong pasien untuk me
perasaan, ketakutan, persep
√ Instruksikan pasien m
teknik relaksasi
√ Barikan obat untuk
kecemasan
Kurang pengetahuan NOC : Teaching : Dissease Process
tentang penyakit, √ Kowlwdge : disease process √ Kaji  tingkat pengetahua
perawatan,pengobatan √ Kowledge : health Behavior keluarga tentang proses pen
kurang paparan terhadap Kriteria Hasil : √ jelaskan tentang patofisiol
informasi √ Pasien dan keluarga menyatakan tanda dan gejala serta peny
pemahaman tentang penyakit, kondisi, √ Sediakan informasi tent

17
prognosis dan program pengobatan klien
√ Pasien dan keluarga mampu √ Berikan informasi
melaksanakan prosedur yang dijelaskan perkembangan klien
secara benar √ Diskusikan perubahan gay
√ Pasien dan keluarga mampu menjelaskan mungkin diperlukan untu
kembali apa yang dijelaskan perawat/tim komplikasi di masa yang
kesehatan lainnya dan atau kontrol proses pen
√ Jelaskan alasan dila
tindakan atau terapi
√ Gambarkan komplikasi y
terjadi
√ Anjurkan klien untuk me
samping dari penyakit
√ Gali sumber-sumber ata
yang ada
√ Anjurkan klien untuk mela
dan gejala yang muncul
kesehatan

18
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Ca mammae (carcinoma mammae) adalah keganasan yang berasal dari
sel kelenjar, saluran kelenjar dan jaringan penunjang payudara, tidak termasuk
kulit payudara.Ca mammae adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan
payudara. Kanker bisa mulai tumbuh di dalam kelenjar susu, saluran susu,
jaringan lemak maupun jaringan ikat pada payudara. (Medicastore, 2011)

B. Saran
Dari kesimpulan di atas penulis dapat sedikit memberi saran kepada
beberapa pihak agar kualitas pelayanan kesehatan Indonesia semakin meningkat,
diantaranya sebagai berikut:
a. Keluarga klien
Keluarga klien diharapkan dapat memberikan perawatan dalam
memenuhi kebutuhan sehari-hari anggota keluarga dengan masalah Ca
mammae serta mampu menjaga mulai dari pola makan, sampai pola aktivitas
sehingga anggota keluarga lain terhindar dari penyakit ca mammae.
b. Mahasiswa
Mahasiswa diharapkan mampu menguasai konsep dan memberikan
Asuhan Keperawatan pasien dengan ca mammae.

19
DAFTAR PUSTAKA

Alimul Aziz H, 2007. Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika
Bylander, A., dkk. 2007. Journal of Children Microbiology
Djaafar, Z.A., Helmi, Restuti, R.D., 2007. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala & Leher. Edisi keenam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Revai, R, et al. 2007. Incidence of Acute Otitis Media and Sinusitis Complicating
Upper Respiratory Tract Infection. Journal of The American Academy
Pediatrics
Rahajoe, N. 2012. Buku Ajar Respirologi Anak. Jakarta: Balai Penerbit IDAI

20

Anda mungkin juga menyukai