Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH SADARI

Oleh:
Hartati
202362015

PRODI S1 KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM
TAHUN 2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia-Nya yang telah dilimpahkan kepada penulis sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini tepat dengan waktunya. Selanjutnya shalawat
beserta salam penulis ucapkan kepada baginda bimbingan umat Nabi besar
Muhammad SAW, yang telah membawa kita dari zaman kegelapan dan
kebodohan menuju zaman penuh ilmu seperti yang kita rasakan saat ini.

Dalam makalah ini penulis ingin membahas tentang “ MAKALAH SADARI “


makalah ini dibuat berdasarkan metode referensi dari berbagai sumber baik itu
dari buku maupun dari internet. Penulis benar benar menuliskan sesuai dengan
apa yang terdapat pada referensi sesuai dengan aturan pengutipan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kata kesempurnaan. Oleh sebab itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca. Semoga dengan
selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Jambi 1 Februari 2024

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Tujuan........................................................................................................1
1.3. Manfaat......................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Pengertian SADARI.................................................................................3
2.2 Siapa yang perlu melakukan SADARI...................................................3
2.3 Manfaat SADARI.....................................................................................4
2.4 Tujuan SADARI.......................................................................................4
2.5 Cara memeriksa payudara sendiri (SADARI).......................................5
2.6 Cara melakukan SADARI.....................................................................10
2.7 Masalah Yang Ditemukan Saat Keterlambatan Melakukan Sadari
(Pemeriksaan Payudara Sendiri)...........................................................11
2.8 Apa Yang Kita Lakukan Bila Menemukan Benjolan.........................12
BAB III| PENUTUP.............................................................................................14
3.1. Kesimpulan..............................................................................................14
3.2. Saran.........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Perilaku SADARI pada remaja untuk deteksi dini kanker payudara
masih sangat rendah. Padahal perilaku tersebut sangat penting untuk deteksi
dini pasien kanker payudara, oleh karena saat ini kanker payudara tidak hanya
menyerang perempuan usia > 30 tahun, tetapi juga menyerang perempuan
usia muda bahkan remaja (Sinaga dan Ardayani, 2016). SADARI atau
dikenal sebagai pemeriksaan payudara sendiri merupakan salah satu cara
deteksi dini yang murah dan mudah untuk dilakukan. Tujuan dari
pemeriksaan SADARI ini yaitu apabila ditemukan kelainan atau perubahan
pada payudara dapat segera diperiksakan kepada petugas kesehatan (Seftiani,
2012). Selain itu, dengan SADARI pasien dapat segera mendapatkan terapi
dan dalam jangka panjang dapat menekan angka mortalitas kanker payudara
(Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2017).
Hingga saat ini kanker payudara masih menjadi jenis kanker paling
sering terjadi pada wanita di negara berkembang dan menjadi penyebab
kematian wanita ke-2 di Amerika Serikat (Avryna et al., 2019). Data The
Global Cancer Observatory (GLOBOCAN) (2012) menunjukkan kanker
payudara menjadi urutan kelima sebagai penyebab kematian akibat kanker
secara keseluruhan (522.000 kematian) dan sementara itu menjadi penyebab
kematian tersering pada populasi wanita di negara yang kurang berkembang
(324.000 kematian). Pada data GLOBOCAN (2018) menunjukkan bahwa
terdapat 2.088.849 kasus baru kanker payudara di dunia pada semua umur
dan jenis kelamin dengan angka kematian sebesar 626.679 jiwa , sedangkan
di asia tenggara tercatat 137.514 kasus kanker payudara dengan angka
kematian sebesar 50.935 jiwa. Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia (INFODATIN) (2016), di Indonesia, kejadian
kanker payudara mengalami peningkatan pada 2013 dengan prevalensi
tertinggi adalah provisi Jawa Tengah 11.511 dan Jawa Timur 9.688.

1
Peningkatan angka kematian akibat kanker payudara tidak lepas oleh karena
kurangnya kesadaran perilaku

2
3

SADARI sehingga lebih dari 80% kasus kanker payudara ditemukan dalam
keadaan stadium lanjut (Dyanti dan Suariyani, 2016).
Pengukuran tingkat perilaku seseorang dapat dilihat melalui
Tingkat pengetahuan, sikap, maupun tindakan, termasuk perilaku SADARI.
Pendidikan kesehatan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi
tingkat pengetahuan, sikap, dan tindakan yang telah ditunjukkan oleh
penelitian sebelumnya oleh Lestari et al (2016) bahwa terdapat pengaruh
pendidikan kesehatan SADARI dengan perilaku SADARI yang diukur
dengan peningkatan nilai pengetahuan, sikap, dan tindakan SADARI pada
santri putri Pondok Pesantren Dawar Kabupaten Boyolali setelah diberikan
penyuluhan. Salah satu tolak ukur tingkat keberhasilan suatu pendidikan
kesehatan dalam mencapai tujuannya kepada seseorang maupun masyarakat
adalah pemahaman akan pesan yang ada di dalamnya. Media merupakan
salah satu alat bantu dalam menyampaikan bahan pendidikan. Penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Indriani (2017) menunjukkan penyuluhan
kesehatan menggunakan media video efektif dalam meningkatkan
pengetahuan remaja putri di SMK YRJ Ciputat. Berdasarkan penelitian yang
telah disebutkan sebelumnya, maka peneliti ingin memadukan antara
pendidikan kesehatan dan media sebagai upaya pembentukan perilaku
SADARI di tempat, sampel, media, lama waktu, dan cara evaluasi penelitian
yang berbeda dari sebelumnya.

1.2. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini, terdiri dari tujuan umum dan tujuan khusus, yaitu :
1. Untuk mengetahui minat ibu dalam melakukan deteksi dini kanker
payudara sebelum dilakukan SADARI.
2. Untuk mengetahui minat ibu dalam melakukan deteksi dini kanker
payudara setelah dilakukan SADARI.
4

3. Untuk mengetahui efektivitas SADARI terhadap minat ibu dalam


melakukan deteksi dini kanker payudara pada Wanita Dewasa.

1.3. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Peneliti Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
informasi mengenai efektivitas SADARI. Selain itu diharapkan agar
mahasiswi dapat menyebar luaskan informasi tentang minat deteksi dini
kanker payudara dan pentingnya SADARI kepada masyarakat.
2. Bagi Instansi Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber pengetahuan
dan acuan khususnya di bidang keperawatan dalam pembelajaran
keperawatan maternitas sebagai dukungan guna menyebarluaskan
informasi kesehatan untuk masyarakat.
3. Bagi Masyarakat Penelitian ini diharapkan dapat memberi informasi dan
wawasan kepada masyarakat dalam meningkatkan minat deteksi dini
kanker payudara terhadap efektivitas SADARI.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian SADARI


Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) adalah bagian yang tidak
terpisahkan dari pemeriksaan payudara setiap wanita. Pemeriksaan payudara
sendiri dilakukan setiap 1 bulan sekali dan dapat menjadi instrumen penapisan
yang efektif untuk mengetahui lesi payudara (Varney dalam Ashariati. 2019).
Sedangkan menurut Hidayati,T Dan Akrom. (2021) SADARI adalah
pemeriksaan payudara sendiri antara hari ke – 5 dan ke – 10 dari siklus
menstruasi, dengan menghitung hari pertama haid sebagai hari 1. Dan menurut
Kurniasih,H. (2021). Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah bagian
penting dari perawatan kesehatan, yang dapat melindungi anda dari resiko
kanker payudara.
Deteksi dini kanker payudara adalah program pemeriksaan untuk
mengenali kanker payudara sewaktu masih berukuran kecil, dan sebelum
kanker tersebut mempunyai kesempatan untuk menyebar (Dixon dan Leonard,
2016). Kanker payudara dapat ditemukan secara dini dengan pemeriksaan
SADARI, pemeriksaan klinik dan pemeriksaan mamografi. Deteksi dini dapat
menekan angka kematian sebesar 25-30% (Saryono dan Pramitasari, 2019).
2.2 Siapa yang perlu melakukan SADARI
Menurut Nisman 2021, wanita yang dianjurkan melakukan SADARI atau
Breast Self Examination (BSE) untuk mengurangi memicu kejadian kanker
payudara waktu pelaksanaan SADARI sebagai berikut:
1. Wanita usia subur : 7-8 hari setelah menstruasi
2. Wanita pascamenopause : pada waktu tertentu setiap bulan

5
6

3. Setiap wanita berusia diatas 20 tahun perlu melakukan pemeriksan


payudara sendiri (SADARI)setiap bulan.
4. Wanita yang berisiko tinggi sebelum mencapai 50 tahun perlu melakukan
mamografi setiap tahun, pemeriksaan payudara oleh dokter setiap 2 tahun.
5. Wanita yang berusia antara 20-40 tahun : a. Mamogram awal atau dasar
antara usia 35 sampai 40 tahun. b. Melakukan pengujian payudara pada
dokter setiap 3 tahun.
6. Wanita yang berusia antara 40-49 tahun melakukan pemeriksaan payudara
pada dokter dan mamografi setiap 1-2 tahun.
7. Wanita yang berusia diatas 50 tahun melakukan pemeriksaan payudara
pada dokter dan mamogarfi setiap tahun.
2.3 Manfaat SADARI
Menurut Nisman (2021) Deteksi dini merupakan langkah awal yang
sangat penting untuk mengetahui secara dini adanya tumor atau benjolan pada
payudara sehingga dapat mengurangi tingkat kematian karena penyakit
kanker tersebut. Keuntungan dari deteksi dini bermanfaat untuk
meningkatkan kemungkinan harapan hidup pada wanita penderita kanker
payudara. Hampir 85% gangguan atau benjolan ditemukan oleh penderita
sendiri melalui pemeriksaan dengan benar. Selain itu, SADARI adalah
metode termudah, tercepat, termurah, dan paling sederhana yang dapat
mendeteksi secara dini kanker payudara
2.4 Tujuan SADARI
Menurut Nisman (2021) tujuan SADARI sangat perlu dilakukan dengan
bertujuan mengurangi kejadian kanker payudara sebagai berikut.
1. SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker payudara, bukan untuk
mencegah kanker payudara. Dengan adanya deteksi dini maka kanker
payudara dapat terdeteksi pada stadium awal sehingga pengobatan dini
akan memperpanjang harapan hidup penderita kanker payudara.
2. Menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang ditemukan
pada stadium awal akan memberikan harapan hidup lebih lama.
7

2.5 Cara memeriksa payudara sendiri (SADARI)


Menurut Nisman (2021), Mulyani (2022), Bustan (2017), Sitorus (2016),
Proverawati (2020) dan Olfah dkk (2022) deteksi dini kanker payudara dapat
dilakukan pemeriksaan payudara sendiri. Waktu yang tepat untuk periksa
payudara sendiri adalah satu minggu setelah selesai haid. Jika siklus haid
telah berhenti, maka sebaiknya dilakukan periksa payudara sendiri pada
waktu yang sama setiap bulannya dan waktu yang dibutuhkan untuk
melakukannya tidak lebih dari 5 menit. Terbukti 95% wanita yang
terdiagnosis pada tahap awal kanker payudara dapat bertahan hidup lebih dari
lima tahun setelah terdiagnosis sehingga banyak dokter yang
merekomendasikan agar para wanita menjalani SADARI (periksa payuadara
sendiri) pada saat menstruasi, pada hari ke 7 sampai dengan hari ke 10 setelah
hari pertama haid di rumah secara rutin dan menyarankan dilakukannya
pemeriksaan rutin tahunan untuk mendeteksi benjolan pada payudara.
Pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakukan pada usia 20 tahun kurang atau
lebih.
1. Buka baju dan tanggalkan pakaian-bra Anda dan berdiri tegak di depan
cermin dengan kedua lengan lurus ke bawah. Perhatikan ada-tidaknya
perubahan ukuran dan bentuk dari payudara Anda, seperti lekukan atau
kerutan dari kulit.
2. Melihat Perubahan di Hadapan Cermin. Lihat pada cermin, bentuk dan
keseimbangan bentuk payudara (simetris atau tidak). Cara melakukan :

2.1 Gambar Tahap 1 Melihat Bentuk Payudara di Cermin


8

Melihat perubahan bentuk dan besarnya, perubahan puting susu, serta


kulit payudara didepan kaca. Sambil berdiri tegak depan cermin, posisi kedua
lengan lurus ke bawah disamping badan. Perhatikan bentuk dan ukuran
payudara. Normal, jika ukuran satu dengan yang lain tidak sama. Kemudian,
perhatikan juga bentuk puting dan warna kulit. Rata-rata payudara berubah
tanpa kita SADARI. Perubahan yang perlu diwaspadai adalah jika payudara
berkerut, cekung ke dalam, atau menonjol ke depan karena benjolan. Puting
yang berubah posisi di mana seharusnya menonjol keluar, malahan tertarik ke
dalam, dengan warna memerah, kasar, dan terasa sakit.

2.2 Gambar Tahap 2 Periksa Payudara dengan Diangkat


KeduaTangan
Periksa payudara dengan tangan diangkat diatas kepala. Dengan maksud
untuk melihat retraksi kulit, perlekatan tumor terhadap otot atau fascia
dibawahnya atau kelainan pada kedua payudara. Kembali amati perubahan
yang terjadi pada payudara Anda, seperti perubahan warna, tarikan, tonjolan,
kerutan, perubahan bentuk puting atau permukaan kulit menjadi kasar.

2.3 Gambar Tahap 3 Berdiri di Depan Cermin Tangan Disamping


9

Berdiri tegak didepan cermin dengan tangan disamping kanan dan kiri.
Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat perubahan pada payudara.

2.4 Gambar Tahap 4 Menegangkan Otot Bagian dengan Berkacak


Pinggang
Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkacak pinggang / tangan
menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan otot di daerah axilla.
Lalu perhatikan apakah ada kelainan seperti di atas. Masih dengan posisi
demikian, bungkukkan badan dan tandai apakah ada perubahan yang
mencurigakan perubahan atau kelainan atau puting.

2.5 Gambar Tahap 1 Persiapan Melakukan SADARI

Di mulai dari payudara kanan, baring menghadap ke kiri dengan


membengkokkan kedua lutut Anda. Letakkan bantal atau handuk mandi yang
telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikan bagian yang akan
diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan Anda di bawah kepala. Gunakan
10

tangan kiri Anda untuk memeriksa payudara kanan. Gunakan telapak jari-jari
Anda untuk memeriksa sembarang benjolan atau penebalan. Periksa payudara
Anda dengan menggunakan Vertical Strip dan Circular membentuk sudut 90
derajat.

2.6 Gambar Tahap 2 Pemeriksaan Payudara dengan Vertical


Strip
Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari tulang
selangka dibagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis tengah antara
kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak Anda. Gunakan tangan kiri
untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian putar dan tekan kuat untuk
merasakan benjolan. Gerakkan tangan Anda perlahan-lahan ke bawah bra line
dengan putaran ringan dan tekan kuat di setiap tempat. Di bagian bawah bra
line, bergerak kurang lebih 2 cm kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang
selangka dengan memutar dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah
mengikuti pijatan dan meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.

2.7 Gambar Tahap 3 Pemeriksaan Payudara dengan Cara


Memutar
11

Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar.
Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang luar
biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke puting
payudara. Lakukan sebanyak 2 kali. Sekali dengan tekanan ringan dan sekali
dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian bawah areola mammae.
Tekanan payudara memutar searah jarum jam dengan bidang datar dari jari-
jari Anda yang dirapatkan. Dimulai dari posisi jan 12.00 pada bagian puting
susu.

2.8 Gambar Tahap 4 Pemeriksaan Cairan di Puting Payudara


Menggunakan kedua tangan, kemudian tekan payudara Anda untuk
melihat adanya cairan abnormal dari puting payudara.

2.9 Gambar Tahap 5 Memeriksa Ketiak


12

Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak Anda ke


samping dan rasakan ketiak Anda dengan teliti, apakah teraba benjolan
abnormal atau tidak.
2.6 Cara melakukan SADARI
Menurut Bustan (2017) dan Purnomo (2019) langkah-langkah tahapan
pemeriksaan payudara sendiri dapat dilakuakan berbagai macam semasa
mandi, berdiri di hadapan cermin dan berbaring tempat tidur supaya membuat
kenya manan Anda untuk melakukan SADARI dalam setiap bulan untuk
mengurangi kematian akibat kanker payudara karena terlambat mendeteksi
dini kanker payudara yaitu sebagai berikut :
1. Semasa Mandi Angkat sebelah tangan. Dengan menggunakan satu jari,
gerakkan secara mendatar perlahan-lahan ke serata tempat bagi setiap
payudara. Gunakan tangan kanan untuk memeriksa payuadara sebelah kiri
dan tangan kiri untuk memeriksa payuadara kanan. Periksa dan cari bila
terdapat gumpalan/ kebetulan keras, menebal di payudara.
2. Berdiri di hadapan cermin Dengan mengangkat kedua tangan ke atas
kepala, putar-putar tubuh perlahan-lahan dari sisi kanan ke sisi kiri. Cetak
pinggang nda, tekan turun perlahan-lahan ke bawah untuk menegangkan
otot dada dan menolak payudara Anda ke hadapan. Perhatikan dengan
teliti segala perubahan seperti besar, bentuk dan kontur setiap payudara.
Lihat pula jika terdapat kekakuan, lekukan atau puting tersorot ke dalam.
Dengan perlahan-lahan, picit kedua puting dan perhatikan jika terdapat
cairan keluar. Periksa lanjut apa cairan itu kelihatan jernih atau
mengandungi darah.
3. Berbaring Untuk memeriksa payudara sebelah kanan, letakkan bantal di
bawah bahu kanan dan tangan kanan diletakkan di belakang kepala. Tekan
jari Anda mendatar dan bergerak perlahan-lahan dalam bentuk bulatan
kecil, bermula dari bagian pangkal payuadara. Selepas satu putaran, jari
digerakkan 1 inci (2,5 cm) ke arah puting. Lakukan putaran untuk
memeriksa setiap bagian payudara termasuk puting. Ulangi hal yang sama
13

pada payudara sebelah kiri dengan meletakkan bantal di bawah bahu kiri
dan tangan kiri diletakkan di belakang kepala. Coba rasakan sama ada
terdapat sebarang gumpalan di bawah dan di sepanjang atas tulang
selangka.

2.7 Masalah Yang Ditemukan Saat Keterlambatan Melakukan Sadari


(Pemeriksaan Payudara Sendiri)
Menurut Olfah dkk (2022), Setiati (2019), Nisman (2021), dan Kasdu
(2022) menyatakan apabila Anda tidak melakukan Skrining dan deteksi dini
dengan pemeriksaan payudara sendiri setiap bulan 5-7 hari stelah menstruasi
akan medapatkan temuan masalah kanker payudara atau kelainan yang terjadi
di payudara seperti memiliki ada sejumlah tanda yang harus diwaspadai yang
menunjukkan suatu ketidaknormalan pada pyudara. Hal-hal berikut ini dapat
menandakan adanya kanker payudara tanda-tanda khusus kanker payudara
sebagai berikut:
1. Terdapat benjolan kecil pada jaringan disekeliling payudara biasanya tanpa
rasa sakit walaupun 25% kanker dihubungkan dengan suatu rasa tidak
nyaman.
2. Puting susu yang terlipat ke dalam.
3. Perubahan tekstur atau rasa seperti perubahan warna kulit dan terdapat
kerutan-kerutan pada kulit payudara.
4. Rasa tidak nyaman atau kesadaran rutin terhadap salah satu payudara.
5. Suatu perubahan pada puting susu atau pengeluaran spontan dari puting
susu (jarang-jarang).
6. Bintik-bintik getah bening yang membengkak di bawah ketiak Anda yang
berbintik-bintik adalah tanda meningkatnya penyakit.
7. Terjadi pembengkakan, benjolan yang keras, padat, tidak sakit, jika
ditekan tidak bergerak pada tempatnya, dan hanya teraba pada salah satu
payudara.
8. Terjadi perlukaan seperti keluar darah atau nanah dari puting susu.
9. Timbul rasa nyeri.
14

10. Terjadi pembengkakan di daerah ketiak atau puting susu seperti gatal,
terasa bakar, dan tertarik ke dalam.
11. Terjadi perlukaan di daerah ketiak.
2.8 Apa Yang Kita Lakukan Bila Menemukan Benjolan
Menurut Nisman (2021) dan Mulyani (2022) SADARI baru dilakukan
oleh sebgian kecil kaum wanita. Diperkirakan hanya 25% sampai 30% wanita
yang melakukan pemeriksaan payudara sendiri dengan baik dan teratur setiap
bulannya. Umumnya langkah ini dihindari karena menimbulkan bayangan
menakutkan. Pertama sadarilah bahwa upaya SADARI yang kita lakukan
adalah untuk melakukan deteksi dini- sangat awal-sehingga kita punya
harapan besar bahwa masalah yang kita temui adalah masalah yang ringan,
bisa diobati, dan penyembuhannya dapat dilakukan dengan baik. Yang kedua
adalah berusahalah untuk tenang jika menemukan benjolan. Jangan berusaha
memijat-mijat benjolan tersebut karena pemijatan tidak akan membuat
benjolan menegcil, sebaliknya justru dapat membuat masalah menjadi lebih
berat jika benjolan ini merupakan masalah atau penyakit. Yang ketiga adalah
segera konsultasikan dengan dokter yang tepat untuk mendapatkan
pemeriksaan lebih lanjut.
1. Mammografi
Mammografi merupakan proses pemeriksaan payudara manusia
menggunakan sinar-X dosis rendah (umumnya berkisar 0,7 mSv). Melalui
pemeriksaan Mammografi, angka kematia karena kanker payudara dapat
diturunkan sampai 30%. Metode mammografi, sinar X yang dipancarkan
sangat kecil, sehingga metode ini relatif mudah. Mammografi merupakan
suatu tes yang aman yang bertujuan untuk melihat adanya masalah pada
payudara wanita.
2. Biopsi
Suatu tes untuk mengambil sejumlah kecil jaringan dari benjolan dan
daerah sekitar benjolan. Jaringan tersebut dikirim ke laboratorium untuk
dilakukan tes, dicari adanya perubahan-perubahan yang menunjukkan
adanya kanker. Benjolan atau perubahan yang ditemukan pada payudara
15

dapat bersifat jinak (bukan kanker) atau ganas (kanker) dan jika kanker
payudara dapat lebih dini maka wanita kemungkinan bertahan dari
penyakit ini lebih baik serta banyak terapi untuk kanker payudara.
3. Mammogram
Diagnostik dilakukan ketika seorang wanita memiliki gejala gejala
kanker payudara atau terdapat benjolan di payudara dan mammogram ini
memakan waktu lebih lama karena gambar yang diambil juga lebih
banyak. d.Mammogram digital untuk mengambil gambaran elektronik
payudara dan menyimpannya langsung di komputer. Penelitian terbaru
tidak menunjukkan bahwa gambaran digital lebih baik dalam menemukan
kanker dibandingkan film Sinar X.

Gambar 2.10 Pemeriksaan Mammograf


BAB III|
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Kanker adalah suatu kondisi dimana sel telah kehilangan
pengendalian dari mekanisme normalnya,sehingga mengalami pertumbuhan
yang tidak normal,cepat dan tidak terkendali.Selain itu kanker paudara
didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari
parenchymadan juga jenis kanker yang paling umum diderita kaum wanita.

3.2. Saran
Diharapkan kepada mahasiswa dapat menerapkan ilmu
pengetahuannya dimasyarakat agar pelayanan yang diberikan akan lebih baik
dan akan lebih meningkat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ashariati,A. 2019. Manajemen Kanker Payudara Komprehensif. Surabaya.


Universitas Airlangga
Hidayati,T Dan Akrom. 2021. Epidemiologi Dan Biomolekuler Kanker. Jakarta.
Azkia Publishing
Ketut, S Dan Kartika, K, M,L, S. 2022. Kanker Payudara: Diagnostik, Faktor
Risiko, Dan Stadium. Ganesha Medicina Journal. 2(1). 42-48
Kurniasih,H. 2021. Buku Saku Deteksi Dini Kanker Payudara. Semarang.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.

17

Anda mungkin juga menyukai