PROPOSAL PENELITIAN
Oleh:
AQSHAL MUBARAK
1907101010154
PENDAHULUAN
Gejala awal kanker payudara seringkali tak dikenali atau dirasakan dengan
jelas oleh penderita menjadi penyebab tingginya angka kematian kanker payudara.
Kematian akibat kanker payudara bisa dicegah sejak dini, jika kanker payudara
dideteksi sejak dini, angka harapan hidup bisa mencapai 80% hingga 95%. Tapi
ternyata 70% dari pasien kanker payudara berkunjung ke Dokter saat sudah
stadium lanjut sehingga memengaruhi kualitas hidup pasien (5).
Penderita kanker payudara telah banyak ditemukan pada usia muda bahkan
tidak sedikit remaja putri usia empat belas tahun menderita tumor dipayudaranya,
dimana tumor dapat berpotensi menjadi kanker bila tidak terdeteksi lebih awal (6).
3. Bagi responden
4. Bagi peneliti
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Definisi
1. Pengetahuan (Knowledge)
3. Penerapan (application)
4. Analisis (Analysis)
5. Sintesis (synthesis)
6. Penilaian (evaluation)
2. Metode otoris.
4. Metode tradisi.
6. Metode metafisik.
7. Metode ilmiah.
Metode ini dilakukan proses deduksi dan induksi. Permasalahan ditemukan di
dalam dunia empiris, dan jawabannya juga dicari di dalam dunia empiris melalui
proses deduksi dan induksi yang dilakukan secara sistematis. Terdaat 6 kriteria
pada metode ini, yaitu (1) berdasarkan fakta, (2) bebas dari prasangka, (3)
menggunakan prinsip-prinsip analisis, (4) menggunakan hipotesis, (5)
menggunakan ukuran obyektif, dan (6) menggunakan teknik kuantitatif.
1. Pendidikan
Pendidikan merupakan proses perubahan sikap dan tingkah laku seseorang atau
kelompok serta mendewasakan manusia melalui proses pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan mempengaruhi proses belajar, makin tinggi pendidikan makin mudah
seseorang untuk memperoleh informasi. Seseorang yang berpendidikan tinggi
cenderung untuk mendapatkan informasi dari berbagai sumber meskipun tidak
menutup kemungkinan bahwa orang yang berpendidikan rendah memiliki
pengetahuan yang rendah pula.
2. Informasi/media massa
4. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik lingkungan
fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan mempengaruhi proses masuknya
pengetahuan ke dalam individu yang berada di lingkungan tersebut. Hal tersebut
terjadi karena adanya interkasi antara lingkungan dan individu yang akan direspon
sebagai pengetahuan oleh setiap individu.
5. Pengalaman
6. Usia
2.2.3 Etiologi
4. Usia menarke.
5. Riwayat Kehamilan.
2. Hormonal.
3. Obesitas.
4. Mengonsumsi alcohol.
2.2.5 Patofisiologi
Kanker payudara sama seperti keganasan lainnya penyebab dari keganasan
merupakan multifaktorial baik lingkungan maupun faktor herediter, diantaranya
adanya lesi pada DNA menyebabkan mutasi genetik, mutasi gen ini dapat
menyebabkan kanker payudara, kegagalan sistem kekebalan tubuh, pertumbuhan
abnormal dari growth factor menyebabkan rangsangan abnormal antara sel
stromal dengan sel epitel, adanya defek pada DNA repair genes seperti BRCA1,
BRCA2 yang pada prinsipnya meningkatkan aktivitas proliferasi sel serta
kelainan yang menurunkan atau menghilangkan regulasi kematian sel (29).
Sel yang menyebar ini kemudian akan tumbuh berkembang di tempat baru
yang akhirnya membentuk segerombolan sel tumor ganas atau kanker baru.
Keganasan kanker payudara ini dengan menyerang sel-sel normal disekitarnya
terutama sel yang lemah. Sel kanker akan tumbuh pesat sekali sehingga payudara
penderita akan membesar tidak seperti biasanya (29).
1. Stadium 1
Besar tumor tidak lebih dari 2 - 2,25 cm dan tidak terdapat penyebaran
(metastase) pada kelenjar getah bening di ketiak. Diperkiran dapat
sembuh total ialah 70% (1).
2. Stadium II
Tumor sudah lebih besar dari 2,25 cm dan sudah terjadi metastase pada
kelenjar getah bening di ketiak. Kemungkinan untuk sembuh 30 –
40%. Pada stadium I dan II biasanya dilakukan operasi untuk
mengangkat sel-sel kanker yang menyebar dan dilakukan juga
penyinar untuk memastikan tidak ada lagi sel-sel kanker (1).
3. Stadium III
4. Stadium IV
2. Erosi puting.
a. Pendarahan di puting
2.2.7 Diagnosis
1. Pemeriksan fisik
2. Pemeriksan laboratorium
4. Pemeriksaan pencitraan
a. Mamografi payudara
b. USG payudara
Pemeriksan USG digunakan untuk melihat kelainan pada payudara.
Penggunan USG untuk tambahan mamografi meningkatkan akurasi
7,4%.
2.2.8 Tatalaksana
1. Pembedahan
2. Terapi Radiasi
Terapi radiasi ini dilakukan dengan sinar-X dengan intensitas tinggi untuk
membunuh sel kanker yang tidak terangkat saat pembedahan. Terapi radiasi ini
bertujuan untuk menyembuhkan atau mengecilkan kanker pada stadium dini. Ada
beberapa kanker yang sensitive pada radiasi dan untuk kasus kanker lain dapat
digunakan untuk mengecilkan tumor sebelum operasi atau sesudah operasi yang
tujuannya untuk menjaga agar kanker tidak kambuh lagi. Dapat juga, terapi ini
digunakan bersamaan dengan kemoterapi. Terapi radiasi juga bertujuan untuk
mencegah agar kanker tidak muncul di area lain. Selain itu terapi radiasi juga
dapat mengobati gejala-gejala pada kanker stadium lanjut. Terapi radiasi ini bisa
untuk membebaskan dari rasa sakit, masalah pada pemasukkan makanan, bernafas
atau pada usus besar, yang semua itu disebabkan oleh kanker yang sudah pada
stadium lanjut. Cara tersebut biasa dinamakan palliative radiation. Tetapi terapi
radiasi ini memberikan efek yang kurang baik bagi tubuh seperti badan terasa
lemas, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi gelap
serta Hb dan leukosit cenderung menurun.
3. Terapi Hormon
4. Kemoterapi
5. Terapi Imunologik
Secara garis besar pengobatan kanker payudara yang disepakati oleh ahli
kanker di dunia adalah sebagai berikut:
2.2.9 Pencegahan
1. Pencegahan Primer
2. Pencegahan Sekunder
3. Pencegahan Tersier
2.3 SADARI
Kelemahan dari SADARI yaitu hanya dapat mendeteksi secara dini dan
tidak dapat mencegah kanker payudara. Beberapa Wanita menganggap tidak perlu
melakukan SADARI karena tidak mencegah kanker payudara. Oleh karena itu,
perlu ditekankan bahwa manfaat SADARI terletak pada hasil akhirnya. Artinya,
mendeteksi sejak dini benjolan di payudara, maka cepat diketahui dan ditangani
(38).
2.3.3 Waktu untuk melakukan Sadari
Wanita yang dianjurkan untuk melakukan Sadari adalah pada saat wanita
sejak pertama mengalami haid (19). Saat yang paling tepat melakukan Sadari
adalah pada hari ke 5-7 setelah menstruasi, saat payudara tidak mengeras,
membesar, atau nyeri lagi. Bagi wanita yang telah memasuki menopouse atau
tidak menstruasi lagi, Sadari dapat dilakukan kapan saja. Lakukan pemeriksaan ini
satu bulan sekali, setiap awal atau akhir bulan (2).
SADARI juga akan lebih efektif apabila dilakukan pada usia yang masih
muda yakni rata-rata ketika wanita mencapai usia produktif 15–49 tahun. Wanita
dengan usia tersebut berisiko terkena tumor ataupun kanker payudara. Namun,
sampai saat ini kesadaran wanita masih sangat rendah terhadap praktik SADARI
yaitu hanya sekitar 25%-30%. Rendahnya kesadaran wanita disebabkan
kurangnya edukasi dan pengetahuan wanita tentang betapa pentingnya melakukan
SADARI (40).
Melakukan sadari secara teratur merupakan salah satu cara bagi Wanita
untuk menegetahui bagaimana payudara normalnya terlihat dan terasa. Jika ada
perubahan, kita dapat langsung mengetahui dan merasakannya, serta segera
melaporkannya ke dokter sedini mungkin. Jika perubahan terjadi, seperti terasa
benjolan atau pembengkakan, iritasi kulit, nyeri puting atau retraksi (putting
berputar ke dalam), kemerahan pada puting atau kulit payudara, atau keluar cairan
selain ASI, temui dokter secepat mungkin untuk evaluasi (2).
4. Angkat lengan kiri ke atas, dengan menggunakan ujung jari tangan kanan,
raba dan tekan area payudara, serta cermati seluruh bagian payudara kiri
hingga ke area ketiak. Lakukan gerakan atasbawah, gerakan lingkaran dan
gerakan lurus dari arah tepi payudara ke puting, dan sebaliknya. Ulangi
gerakan yang sama pada payudara kanan.
5. Cubit kedua puting. Cermati bila ada cairan yang keluar dari puting.
Berkonsultasilah ke dokter seandainya hal itu terjadi.
METODE PENELITIAN
n= N =
1+
Ne2
n= N =
1+ N (0,1)2
n=≈
Gambar 3.1
3.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.5.1 Variabel Penelitian
Terdapat 2 variabel pada penelitian ini yaitu variabel dependen dan variabel
independen.
1. Variabel independen atau variabel bebas adalah suatu variabel yang
mempengaruhi variable lain. Variabel independen pada penelitian ini adalah
Pengetahuan Remaja Putri tentang SADARI.
2. Variabel dependen atau variabel terikat adalah suatu variabel yang
dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen pada penelitian
ini adalah umur dan sumber informasi.
Responden mengisi
2. Umur Kuesioner (Google Kuesioner 12 – 21 Tahun Nominal
Form)
Siswi SMA X
Penyebaran Kuesioner di Wilayah Penelitian
Penginputan Data
Penyajian Data
f1
P= ×100 %
n
Keterangan:
P = Persentase
f 1= Frekuensi teramati
n = Jumlah responden yang menjadi sampel
DAFTAR PUSTAKA
1. Indrawati M. Bahaya Kanker Bagi Wanita dan Pria: Pengenalan, Penanganan, dan
Pencegahan Kanker. Jakarta: Buku Pendidikan untuk Kehidupan; 2009.
2. Astrid S, Dkk. Kupas Tuntas Kanker Payudara, Leher Rahim dan Rahim.
Yogyakarta: Pustaka Baru; 2015.
11. Ririn Y. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perawatan Luka Perineum di
Rumah Sakit Bersalin Fitri Candra Wonogiri. KTI, Program Studi Diploma III
Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta. Surakarta:
Stikes Kusuma Husada; 2013.
15. Slater H. Global Cancer Report Finds Breast Cancer Most Commonly Diagnosed
Cancer in 2020. Cancer Network. 2021.
17. Direktur Jenderal P2P Kementrian Kesehatan RI. Program Pengendalian HIV AIDS
dan PIMS Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama [Internet]. 2017. 1–109 p.
18. Jezdic S. Breast Cancer: An ESMO Guide for Patients. European Society for
Medical Oncology. European Society for Medical Oncology; 2018.
19. Mulyani SM dan N. Kanker Payudara Dan PMS Pada Kehamilan. Cetakan
Kedua,Nuha Medika. Yogyakarta: Nuha Medika; 2018.
21. Brinton LA, Richesson DA, Gierach GL, Lacey J V., Park Y, Hollenbeck AR, et al.
Prospective evaluation of risk factors for male breast cancer. J Natl Cancer Inst.
2008;100(20):1477–81.
27. Crum, C.P. & Lee K. Diagnostic Gynecologic and Obstetric Pathology. Philadelphia:
Elsevier; 2006. 995–1039 p.
30. Purwoastuti TE. Kanker Payudara pencegahan & Deteksi Dini. Yogyakarta:
Kanisius; 2008. 13–14 p.
31. Suryaningsih, E.K. & Sukaca BE. Kanker Payudara: Kupas Tuntas Kanker Payudara.
Yogyakarta: Paradigma Indonesia; 2009.
32. Masriadi. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Jakarta: CV.Trans Info Media;
2016. 412 p.
33. Macdonald S, Oncology R, General M. Breast Cancer [Internet]. Vol. 70, Journal of
the Royal Society of Medicine. 2016. p. 515–7.
34. Erisandi Yojanvia G. Hubungan antara Asupan Lemak dan Obesitas dengan
Kejadian Kanker Payudara di RSUD Kota Yogyakarta. Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Yogyakarta; 2019.
38. Krisdianto BF. Deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan payudara
sendiri (SADARI) [Internet]. Vol. 53, Andalas University Press. 2019. 1689–1699 p.
40. Sari P, Sayuti S, Ridwan M, Rekiaddin LO, Anisa A. Hubungan antara Pengetahuan
dan Dukungan Tenaga Kesehatan dengan Perilaku Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI) pada Wanita Pasangan Usia Subur (PUS). Perilaku dan Promosi Kesehat
Indones J Heal Promot Behav. 2020;2(2):31.
41. Idau Ginting, Tri Marini. Buku Panduan Praktikum Kesehatan Reproduksi. Medan:
Poltekkes Medan; 2017.
42. Arafah ABR, Notobroto HB. Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Ibu
Rumah Tangga Melakukan Pemeriksaan Payudara Sendiri (Sadari). Indones J
Public Heal. 2018;12(2):143.