Anda di halaman 1dari 69

DENGAN BANTUAN BIAYA

DARI UNIVERSITAS NASIONAL

LAPORAN PENELITIAN STIMULUS


UNIVERSITAS NASIONAL

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP


PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG PEMERIKSAAN
PAYUDARA SENDIRI (SADARI) PADA REMAJA PUTRI
DI SMA N 1 TAKALAR
TAHUN 2021

OLEH
Ketua : dr. Cholisah Suralaga, M.Kes
Anggota : 1. Ns. Susanti Widiastuti,S.Kep, M.Kep
2. Dinda Pavelita

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2021
ABSTRAK

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN


DAN SIKAP TENTANG PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI
(SADARI) PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 1 TAKALAR 2021

Cholisah Suralaga,Susanti Widiastuti,Dinda Pavelita

Latar Belakang: Salah satu upaya pencegahan penyakit kanker payudara adalah
dengan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) yang terdapat di
lakukan tiga sampai lima hari setelah masa menstruasi (Dharmais, 2018). Kanker
payudara di Indonesia menempati urutan kedua sebagai penyebab kematian. Data
di Indonesia di perkirakan terdapat 100 penderita baru per 100.000 penduduk
setiap tahunnya (Kemenkes RI, 2017).
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui Pengaruh promosi kesehatan terhadap
pengetahuan dan sikap tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada
siswi SMA N 1 Takalar
Metodologi:Penelitian ini menggunakan metode quasy eksperiment dengan One
group pretest-posttest design. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 58 remaja
putri kelas 11 di SMA N 1 Takalar. Analisis bivariate menggunakan uji Wilcoxon.
Hasil Penelitian: Rata-rata pengetahuan pre test 39.91 dan post test 84.31, sikap
pre test 35,65 dan post test 76,82 dengan p value 0.000 < 0,05 yang artinya
terdapat pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap tentang
periksa payudara sendiri (SADARI).
Simpulan dan Saran: Terdapat pengaruh promosi kesehatan terhadap
pengetahuan dan sikap tentang pemeriksaan payudara sendiri terhadap remaja
putri. Diharapkan remaja putri dapat secara rutin melakukan Pemeriksaan
payudara sendiri.

Kata Kunci : Promosi kesehatan, Periksa Payudara Sendiri (SADARI)


Kepustakaan : 30 (2010-2018)
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas kehendakNya
sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian dengan judul “Pengaruh
Promosi Kesehatan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Tentang Pemeriksaan
Payudara Sendiri (SADARI) Pada Remaja Putri Di SMA N 1 TAKALAR
Tahun 2021 .”.Kegiatan Penelitian ini dilaksanakan dalam rangka memenuhi
salah satu kewajiban yang harus dilakukan oleh dosen yaitu dalam rangka
pelaksanaan Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Berkaitan dengan selesainya kegiatan ini, penghargaan dan terima kasih
yang sebesar-besarnya disampaikan kepada :
1. Universitas Nasional, atas bantuan dana yang diberikan.
2. Prof. Dr. Ernawati Sinaga, MS. Apt., Warek III Universitas Nasional
Bidang Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Kerjasama, yang
telah memotivasi, mendorong, dan memberikan semangat kepada dosen-
dosen Universitas Nasional untuk melakukan penelitian dan pengabdian
kepada masyarakat sekaligus mengusahakan dana dari Universitas
Nasional.
3. Dr. Retno Widowati M.si., Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Nasional atas ijin dan kesempatan sehingga kegiatan ini berjalan dengan
baik dan lancar.
4. Semua pihak yang namanya tidak bisa dicantumkan satu persatu,
disampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya.
Akhir kata didalam kegiatan ini tentu masih banyak kekurangan yang
ditemukan, Semoga laporan penelitian ini bermanfaat bagi pembaca, dan data
yang diperoleh dapat mendukung pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya
bidang kesehatan.

Jakarta, 15 Agustus 2021

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN
ABSTRAK ………………………………………………………………………i
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………iii
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………….1
1.2 Perumusan Masalah ………………………………………………….4
1.3 Tujuan ………………………………………………………………..5
II. TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………………6
2.1 Kerangka Teori ………………………………………………………39
2.2 Kerangka Konsep ……………………………………………………40
III. METODELOGI PENELITIAN …………………………………………...41
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………………43
V. SIMPULAN DAN SARAN …………………….………………………….53
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………...55

LAMPIRAN
JADWAL DAN PEMBIAYAAN PENELITIAN
KUESIONER
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kanker payudara merupakan penyakit kanker dengan persentase

kasus baru yang tertinggi. Jumlah penderita kanker payudara meningkat

sebesar 1,7 juta perempuan dari sebelumnya 6,3 juta yang terdiagnosa hidup

dengan kanker payudara pada 5 tahun terakhir. Kanker payudara juga

merupakan kanker yang menjadi penyebab paling umum kematian di kaum

perempuan yaitu sebesar 522.000 kematian (WHO, 2013)

Kanker payudara di Indonesia menempati urutan kedua sebagai

penyebab kematian. Data di Indonesia di perkirakan terdapat 100 penderita

baru per 100.000 penduduk setiap tahunnya. Ini berarti dari jumlah 237 juta

penduduk, ada sekitar 237.000 penderita kanker baru setiap tahunnya. Sekitar

2,2% kematian semua umur disebabkan oleh kanker ganas. Prevalensi

tumor/kanker di Indonesia adalah 1,4 per 1000 penduduk. Sejalan dengan itu,

data empiris juga menunjukkan bahwa prevalensi kanker meningkat dengan

seiring bertambahnya usia. Akan tetapi, usia muda bukan menjadi jaminan

aman dari kanker payudara (Kemenkes RI, 2015). Pada tahun 2017,

pemeriksaan deteksi dini kanker payudara pada perempuan di Sulawesi

selatan yaitu sebesar 2.16% (Kemenkes RI, 2017).

Kanker payudara merupakan termasuk Penyakit Tidak Menular

(PTM) maka pemerintah melakukan pengendalian PTM terpadu (Puskesmas

Pandu PTM) dengan melakukan deteksi dini kanker payudara. (Kemenkes RI


2017). Salah Satu upaya pencegahan penyakit payudara tanpa harus keluar

rumah adalah dengan melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI),

hal ini disebabkan karena sangat mudah dilakukan, tidak memerlukan biaya

dan dapat dilakukan sendiri di rumah. SADARI dapat dilakukan 3 – 5 hari

setelah masa menstruasi selesai karena saat menstruasi perubahan hormon

akan membuat perubahan bentuk pada payudara menjadi lebih padat dan

keras (Dharmais, 2018).

Dampak negatif dari kecemasan bisa terjadi pada pasien kanker

payudara. Efek kecemasan pada pasien kanker payudara bisa meningkatkan

nyeri dan mengganggu kemampuan tidur dan perubahan tubuh (Mohammed,

S & Baqutyan, S, 2012)

Kanker payudara dapat di deteksi lebih dini dengan cara pemeriksaan

payudara sendiri untuk mengetahui stadium awal, sehingga pengobatan dini

akan memperpanjang harapan hidup penderita kanker payudara. Pemeriksaan

payudara sendiri (SADARI) bisa diterapkan pada remaja putri yang

mengalami Perubahan fisik dan perkembangan seks sekunder yaitu masa

pubertas mengalami pembesaran payudara terjadi antara usia 12-13 tahun

Sebaiknya pemeriksaan payudara sendiri dilakukan pada saat menstruasi,

yaitu pada hari ke 7-10 dari hari pertama menstruasi dengan pertimbangan

pada saat tersebut pengaruh hormon estrogen dan progesteron sangat rendah

dan pada saat itu jaringan kelenjar payudara dalam keadaan tidak oedema

atau tidak membengkak sehingga lebih mudah meraba adanya tumor atau

kelainan (Aeni and Yuhandini 2018)


Upaya untuk mewujudkan promosi kesehatan dapat dilakukan melalui

strategi yang baik. Strategi adalah cara yang digunakan untuk mencapai

tujuan yang diinginkan dalam promosi kesehatan sebagai penunjang dari

program-program kesehatan yang lain, seperti kesehatan lingkungan,

pencegahan penyakit tidak menular, serta pelayanan kesehatan (Notoatmodjo,

2012)

Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan

pemahaman dan potensi untuk menindaki yang lantas melekat dibenak

seseorang. Melalui promosi kesehatan juga akan mendapatkan pengetahuan

(Wawan, 2010).

Menurut penelitian Permatasari (2013). Tingkat pengetahuan

responden sebelum penyuluhan SADARI hanya 1,11% yang berkategori

baik, sedangkan setelah penyuluhan tingkat pengetahuan responden yang

berkategori baik menjadi 64,84%. Hasil analisis menunjukkan bahwa

terdapat perubahan tingkat pengetahuan SADARI antara sebelum dan

sesudah penyuluhan, pada penelitian tersebut bahwa penyuluhan tentang

SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara efektif dapat meningkatkan

pengetahuan siswi tentang SADARI.

Menurut penelitian Suastina et al, (2013). Hasil analisa data

menunjukan adanya pengaruh yang signifikan pendidikan kesehatan terhadap

tingkat pengetahuan siswi tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker

payudara di SMA Negeri 1 Manado.

Menurut penelitian Jaya et al, (2020). Pengaruh pendidikan

kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai deteksi


dini remaja putri, dengan hasil analisis data tingkat pengetahuan sebelum

diberikan perlakuan dengan nilai mean 9.358, pengetahuan sesudah di

berikan perlakuan yaitu meningkat menjadi 14.2462 dengan nilai signifikan

sebesar 0.00 sedangkan perilaku sebelum diberikan perlakuan yaitu

meningkat menjadi 13.5846 dengan nilai signifikan sebesar 0.00 kesimpulan

penelitian ini adalah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan

payudara sendiri sebagai deteksi dini kanker payudara remaja putri.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada remaja

putri kelas 11 di SMA N 1 Takalar didapatkan data bahwa remaja putri

mengatakan belum mengetahui tentang pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI).

Berdasarkan Latar Belakang prevelensi kanker payudara masih tinggi

dan peningkatan pengetahuan SADARI pada remaja sangat di perlukan untuk

mencegah terjadinya kanker payudara maka dari itu peneliti tertarik untuk

meneliti Pengaruh Promosi Kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap

tentang Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) pada siswi SMA N 1

Takalar

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan dari hal-hal yang telah di uraikan dalam latar belakang

tersebut diatas maka di rumuskan masalah penelitian ini adalah

Bagaimanakah pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap

remaja putri tentang periksa payudara sendiri (SADARI) pada siswi SMA N

1 Takalar
1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui Pengaruh promosi kesehatan terhadap

pengetahuan dan sikap tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

pada siswi SMA N 1 Takalar

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui nilai rata-rata pengetahuan remaja putri sebelum dan

sesudah promosi kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) pada siswi SMA N 1 Takalar.

2. Mengetahui nilai rata-rata sikap remaja putri sebelum dan sesudah

promosi kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

pada siswi SMA N 1 Takalar .

3. Mengetahui pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan dan

sikap tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada siswi

SMA N 1 Takalar.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Remaja

Remaja (Adolescense) yang berarti tumbuh kearah kematangan.

Kematangan yang dimaksud adalah bukan hanya kematangan fisik, tetapi

juga kematangan sosial dan psikologis. Masa remaja adalah transisi yang

ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikis. Masa remaja yakni

antara usia 10-19 tahun adalah periode masa pematangan organ reproduksi

manusia dan sering disebut masa pubertas (Widyastuti, 2011).

Masa remaja merupakan masa yang begitu penting dalam hidup

manusia, karena pada masa tersebut terjadi proses awal kematangan organ

reproduksi manusia yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari

kata pubercere yang berarti matang, sedangkan remaja atau adolescense

berasal dari kata adolescere yang berarti dewasa. (Widyastuti, 2011).

Remaja adalah masa peralihan yang ditempuh oleh seseorang dari

kanak-kanak menuju dewasa atau dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah

perpanjangan masa kanak-kanak sebelum mencapai masa dewasa. Menurut

Gunarso, remaja adalah masa peralihan dari masa anak ke masa dewasa,

meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan memasuki

masa dewasa. Sedangkan menurut Andi Mappiare, remaja adalah mereka

yang berada dalam usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita (wawasan

pendidikan, 2017)
Rentang usia remaja berada dalam usia 12-22 tahun bagi wanita dan

13-22 tahun bagi lak-laki. Remaja awal berada dalam usia 12-13 tahun

sampai 17-18 tahun dan remaja akhir dalam rentang usia 17-18 tahun sampai

21-22 tahun (Pudiastuti,2012)

2.2 Perubahan Psikologi Pada Remaja

Mendidik anak laki- laki dan perempuan yang sudah masuk ke tahap

remaja memang penuh tantangan. Anak-anak akan mengalami perubahan

fisik yang menunjukkan masa puber dan ini menjadi berat untuk orang tua.

Orang tua bisa menjadi lebih waspada karena takut ada hal buruk terjadi pada

anak. Saat anak mengalami masa puber maka tidak hanya fisik yang berubah

tapi juga mental dan kondisi psikologis. Berikut ini adalah beberapa

perubahan psikis pada masa pubertas anak laki-laki dan perempuan serta cara

mengatasinya (Astuti, 2018).

2.2.1 Perubahan psikis akibat perubahan fisik

Tanda masa puber untuk anak perempuan dengan adanya ciri-ciri

anak mau menstruasi sedangkan untuk anak laki-laki maka mereka akan

mengalami mimpi basah. Saat semua itu terjadi maka tubuh anak berubah.

Anak perempuan akan mengalami perubahan payudara, beberapa bulu tubuh

dan jerawat. Sementara anak laki-laki juga mengalami perubahan pada

ukuran dan bentuk alat kelamin, jerawat, kumis, jenggot, dan perubahan

suara. Dan akhirnya pikiran anak juga berubah dan cenderung lebih

mengarah pada fisik tersebut.Cara mengatasinya adalah dengan mendorong

anak untuk lebih banyak bertanya mengenai perubahan tersebut. Kemudian


bimbing anak mengenai pendidikan seksual dan semua dampaknya.

Akhirnya jangan sampai anak mengalami kesalahan saat perubahan mereka

semakin dewasa. (Astuti, 2018).

2.2.2 Perubahan mood dan emosi

Perubahan hormon dalam tubuh anak juga akan mendorong

perubahan mood dan emosi pada anak. remaja akan terlihat lebih keras dan

mereka cenderung ingin menyendiri. Ini sangat berubah dan anak Anda

mungkin tidak senang berbagi dengan orang tua. Akhirnya anak juga akan

mudah tersinggung, mudah marah dan terlalu emosi. Pada saat tertentu

mereka juga akan mempertahankan prinsip dan sulit untuk diberitahu. Cara

mengatasinya: mencoba untuk mendekati anak dan tahu ketika anak sedang

menghadapi masalah. Anda juga perlu mengingatkan anak dengan cara yang

baik sehingga anak tidak mudah marah. Caranya memang sudah lain dengan

saat anak kecil sehingga Anda juga harus tahu semua penyebab anak cepat

marah(Astuti, 2018).

2.2.3 Krisis identitas diri

Anak ketika sudah remaja mereka mencoba mencari jati diri. Mereka

tidak suka diatur oleh orang tua sehingga terkadang juga ingin melawan

orang tua. Anda tidak perlu khawatir karena anak sedang mengalami krisis

identitas diri. Anak Anda akan menjadi lebih mudah emosi dan mereka

tidak mau diarahkan. Anak laki-laki biasanya mencoba untuk berpetualang

sehingga sering merasa ingin pergi sendiri. Cara mengatasi: cobalah untuk

bergabung dengan anak Anda. Anda harus tahu dengan lingkungan anak.

Sesekali anak anak secara pribadi dan lakukan apa yang disukai oleh anak
Anda. Saat itu maka Anda bisa tahu apa yang ingin dicari anak dan cobalah

memberikan bimbingan. Jadi jangan sampai anak Anda seperti kehilangan

identitas (Astuti, 2018).

2.2.4 Hubungan orang tua dan anak

Saat anak sudah masuk ke masa puber maka mereka biasanya lebih

senang bergabung dengan teman mereka. Ini juga terjadi pada anak

perempuan dan laki-laki sehingga memang sama. Orang tua juga akan

cemburu karena biasanya anak lebih sering keluar rumah dan mulai

meninggalkan acara keluarga. Anda tidak perlu khawatir karena anak Anda

memang lebih senang bersama dengan teman. Mereka lebih senang

bergabung dengan orang yang tahu tentang kesukaan dan masalah mereka.

Cara mengatasi: Anda perlu bergabung dengan anak. Cobalah untuk

mengundang teman anak ke rumah dan bermainlah dengan mereka. Anda

juga bisa mengundang teman anak untuk membuat mereka menjadi lebih

bebas di rumah. Karena Anda sudah melakukan cara melatih anak

berbicara sejak kecil tentunya anak Anda juga akan berbicara dengan cara

yang baik. (Astuti, 2018).

2.2.5 Anak menjadi sensitif

Perubahan psikis biasanya akan lebih rumit untuk anak yang

menderita autis sesuai dengan jenis – jenis autis. Namun untuk anak yang

biasa saja juga akan lebih rumit dan sulit. Mereka menjadi lebih emosi dan

sangat mudah tersinggung. Anak perempuan menjadi sulit ketika akan

menyambut masa menstruasi. Dan anak laki-laki biasanya hanya berubah

ketika sedang menghadapi masalah atau hal sulit di sekolah dan


hubungannya dengan teman. Cara mengatasinya : Cobalah membuat anak

menjadi lebih tenang. Saat mereka emosi atau menghadapi masalah maka

ajak anak untuk berbicara. Berikan nasehat dengan cara yang sangat lembut

sehingga anak menjadi lebih senang. Jangan memberi nasehat dengan cara

yang tidak nyaman karena sulit untuk diterima oleh anak. (Astuti, 2018).

2.2.6 Anak merasa aneh dan bingung

Ketika anak sudah mengalami masa pubertas maka anak juga bisa

merasa tidak nyaman. Mereka merasa aneh dengan bentuk tubuh dan merasa

bingung. Terlebih jika mereka mengalami masalah seperti bentuk tubuh

yang terlalu besar atau gemuk. Rasa tidak percaya diri karena bentuk tubuh

juga mengancam anak dan mereka merasa tidak sempurna. Namun Anda

perlu mendekati anak untuk menerima semua perubahan itu. Cara

mengatasi: katakan pada anak bahwa tidak ada yang salah dengan bentuk

tubuh. Tidak perlu merasa ragu dengan bentuk tubuh. Jika anak terlalu

gemuk atau masalah obesitas pada anak maka cobalah mengatur pola makan

anak. Ajak anak untuk berolahraga secara teratur sehingga mereka merasa

lebih nyaman. (Astuti, 2018).

2.2.7 Perasaan seksual

Saat anak mengalami perubahan seksual maka dorongan hormon

juga akan mendorong perasaan seksual ini. Perasaan seksual menjadi hal

yang sangat rumit karena anak menjadi sangat penasaran. Namun Anda

tidak perlu takut karena anak Anda hanya penasaran dan mereka ingin

mencoba hal-hal baru. Biasanya anak perempuan mulai menyukai riasan

untuk menarik lawan dan meningkatkan rasa percaya diri. Dan anak laki-
laki cenderung ingin menunjukkan apa yang mereka miliki di depan anak

perempuan. Cara mengatasi: ketika anak merasa penasaran maka cobalah

untuk menjawab semua pertanyaan anak. Bimbing anak dengan pendidikan

seksual yang sesuai untuk anak. Anda juga harus mencoba untuk

memberitahu dampak-dampak dari masalah seksual ini. (Astuti, 2018).

2.2.8 Anak ingin menjadi diri sendiri

Saat anak laki-laki dan perempuan sudah masuk ke tahap remaja

maka mereka juga ingin menjadi diri sendiri. Anak bisa mencoba untuk hal-

hal sulit dan mereka ingin menghadapi sendiri. Tentu saja ini sangat tidak

nyaman untuk orang tua. Terkadang orang tua memberikan nasehat atau

arahan dan anak tetap tidak mau tahu. Anak menjadi sulit untuk diberitahu

atau beberapa anak sering melawan orang tua. Jika ini terjadi maka cobalah

melakukan cara mendidik anak bandel tanda kekerasan. Cara mengatasi:

Bicaralah dengan anak dengan cara yang santai dan tepat. Jangan bicara

langsung pada anak saat mereka baru mengalami masalah. Lebih baik

menunggu waktu yang tepat sehingga anak bisa lebih tenang saat bicara.

Jadi cobalah untuk melakukan ini dengan cara yang tepat. Jadi inilah semua

perubahan psikis pada masa pubertas anak laki-laki dan perempuan serta

cara mengatasinya. Memang cukup sulit bukan, tapi semua orang tua harus

siap dengan perubahan ini. Dan yang terpenting adalah mengatasi perubahan

ini dengan langkah yang paling bijak sehingga anak remaja Anda bisa

tumbuh menjadi lebih dewasa. (Astuti,2018)


2.3 Masalah yang Bisa Muncul Pada Remaja

Masa remaja ditandai dengan adanya berbagai perubahan, baik

secara fisik maupun psikis, yang mungkin saja dapat menimbulkan problema

atau masalah tertentu bagi si remaja. Apabila tidak disertai dengan upaya

pemahaman diri dan pengarahan diri secara tepat, bahkan dapat menjurus

pada berbagai tindakan kenakalan remaja dan kriminal. (Astuti.2018)

Permasalahan yang mungkin timbul pada masa remaja diantaranya.

Permasalahan berkaitan dengan perkembangan fisik dan motorik. Pada masa

remaja ditandai dengan adanya pertumbuhan fisik yang cepat. Keadaan fisik

pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting, namun ketika

keadaan fisik tidak sesuai dengan harapannya (ketidak sesuaian antara body

image dengan self picture) dapat menimbulkan rasa tidak puas dan kurang

percaya diri. Begitu juga, perkembangan fisik yang tidak proporsional.

Kematangan organ reproduksi pada masa remaja membutuhkan upaya

pemuasan dan jika tidak terbimbing oleh norma-norma dapat menjurus pada

penyimpangan perilaku seksual. Masalah fisik yang bisa timbul yang

berhubungan dengan kesehatan pada remaja yaitu, diantaranya:

1) Kanker payudara

2) Keputihan

3) Gangguan Haid

(Astuti, 2018)

2.4 Kanker payudara

2.4.1 Pengertian Kanker Payudara


Kanker payudara adalah sebuah malignant tumor yang di malignant

tumor yang dimulai pada sesl-sel payudara. Telah di ketahui saat ini antara

lain faktor genetic, riwayat keluarga menderita kanker payudara, riwayat

telah menderita kanker payudara sebelumnya, faktor menstruasi dan

reproduksi, paparan radiasi, penggunaan terapi sulih hormone, alcohol dan

diet tinggi lemak.

Faktor etiologi secara garis besar di kelompokkan menjadi tiga yaitu:

a. Faktor genetic

Setiap kanker bisa di pandang sebagai proses genetic karena kanker

terjadi dari perubahan genetic atau muutasi. Hanya sebagian kecil

kanker herediter,sisanya adalah sporadik dan berhubungan dengan

mutasi somatic yang didapatkan selama hidup.

b. Faktor hormonal hormone estrogen merupakan hormone pemicu

timbulnya kanker payudara. Pada wanita dengan kadar estrogen yang

tinggi seperti multiparitas, menarche awal, usia paparan estrogen lama,

tidak laktasi dan terapi hormone pada menopause akan mempunyai

resiko lebih tinggi terkena kanker payudara.

c. Faktor lingkungan

Paparan agen karsinogenesis dari lingkungam dapat berupa zat kimia,

zat makanan, infeksi dan fisik seperti radiasi radioaktif dan trauma.

Beberapa faktor lingkungan seperti bahan kimia organoklorin, lapangan

elektromagnetik, merokok aktif dan pasif serta penggunaan implant

silicon sampai saat ini belum terbukti menaikkan risiko terjadinya

kanker payudara.(Yuanita, 2010).


2.4.2 Stadium

Dengan system atau tahapan staging kanker payudara dapat

diperkirakan prognosis dan informasi tentang pilihan terapi yang sesuai

berdasarkan stadium. Tahapan kanker payudara yaitu :

a. Stage 0

Dimana sel-sel kanker berada pada tempatnya didalam jaringan

payudara yang normal.

b. Stage I

Tumor dengan garis tengah kurang dari 2 cm dan belum menyebar

keluar payudara

c. stage II A

Tumor dengan garis tengah 2-5 cm dan bentuk belum menyebar keluar

kelenjar ketiak atau tumor dengan garis tengah lebih dari 5 cm dan

sudah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.

d. Stage IIIA

Tumor dengan garis tengah kurang dari 5 cm dan sudah menyebar ke

kelenjar getah bening ketiak di sertai perlengketan satu sama lain.

e. Stage III B tumor telah menyusup keluar payudara, yaitu kedalam kulit

payudara atau ke dinding dada atau telah menyebar ke kelenjar getah

bening di dalam dada dan tulang dada.

2.4.3 Patofisiologis

Kanker payudara sama seperti keganasan lainnya penyebab dari

keganasan merupakan multifactorial baik lingkungan maupun faktor

herediter, diantara adanya lesi pada DNA menyebabkan mutasi genetic,


mutasi ini dapat menyebabkan kanker payudara, kegagalan system

kekebalan tubuh, pertumbuhan abnormal dari growth factor menyebabkan

rangsangan abnormal sel stromal dengan sel epitel, adanya efek pada DNA

repair geness seperti BRCAI, BRCA2 yang pada prinsipnya meningkatkan

aktifitas proliferasi sel serta kelainan yang menurunkan atau menghilangkan

regulasi kematian sel (Yuanita,2010)

2.5 Pencegahan Masalah yang Bisa Timbul Pada Remaja

2.5.1 Pencegahan Kanker Payudara

Strategi pencegahan yang paling efektif untuk penyakit tidak

menular yaitu promosi kesehatan dan deteksi dini, begitupun pada kanker

payudara, pencegahan yang dapat dilakukan antara lain sebagai berikut:

1. Pencegahan primer

Hal- hal yang dapat dilakukan dengan pencegahan primer

menurut Nurcahyo (2010) sebagai berikut:

a. Pahami keaadaan diri anda

b. Mengatur usia reproduksi

c. Berikan ASI pada anak anda

d. Menjaga berat badan

e. Hindari alkohol dan rokok

f. Diet makan sehat/ kurangi lemak

g. Menghindari stress

h. Olahraga

i. Makan lebih banyak buah dan sayuran


j. Cukupi kebutuhan vitamin D

2. Pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder yang dilakukan terhadap individu yang

memiliki risiko untuk terkena kanker payudara adalah dengan

melakukan deteksi dini melalui beberapa metode seperti mamografi

atau periksa payudara sendiri (SADARI) Pencegahan Keputihan

Mama dapat membantu anak mencegah infeksi di saluran kemih

dengan mengajarnya untuk melakukan beberapa hal berikut:

a. Buang air kecil dengan lutut terbuka lebar.

b. Ganti pakaian basah sesegera mungkin, termasuk pakaian olahraga

berkeringat.

c. Hindari pakaian ketat.

d. Kenakan pakaian katun longgar yang pas.

e. Hindari produk beraroma atau mengandung parfum yang

digunakan di sekitar kemaluan.

f. Gunakan sabun ringan yang tidak menyebabkan iritasi

g. Hindari menggunakan sampo di area vagina dan sekitarnya.

h. Cuci dan keringkan area vagina dengan lembut saat setelah mandi.

i. Hindari penyemprotan, semprotan feminin dan tampon beraroma.

j. Membantu mencuci pakaian dalam anak dengan deterjen bebas

pewarna dan parfum dan menghindari pelembut kain.

3. Pencegahan Gangguan Haid

Penanganan yang dilakukan untuk mengatasi gangguan

menstruasi berbeda-beda. Dokter terlebih dahulu menganalisis apa yang

menjadi penyebab utama gangguan terjadi. Jika penyebab kondisi ini


adalah ketidak seimbangan hormon, mungkin dokter akan memberikan

beragam obat-obatan yang mengandung hormon jika memang

diperlukan. Maka dari itu, penanganan harus dilakukan agar gejala

gangguan menstruasi tidak semakin parah. Berikut ini adalah

penanganan yang dapat membantu gangguan menstruasi, antara lain:

a. Berendam air hangat atau menempelkan kompres hangat pada

bagian abdomen. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi nyeri

dan kram akibat haid.

b. Berolahraga dapat mengurangi nyeri haid.

c. Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kram yang disebabkan

oleh haid, gejalanya bisa berkurang akibat orgasme.

d. Beberapa ahli mengatakan, gangguan menstruasi bisa dikurangi

risikonya dengan mengatur pola makan sekitar 14 hari sebelum

haid. Disarankan pengidap mengonsumsi gandum utuh, buah, dan

sayuran segar, serta menghindari lemak jenuh dan makanan cepat

saji. Selain itu, batasi konsumsi garam (sodium), membatasi asupan

kafein, gula, dan alkohol.

e. Cegah dan atasi anemia.

1) Cegah dan atasi anemia

2) Olahraga. Berolahraga dapat mengurangi nyeri haid.

3) Aktivitas seksual. Terdapat laporan bahwa kram akibat haid

bisa berkurang akibat orgasme.

4) Rasa hangat. Nyeri dan kram akibat haid bisa dikurangi dengan

berendam pada air hangat atau menempelkan kompres hangat

pada bagian abdomen.


5) Kebersihan menstruasi. Ganti pembalut setiap 4-6 jam. Hindari

menggunakan pembalut atau tampon berparfum, serta

deodoran wanita yang dapat mengiritasi bagian kewanitaan.

Douching tidak disarankan, karena dapat membunuh bakteri

alami yang hidup di vagina. Mandi seperti biasa sudah

cukup.

2.5.2 Dampak Kanker Payudara

Dampak Kanker Payudara yaitu :

1. Perubahan bentuk tubuh

Perubahan bentuk payudara antara kanan dan kiri serta

penurunan badan

2. Kecemasan

Kecemasan yang di alami oleh penderita kanker payudara

adalah kaget sempat merasa drop dan khawatir.

3. Perasaan sedih

Perasaan sedih yang mereka alami pada awal mendapat

diagnosis kanker payudara oleh dokter

4. Perasaan takut

Informan mengungkapkan rasa takut terhadap tindakan medis

berupa operasi pengangkatan kanker. (Mohammed, S & Baqutyan, S,

2012)

2.6 Tinjauan Umum Tentang SADARI

2.6.1 Pengertian : SADARI adalah pengembangan kepedulian seorang wanita

terhadap kondisi payudaranya sendiri.Tindakan ini dilengkapi dengan


langkah-langkah khusus untuk mendeteksi secara awal penyakit kanker

payudara (Wenny, 2011).

SADARI adalah pemeriksaan payudara sendiri yang bertujuan untuk

mengetahui ada tidaknya kanker dalam payudara wanita (Yustiana, 2011).

SADARI (Periksa Payudara Sendiri) merupakan usaha untuk

mendapatkan kanker payudara pada stadium yang lebih dini (Manuaba,

2012).

Dapat disimpulkan bahwa SADARI merupakan usaha yang

dilakukan untuk mendeteksi secara dini ada atau tidaknya kanker payudara

dengan mengetahui perubahan yang terjadi pada payudara.

2.6.2 Tujuan SADARI

Bentuk payudara biasanya berubah-ubah, sebelum memasuki masa

menstruasi, biasanya payudara telah membesar, lunak, atau ada benjolan dan

kembali normal ketika masa menstruasi selesai. Yang terpenting adalah

mengenali perubahan mana yang biasa terjadi dan yang mana yang tidak.

Karena itu, dari semula setiap perempuan harus tahu bagaimana keadaan

normal payudaranya sendiri. Tujuan dari pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) secara rutin adalah untuk merasakan dan mengenal lekuk-lekuk

payudara sehingga jika terjadi perubahan dapat segera diketahui (Puspita,

2016)

SADARI dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

1. SADARI hanya mendeteksi secara dini kanker payudara, bukan untuk

mencegah kanker payudara. Dengan adanya deteksi dini maka kanker


payudara dapat terdeteksi pada stadium awal sehingga pengobatan dini

akan memperpanjang harapan hidup penderita kanker payudara.

2. Menurunkan angka kematian penderita karena kanker yang ditemukan

pada stadium awal akan memberikan harapan lebih lama.

2.6.3 Manfaat SADARI

Deteksi dini merupakan langkah awal yang sangat penting untuk

mengetahui secara dini adanya tumor atau benjolan pada payudara sehingga

dapat mengurangi tingkat kematian karena penyakit kanker tersebut.

Keuntungan dari deteksi dini bermanfaat untuk meningkatkan kemungkinan

harapan hidup pada wanita penderita kanker payudara. Hampir 85%

gangguan atau benjolan ditemukan oleh penderita sendiri melalui

pemeriksaan dengan benar. Selain itu, SADARI adalah metode termudah,

tercepat, termurah dan paling sederhana yang dapat mendeteksi secara dini

kanker payudara (Wenny, 2011).

2.6.4 Cara Melakukan SADARI

Waktu terbaik untuk melakukan SADARI adalah beberapa hari setelah

periode menstruasi Anda berakhir. Pada masa menstruasi, kadar hormon

berfluktuasi sehingga menyebabkan perubahan pada tubuh, termasuk

payudara yang mengencang.

Menurut Yustiana (2011) Terdapat beberapa cara untuk melakukan

pemeriksaan. Anda dapat memilih yang sesuai dengan kenyamanan Anda.

1. Di depan cermin

Untuk melakukan pemeriksaan payudara secara mandiri, Anda

hanya memerlukan tangan, penglihatan dan cermin. Berdirilah di depan


kaca, buka pakaian dari pinggang ke atas. Pastikan terdapat cukup

pencahayaan dalam ruangan tersebut dan lakukan cara berikut:

Tahap 1

Gambar 2.1 Melihat Perubahan Payudara (Yustiana 2011)

Melihat perubahan bentuk payudara dan besarnya payudara,

perubahan puting susu, serta kulit payudara di depan kaca. Sambil

berdiri tegak depan cermin, posisi kedua lengan lurus ke bawah

disamping badan

Tahap 2

Gambar 2.2 Mengangkat Payudara (Yustiana, 2011)

Periksa payudara dengan tangan diangkat di atas kepala. Dengan

maksud untuk melihat retraksi kulit atau perlekatan tumor terhadap otot

atau fascia dibawahnya.

Tahap 3
Gambar 2.3 Berdiri Tegak (Yustiana, 2011)

Berdiri tegak di depan cermin dengan tangan disamping kanan

dan kiri. Miringkan badan ke kanan dan kiri untuk melihat

perubahan pada payudara.

Tahap 4

Gambar 2.4 Menegangkan Otot-Otot (Yustiana, 2011)

Menegangkan otot-otot bagian dada dengan berkaca

pinggang/tangan menekan pinggul dimaksudkan untuk menegangkan

otot di daerah axilla.

2. Berbaring.

Tahap 5

Gambar 2.5 Persiapan (Yustiana, 2011)


Dimulai dari payudara kanan. Baring menghadap ke kiri dengan

membengkokkan kedua lutut Anda. Letakkan bantal atau handuk mandi

yang telah dilipat di bawah bahu sebelah kanan untuk menaikkan

bagian yang akan diperiksa. Kemudian letakkan tangan kanan Anda di

bawah kepala. Gunakan tangan kiri Anda untuk memeriksa

payudara kanan. Gunakan telapak jari-jari Anda untuk memeriksa

sembarang benjolan atau penebalan. Periksa payudara anda dengan cara

Vertical Strip dan Circular.

Tahap 6

Gambar 2.6 Memeriksa Payudara Vertical Strip dan Circular (Yustiana, 2011)

Memeriksa seluruh bagian payudara dengan cara vertical, dari

tulang selangka di bagian atas ke bra-line di bagian bawah, dan garis

tengah antara kedua payudara ke garis tengah bagian ketiak Anda.

Gunakan tangan kiri untuk mengawali pijatan pada ketiak. Kemudian

putar dan tekan kuat untuk merasakan benjolan. Gerakkan tangan Anda

perlahan-lahan ke bawah bra line dengan putaran ringan dan tekan kuat

di setiap tempat. Di bagian bawah bra line, bergerak kurang lebih 2 cm

kekiri dan terus ke arah atas menuju tulang selangka dengan memutar

dan menekan. Bergeraklah ke atas dan ke bawah mengikuti pijatan dan

meliputi seluruh bagian yang ditunjuk.


Tahap 7

Gambar 2.7 Memeriksa Payudara Dengan Cara Memutar (Yustiana, 2011)

Berawal dari bagian atas payudara Anda, buat putaran yang besar.

Bergeraklah sekeliling payudara dengan memperhatikan benjolan yang

luar biasa. Buatlah sekurang-kurangnya tiga putaran kecil sampai ke

puting payudara. Lakukan sebanyak 2 kali, sekali dengan tekanan

ringan dan sekali dengan tekanan kuat. Jangan lupa periksa bagian

bawah areola mammae.

Tahap 8

Gambar 2.8 Pemeriksaan Cairan Diputing (Yustiana, 2011)

Menggunakan kedua tangan, kemudian tahan payudara Anda

untuk melihat adanya cairan abnormal dari putting payudara.


Tahap 9

Gambar 2.9 Memeriksa Ketiak (Yustiana, 2011)

Letakkan tangan kanan Anda ke samping dan rasakan ketiak

Anda dengan teliti, apakah teraba benjolan abnormal atau tidak.

3. Berikut gambar bentuk payudara tidak normal :

Gambar 2.10 Terdapatnya gumpalan pada payudara (Yustiana 2011)

Gambar 2.11 Kulit payudara mengerut (Yustiana 2011)


Gambar 2.12 Perubahan warna kulit dan tekstur (Yustiana 2011)

Gambar 2.13 Perubahan bentuk putting / putting tertarik kedalam


(Yustiana 2011)

Gambar 2.14 Keluarnya cairan bening/putih/darah dari putting (Yustiana 2011)

Gambar 2.15 Perubahan ukuran atau bentuk payudara (Yustiana 2011)


2.7 Mammografi

Mammografi adalah pemeriksaan sederhana dengan menggunakan

mesin Xray.Dengan menggunakan mesin mammografi tersebut, payudara

ditempatkan di antara dua dari mesin x-ray dan akan dilakukan penekanan.

Keadaan ini mungkin menimbulkan sedikit rasa tidak nyaman, namun hal ini

penting untuk mendapatkan hasil gambar yang baik. Penekanan tersebut

hanya berlangsung beberapa detik. Seluruh prosedur mammografi biasanya

memakan waktu sekitar 20-30 menit untuk satu payudara.Mammografi

merupakan pemeriksaan paling utama untuk melakukan deteksi kanker

payudara pada stadium awal. Meskipun hasil dari mammografi tidak 100%

akurat,namun mammografi merupakan metode terbaik untuk mendeteksi

kanker payudara. Pemeriksaan mammografi sebaiknya dilakukan dua tahun

sekali pada usia 35 – 50 tahun,sedangkan usia diatas 50 tahun dilakukan satu

tahun sekali(Suryana, 2013)

2.8 Promosi Kesehatan

Upaya untuk mewujudkan promosi kesehatan dapat dilakukan melalui

strategi yang baik. Strategi adalah cara yang digunakan untuk mencapai

tujuan yang di inginkan dalam promosi kesehatan sebagai penunjang dari

program-program kesehatan yang lain, seperti kesehatan lingkungan,

pencegahan penyakit tidak menular, serta pelayanan kesehatan (Notoatmodjo,

2012)

Tujuan Promosi Kesehatan adalah meningkatkan kemampuan baik

individu, keluarga, kelompok dan masyarakat agar mampu hidup sehat dan
mengembangkan upaya kesehatan yang bersumber masyarakat serta

terwujudnya lingkungan yang kondusif untuk mendorong terbentuknya

kemampuan tersebut (Notoatmodjo, 2012)

Pengetahuan yang kurang tentang prosedur, teknik, ataupun langkah-

langkah Sadari membuat responden tidak melaksanakan Sadari dan hal itu

karena mereka tidak tahu bagaimana cara melakukan tindakan Sadari

dikarenakan informasi yang didapat kurang jelas karena tidak adanya materi

pelajaran yang mengajarkan dan juga belum pernah dilakukannya penyuluhan

tentang pelaksanaan Sadari yang baik dan benar. Kondisi yang dapat

mempengaruhi sikap responden terhadap tindakan Sadari dimana responden

masih merasa enggan untuk melakukan Sadari dikarenakan mereka malu

untuk meraba-raba payudara mereka sendiri apalagi dengan melihatnya di

cermin. Maka dari itu Penyuluhan tentang Sadari berperan penting untuk

meningkatkan pengetahuan Sadari terutama tentang cara melaksanakan

Sadari. (Tuelah, Telew, and Bawiling 2020).

2.9 Tinjauan Khusus Tentang Pengetahuan

2.9.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental secara langsung

atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Setiap kekayaan

mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi), bagaimana

(epistilogi) dan untuk siapa (aksiologi). Pengetahuan merupakan fungsi dari

sikap, menurut fungsi ini manusia mempunyai dorongan dasar untuk ingin
tahu, untuk mencapai penalaran dan untuk mengorganisasi pengalaman

(Notoatmodjo, 2012).

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagian pengetahuan manusia diperoleh melalui

mata dan telinga (Wawan, 2010).

Pengetahuan adalah informasi yang telah dikombinasikan dengan

pemahaman dan potensi untuk menindaki yang lantas melekat dibenak

seseorang (Wawan, 2010).

2.9.2 Tingkat Pengetahuan

Tingkat pengetahuan menurut Arikunto (2010), yaitu :

1. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam pengetahuan ini adalah

mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari bahan yang telah

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

2. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui yang dapat menginterpretasikan

materi tersebut secara benar.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya.


Aplikasi di sini dapat diartikan menggunakan hukum-hukum rumus,

prinsip dan sebagainya dalam konteks situasi tertentu.

4. Analisa (Analysis)

Analisa adalah menunjukkan kepada suatu kemampuan

menjabarkan materi tetapi masih dalam suatu struktur organisasi

tersebut dan masih ada kaitan satu sama lain.

5. Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah menujukkan kepada suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk kesatuan.

6. Evaluasi (Evalution )

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

penilaian suatu materi objek penilaian yang berdasarkan suatu variabel

yang sudah ada. Penilaian-penilaian ini dapat berdasarkan suatu criteria

yang ditentukan sendiri atau criteria yang sudah ada (Notoatmodjo,

2012).

2.9.3 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Budiman dan Riyanto (2013) faktor yang mempengaruhi

pengetahuan meliputi:

1. Pendidikan

Pendidikan adalah proses perubahan sikap dan perilaku

seseorang atau kelompok dan merupakan usaha mendewasakan

manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Budiman & Riyanto,

2013). Semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin capat

menerima dan memahami suatu informasi sehingga pengetahuan yang

dimiliki juga semakin tinggi (Sriningsih, 2011).


2. Informasi/ Media Massa

Informasi adalah suatu teknik untuk mengumpulkan,

menyiapkan, menyimpan, memanipulasi, mengumumkan, menganalisis

dan menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Informasi diperoleh

dari pendidikan formal maupun nonformal dapat memberikan pengaruh

jangka pendek sehingga menghasilkan perubahan dan peningkatan

pengetahuan. Semakin berkembangnya teknologi menyediakan

bermacam-macam media massa sehingga dapat mempengaruhi

pengetahuan masyarakat. Informasi mempengaruhi pengetahuan

seseorang jika sering mendapatkan informasi tentang suatu

pembelajaran maka akan menambah pengetahuan dan wawasannya,

sedangkan seseorang yang tidak sering menerima informasi tidak akan

menambah pengetahuan dan wawasannya.

3. Sosial, Budaya dan Ekonomi

Tradisi atau budaya seseorang yang dilakukan tanpa penalaran

apakah yang dilakukan baik atau buruk akan menambah

pengetahuannya walaupun tidak melakukan. Status ekonomi juga akan

menentukan tersedianya fasilitas yang dibutuhkan untuk kegiatan

tertentu sehingga status ekonomi akan mempengaruhi pengetahuan

seseorang. Seseorang yang mempunyai sosial budaya yang baik maka

pengetahuannya akan baik tapi jika sosial budayanya kurang baik maka

pengetahuannya akan kurang baik. Status ekonomi seseorang

mempengaruhi tingkat pengetahuan karena seseorang yang memiliki

status ekonomi dibawah rata-rata maka seseorang tersebut akan sulit


untuk memenuhi fasilitas yang diperlukan untuk meningkatkan

pengetahuan.

4. Lingkungan

Lingkungan mempengaruhi proses masuknya pengetahuan

kedalam individu karena adanya interaksi timbal balik ataupun tidak

yang akan direspons sebagai pengetahuan oleh individu. Lingkungan

yang baik akan pengetahuan yang didapatkan akan baik tapi jika

lingkungan kurang baik maka pengetahuan yang didapat juga akan

kurang baik.

5. Pengalaman

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman orang lain maupun

diri sendiri sehingga pengalaman yang sudah diperoleh dapat

meningkatkan pengetahuan seseorang. Pengalaman seseorang tentang

suatu permasalahan akan membuat orang tersebut mengetahui

bagaimana cara menyelesaikan permasalahan dari pengalaman

sebelumnya yang telah dialami sehingga pengalaman yang didapat bisa

dijadikan sebagai pengetahuan apabila mendapatkan masalah yang

sama.

6. Usia

Semakin bertambahnya usia maka akan semakin berkembang

pula daya tangkap dan pola pikirnya sehingga pengetahuan yang

diperoleh juga akan semakin membaik dan bertambah.

2.9.4 Cara Memperoleh Pengetahuan

Cara memperoleh pengetahuan adalah sebagai berikut:


1. Cara kuno untuk memperoleh pengetahuan

a. Cara coba salah (Trial dan error)

Cara ini sudah dipakai orang sebelum kebudayaan, bahkan

mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba salah ini dilakukan

dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah

dan apabila kemungkinan itu tidak berhasil maka dicoba.

Kemungkinan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan.

b. Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dapat berupa pemimpin-

pemimpin masyarakat baik formal atau informal, ahli agama,

pemegang pemerintah dan berbagai prinsip orang lain yang

menerima mempunyai yang dikemukakan oleh orang yang

mempunyai otoritas.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai upaya

memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang kembali

pengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan

yang dihadapi masa lalu.

d. Cara modern untuk memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih popular

atau disebut metodologi penelitian. Cara ini mula-mula di

kembangkan oleh Francis Bacon kemudian dikembangkan oleh

Deobld Van Daven, akhirnya lahir suatu cara untuk melakukan


penelitian yang dewasa ini kita kenal dengan penelitian ilmiah (A

Wawan dan Dewi M, 2012).

2.9.5 Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur. Guna

mengukur suatu pengetahuan dapat digunakan suatu pertanyaan. Adapun

pertanyaan yang dapat dipergunakan untuk pengukuran pengetahuan secara

umum yaitu pertanyaan objektif misalnya pertanyaan pilihan ganda

(multiple choice).

Pengukuran pengetahuan dapat dituliskan dengan rumus sebagai

berikut (Arikunto, 2010) :

F
P = X 100%
N

Keterangan :

P : Presentase

f : frekuensi item soal benar

n : Jumlah soal

Sedangkan kategori pengetahuan yang digunakan yaitu :

1. Baik, bila subjek mampu menjawab dengan benar 76–100% dari

seluruh pertanyaan.

2. %O SXVNM Cukup, bila subjek mampu menjawab dengan benar 60-

75% dari seluruh pertanyaan.

3. Kurang, bila subjek mampu menjawab dengan benar <60% dari seluruh

pertanyaan.
2.10 Sikap

Sikap adalah pernyataan evaluative terhadap orang, objek atau

peristiwa. Tingkah laku atau sikap manusia merupakan hasil interaksi antara

stimulus dan respon.

Menurut Stepan (Budiman, 2013) membagi sikap dalam tiga tahap

yaitu,:

1. Menerima

Tahapan menerima merupakan tahapan awal dalam sikap yaitu

kepekaan seseorang, dalam menerima rangsangan dari luar yang datang

kepadanya dalam berbagai bentuk masalah, situasi, geajala, objek dan

sebagainya.

2. Menanggapi tanggapan

Tahap ini merupakan tahap dimana seseorang memberikan

penilaian atau penghargaan terhadap suatu objek tersebut tidak di

kerjakan maka akan menimbulkan rasa penyesalan.

3. Mengelola

Tahap sikap mengelola adalah mempertemukan perbedaan nilai

baru yang universal sehingga dapat membawa pada perbaikan secara

umum.

4. Menghayati

Tahapan sikap tertinggi dimana keterpaduan semua system nilai

yang di miliki seseorang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah

lakunya.

2.10.1 Cara pengukuran sikap


Menurut sugiyono (2019) skala sikap yang perlu di ketahui sebagai

berikut: Skala likret di gunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena social. Dalam

penelitian, fenomena social ini telah di tetapkan secara spesifik oleh

peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variable penelitian.

1. Pernyataan positif

a. Sangat Setuju (SS) : bernilai 4

b. Setuju (S) : bernilai 3

c. Tidak setuju (TS) : bernilai 2

d. Sangat tidak setuju (STS) : bernilai 1

2. Pernyataan negative

a. Sangat Setuju (SS) : bernilai 1

b. Setuju (S) : bernilai 2

c. TIdak Setuju (TS) : bernilai 3

d. Sangat tidak setuju (STS) : bernilai 4

2.11 Penelitian Terkait

Pada penelitian Suastina (2013). Pengaruh pendidikan kesehatan

terhadap tingkat pengetahuan siswi tentang SADARI sebagai deteksi dini

kanker payudara menurut tingkat pengetahuan sebelum diberikan

pendidikan kesehatan tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker

payudara pada siswa SMA Negeri 1 Manado menunjukkan bahwa sebagian

besar siswi dikategorikan kurang yakni sebanyak 61 orang (62,0%) dan

sebanyak 30 orang (30,9%) dikategorikan cukup. Didapatkan Nilai


probabilitas = 0,000. Hal ini menunjukan nilai p < nilai α sehingga dapat

disimpulkan adanya pengaruh yang signifikan pendidikan kesehatan

terhadap tingkat p Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis

menemukan adanya pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat

pengetahuan siswi tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di

SMA Negeri 1 Manado dengan teridentifikasinya pendidikan kesehatan dan

tingkat pengetahuan serta dengan teranalisisnya pengaruh antara pendidikan

kesehatan terhadap tingkat pengetahuan.

Pada penelitian Jaya et al (2020). Pengaruh pendidikan kesehatan

tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sebagai deteksi dini

kanker payudara pada remaja putri, kesadaran untuk melakukan SADARI

penting ditumbuhkan untuk memotivasi seorang agar secara teratur

melakukan SADARI untuk mengidentifikasi secara dini benjolan abnormal

payudara sehingga dapat segera di obati dan menurunkan kematian akibat

kanker payudara. berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, bahwa

ada pengaruh tingkat pengetahuan dan perilaku sebelum dan sesudah

diberikan pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri

sebagai deteksi dini kanker payudara pada remaja putri dengan nilai

signifikan 0,00.

Pada penelitian Erwiory et al. hasil uji analisis yang di gunakan

adalah chi square menunjukan bahwa hubungan antar informasi dengan

sikap SADARI memiliki pvallue = 1,000 dan OR = 0,786 dan hubungan

antara pengetahuan dengan sikap SADARI dengan pvalue = 0,027 dan OR

= 4,286. Dari data tersebut tidak terdapat hubungan antara informasi dengan
sikap SADARI dan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap

SADARI.

Pada penelitian Novasari et al (2016). Hubungan pengetahuan,sikap

dan paparan media informasi dengan praktik pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) pada santriwati pondok pesantren. Ada hubungan paparan media

informasi dengan praktik pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada

santriwati Pondok Pesantren (pvalue = 0,001; 95% Cl = 0,211 – 0,730).

Peneliti menyarankan untuk pengelola pondok pesantren untuk

meningkatkan pengetahuan santriwati dengan bekerjasama dengan

bapermasper untuk memberikan pelatihan kepada guru atau siswi.

Menurut penelitian Permatasari (2013). Efektivitas Penyuluhan

SADARI terhadap Pengetahuan Siswi SMA tingkat pengetahuan responden

pra-penyuluhan SADARI hanya 1,11% yang berkategori baik, sedangkan

pasca-penyuluhan tingkat pengetahuan responden yang berkategori baik,

sedangkan pasca-penyuluhan tingkat pengetahuan responden yang

berkategori baik menjadi 64,84%. Hasil analisis statistic uji Wilcoxon

dengan tingkat kepercayaan 0,1 di peroleh nilai p<0,000, yang menunjukkan

bahwa terdapat perubahan tingkat pengetahuan SADARI antara pra dan

pasca-penyuluhan, pada penelitian tersebut bahwa penyuluhan tentang

SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara efektif dapat meningkatkan

pengetahuan siswi tentang SADARI.


2.12 Kerangka Teori

Promosi Kesehatan
Pada Remaja Peri

Pengetahuan Sikap

Kanker Payudara: Sikap :


1. Stadium 1. Menerima
2. Patofisiologis 2. Menanggapi
3. Dampak 3. Mengelola
4. pencegahan 4. Menghayati
Pemeriksaan Payudara Sendiri:
1. Pengetahuan SADARI
2. Tujuan SADARI
3. Cara melakukan SADARI

Gambar 2.16 Kerangka Teori


(Yuanita, 2010), (Yustiana, 2011), (Arikunt,2010), (Sugiyono 2019)

2.13 Kerangka Konsep Penelitian

Kerangka konsep penelitian adalah suatu hubungan atau kaitan

antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati melalui

penelitian yang dimaksud. Kerangka konsep penelitian perlu dirumuskan

untuk memperoleh gambaran secara jelas kearah mana penelitian itu

berjalan, atau data apa yang dikumpulkan (Notoadmodjo, 2010).

Variabel Independen Variabel Dependen

Promosi Kesehatan tentang Pengetahuan dan sikap


pemeriksaan payudara tentang pemeriksaan
sendiri (SADARI) payudara sendiri
(SADARI)

Gambar 2.17 Kerangka Konsep


2.14 Hipotesis

Hipotesis telah diuraikan sebelumnya bahwa hipotesis adalah suatu

jawaban sementara dari pertanyaan penelitian. Berfungsi untuk menentukan

pembuktian (Notoatmodjo, 2010)

Hipotesis dalam penelitian adalah :

1. Ada pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan sebelum dan

sesudah pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada remaja putri

2. Ada pengaruh promosi kesehatan terhadap sikap sebelum dan sesudah

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada remaja putri


BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian

Desain Penelitian yang digunakan adalah quasi experimental dengan

menggunakan rancangan analisis pendekatan pre experiment dengan One

group pretest – posttest design. Ciri dari desain penelitian ini memberikan

intervensi kepada responden yang akan dilakukan tindakan perlakuan dan

membandingkan sebelum dan sesudah dilakukan intervensi. Peneliti

memberikan intervensi kepada kelompok yang akan diberikan Promosi

Kesehatan tentang SADARI. Perlakuan dan membandingkan sebelum dan

sesudah diberikan Promosi Kesehatan tentang SADARI

Rancangan penelitian ini digunakan sebagai berikut :

X1 O X2

Keterangan :

X1 : Rata-rata nilai Pengetahuan dan sikap sebelum di berikan promosi

kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri ( SADARI )

O : Perlakuan (Promosi Kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI)

X2 : Rata-rata nilai pengetahuan dan sikap setelah di berikan promosi

kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.3 Populasi
Populasi Adalah keseluruhan subjek penelitian atau subjek yang

diteliti dan dijelaskan secara spesifik tentang siapa atau golongan mana yang

menjadi sasaran penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2010).

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja putri kelas 11 di SMA

N 1 Takalar sejumlah 150 remaja putri.

3.2.4 Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi penelitian (Notoatmodjo,

2012).

Rumus Vincent Gaspersz dalam Tinceuli Sinaga, 2007)

n = N.Zα2 P(1-P)
N.G2 + Zα2 . P(1-P)

Keterangan : n = Besar Sampel

N = Besar Populasi

Zc = Nilai derajat kepercayaan 95% (1,96)

G = Galat Perdugaan (0,01)

P = Proporsi dari populasi ditetapkan (P=0,5)

Diketahui : N = 150 Siswa

Zc = 1,96 (Derajat kepercayaan = 95%

G = 0,1 (Tinceuli Sinaga, 2007)

P = 0,5

n = 150.(1,96)2.0,5(1-0,5)
150.(0.1)2+(1,96)2. 0,5 (1-0,5)
n = 150.(3,8416).0,25
150.(0,01)+(3,8416).0,25

n = 150 (0,9604)
1,5 + (0,9604)

n = 144,06
2,4604

n = 58,5

Jadi jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 58 remaja putri.

Kriteria inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh

setiap anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Sedangkan

kriteria eksklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang tidak dapat diambil

sebagai sampel.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini:

1. Remaja Putri kelas 11 di SMA N 1 Takalar

2. Remaja putri yang tidak sakit saat dilaksanakan penelitian

3. Bersedia menjadi responden dan memiliki nomor Whatsapp yang aktif

Kriteria Eksklusi dalam penelitian ini adalah :

1. Siswi yang tidak dapat dihubungi saat penelitian


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Univariat

Mengetahui nilai rata-rata pengetahuan remaja putri sebelum dan

sesudah promosi kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) pada siswi SMA N 1 TAKALAR

Tabel 4.1
Nilai rata-rata pengetahuan remaja putri sebelum dan sesudah promosi kesehatan
tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada siswi SMA N 1 TAKALAR

N Min Max Mean St.Dv


Pre test 58 15.00 70.00 39.91 14.73
Post test 58 70.00 85.00 84,31 2.55

Pada tabel 4.1 dari 58 responden didapatkan hasil mean

pengetahuan sebelum di beri promosi kesehatan adalah 39,91 (pengetahuan

kurang) dengan standar deviasi 14.73 dan didapatkan mean pengetahuan

sesudah diberi promosi kesehatan adalah 84.31(pengetahuan baik) dengan

standar deviasi 2.55. Terdapat peningkatan nilai rata-rata pengetahuan

sesudah diberi promosi kesehatan lebih besar dari sebelum diberi promosi

kesehatan.

Tabel 4.2
Nilai rata-rata sikap remaja putri sebelum dan sesudah promosi kesehatan tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada siswi SMA N 1 TAKALAR

N Min Max Mean St.Dv


Pre test 58 18.00 70.00 35.65 15.97
Post test 58 60.00 86.00 76.82 7.13
Pada tabel 4.2 dari 58 responden didapatkan hasil mean sikap

sebelum di beri promosi kesehatan adalah 35.65 (tidak baik) dengan standar

deviasi 15.97 dan didapatkan mean sikap sesudah diberi promosi kesehatan

76.82 (sangat baik) dengan standar deviasi 7.13. Terdapat peningkatan nilai

rata-rata sikap sesudah diberi promosi kesehatan lebih besar dari sebelum

diberi promosi kesehatan.

4.1.2 Uji normalitas

Uji normalitas ini bertujuan untuk mengetahui apakah data

penelitian berdistribusi normal atau tidak. Sebab dalam statistic parametrik,

distribusi data yang normal adalah sebuah keharusan dan merupakan syarat

mutlak yang harus terpenuhi. Ada beberapa jenis uji statistic untuk

mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak, namun dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan uji statistik Skewness dan Kurtosis.

Tabel 4.3
Uji Normalitas Skewness dan Kurtosis

Descriptive Statistics
N Skewness Kurtosis
Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error
Pre test pengetahuan 58 0,047 0.314 -0,911 0.618
Post test pengetahuan 58 -4,309 0.314 19,89 0.618
Pre test Sikap 58 0,345 0,314 -1,460 0,618
Post test Sikap 58 -0,403 0,314 -0,916 0,618

Dari analisis di peroleh rasio skewness untuk Pre test Pengetahuan

tidak berada pada rentang -2 sampai +2 yaitu sebesar 0,50 dan kurtosisnya

1,47 artinya data pre test pengetahuan tidak berdistribusi normal. rasio

skewness untuk Post test Pengetahuan tidak berada pada rentang -2 sampai

+2 yaitu sebesar -13,72 dan kurtosisnya 32,18 artinya data pre test
pengetahuan tidak berdistribusi normal. Rasio skewness untuk Pre tes Sikap

tidak berada pada rentang -2 sampai +2 yaitu sebesar 1,09 dan kurtosisnya -

2,36 artinya data pre test Sikap tidak berdistribusi normal. Rasio skewness

untuk Post test Sikap tidak berada pada rentang -2 sampai +2 yaitu sebesar -

1,28 dan kurtosisnya -1,48 artinya data post test sikap tidak berdistribusi

normal sehingga selanjutnya akan digunakan uji nonparametric (Wilcoxon).

4.1.3 Analisis Bivariat

Penyajian dan interpretasi dilaporan penelitian :

Dari hasil output kemudian angka angka disusun dalam tabel sebagai

berikut :

Tabel 4.4
Pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan tentang pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) pada siswi SMA N 1 TAKALAR

Mean Sum of p
Variabel N Z
Rank Ranks value
Pengetahuan Negative Ranks 0 0,00 0,00
Pretest- Positive Ranks 58 29,50 1711,00 -6,633 0,000
Postest

Pada tabel 4.4 dari 58 responden didapatkan rata-rata pengetahuan

sebelum di beri promosi kesehatan tentang periksa payudara sendiri

(SADARI) dalah 29.50 dan dengan PValue 0.000 < 0,05 yang artinya

terdapat pengaruh pengetahuan dengan pemberian promosi kesehatan

tentang periksa payudara sendiri (SADARI).


Tabel 4.5
Pengaruh promosi kesehatan terhadap sikap tentang pemeriksaan payudara sendiri
(SADARI) pada siswi SMA N 1 TAKALAR

Mean Sum of p
Variabel N Z
Rank Ranks value
sikap Pretest- Negative Ranks 0 0,00 0,00
-6,631 0,000
Postest Positive Ranks 58 29,50 1711,00

Pada tabel 4.5 dari 58 responden rata-rata Sikap sebelum di beri

promosi kesehatan mengenai SADARI adalah 29.50 dengan P value 0.000 <

0,05 yang artinya terdapat pengaruh pengetahuan dengan pemberian

promosi kesehatan tentang periksa payudara sendiri (SADARI).

4.2 Pembahasan

4.2.1 Univariat

4.2.1.1 Nilai rata-rata pengetahuan remaja putri sebelum dan sesudah promosi
kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada siswi
SMA N 1 Takalar

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat

peningkatan nilai rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah diberi promosi

kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada siswi

SMA N 1 Takalar.

Maulana & Heri (2010) mengatakan bahwa adanya penyuluhan

kesehatan seorang remaja mampu mengontrol kesehatan seorang remaja

mampu mengontrol kesehatan seorang remaja akan mengalami peningkatan

pengetahuan yang akan mempengaruhi sikap dan perilaku remaja dalam

melaksanakan pemeriksaan SADARI.

Hasil penelitian yang dilakukan Alini (2018) diperoleh rata-rata

pengetahuan sebelum diberikan promosi kesehatan melalui leaflet adalah


6,17 dengan nilai min 4 dan nilai max 8 dan rata-rata pengetahuan setelah

diberikan promosi kesehatan melalui audio visual adalah 7,89 dengan

Min 5 dan Max 10 dan rata-rata pengetahuan setelah diberikan promosi

kesehatan melalui audio visual adalah 11, 33 dengan nilai min 9 dan nilai

max 14. Artinya terdapat pengaruh pengetahuan terhadap promosi

kesehatan tentang periksa payudara sendiri.

4.2.1.2 Nilai rata-rata Sikap remaja putri sebelum dan sesudah promosi tentang
pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada siswi SMA N 1 Takalar

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat

peningkatan nilai rata-rata sikap sebelum dan sesudah diberi promosi

kesehatan tentang pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada siswi

SMA N 1 Takalar.

Sikap merupakan kecenderungan yang dimiliki seseorang untuk

merespon baik secara positif atau negative suatu objek tertentu melalui

suatu persuasi maupun respon seorang atau kelompok. Perubahan sikap

pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dan keyakinan yang

didapatkan dari hasil penginderaan salah satunya didapatkan dari proses

belajar (Kholid,2014)

Hasil penelitian yang dilakukan Sari et al. (2019) Penelitian

menunjukan peningkatan skor sikap mahasiswi dengan jawaban sangat

setuju mengenai pernyataan tidak akan menghindar dari penderita kanker

payudara, sikap untuk melakukan SADARI berurutan sesuai tahapannya.

4.2.2 Bivariat

4.2.2.1 Pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan tentang pemeriksaan


payudara sendiri (SADARI) pada siswi SMA N 1 TAKALAR
Berdasarkan hasil yang telah di uji menggunakan uji Wilcoxon

didapatkan ada pengaruh pengetahuan dengan pemberian promosi

kesehatan tentang periksa payudara sendiri (SADARI).

Pengetahuan merupakan khasanah kekayaan mental secara

langsung atau tidak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Setiap

kekayaan mempunyai ciri-ciri yang spesifik mengenai apa (ontologi),

bagaimana (epistilogi) dan untuk siapa (aksiologi). Pengetahuan

merupakan fungsi dari sikap, menurut fungsi ini manusia mempunyai

dorongan dasar untuk ingin tahu, untuk mencapai penalaran dan untuk

mengorganisasi pengalaman (Notoatmodjo, 2012).

Hasil penelitian yang dilakukan Suastina (2013). Pengaruh

pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan siswi tentang

SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara menurut tingkat

pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang SADARI

sebagai deteksi dini kanker payudara pada siswa SMA Negeri 1 Manado

menunjukkan bahwa sebagian besar siswi dikategorikan kurang yakni

sebanyak 61 orang (62,0%) dan sebanyak 30 orang (30,9%)

dikategorikan cukup. Didapatkan Nilai probabilitas = 0,000. Hal ini

menunjukan nilai p < nilai α sehingga dapat disimpulkan adanya

pengaruh yang signifikan pendidikan kesehatan terhadap tingkat p

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis menemukan adanya

pengaruh pendidikan kesehatan terhadap tingkat pengetahuan siswi

tentang SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara di SMA Negeri 1

Manado dengan teridentifikasinya pendidikan kesehatan dan tingkat


pengetahuan serta dengan teranalisisnya pengaruh antara pendidikan

kesehatan terhadap tingkat pengetahuan.

Promosi kesehatan SADARI sangat perlu untuk meningkatkan

pengetahuan agar remaja putri memiliki keinginan untuk memeriksa

payudara sendiri karena sebelum diberi promosi kesehatan SADARI

peneliti bertanya tentang SADARI namun reja putri banyak yang belum

tahu tentang SADARI kemungkinan guru biologi atau bimbingan

konseling yang tidak mengerti tentang pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI).

4.2.2.2 Pengaruh promosi kesehatan terhadap sikap tentang pemeriksaan


payudara sendiri

Berdasarkan hasil yang telah di uji menggunakan uji Wilcoxon

didapatkan ada pengaruh sikap remaja putri terhadap pemberian promosi

kesehatan tentang periksa payudara sendiri (SADARI).

Sikap merupakan kecenderungan yang dimiliki seseorang untuk

merespon baik secara positif atau negative suatu objek tertentu melalui

suatu persuasi maupun respon seorang atau kelompok. Perubahan sikap

pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor pengetahuan dan keyakinan yang

didapatkan dari hasil penginderaan salah satunya didapatkan dari proses

belajar (Kholid,2014)

Hasil penelitian yang dilakukan wahyuni, et al (2015) sikap

responden terhadap SADARI didapatkan sebesar 50% responden

memiliki sikap yang positif terdapat SADARI yaitu sebanyak 24


responden. pembentukan sikap dapat dipengaruhi oleh beberapa

komponen penting yaitu pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi.

Menurut asumsi peneliti, Remaja putri saat pelaksanaan zoom

meeting ada yang antusias untuk bertanya mengenai periksa payudara

sendiri yang artinya remaja memiliki peningkatan sikap periksa sadari

setelah periksa payudara sendiri.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Pada saat melakukan penelitian ini ada beberapa keterbatasan antara lain:

1. Beberapa siswi tidak dapat dihubungi saat penelitian, karena WA tidak

aktif.

2. Ada siswi yang terkendala karena jaringan internet yang kurang stabil.

3. Ada siswi yang kurang paham dengan google form sehingga peneliti harus

menerangkan secara detail agar remaja putri paham.

4. Keadaan sedang pandemic covid-19 maka promosi kesehatan yang

dilakukan peneliti dilakukan secara zoom tidak bisa secara langsung.


BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai pengaruh

promosi kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap remaja putri tentang

periksa payudara sendiri (SADARI) pada siswi SMA N 1 TAKALAR maka

didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Nilai rata-rata tingkat pengetahuan sebelum di beri promosi kesehatan

yaitu 39.91 (kurang) dan setelah diberikan promosi kesehatan tentang

SADARI yaitu 84.31 (baik).

2. Nilai rata-rata sikap sebelum di beri promosi kesehatan yaitu 35.65 (tidak

baik) dan sikap setelah diberi promosi kesehatan tentang SADARI yaitu

76.82 (sangat baik).

3. Terdapat pengaruh promosi kesehatan terhadap pengetahuan remaja putri

tentang pemeriksaan payudara sendiri dengan hasil p value 0,000.

4. Terdapat pengaruh promosi kesehatan terhadap sikap remaja putri tentang

pemeriksaan payudara sendiri dengan hasil p value 0,000.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka saran yang dapat dipertimbangkan

adalah sebagai berikut :

1. Praktis

a. Bagi Responden (Remaja putri)


Penelitian ini dapat dapat menambah wawasan tentang

pentingnya pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sehingga

remaja putri tersebut mau melakukannya.

b. Bagi Sekolah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan tentang

pentingnya pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) sehingga pihak

sekolah terutama guru BK dapat memberi dorongan bagi siswinya

untuk melakukan SADARI

c. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat diharapkan sebagai referensi

diperpustakaan sehingga menambah pengetahuan dan wawasan

mahasiswa mengenai pengaruh promosi kesehatan terhadap remaja

putri tentang pemeriksaan payudara sendiri.


DAFTAR PUSTAKA

Aeni, Nurul dan Diyah S.Y . (2018). “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Video
Dan Metode Demonstrasi Terhadap Pengetahuan SADARI.” Care : Jurnal Ilmiah Ilmu
Kesehatan 6(2):162.Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : Rineka Cipta

Alini, I. (2018). Efektifitas promosi kesehatan melalui audio visual dan leaflet tentang sadari
(Pemeriksaan payudara sendiri) terhadap peningkatan pengetahuan remaja putri tentang
SADARI. Jurnal Ners. Vol 2(2).

Astuti, H. (2018). Psikologi Perkembangan masa dewasa. Surabaya : Usaha Nasional

Bahar, A.A. (2013). Perbedaan pengaruh penyuluhan pemeriksaan payudara sendiri


(SADARI)antara penggunaan vudio dengan penggunaan blooket terhadap penggunaan
dan sikap deteksi ca mammae. 2013. Fakultas kedokteran airlangga. Surabaya.

Budiman dan Riyanto A. (2013). Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan dan Siap dalam
Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika.

Dharmais, R. (2018). Deteksi dini kanker payudara, Rumah Sakit Kanker Dharmais. Available
at: http://dharmais.co.id/news/28/Deteks i-Dini Kanker-Payudara (Accessed 11 Desember
2020).

Etwiory et al. (2012). Hubungan antara sumber informasi dan pengetahuan dengan sikap
pemeriksaan payudara sendiri (sadari) siswa putri sma negeri 9 manado. Bidang Minat
Administrasi Kebijakan Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam
Ratulangi Manado

Hidayat, A.A. (2012). Metode Penelitian Kebidanan dan teknik analisa data. Jakarta : Salemba
Medika.

Aeni, Nurul, and Diyah Sri Yuhandini. 2018. “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media
Video Dan Metode Demonstrasi Terhadap Pengetahuan SADARI.” Care : Jurnal Ilmiah
Ilmu Kesehatan 6(2):162.

Kemenkes RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesi Tahun 2016.Tuelah, Gloria, Agusteivie Telew,
and Nancy Bawiling. 2020. “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan
Sadari Pada Siswi Kelas 12 Sma Negeri 2 Bitung.” 01(01):1–7.

Kholi, A. (2014). Promosi kesehatan dengan pendekatan teori perilaku, MEdia dan aplikasinya.
Jakarta: Rajawali Pers
Maulana, H. 2010. Promosi Kesehatan. Jakarta: EGC

Mohammed, S dan Baqutyan, S. (2012). The effect of Anxiety on breast cancer. Indian Journal of
Psychological Medicine.

Manuaba, Ida Bagus Gede. (2012). Buku ajar Ginekologi ntuk Mahasiswa Kebidanan. Jakarta :
EGC

Novasari, D., D. Nugroho, and S. Winarni. (2016). “Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Paparan
Media Informasi Dengan Praktik Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari) Pada Santriwati
Pondok Pesantren Al Ishlah Tembalang Semarang Tahun 2016.” Jurnal Kesehatan
Masyarakat (e-Journal) 4(4):186–94.

Notoatmodjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Permatasari. (2013). Efektivitas penyuluhan sadari terhadap tingkat pengetahuan siswi SMA N 2
di Kecamatan Pontianak Barat. Fakultas Kedoteran Universitas Tanjungpura

Pudiastuti, Ratna D. (2012). Tiga Fase Penting Wanita (Menarche, Menstruasi dan Menopouse).
Solo : PT Elex Media Komputindo

Puspita, N.D. (2016). Faktor yang berhubungan dengan perilaku SADARI pada mahasiswa Non
Kesehatan (Skripsi Ilmiah). Makasar : FKM Unhas

Sari et al. (2019). Promosi kesehatan “SADARI” Menggunakan Instagram pada mahasiswi Non
Kesehatan. Jurnal MKMI, Vol. 15 (3).

Suastina, I., H. Ticoalu, and F. Onibala. (2013). “Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap
Tingkat Pengetahuan Siswi Tentang Sadari Sebagai Deteksi Dini Kanker Payudara Di
Sma Negeri 1 Manado.” Jurnal Keperawatan UNSRAT 1(1):104690.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta

Kemenkes RI. (2017). Profil Kesehatan Indonesi Tahun 2016. Tuelah, Gloria, Agusteivie Telew,
and Nancy Bawiling. 2020. “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan
Sadari Pada Siswi Kelas 12 Sma Negeri 2 Bitung.” 01(01):1–7.

Soekidjo, Notoatmodjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: rineka cipta.

Soekidjo Notoatmodjo. (2014). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: rineka cipta.

Wahyuni, et al. (2015). Hubungan Tingat Pengetahuan dan Sikap terhadap pelaksanaan SADARI
pada Ibu Rumah Tangga di Kelurahan Jati. Jurnal Kesehatan Andalas.
WHO (2018) WHO _ Breast cancer, World Health Organization. Available at:
http://www.who.int/cancer/prevention/diagnosisscreening/breastcancer/en/ (Accessed: 11
Desember 2020).

Widyastuti, Y., et al. (2011). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitrimaya

Wawan, A dan Dewi, M. (2010). Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap dan perilaku
manusia. Yogyakarta : Nuha Medika

Yuanita. (2010). Konsep Medis Ca Mammae. Dalam katumbu.logspot.com/9/konsep-medis-ca-


mammae.html

Yuastina, O., (2013). Kanker Payudara dan SADARI. Yogyakarta : PT Nuha Medica.
LAMPIRAN

JADWAL DAN PEMBIAYAAN PENELITIAN

A. JADWAL PENELITIAN

No. Kegiatan Bulan


Feb Maret April Mei Juni Juli’21

1. Persiapan proposal,
alat dan bahan
2. Pengurusan Izin
penelitian
3. Pengumpulan Data
4. Tabulasi dan analisis
Data
5 Pembuatan Laporan
B. PEMBIAYAAN PENELITIAN

No. Uraian Rincian Total ( Rp,-)


PEMASUKAN
1. Universitas Nasional Rp. 8.500.000,-
In Cash Rp. 3.500.000,-
In Kind Rp. 5.000.000,-
TOTAL Rp. 8.500.000,-
PENGELUARAN
1 Pembuatan Proposal & Rp. 300.000,-
laporan
2. Pembelian quota internet 58 xRp 50.000 Rp. 2.900.000.-
untuk responden
3. Transport Rp. 200.000,-
4. Biaya Tak terduga Rp. 100.000,-
5. In Kind Rp. 5.000.000,-
JUMLAH TOTAL Rp. 8.500.000,-
KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IDENTITAS

No.
Nama :
Kuesioner :
Usia :

Pilihlah jawaban yang paling benar menurut anda!


1. SADARI adalah…
a. Pendeteksian payudara sendiri
b. Pendeteksian payudara mandiri
c. Periksa payudara sendiri
d. Periksa payudara mandiri
2. Tujuan dilakukannya SADARI adalah…
a. Mengetahui secara dini adanya kelainan pada payudara
b. Mengobati kanker
c. Melihat kesimetrisan payudara
d. Melihat pertumbuhan payudara
3. Yang tidak diperiksa dalam SADARI adalah…
a. Adanya benjolan
b. Pengeluaran putting
c. Ukuran payudara
d. Perubahan bentuk putting
4. Posisi tubuh saat SADARI step pertama adalah…
a. Duduk
b. Berbaring
c. Berdiri di depan cermin
d. Membungkuk
5. SADARI sebaiknya dilakukan…
a. Sebelum menstruasi
b. Saat menstruasi
c. Setelah menstruasi
d. Setelah menopause
6. Benjolan sering ditemukan di daerah…
a. Putting
b. Lengan
c. Ketiak
d. Dada
7. Perabaan payudara dilakukan pada…
a. Kedua payudara dan ketiak
b. Kedua payudara
c. Payudara yang sakit saja
d. Putting payudara saja
8. 35 tahun disarankan rutin melakukan… untuk deteksi kanker payudara.
a. Mamografi
b. USG
c. CT Scan
d. Rontgen
9. Pentingnya melakukan SADARI adalah…
a. Melihat pertumbuhan payudara
b. Mendeteksi kanker payudara secara dini
c. Melihat ukuran payudara
d. Melihat kesimetrisan payudara
10. Jika menemukan perubahan yang mencurigakan pada payudara, yang sebaiknya dilakukan
adalah…
a. Pergi ke dukun
b. Konsultasi ke dokter
c. Melakukan pemijatan sendiri
d. Diobati sendiri
11. Temuan saat SADARI yang tidak perlu dikhawatirkan adalah…
a. Benjolan pada ketiak
b. Keluar ASI pada ibu setelah melahirkan
c. Putting memerah
d. Payudara memerah

12. Mammografi sebagai salah satu upaya deteksi dini kanker payudara dilakukan tiap..
a. 1 Bulan
b. 6 bulan
c. 1 tahun
d. 2 tahun
13. Perubahan pada payudara yang bukan gejala kanker payudara adalah…
a. Bersisik
b. Menebal
c. Berlesung
d. Tumbuh simetris
14. Perubahan pada putting yang merupakan gejala kanker payudara adalah..
a. Berkeringat
b. Gatal
c. Keluar ASI
d. Menonjol simetris
15. SADARI sebaiknya rutin dilakukan…
a. Tiap minggu
b. Tiap 2 minggu
c. Tiap bulan
d. Tiap 6 bulan
16. SADARI sebagi deteksi dini kanker payudara dilakukan oleh…
a. aga medis
b. Diri sendiri
c. Ibu
d. Nenek
17. Manfaat dilakukannya SADARI adalah...
a. Untuk mengetahui adanya benjolan pada payudara
b. Untuk mengurangi rasa nyeri pada payudara
c. Untuk mencegah kanker payudara
d. Untuk mengobati kanker payudara

18. Pemeriksaan payudara ke dokter secara rutin perlu dilakukan bagi…


a. Wanita yang memiliki keluarga dengan riwayat kanker
payudara
b. Remaja putri yang mengalami haid pertama kali
c. Wanita yang akan hamil
d. Wanita yang memiliki keluarga dengan riwayat kanker mulut rahim

Mengadopsi kuisioner dari penelitian Anggun Ardessi Bahar 2013


KUISIONER PENELITIAN SIKAP

Pilihlah jawaban yang paling anda yakini dengan memberikan tanda check (√). Keterangan
pilihan jawaban :
SS : Sangat setuju
S : setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
No PERTANYAAN SS S TS STS
1. SADARI di lakukan saat menstruasi selesai
2. SADARI harus rutin dilakukan sebulan sekali
3. SADARI bertujuan untuk mendeteksi kanker
payudara secara dini
4. Dengan SADARI, saya tidak perlu konsultasi
ke dokter jika tidak menemukan kelainan pada
payudara
5. Perubahan mencurigakan yang terjadi pada
payudara harus dikonsultasikan pada dokter
meskipun tidak menimbulkan rasa sakit
6. Walaupun tidak memiliki keluarga penderita
kanker Payudara masih perlu melakukan
SADARI
7. SADARI perlu dilakukan selama tidak
memiliki keluhan pada payudara
8. SADARI dilakukan pemeriksaan sendiri
9. SADARI adalah cara termudah untuk deteksi
dini kanker payudara
10. SADARI dilakukan walaupun tidak ada rasa
sakit atau keluhan lainnya
11. Pengeluaran dari putting tidak perlu diamati
saat SADARI

12. Jika ditemukan kelainan pada payudara, akan


saya obati sendiri dengan obat-obatan
tradisional
13. Kanker payudara dapat sembuh dengan
SADARI
14. SADARI tidak lagi penting dilakukan karena
alat-alat kedokteran untuk deteksi kanker
payudara sudah canggih.
15. SADARI tidak boleh dilakukan sebelum usia
35 tahun
16. Pada pemeriksaan sadari putting tidak perlu di
periksa
17. SADARI tidak perlu di lakukan jika
sebelumnya tidak di temukan kelainan
18. SADARI adalah satu-satunya cara untuk
deteksi kanker Payudara
19. Saat usia 35 tahun saya hanya akan melakukan
mammografi dan tidak perlu lagi melakukan
SADARI
20. SADARI dilakukan sambil duduk
Mengadopsi kuisioner dari penelitian Anggun Ardessi Bahar. 2013

Anda mungkin juga menyukai