OLEH
Ketua : dr. Cholisah Suralaga, M.Kes
Anggota : 1. Ns. Susanti Widiastuti,S.Kep, M.Kep
2. Dinda Pavelita
Latar Belakang: Salah satu upaya pencegahan penyakit kanker payudara adalah
dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yang terdapat di
lakukan tiga sampai lima hari setelah masa menstruasi (Dharmais, 2018). Kanker
payudara di Indonesia menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian. Data
di Indonesia di perkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000 penduduk
setiap tahunnya (Kemenkes RI, 2017).
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui Pengaruh promosi kesehatan terhadap
pengetahuan dan sikap tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada
siswi SMA N 1 Takalar
Metodologi:Penelitian ini menggunakan metode quasy eksperiment dengan One
group pretest-posttest design. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 58 remaja
putri kelas 11 di SMA N 1 Takalar. Analisis bivariate menggunakan uji Wilcoxon.
Hasil Penelitian: Rata-rata pengetahuan pre test 39.91 dan post test 84.31, sikap
pre test 35,65 dan post test 76,82 dengan p value 0.000 < 0,05 yang artinya
terdapat pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap tentang
periksa payudara sendiri (SADARI).
Simpulan dan Saran: Terdapat pengaruh promosi kesehatan terhadap
pengetahuan dan sikap tentang pemeriksaan payudara sendiri terhadap remaja
putri. Diharapkan remaja putri dapat secara rutin melakukan Pemeriksaan
payudara sendiri.
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas kehendakNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan judul “Pengaruh
Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Tentang Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) Pada Remaja Putri Di SMA N 1 TAKALAR
Tahun 2021 .”.Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi
salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh dosen yaitu dalam rangka
pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Berkaitan dengan selesainya kegiatan ini, penghargaan dan terima kasih
yang sebesar-besarnya disampaikan kepada :
1. Universitas Nasional, atas bantuan dana yang diberikan.
2. Prof. Dr. Ernawati Sinaga, MS. Apt., Warek III Universitas Nasional
Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerjasama, yang
telah memotivasi, mendorong, dan memberikan semangat kepada dosen-
dosen Universitas Nasional untuk melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat sekaligus mengusahakan dana dari Universitas
Nasional.
3. Dr. Retno Widowati M.si., Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Nasional atas ijin dan kesempatan sehingga kegiatan ini berjalan dengan
baik dan lancar.
4. Semua pihak yang namanya tidak bisa dicantumkan satu persatu,
disampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Akhir kata didalam kegiatan ini tentu masih banyak kekurangan yang
ditemukan, Semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi pembaca, dan data
yang diperoleh dapat mendukung pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya
bidang kesehatan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK ………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………iii
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………….1
1.2 Perumusan Masalah ………………………………………………….4
1.3 Tujuan ………………………………………………………………..5
II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………6
2.1 Kerangka Teori ………………………………………………………39
2.2 Kerangka Konsep ……………………………………………………40
III. METODELOGI PENELITIAN …………………………………………...41
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………………43
V. SIMPULAN DAN SARAN …………………….………………………….53
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...55
LAMPIRAN
JADWAL DAN PEMBIAYAAN PENELITIAN
KUESIONER
BAB I
PENDAHULUAN
sebesar 1,7 juta perempuan dari sebelumnya 6,3 juta yang terdiagnosa hidup
baru per 100.000 penduduk setiap tahunnya. Ini berarti dari jumlah 237 juta
penduduk, ada sekitar 237.000 penderita kanker baru setiap tahunnya. Sekitar
tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Sejalan dengan itu,
seiring bertambahnya usia. Akan tetapi, usia muda bukan menjadi jaminan
aman dari kanker payudara (Kemenkes RI, 2015). Pada tahun 2017,
hal ini disebabkan karena sangat mudah dilakukan, tidak memerlukan biaya
akan membuat perubahan bentuk pada payudara menjadi lebih padat dan
yaitu pada hari ke 7-10 dari hari pertama menstruasi dengan pertimbangan
pada saat tersebut pengaruh hormon estrogen dan progesteron sangat rendah
dan pada saat itu jaringan kelenjar payudara dalam keadaan tidak oedema
atau tidak membengkak sehingga lebih mudah meraba adanya tumor atau
strategi yang baik. Strategi adalah cara yang digunakan untuk mencapai
2012)
(Wawan, 2010).
(SADARI).
mencegah terjadinya kanker payudara maka dari itu peneliti tertarik untuk
Takalar
remaja putri tentang periksa payudara sendiri (SADARI) pada siswi SMA N
1 Takalar
1.3 Tujuan Penelitian
SMA N 1 Takalar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
juga kematangan sosial dan psikologis. Masa remaja adalah transisi yang
ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yakni
antara usia 10-19 tahun adalah periode masa pematangan organ reproduksi
manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ
reproduksi manusia yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari
kanak-kanak menuju dewasa atau dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah
Gunarso, remaja adalah masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa,
yang berada dalam usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita (wawasan
pendidikan, 2017)
Rentang usia remaja berada dalam usia 12-22 tahun bagi wanita dan
13-22 tahun bagi lak-laki. Remaja awal berada dalam usia 12-13 tahun
sampai 17-18 tahun dan remaja akhir dalam rentang usia 17-18 tahun sampai
Mendidik anak laki- laki dan perempuan yang sudah masuk ke tahap
fisik yang menunjukkan masa puber dan ini menjadi berat untuk orang tua.
Orang tua bisa menjadi lebih waspada karena takut ada hal buruk terjadi pada
anak. Saat anak mengalami masa puber maka tidak hanya fisik yang berubah
tapi juga mental dan kondisi psikologis. Berikut ini adalah beberapa
perubahan psikis pada masa pubertas anak laki-laki dan perempuan serta cara
anak mau menstruasi sedangkan untuk anak laki-laki maka mereka akan
mengalami mimpi basah. Saat semua itu terjadi maka tubuh anak berubah.
ukuran dan bentuk alat kelamin, jerawat, kumis, jenggot, dan perubahan
suara. Dan akhirnya pikiran anak juga berubah dan cenderung lebih
perubahan mood dan emosi pada anak. remaja akan terlihat lebih keras dan
mereka cenderung ingin menyendiri. Ini sangat berubah dan anak Anda
mungkin tidak senang berbagi dengan orang tua. Akhirnya anak juga akan
mudah tersinggung, mudah marah dan terlalu emosi. Pada saat tertentu
mereka juga akan mempertahankan prinsip dan sulit untuk diberitahu. Cara
mengatasinya: mencoba untuk mendekati anak dan tahu ketika anak sedang
menghadapi masalah. Anda juga perlu mengingatkan anak dengan cara yang
baik sehingga anak tidak mudah marah. Caranya memang sudah lain dengan
saat anak kecil sehingga Anda juga harus tahu semua penyebab anak cepat
marah(Astuti, 2018).
Anak ketika sudah remaja mereka mencoba mencari jati diri. Mereka
tidak suka diatur oleh orang tua sehingga terkadang juga ingin melawan
orang tua. Anda tidak perlu khawatir karena anak sedang mengalami krisis
identitas diri. Anak Anda akan menjadi lebih mudah emosi dan mereka
sehingga sering merasa ingin pergi sendiri. Cara mengatasi: cobalah untuk
bergabung dengan anak Anda. Anda harus tahu dengan lingkungan anak.
Sesekali anak anak secara pribadi dan lakukan apa yang disukai oleh anak
Anda. Saat itu maka Anda bisa tahu apa yang ingin dicari anak dan cobalah
Saat anak sudah masuk ke masa puber maka mereka biasanya lebih
senang bergabung dengan teman mereka. Ini juga terjadi pada anak
perempuan dan laki-laki sehingga memang sama. Orang tua juga akan
cemburu karena biasanya anak lebih sering keluar rumah dan mulai
meninggalkan acara keluarga. Anda tidak perlu khawatir karena anak Anda
bergabung dengan orang yang tahu tentang kesukaan dan masalah mereka.
juga bisa mengundang teman anak untuk membuat mereka menjadi lebih
berbicara sejak kecil tentunya anak Anda juga akan berbicara dengan cara
menderita autis sesuai dengan jenis – jenis autis. Namun untuk anak yang
biasa saja juga akan lebih rumit dan sulit. Mereka menjadi lebih emosi dan
menjadi lebih tenang. Saat mereka emosi atau menghadapi masalah maka
ajak anak untuk berbicara. Berikan nasehat dengan cara yang sangat lembut
sehingga anak menjadi lebih senang. Jangan memberi nasehat dengan cara
yang tidak nyaman karena sulit untuk diterima oleh anak. (Astuti, 2018).
Ketika anak sudah mengalami masa pubertas maka anak juga bisa
merasa tidak nyaman. Mereka merasa aneh dengan bentuk tubuh dan merasa
yang terlalu besar atau gemuk. Rasa tidak percaya diri karena bentuk tubuh
juga mengancam anak dan mereka merasa tidak sempurna. Namun Anda
mengatasi: katakan pada anak bahwa tidak ada yang salah dengan bentuk
tubuh. Tidak perlu merasa ragu dengan bentuk tubuh. Jika anak terlalu
gemuk atau masalah obesitas pada anak maka cobalah mengatur pola makan
anak. Ajak anak untuk berolahraga secara teratur sehingga mereka merasa
juga akan mendorong perasaan seksual ini. Perasaan seksual menjadi hal
yang sangat rumit karena anak menjadi sangat penasaran. Namun Anda
tidak perlu takut karena anak Anda hanya penasaran dan mereka ingin
untuk menarik lawan dan meningkatkan rasa percaya diri. Dan anak laki-
laki cenderung ingin menunjukkan apa yang mereka miliki di depan anak
seksual yang sesuai untuk anak. Anda juga harus mencoba untuk
maka mereka juga ingin menjadi diri sendiri. Anak bisa mencoba untuk hal-
hal sulit dan mereka ingin menghadapi sendiri. Tentu saja ini sangat tidak
nyaman untuk orang tua. Terkadang orang tua memberikan nasehat atau
arahan dan anak tetap tidak mau tahu. Anak menjadi sulit untuk diberitahu
atau beberapa anak sering melawan orang tua. Jika ini terjadi maka cobalah
Bicaralah dengan anak dengan cara yang santai dan tepat. Jangan bicara
langsung pada anak saat mereka baru mengalami masalah. Lebih baik
menunggu waktu yang tepat sehingga anak bisa lebih tenang saat bicara.
Jadi cobalah untuk melakukan ini dengan cara yang tepat. Jadi inilah semua
perubahan psikis pada masa pubertas anak laki-laki dan perempuan serta
cara mengatasinya. Memang cukup sulit bukan, tapi semua orang tua harus
siap dengan perubahan ini. Dan yang terpenting adalah mengatasi perubahan
ini dengan langkah yang paling bijak sehingga anak remaja Anda bisa
secara fisik maupun psikis, yang mungkin saja dapat menimbulkan problema
atau masalah tertentu bagi si remaja. Apabila tidak disertai dengan upaya
pemahaman diri dan pengarahan diri secara tepat, bahkan dapat menjurus
remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik
pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika
keadaan fisik tidak sesuai dengan harapannya (ketidak sesuaian antara body
image dengan self picture) dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang
pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh norma-norma dapat menjurus pada
1) Kanker payudara
2) Keputihan
3) Gangguan Haid
(Astuti, 2018)
tumor yang dimulai pada sesl-sel payudara. Telah di ketahui saat ini antara
a. Faktor genetic
c. Faktor lingkungan
zat makanan, infeksi dan fisik seperti radiasi radioaktif dan trauma.
a. Stage 0
b. Stage I
keluar payudara
c. stage II A
Tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan bentuk belum menyebar keluar
kelenjar ketiak atau tumor dengan garis tengah lebih dari 5 cm dan
d. Stage IIIA
e. Stage III B tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu kedalam kulit
2.4.3 Patofisiologis
rangsangan abnormal sel stromal dengan sel epitel, adanya efek pada DNA
menular yaitu promosi kesehatan dan deteksi dini, begitupun pada kanker
1. Pencegahan primer
g. Menghindari stress
h. Olahraga
2. Pencegahan sekunder
berkeringat.
h. Cuci dan keringkan area vagina dengan lembut saat setelah mandi.
4) Rasa hangat. Nyeri dan kram akibat haid bisa dikurangi dengan
cukup.
penurunan badan
2. Kecemasan
3. Perasaan sedih
4. Perasaan takut
2012)
2012).
dilakukan untuk mendeteksi secara dini ada atau tidaknya kanker payudara
menstruasi, biasanya payudara telah membesar, lunak, atau ada benjolan dan
mengenali perubahan mana yang biasa terjadi dan yang mana yang tidak.
Karena itu, dari semula setiap perempuan harus tahu bagaimana keadaan
2016)
mengetahui secara dini adanya tumor atau benjolan pada payudara sehingga
tercepat, termurah dan paling sederhana yang dapat mendeteksi secara dini
1. Di depan cermin
Tahap 1
disamping badan
Tahap 2
maksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot
Tahap 3
Gambar 2.3 Berdiri Tegak (Yustiana, 2011)
Tahap 4
2. Berbaring.
Tahap 5
Tahap 6
Gambar 2.6 Memeriksa Payudara Vertical Strip dan Circular (Yustiana, 2011)
putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan Anda
perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat
kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar
Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar.
ringan dan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian
Tahap 8
ditempatkan di antara dua dari mesin x-ray dan akan dilakukan penekanan.
Keadaan ini mungkin menimbulkan sedikit rasa tidak nyaman, namun hal ini
payudara pada stadium awal. Meskipun hasil dari mammografi tidak 100%
strategi yang baik. Strategi adalah cara yang digunakan untuk mencapai
2012)
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar mampu hidup sehat dan
mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat serta
langkah Sadari membuat responden tidak melaksanakan Sadari dan hal itu
dikarenakan informasi yang didapat kurang jelas karena tidak adanya materi
tentang pelaksanaan Sadari yang baik dan benar. Kondisi yang dapat
cermin. Maka dari itu Penyuluhan tentang Sadari berperan penting untuk
sikap, menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin
tahu, untuk mencapai penalaran dan untuk mengorganisasi pengalaman
(Notoatmodjo, 2012).
1. Tahu (Know)
mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari bahan yang telah
2. Memahami (Comprehention)
3. Aplikasi (Application)
4. Analisa (Analysis)
5. Sintesis (Synthesis)
6. Evaluasi (Evalution )
2012).
pengetahuan meliputi:
1. Pendidikan
pengetahuannya akan baik tapi jika sosial budayanya kurang baik maka
pengetahuan.
4. Lingkungan
yang baik akan pengetahuan yang didapatkan akan baik tapi jika
kurang baik.
5. Pengalaman
sama.
6. Usia
mempunyai otoritas.
angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur. Guna
(multiple choice).
F
P = X 100%
N
Keterangan :
P : Presentase
n : Jumlah soal
seluruh pertanyaan.
3. Kurang, bila subjek mampu menjawab dengan benar <60% dari seluruh
pertanyaan.
2.10 Sikap
peristiwa. Tingkah laku atau sikap manusia merupakan hasil interaksi antara
yaitu,:
1. Menerima
sebagainya.
2. Menanggapi tanggapan
3. Mengelola
umum.
4. Menghayati
lakunya.
1. Pernyataan positif
2. Pernyataan negative
sebagai deteksi dini kanker payudara pada remaja putri dengan nilai
signifikan 0,00.
= 4,286. Dari data tersebut tidak terdapat hubungan antara informasi dengan
sikap SADARI dan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap
SADARI.
Promosi Kesehatan
Pada Remaja Peri
Pengetahuan Sikap
METODOLOGI PENELITIAN
group pretest – posttest design. Ciri dari desain penelitian ini memberikan
X1 O X2
Keterangan :
(SADARI)
3.2.3 Populasi
Populasi Adalah keseluruhan subjek penelitian atau subjek yang
diteliti dan dijelaskan secara spesifik tentang siapa atau golongan mana yang
3.2.4 Sampel
2012).
n = N.Zα2 P(1-P)
N.G2 + Zα2 . P(1-P)
N = Besar Populasi
P = 0,5
n = 150.(1,96)2.0,5(1-0,5)
150.(0.1)2+(1,96)2. 0,5 (1-0,5)
n = 150.(3,8416).0,25
150.(0,01)+(3,8416).0,25
n = 150 (0,9604)
1,5 + (0,9604)
n = 144,06
2,4604
n = 58,5
Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
kriteria eksklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang tidak dapat diambil
sebagai sampel.
4.1.1 Univariat
Tabel 4.1
Nilai rata-rata pengetahuan remaja putri sebelum dan sesudah promosi kesehatan
tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada siswi SMA N 1 TAKALAR
sesudah diberi promosi kesehatan lebih besar dari sebelum diberi promosi
kesehatan.
Tabel 4.2
Nilai rata-rata sikap remaja putri sebelum dan sesudah promosi kesehatan tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada siswi SMA N 1 TAKALAR
sebelum di beri promosi kesehatan adalah 35.65 (tidak baik) dengan standar
deviasi 15.97 dan didapatkan mean sikap sesudah diberi promosi kesehatan
76.82 (sangat baik) dengan standar deviasi 7.13. Terdapat peningkatan nilai
rata-rata sikap sesudah diberi promosi kesehatan lebih besar dari sebelum
distribusi data yang normal adalah sebuah keharusan dan merupakan syarat
mutlak yang harus terpenuhi. Ada beberapa jenis uji statistic untuk
Tabel 4.3
Uji Normalitas Skewness dan Kurtosis
Descriptive Statistics
N Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
Pre test pengetahuan 58 0,047 0.314 -0,911 0.618
Post test pengetahuan 58 -4,309 0.314 19,89 0.618
Pre test Sikap 58 0,345 0,314 -1,460 0,618
Post test Sikap 58 -0,403 0,314 -0,916 0,618
tidak berada pada rentang -2 sampai +2 yaitu sebesar 0,50 dan kurtosisnya
1,47 artinya data pre test pengetahuan tidak berdistribusi normal. rasio
skewness untuk Post test Pengetahuan tidak berada pada rentang -2 sampai
+2 yaitu sebesar -13,72 dan kurtosisnya 32,18 artinya data pre test
pengetahuan tidak berdistribusi normal. Rasio skewness untuk Pre tes Sikap
tidak berada pada rentang -2 sampai +2 yaitu sebesar 1,09 dan kurtosisnya -
2,36 artinya data pre test Sikap tidak berdistribusi normal. Rasio skewness
untuk Post test Sikap tidak berada pada rentang -2 sampai +2 yaitu sebesar -
1,28 dan kurtosisnya -1,48 artinya data post test sikap tidak berdistribusi
Dari hasil output kemudian angka angka disusun dalam tabel sebagai
berikut :
Tabel 4.4
Pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan tentang pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) pada siswi SMA N 1 TAKALAR
Mean Sum of p
Variabel N Z
Rank Ranks value
Pengetahuan Negative Ranks 0 0,00 0,00
Pretest- Positive Ranks 58 29,50 1711,00 -6,633 0,000
Postest
(SADARI) dalah 29.50 dan dengan PValue 0.000 < 0,05 yang artinya
Mean Sum of p
Variabel N Z
Rank Ranks value
sikap Pretest- Negative Ranks 0 0,00 0,00
-6,631 0,000
Postest Positive Ranks 58 29,50 1711,00
promosi kesehatan mengenai SADARI adalah 29.50 dengan P value 0.000 <
4.2 Pembahasan
4.2.1 Univariat
4.2.1.1 Nilai rata-rata pengetahuan remaja putri sebelum dan sesudah promosi
kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada siswi
SMA N 1 Takalar
SMA N 1 Takalar.
kesehatan melalui audio visual adalah 11, 33 dengan nilai min 9 dan nilai
4.2.1.2 Nilai rata-rata Sikap remaja putri sebelum dan sesudah promosi tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada siswi SMA N 1 Takalar
SMA N 1 Takalar.
merespon baik secara positif atau negative suatu objek tertentu melalui
belajar (Kholid,2014)
4.2.2 Bivariat
dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencapai penalaran dan untuk
sebagai deteksi dini kanker payudara pada siswa SMA Negeri 1 Manado
peneliti bertanya tentang SADARI namun reja putri banyak yang belum
(SADARI).
merespon baik secara positif atau negative suatu objek tertentu melalui
belajar (Kholid,2014)
Pada saat melakukan penelitian ini ada beberapa keterbatasan antara lain:
aktif.
2. Ada siswi yang terkendala karena jaringan internet yang kurang stabil.
3. Ada siswi yang kurang paham dengan google form sehingga peneliti harus
5.1 Simpulan
2. Nilai rata-rata sikap sebelum di beri promosi kesehatan yaitu 35.65 (tidak
baik) dan sikap setelah diberi promosi kesehatan tentang SADARI yaitu
5.2 Saran
1. Praktis
b. Bagi Sekolah
Aeni, Nurul dan Diyah S.Y . (2018). “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Video
Dan Metode Demonstrasi Terhadap Pengetahuan SADARI.” Care : Jurnal Ilmiah Ilmu
Kesehatan 6(2):162.Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta
Alini, I. (2018). Efektifitas promosi kesehatan melalui audio visual dan leaflet tentang sadari
(Pemeriksaan payudara sendiri) terhadap peningkatan pengetahuan remaja putri tentang
SADARI. Jurnal Ners. Vol 2(2).
Budiman dan Riyanto A. (2013). Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan dan Siap dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.
Dharmais, R. (2018). Deteksi dini kanker payudara, Rumah Sakit Kanker Dharmais. Available
at: http://dharmais.co.id/news/28/Deteks i-Dini Kanker-Payudara (Accessed 11 Desember
2020).
Etwiory et al. (2012). Hubungan antara sumber informasi dan pengetahuan dengan sikap
pemeriksaan payudara sendiri (sadari) siswa putri sma negeri 9 manado. Bidang Minat
Administrasi Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Ratulangi Manado
Hidayat, A.A. (2012). Metode Penelitian Kebidanan dan teknik analisa data. Jakarta : Salemba
Medika.
Aeni, Nurul, and Diyah Sri Yuhandini. 2018. “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media
Video Dan Metode Demonstrasi Terhadap Pengetahuan SADARI.” Care : Jurnal Ilmiah
Ilmu Kesehatan 6(2):162.
Kemenkes RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesi Tahun 2016.Tuelah, Gloria, Agusteivie Telew,
and Nancy Bawiling. 2020. “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan
Sadari Pada Siswi Kelas 12 Sma Negeri 2 Bitung.” 01(01):1–7.
Kholi, A. (2014). Promosi kesehatan dengan pendekatan teori perilaku, MEdia dan aplikasinya.
Jakarta: Rajawali Pers
Maulana, H. 2010. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC
Mohammed, S dan Baqutyan, S. (2012). The effect of Anxiety on breast cancer. Indian Journal of
Psychological Medicine.
Manuaba, Ida Bagus Gede. (2012). Buku ajar Ginekologi ntuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta :
EGC
Novasari, D., D. Nugroho, and S. Winarni. (2016). “Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Paparan
Media Informasi Dengan Praktik Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Pada Santriwati
Pondok Pesantren Al Ishlah Tembalang Semarang Tahun 2016.” Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal) 4(4):186–94.
Permatasari. (2013). Efektivitas penyuluhan sadari terhadap tingkat pengetahuan siswi SMA N 2
di Kecamatan Pontianak Barat. Fakultas Kedoteran Universitas Tanjungpura
Pudiastuti, Ratna D. (2012). Tiga Fase Penting Wanita (Menarche, Menstruasi dan Menopouse).
Solo : PT Elex Media Komputindo
Puspita, N.D. (2016). Faktor yang berhubungan dengan perilaku SADARI pada mahasiswa Non
Kesehatan (Skripsi Ilmiah). Makasar : FKM Unhas
Sari et al. (2019). Promosi kesehatan “SADARI” Menggunakan Instagram pada mahasiswi Non
Kesehatan. Jurnal MKMI, Vol. 15 (3).
Suastina, I., H. Ticoalu, and F. Onibala. (2013). “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap
Tingkat Pengetahuan Siswi Tentang Sadari Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Di
Sma Negeri 1 Manado.” Jurnal Keperawatan UNSRAT 1(1):104690.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta
Kemenkes RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesi Tahun 2016. Tuelah, Gloria, Agusteivie Telew,
and Nancy Bawiling. 2020. “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan
Sadari Pada Siswi Kelas 12 Sma Negeri 2 Bitung.” 01(01):1–7.
Wahyuni, et al. (2015). Hubungan Tingat Pengetahuan dan Sikap terhadap pelaksanaan SADARI
pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Jati. Jurnal Kesehatan Andalas.
WHO (2018) WHO _ Breast cancer, World Health Organization. Available at:
http://www.who.int/cancer/prevention/diagnosisscreening/breastcancer/en/ (Accessed: 11
Desember 2020).
Wawan, A dan Dewi, M. (2010). Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap dan perilaku
manusia. Yogyakarta : Nuha Medika
Yuastina, O., (2013). Kanker Payudara dan SADARI. Yogyakarta : PT Nuha Medica.
LAMPIRAN
A. JADWAL PENELITIAN
1. Persiapan proposal,
alat dan bahan
2. Pengurusan Izin
penelitian
3. Pengumpulan Data
4. Tabulasi dan analisis
Data
5 Pembuatan Laporan
B. PEMBIAYAAN PENELITIAN
No.
Nama :
Kuesioner :
Usia :
12. Mammografi sebagai salah satu upaya deteksi dini kanker payudara dilakukan tiap..
a. 1 Bulan
b. 6 bulan
c. 1 tahun
d. 2 tahun
13. Perubahan pada payudara yang bukan gejala kanker payudara adalah…
a. Bersisik
b. Menebal
c. Berlesung
d. Tumbuh simetris
14. Perubahan pada putting yang merupakan gejala kanker payudara adalah..
a. Berkeringat
b. Gatal
c. Keluar ASI
d. Menonjol simetris
15. SADARI sebaiknya rutin dilakukan…
a. Tiap minggu
b. Tiap 2 minggu
c. Tiap bulan
d. Tiap 6 bulan
16. SADARI sebagi deteksi dini kanker payudara dilakukan oleh…
a. aga medis
b. Diri sendiri
c. Ibu
d. Nenek
17. Manfaat dilakukannya SADARI adalah...
a. Untuk mengetahui adanya benjolan pada payudara
b. Untuk mengurangi rasa nyeri pada payudara
c. Untuk mencegah kanker payudara
d. Untuk mengobati kanker payudara
Pilihlah jawaban yang paling anda yakini dengan memberikan tanda check (√). Keterangan
pilihan jawaban :
SS : Sangat setuju
S : setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No PERTANYAAN SS S TS STS
1. SADARI di lakukan saat menstruasi selesai
2. SADARI harus rutin dilakukan sebulan sekali
3. SADARI bertujuan untuk mendeteksi kanker
payudara secara dini
4. Dengan SADARI, saya tidak perlu konsultasi
ke dokter jika tidak menemukan kelainan pada
payudara
5. Perubahan mencurigakan yang terjadi pada
payudara harus dikonsultasikan pada dokter
meskipun tidak menimbulkan rasa sakit
6. Walaupun tidak memiliki keluarga penderita
kanker Payudara masih perlu melakukan
SADARI
7. SADARI perlu dilakukan selama tidak
memiliki keluhan pada payudara
8. SADARI dilakukan pemeriksaan sendiri
9. SADARI adalah cara termudah untuk deteksi
dini kanker payudara
10. SADARI dilakukan walaupun tidak ada rasa
sakit atau keluhan lainnya
11. Pengeluaran dari putting tidak perlu diamati
saat SADARI