Anda di halaman 1dari 105

BAB I

PENDAHULUAN

1.Latar Belakang masalah

Masa remaja merupakan periode terjadinya

pertumbuhan dan pekembangan yang pesat baik secara

fisik, psikologis maupun intelektual. Sifat khas remaja

mempunyai rasa keingintahuan yang besar, menyukai

petualangan dan tantangan serta cenderung berani

menanggung resiko atas perbuatannya tanpa didahului

oleh pertimbangan yang matang. Sifat dan perilaku

beresiko pada remaja tersebut memerlukan ketersediaan

pelayanan kesehatan peduli remaja yang dapat memenuhi

kebutuhan kesehatan remaja termasuk pelayanan untuk

kesehatan (Kementerian Kesehatan RI, 2017).

Menkes menerangkan bahwa di dalam masa remaja

terjadi apa yang dinamakan growth spurt atau

pertumbuhan cepat, juga pubertas. Pada fase tersebut,

terjadi pertumbuhan fisik disertai perkembangan mental-

kognitif, psikis, juga terjadi proses tumbuh kembang

reproduksi yang mengatur fungsi seksualitas. Menkes

mengatakan bahwa masa remaja seringkali dianggap

sebagai periode hidup yang paling sehat.

Pada masa remaja terjadi pertumbuhan hormon

pubertas sebagai tanda awal aktifnya organ reproduksi.

Adanya tanda seks sekunder berupa pertumbuhan sel

payudara yang semakin aktif dan cepat membesar yang

1
baik laki-laki maupun perempuan. Pembesaran payudara

terutama pada perempuan ini harus disikapi dengan baik

melalui perawatan secara rutin dan sehat. Percepatan

pertumbuhan sel ini merupakan salah satu pemicu kanker

payudara (WHO, 2014).

Berdasarkan hal tersebut, sangat penting

memperhatikan kesehatan remaja itu sendiri. Kendati

demikian, penyakit yang berupa kanker merupakan

penyakit yang senantiasa mengancam eksistensi remaja

dewasa ini. Kanker merupakan jenis penyakit yang dapat

terjadi pada wanita dan pria. Salah satu jenis kanker

yang banyak menyerang wanita adalah kanker payudara,

dan salah satu cara mencegah terjadinya kanker adalah

pemeriksaan dini kanker payudara atau SADARI

(Seniartika, 2015).

Kurangnya pengetahuan, ketrampilan dan rendahnya

kesadaran untuk melakukan SADARI menjadikan kasus ini

terjadi peningkatan setiap tahunnya dan diketahui dalam

kondisi sudah parah bahkan metastase/menyebar ke organ

sekitarnya. Berdasarkan fenomena yang berhubungan

dengan banyaknya kasus keganasan berupa kanker payudara

akibat terlambatnya deteksi dini kasus tersebut, maka

penulis menyadari akan pentingnya sosialisasi upaya-

upaya preventive dan promotive agar prognosis lebih

baik (Thaha, 2017).

2
Kenker payudara adalah kanker yang paling sering

terjadi pada wanita, lebih dari 1,5 juta wnaita yang

menderita kanker payudara disetiap tahunnya dan kanker

payudara merupakan penyebab kematian terbesar pada

wanita diseluruh Dunia. 570.000 wanita meninggal karena

kanker payudara di tahun 2015, yakni 15% dari penyebab

kematian wanita di Dunia. Sementara penderita kanker

payudara lebih tinggi di wilayah yang lebih manju (WHO

2018).

Di Indonesia, kanker payudara meruakan jenis

kanker terbanyak menurut pathological based

resgitrastion di Indonesia, kaneker payudara menepati

urutan pertama dengan frekuensi 18,6% dengan angka

kejadian 12/100.000 wanita, sedangkan di Amerika

27/100.000 wanita.

Di Indonesia lebih dari 80% kasus kanker payudara

ditemukan pada stadium lanjut, dimana sulit untuk

dilakukan upaya pengobatan. Oleh sebab itu diperlukan

pemahaman tentang pemeriksaan dini, pencegahan,

diagnosis dini dan pengobatan sedini mungkin, agar

kasus kanker payudara dapat di tangani secepat mungkin.

Global Burden of Cancer (GLOBOCAN), International

Agency for Research on Cancer (IARC) pada tahun 2018

angka kejadian kanker mengalami peningkatan sebanyak

18,1 juta kasus dan angka kematian mencapai 9,6 juta

kematian diseluruh dunia. Kanker payudara merupakan

3
kanker dengan kasus tertinggi dan penyebab kematian

tertinggi didunia dengan persentase sebesar 43,3%.

Hasil riset kesehatan dasar nasional (Riskesdas, 2018).

Angka tersebut menempatkan Indonesia diurutan ke-

23 dengan kasus kanker payudara terbanyak di Asia.

Berdasarkan hasil Riskesdas NTB tahun 2018, kasus

kanker payudara meningkat dari 0,6% menjadi 0,85%.

Peningkatan angka kejadian kanker ini kemungkinan terus

berlanjut seiring dengan perubahan perilaku masyarakat

seperti kurangnya aktivitas fisik dan olahraga teratur,

pola makan yang tidak bergizi dan seimbang, lebih

banyak mengkonsumsi fast food/junk food, perokok dan

lingkungan yang tidak bebas asap rokok (Riskesdas NTB,

2018).

Upaya deteksi dini pada kanker payudara melalui

pemeriksaan payudara sendiri/SADARI (Saryono, 2009).

SADARI merupakan pengamatan payudara bagian depan, sisi

kanan dan kiri terkait bentuk dan kesimetrisan,

perubahan warna pada kulit sekitar payudara, bentuk

tampilan putting, areola, pengeluaran cairan abnormal,

darah, atau nanah dengan bau khas busuk. SADARI dapat

dilakukan sendiri tanpa harus datang ke petugas

kesehatan (Olfah, 2013). Kegiatan ini juga didukung

oleh pemerintah melalui program pemeriksaan payudara

sendiri (SADARI) (Riskesdas, 2018).

4
Upaya lain sebagai tindakan promotive dengan

pemilihan bahan Bra yang menyerap keringat, nyaman,

tidak terlalu ketat, tidak menggunakan kawat penyangga

dan busa yang keras. Hal ini dapat memicu terjadinya

gangguan aliran darah, perfusi oksigen ke payudara.

Akibat hambatan ini maka seseorang berisiko terjadi

sumbatan aliran darah, benjolan/tumor dan berkembang

menjadi kanker payudara jika tidak segera dilakukan

upaya-upaya pencegahan, (Riskesdas, 2018).

Pengetahuan adalah hasil tau dari manuasia atas

penggabungan atau kerjasama antara suatu objek yang

mengetehui dan objek yang diketahui. Segenap apa yang

telah diketahui tentang suatu objek tertentu

(Suriasumantri dalam Nurroh 2017).

Pengetahuan diperoleh melalui belajar yang

merupakan suatu proses mencari tahu yang tadinya tidak

tahu menjadi tahu, konsep mencari tahu mencakup

berbagai metode dari konsep, baik melalui proses

pendidikan maupun pengalaman. Pengetahuan adalah

sebagian ingatan atas bahan-bahan yang telah

dipelajari, mengingat kembali sekumpulan bahan yang

luas dari hal-hal terperinci untuk teori tetapi apa

yang diberikan telah menggunakan ingatan akan

keterangan yang sesuai (Notoatmodjo, 2010).

SMAN 1 Gerung adalah salah satu sekolah menengah

atas di wilayah Lombok Barat, dengan jumlah siswi kelas

5
XI MIPA 145 siswi, berdasarkan data survei awal yang

dilakukan di SMAN 1 Gerung, berupa wawancara dengan 15

siswi kelas XI MIPA 1 tanggal 4 Maret 2022, diperoleh

sebanyak 3 orang yang mengetahui tetapi belum pernah

melakukan, sedangkan 12 siswi tidak mengetahu dan tidak

pernah melakukan SADARI dan pada saat pengambilan data

awal wakil kepala sekolah mengatakan tidak pernah

dilakukan penelitian ataupun pemberian materi mengenai

kanker payudara di SMAN 1 Gerung. Alasan peneliti

melakukan penelitian di SMAN 1 Gerung, dibandingkan

dengan SMAN 2 Gerung, jumlah siswi di SMAN 1 Gerung

lebih banyak, dan alasan peneliti mengambil kelas XI

sebagai populasi adalah untuk memudahkan peneliti untuk

mengambil data, dikarenakan jika memakai kelas XII

jangka waktu untuk penelitian bersaan dengan jadwal

ujian kelulusan.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti

tertarik melakukan penelitian untuk melihat “Hubungan

tingkat pengetahuan remaja putri tentang kanker

payudara dengan perilaku SADARI di SMAN 1 Gerung”,

dengan menggunakan kuisioner tingkat pengetahuan

tentang kanker pemeriksaan SADARI dan kuisioner

perilaku SADARI, dimana setelah pengisian kuisioner

peneliti akan membrikan E-leaflet untuk siswi kelas XI

sebgai media untuk menambah pengetahuan mengenai kanker

payudara dan pemriksaan SADARI.

6
2.Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai beriku : “Apakah ada

hubungan pengetahuan dan perilaku remaja putri tentang

deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan SADARI

di SMA Negeri 1 Gerung, kabupaten Lombok Barat?”.

3.Tujuan Penelitian

a.Tujuan Umum

Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan remaja

puteri tentang kanker payudara dengan perilaku SADARI

di SMA Negeri 1 Gerung, kabupaten Lombok Barat.

b.Tujuan khusus

a)Mengidentifikasi tingkat pengetahuan remaja puteri

tentang kanker payudara di SMA Negeri 1 Gerung,

kabupaten Lombok Barat.

b)Mengidentifikasi perilaku pemeriksaan payudara

sendiri (SADARI) pada remaja puteri SMA Negeri 1

Gerung, kabupaten Lombok Barat.

c)Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan remaja

puteri tentang kanker payudara dengan perilaku

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada remaja

puteri SMA Negeri 1 Gerung, kabupaten Lombok Barat.

4.Manfaat penelitian

a.Manfaat bagi peneliti

7
Manfaat bagi peneliti, mengetahui tingkat

pengetahuan tentang kanker payudara dengan perilaku

SADARI pada remaja puteri SMA Negeri 1 Gerung,

kabupaten Lombok Barat.

b.Manfaat bagi akedemik

Diharapkan dapat menjadi salah satu refrensi

ilmiah bagi institusi Sekolah tinggi ilmu kesehatan

STIKES Mataram tentang kegiatan deteksi dini kanker

payudara dengan menggunakan metode SADARI.

c.Bagi institusi pendidikan

Diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan

pengetahuan dalam upaya pencegahan kanker payudara

pada usia remaja dengan menggunakan metode SADARI di

SMA Nergeri 1 Gerung, kabupaten Lombok Barat.

d.Bagi peneliti lain

Diharapkan dapat digunakan sebagai acuan

referensi penelitian selanjutnya yang berkaitan

dengan pengetahuan kanker payudara dan deteksi dini

kanker payudara dengan mengguakan metode SADARI.

8
5.Keaslian penelitian

Tabel 1.1 Keaslian Penelitian

No Nama, Judul Desain Teknik Variabel Hasil


Tahun penelitian pengambila
sample
1 Elma Hubungan Analitik Propotional Varibel Dapat dilihat
. Rezi, tingkat dan desain sample bebas : dari hasil
(2021) pengetahuan cross Tingkat analisa
remaja sectional pengetahuan univariat dari
puteri study. remaja 71 responden,
tentang putri lebih dari
kanker tentang setengah siswi
payudara kanker memiliki
dengan payudara tingkat
pemeriksaan dengan pengetahuan
payudara perilaku rendah tentang
sendiri sadari. kaker payudara
(SADARI) di yaitu 37 siswi
SMA Negeri Variable (52,1%),
12 Padang. terikat: sedangkan
Perilaku persentase yang
remaja tidak melakukan
puteriterha SADARI lebih di
dap bandingkan yang
pemeriksaaa melakukan
n SADARI. pemeriksaan
sadari yaitu 44
siswi (62,0%).
Berdasarkan
hasil analisa
bivariate
menunjukan
adanya hubungan
yang bermaksan
anatara tingkat

9
pengetahuan
tentang kanker
payudara dengan
pemeriksaan
SADARI
nilaip=0,013
(>0,05)
2. Wahyu Hubungan Deskriptif Nonprobabili Varibel Berdasarkan
Asnuriya tingkat kuantitati ty / sample bebas : hasil
ti, Nana pengetahuan f jenuh/ total Tingkat penelitin dari
Aprilia remaja sampling. pengetahuan uji hasil uji
Yulianti puteri Spearman Rho
, (2018) tentang Variable diperoleh
SADARI terikat: nilaip 0,008<
(pemeriksaa Pemeriksaan a
n payudara Sadari 0,05.berdasark
sendiri DI an hasil
SMA PGRI statistic
BANJARMASIN Spearman Rho
tersebut maka
dapat
disimpulkan
bahwa ada
hubungan
tingkat
pengetahan
terhadap
pemeriksaan
SADARI di SMA
PGRI 2
Banjarmasin.
3. Nurul Hubungan Kuisioner probability Dependen : Setelah
Amaliyah tingkat sampling pengetahuan dilakukan uji
, (2018) pengetahuan dengan statistik
remaja metode Independent didapatkan p-
puteri simple : value 0,002 (P
terhadap random Perilaku < 0,05). Hal
perilaku sampling ini membuktikan
SADARI bahwa terdapat
sebagai hubungan
deteksi positif yang
dini kanker cukup
payudara signifikan
pada siswi antara tingkat
SMA Negeri pengetahuan
Takalar tentang SADARI
Sulawesi dengan perilaku
Selatan SADARI.
Andriani Hubungan Cross Stratifield Dependen : Hasil
4. , (2017) pengetahuan Sectiona proportional Pengetahuan penelitian
dengan study random Independen menunjukkan

10
sikap dengan sampling : bahwa mayoritas
remaja Kuisioner Sikap remaja putri di
puteri SMAN 1 Pomalaa
tentang memiliki
deteksi pengetahuan
dini kanker yang kurang
payudara tentang deteksi
melalui dini kanker
SADARI payudara
( periksa melalui SADARI.
payudara Dari 71
sendiri ) responden dapat
di SMA dilihat bahwa
NEGERI 1 42 responden
POMALAA (59,12%) remaja
Kabupaten putri memiliki
Kolaka pengetahuan
yang kurang
tenatang
detekni dini
kanker
payudara.
Sedangkan
remaja putri
yang memiliki
pengetahuan
baik sebanyak
29 orang
(40,85%).
hasil
penelitian
menunjukkan
bahwa terdapat
hubungan yang
signifikan
antara
Pengetahuan
dengan Sikap
Remaja Puteri
tentang Deteksi
dini Kanker
Payudara
Melalui SADARI
(Periksa
Payudara
Sendiri) di SMA
Negeri 1
Pomalaa
Kabupaten
Kolaka, dengan
nilai X2

11
hitung= 5,722
dan nilai p =
0,017 < α =
0,05.
Rina Hubungan Cross Total Dependen : dari hasil
5. Deska, pengetahuan Sectiona sampling Pengetahuan penelitian yang
dkk, dengan study Independen dilakukan pada
(2019) perilaku : mahasiswi AKBID
remaja perilaku Panca Bhakti
puteri Bandar Lampung,
tentang mendapatkan
kanker hasil mahasiwi
payudara denga perilaku
melalui baik (43,8%),
pemeriksaan dengan perilaku
SADARI di SADARI dalam
AKBID Panca kategori kurang
Bhakti (73,7%). Secara
Bandar statistic tidak
Lampung. terbukti ada
hubungan antara
tingkat
pengetahuan
tentang kanker
payudara dengan
perilaku SADARI
(p=420), maka
H0 diterima dan
H1 ditolak.

Risqiya Hubungan Cross Rumus Dependen : Hasil peneltian


6. Ulandari tingkat Sectiona slovin, pengetahuan menunjukkan,
, (2022) pengetahuan study random tentang diketahui nilai
tentang dengan cluster kanker signifikansi
kanker Kuisioner sampling. payudara atau sig (2-
payudara tailed) sebesar
dengan Independent 0.000. karena
perilaku : nilai sig. (2-
SADARI di Perilaku tailed)
SMAN 1 SADARI 0.000<0,05 maka
Gerung, artinya ada
Lombok hubungan yang
Barat. signifikan
antara variable
pengetahuan
dengan
perilaku. Dan
diperoleh angka
koefisien
korelasi
sebesar 0.374,

12
artinya
kekuatan
hubugan
(korelasi)
antara variable
pengetahuan
dengan perilaku
adalah sebesar
0.347 atau
kekuatan
korelasi cukup
atau sedang.
Untuk angka
koefisien
korelasi pada
hasil diatas,
bernilai 0.347
sehingga
hubungan kedua
variable
tersebut searah
(hubungan
searah), dengan
demikian dapat
diartikan bahwa
jika
pengetahuan
remaja puetri
tentang kanker
payudara
ditingkatkan
maka akan
meningkatkan
perilaku remaja
puteri pada
pemeriksaan
payudara
sendiri. Maka
dapat ditarik
kesimpulan Ada
Hubungan
tingkat remaja
puteri tentang
kanker payudara
dengan perilaku
sadari di kelas
XI MIPA 1-8
SMAN 1 Gerung
Kabupaten
Lombok Barat,
dibuktikan dari

13
hasil uji
statistic
spearman rank
signifikansi
(0.000<0,05).
Sehingga, dapat
di simpulkan
bahwa variabel
x memiliki
hubungan
terhadap
variabel y.
Maka Ha
diterima dan H0
ditolak.

14
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A.Tinjauan Umum Tentang Remaja

1.DEFINISI REMAJA

Masa remaja merupakan periode terjadinya

pertumbuhan dan perkembangan yang pesat baik secara

fisik, psikologis maupun intelektual. Sifat khas

remaja mempunyai rasa keingintahuan yang besar,

menyukai petualangan dan tantangan serta cenderung

berani menanggung risiko atas perbuatannya tanpa

didahului oleh pertimbangan yang matang (Kemenkes RI,

2015).

Masa remaja adalah masa fundamental di mana

terjadi pertumbuhan danperkembangan pesat yang

pentingbagi kesehatan di usia selanjutnya. Pada masa

remaja terjadi pacu tubuh organ fisik dan reproduksi.

Menkes menerangkan bahwa di dalam masa remaja

terjadi apa yang dinamakan growth spurt atau

pertumbuhan cepat, juga pubertas. Pada fase tersebut,

terjadi pertumbuhan fisik disertai perkembangan

mental-kognitif, psikis, juga terjadi proses tumbuh

kembang reproduksi yang mengatur fungsi seksualitas.

Menkes mengatakan bahwa masa remaja seringkali

dianggap sebagai periode hidup yang paling sehat.

Pada masa remaja terjadi pertumbuhan hormon

pubertas sebagai tanda awal aktifnya organ

15
reproduksi. Adanya tanda seks sekunder berupa

pertumbuhan sel payudara yang semakin aktif dan cepat

membesar yang baik laki-laki maupun perempuan.

Pembesaran payudara terutama pada perempuan ini harus

disikapi dengan baik melalui perawatan secara rutin

dan sehat. Percepatan pertumbuhan sel ini merupakan

salah satu pemicu kanker payudara (WHO, 2014).

2.CIRI-CIRI REMAJA

Ciri remaja menurut (Putro, 2017), yaitu:

a.Masa remaja sebagai periode yang penting

Pada periode remaja, baik akibat langsung maupun

akibat jangka panjang tetaplah penting. Perkembangan

fisik yang begitu cepat disertai dengan cepatnya

perkembangan mental, terutama pada masa awal remaja.

Semua perkembangan ini menimbulkan perlunya

penyesuaian mental serta perlunya membentuk sikap,

nilai, dan minat baru.

b.Masa remaja sebagai periode peralihan

Pada fase ini, remaja bukan lagi seorang anak

dan bukan juga orang dewasa. Kalau remaja berperilaku

seperti anak-anak, ia akan diajari untuk bertindak

sesuai dengan umurnya. Kalau remaja berusaha

berperilaku sebagaimana orang dewasa, remaja

seringkali dituduh terlalu besar ukurannya dan

dimarahi karena mencoba bertindak seperti orang

dewasa. Di lain pihak, status remaja yang tidak jelas

16
ini juga menguntungkan karena status memberi waktu

kepadanya untuk mencoba gaya hidup yang berbeda dan

menentukan pola perilaku, nilai, dan sifat yang

paling sesuai bagi dirinya.

c.Masa remaja sebagai periode perubahan

Tingkat perubahan dalam sikap dan perilaku

selama masa remaja sejajar dengan tingkat perubahan

fisik. Selama awalmasa remaja, ketika perubahan fisik

terjadi dengan pesat, perubahan perilaku dan sikap

juga berlangsung pesat. Kalau perubahan fisik

menurun, maka perubahan sikap dan perilaku juga

menurun.

d.Masa remaja sebagai usia bermasalah

Setiap periode perkembangan mempunyai masalahnya

sendiri-sendiri, namun masalah masa remaja sering

menjadi persoalan yang sulit diatasi baik oleh anak

laki-laki maupun anak perempuan. Ketidakmampuan

mereka untuk mengatasi sendiri masalahnya menurut

cara yang mereka yakini, banyak remaja akhirnya

menemukan bahwa penyelesaiannya tidak selalu sesuai

dengan harapan mereka.

e.Masa remaja sebagai masa mencari identitas

Pada tahun awal masa remaja, penyesuaian diri

terhadap kelompokmasih tetap penting bagi anak laki-

laki dan perempuan. Lambat laun mereka mulai

mendambakan identitas diri dan tidak puas lagi dengan

17
menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal,

seperti sebelumnya. Status remaja yang mendua ini

menimbulkan suatu dilema yang menyebabkan remaja

mengalami “krisis identitas” atau masalah-masalah

identitas ego pada remaja.

f.Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan

Anggapan stereotip budaya bahwa remaja suka

berbuat semaunya sendiri, yang tidak dapat dipercaya

dan cenderung berperilaku merusak, menyebabkan orang

dewasa yang harus membimbing dan mengawasi kehidupan

remaja yang takut bertanggung jawab dan bersikap

tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.

g.Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik

Masa remaja cenderung memandang kehidupan

melalui kacamata berwarna merah jambu. Ia melihat

dirinya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia

inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam

hal harapan dan cita-cita. Harapan dan cita-cita yang

tidak realistik ini, tidak hanya bagi dirinya sendiri

tetapi juga bagi keluarga dan teman-temannya,

menyebabkan meningginya emosi yang merupakan ciri

dari awal masa remaja. Remaja akan sakit hati dan

kecewa apabila orang lain mengecewakannya atau kalau

ia tidak berhasil mencapai tujuan yang telah

ditetapkannya sendiri.

h.Masa remaja sebagai ambang masa dewasa

18
Semakin mendekatnya usia kematangan yang sah,

para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan

stereotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan

bahwa mereka sudah hampir dewasa. Berpakaian dan

bertindak seperti orang dewasa ternyata belumlah

cukup. Oleh karena itu, remaja mulai memusatkan diri

pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa,

yaitu merokok, minum minuman keras, menggunakan

obatobatan, dan terlibat dalam perbuatan seks bebas

yang cukup meresahkan. Mereka menganggap bahwa

perilaku yang seperti ini akan memberikan citra yang

sesuai dengan yang diharapkan mereka

3.PERKEMBANGAN REMAJA

Menurut Widyastuti (2011) berkaitan dengan

kesehatan reproduksi remaja kita sangat perlu mengenal:

a.Masa remaja awal (12-15 tahun), pada masa ini

individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak

dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang

unik dan tidak tergantung pada orang tua. Fokus ari

tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan

kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat

dengan teman sebaya.

b.Masa remaja pertengahan (16-18 tahun), masa ini

ditandai dengan berkembangnya kemampuan berpikir yang

baru. Teman sebaya masih memiliki peran yang penting,

namun individu sudah lebih mampu mengarahkan diri

19
sendiri. Pada masa ini remaja mulai mengembangkan

kematangan tingkah laku. Belajar mengendalikan

impulsivitas, dan membuat keputusan-keputusan awal

yang berkaitan dengan tujuan vaksional yang ingin

dicapai. Selain itu, penerimaan dari lawan jenis

menjadi penting bagi individu.

c.Masa remaja akhir (19-22 tahun), masa ini ditandai

oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang

dewasa. Selama periode ini remaja berusaha

memantapkan tujuan vaksional dan mengembangkan sense

of personal identity. Keinginan yang kuat untuk

menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman

sebaya dan orang dewasa, juga menjadi ciri dari tahap

ini

4. TUGAS PERKEMBANGAN REMAJA

a.Perkembangan fisik

Remaja mengalami perubahan fisik yang ditandai

oleh perubahan pada penampilan fisik dan fungsi

fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar

seksual. Perubahan-perubahan yang terjadi pada remaja

perempuan meliputi :

1) Perubahan payudara;

2) Pertambahan berat badan dan tinggi badan yang

cepat;

3) Pertumbuhan rambut pubis:

4) Penampakan rambut aksila;

20
5) Menstruasi;

6) Perlambatan pertumbuhan linear yang tiba–tiba;

7) Pinggul semakin membesar (kusmiran, 2012).

b.Perkembangan psikologis

Remaja merupakan masa seseorang mengalami

perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, emosi,

social, dan moral. Awal masa remaja, anak laki-laki

dan perempuan sudah menyadari sifat–sifat yang baik

dan buruk, dan mereka menilai sifat–sifat ini sesuai

dengan sifat teman–teman mereka (Kusmiran, 2012 ;

Hurlock, 2010).

c.Perkembangan kognitif

Tahap perkembangan kognitif pada remaja menurut

Piaget adalah tahap masa formal–operasional dimana

seseorang sudah mampu berpikir abstrak dan hipotesis.

Remaja tidak lagi terbatas pada pengalaman nyata dan

konkret sebagai landasan berpikirnya (Sarwono, 2005).

d.Perkembangan emosional

Masa remaja dianggap sebagai periode badai dan

tekanan yaitu suatu masa dengan ketegangan emosi

meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan

kelenjar. Meningkatnya emosi pada remaja karena

berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi

baru, sedangkan selama masa kanak-kanak ia kurang

mempersiapkan diri untuk menghadapi keadaan-keadaan

itu (Hurlock, 2010).

21
e.Perkembangan social

Remaja mempunyai kebutuhan yang besar untuk

dapat masuk dalam kelompok, persahabatan, diterima,

dan mendapatkan dukungan dari teman sebaya. Remaja

berusaha mengembangkan hubungan baru dan penuh dengan

kepercayaan diri di luar rumah tetapi rentan terhadap

opini dari mereka yang berusaha menyamai atau

melebihinya (Hurlock, 2010).

B.Tinjauan Umum Tentang Kanker Payudara

1.Pengertian kanker payudara

Kanker payudara disebut juga Carcinoma Mammae

adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam jaringan

payudara. Tumor ini dapat tumbuh dalam kelenjar

payudara, saluran payudara, jaringan lemak maupun

jaringan ikat pada payudara. Kanker ini memang tidak

tumbuh dengan cepat namun berbahaya. (Suryaningsih,

2014).

2.Etiologi

Belum diketahui secara pasti penyebab dari

kanker payudara ini. Hal yang perlu diketahui bahwa

insiden kanker payudara ini meningkat seiring dengan

pertambahan usia (Varney, 2012, tetapi data

menunjukan terdapat kaitan erat dengan faktor

berikut:

a. Riwayat keluarga dan gen terkait karsinoma mammae :

penelitian menemukan pada wanita dengan saudara

22
primer menderita karsinoma mamamae, probabilitas

terkena karsinoma mammae lebih tinggi 2-3 kali

dibanding wanita tanpa riwayat keluarga.

b. Reproduksi: usia menarke kecil, henti haid lanjut

dan siklus haid pendek merupakan faktor resiko

tinggi karsinoma mammae.

c. Kelainan kelenjar mammae.

d. Penggunaan obat di masa lalu

e. Diet dan gizi : berbagai studi kasus kelola

menunjukan diet tinggi lemak dan kalori berkaitan

langsung dengan timbulnya karsinoma mammae.

Terdapat data menunjukan orang yang gemuk sesudah

usia 50 tahun berpeluang lebih besar terkena kanker

mammae.

3.Jenis-Jenis Kanker Payudara

a. Lobular Carcinoma In Situ (LCIS) Pada LCIS,

pertumbuhan jumlah sel jelas terlihat, berada dalam

kelenjar susu (lobules). Pasien dengan LCIS

dimonitor dengan ketat setiap empat bulan sekali

oleh dokter dengan melakukan uji klinis payudara,

ditambah mammografi setiap tahunnya. Adapun

pencegahan lain yang juga mungkin dilakukan dengan

memberikan terapi obat seperti tamoxifen atau

prophylactic mastectomy, pengangkatan payudara yang

dilakukan sebagai usaha preventif.

23
b. Ductal Carcinoma In Situ (DCIS) DCIS merupakan tipe

kanker payudara non-invasif yang paling sering

terjadi. Dengan deteksi dini rerata tingkat

bertahan hidup penderita DCIS mencapai 100% dengan

catatan kanker tersebut tidak menyebar dari saluran

susu ke jaringan lemak payudara serta bagian lain

dari tubuh. DCIS mempunyai beberapa tipe antara

lain, ductal comedocarcinoma yang merujuk pada DCIS

dengan necrosis/area sel kanker yang mati atau

mengalami degenerasi. DCIS ini seringkali

terdeteksi pada mammogram sebagai

microcalcifications (tumpukan kalsium dalam jumlah

kecil).

c. Infiltrating Lobular Carcinoma (ILC) Dikenal

sebagai invasive lobular carcinoma. ILC terjadi

sekitar 10% sampai 15% dari seluruh kejadian kanker

payudara. ILC ini mulai terjadi dalam kelenjar susu

(lobules) payudara, tetapi sering menyebar ke

bagian tubuh lain.

d. Infiltrating Ductal Carcinoma (IDC) Dikenal sebagai

invasive ductal carcinoma. IDC merupakan tipe

kanker payudara yang paling umum terjadi, sekitar

80% kasus IDC dari seluruh diagnosis kanker

payudara. IDC terjadi dalam saluran susu payudara

serta menjebol dinding saluran, menyerang jaringan

24
lemak payudara hingga kemungkinan terjadi pada

bagian tubuh yang lain. KPKN.(2017)

4.Manifestasi klinis

Menurut Dewi dan Hendrati (2015) pasien biasanya

sering datang dengan keluhan sebagai berikut:

a.Terdapat benjolan pada payudara yang dapat diraba,

semakin mengeras, tidak beraturan, dan terasa

nyeri.

b.Perubahan bentuk dan ukuran payudara, biasanya

terjadi pembengkakan di salah satu payudara.

c.Retraksi dan gatal pada puting susu.

d.Terjadi pengerutan kulit payudara sehingga

menyerupai kulit jeruk (peau d’orange)

e.Payudara mengeluarkan cairan abnormal berupa nanah,

darah, cairan encer atau air susu pada wanita yang

tidak hamil maupun tidak menyusui.

f.Pada stadium lanjut dapat dijumpai gejala seperti

nyeri tulang, pembengkakan lengan, ulserasi kulit,

dan penurunan berat badan.

5.Pengobatan Kanker Payudara

KPKN(2017), Pengobatan kanker payudara

tergantung tipe dan stadium yang dialami penderita.

Pada umumnya seseorang diketahui menderita penyakit

kanker payudara ketika sudah stadium lanjut. Hal

tersebut dikarenakan tentang kurangnya pengetahuan

dan kesadaran akan deteksi dini. Pengobatan kanker

25
payudara itu sendiri meliputi pembedahan, kemoterapi,

terapi hormon, terapi radiasi dan yang terbaru adalah

terapi imunologi (antibodi). Pengobatan ini bertujuan

untuk memusnahkan kanker atau membatasi perkembangan

penyakit serta menghilangkan gejala-gejalanya. Macam-

macam pengobatan kanker payudara, yaitu:

a.Pembedahan

Tumor primer biasanya dihilangkan dengan

pembedahan. Prosedur pembedahan yang dilakukan pada

pasien kanker payudara tergantung pada tahapan

penyakit, jenis tumor, umur dan kondisi kesehatan

pasien secara umum. Seorang ahli bedah dapat

mengangkat tumor serta area kecil sekitarnya yang

lalu menggantinya dengan jaringan otot lain

(lumpectomy) sedangkan mastektomi merupakan operasi

pengangkatan payudara. Ada 3 jenis mastektomi,

yaitu:

1) Radical Mastectomy, merupakan operasi pengangkatan

sebagian dari payudara (lumpectomy) dan operasi ini

selalu diikuti dengan pemberian radioterapi.

Lumpectomy ini biasanya direkomandasikan pada

pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan

letaknya di pinggir payudara.

2) Total Mastectomy, merupakan operasi pengangkatan

seluruh payudara saja bukan kelenjar di ketiak /

axilla.

26
3) Modified Radical Mastectomy merupakan operasi

pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di

tulang dada, tulang selangka, dan tulag iga serta

benjolan di sekitar ketiak. Setelah dilakukan

masektomi pasien akan merasakan dinding dada nyeri

dan kesemutan bawah lengan. Nyeri juga bisa

dirasakan di bahu, bekas luka, lengan, atau ketiak.

Keluhan umum lainnya yang dirasakan termasuk nyeri

tertusuk/tajam, rasa gatal tak tertahankan atau

mati rasa.

Tujuan dari pembedahan adalah untuk

meningkatkan harapan hidup dan pembedahan biasanya

di ikuti dengan terapi tambahan seperti radiasi,

hormon atau kemoterapi.

b.Terapi Radiasi

Terapi radiasi ini dilakukan dengan sinar-X

dengan intensitas tinggi untuk membunuh sel kanker

yang tidak terangkat saat pembedahan. Terapi

radiasi ini bertujuan untuk menyembuhkan atau

mengecilkan kanker pada stadium dini. Ada beberapa

kanker yang sensitive pada radiasi dan untuk kasus

kanker lain dapat digunakan untuk mengecilkan tumor

sebelum operasi atau sesudah operasi yang tujuannya

untuk menjaga agar kanker tidak kambuh lagi. Dapat

juga, terapi ini digunakan bersamaan dengan

kemoterapi.

27
c.Terapi Hormon

Terapi hormonal ini dapat menghambat

pertumbuhan tumor yang peka hormon dan dapat

dipakai sebagai terapi pendamping setelah

pembedahan atau pada stadium akhir. Hal ini biasa

dikenal sebagai' Therapy anti-estrogen' yang sistem

kerjanya untuk memblok kemampuan hormon estrogen

yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker

payudara. Estrogen merupakan salah satu penyebab

terjadinya kanker payudara. Hormon estrogen

merupakan hormon kelamin sekunder yang berfungsi

membentuk dan mematangkan organ kelamin wanita,

salah satunya payudara selama masa pubertas serta

memicu pertumbuhan dan pematangan sel di organ

wanita yang disebut sel duct, kemudian sel duct ini

akan membelah secara normal. Dimana saat terjadi

pematangan sel duct merupakan saat yang paling

rentan terkena mutasi. Jika ada satu sel yang

mengalami mutasi akibat faktor keturunan, radiasi,

radikal bebas, dll. Maka sel tersebut dapat

membelah secara berlebihan yang seterusnya akan

berkembang menjadi kanker. Sehingga tujuan dari

terapi hormon ini untuk mencegah estrogen dalam

mempengaruhi atau memperparah sel kanker yang

bersarang dalam tubuh.

d.Kemoterapi

28
Yaitu proses pemberian obat-obatan anti kanker

dapat secara oral (diminum) dan intravenous

(diinfuskan). Untuk oral biasanya diberikan selama

2 minggu, istirahat 1 minggu dan kalau lewat infus

6 kali kemo jaraknya 3 minggu untuk yang full

dosse. Biasanya tidak perlu menginap di rumah sakit

apabila satu jam setelah kemo tidak mengalami efek

apapun. Apabila di rumah mengalami mual-mual

sedikit biasanya akan hilang setelah istirahat.

e.Terapi Imunologik

Ada sekitar 15-25% tumor payudara menunjukkan

adanya protein pemicu pertumbuhan atau HER2 secara

berlebihan dan untuk pasien seperti ini,

trastuzumab antibodi yang secara khusus dirancang

untuk menyerang HER2 dan menghambat pertumbuhan

tumor dapat menjadi pilihan terapi. Pasien

sebaiknya juga menjalani tes HER2 untuk menentukan

kelayakan terapi dengan trastuzumab.

6.Pencegahan kanker payudara

Pencegahan kanker payudara bertujuan untuk

menurunkan insidensi kanker payudara dan secara tidak

langsung akan menurunkan angka kematian akibat kanker

payudara itu sendiri. Seperti pepatah yang mengatakan

"sedia payung sebelum hujan" lebih baik mencegah

daripada mengobati. Pencegahan yang paling efektif

bagi kejadian penyakit tidak menular adalah promosi

29
kesehatan dan deteksi dini, begitu pula pada kanker

payudara. Pencegahan yang dilakukan antara lain

berupa:

a.Pencegahan Primer

Pencegahan primer pada kanker payudara

merupakan salah satu bentuk promosi kesehatan

karena dilakukan pada orang yang sehat melalui

upaya untuk menghindarkan diri dari paparan

berbagai faktor risiko dan melaksanakan pola hidup

sehat.

b.Pencegahan Sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan terhadap

individu yang memiliki risiko untuk terkena kanker

payudara. Pencegahan sekunder dilakukan dengan

melakukan deteksi dini melalui beberapa metode

seperti mammografi atau SADARI (periksa payudara

sendiri).

c.Pencegahan Tersier

Pencegahan tersier yaitu pencegahan yang lebih

diarahkan kepada individu yang telah positif

menderita kanker payudara. Penanganan yang tepat

pada kanker payudara sesuai stadiumnya akan dapat

mengurangi kecacatan dan memperpanjang harapan

hidup penderita. Pencegahan tertier penting untuk

meningkatkan kualitas hidup penderita serta

30
mencegah komplikasi penyakit dan meneruskan

pengobatan.

1)Obat penghalang esterogen, tamoksifen yang telah

digunakan untuk mengobati pasien kanker diberikan

pada orang yang memiliki sejarah kanker payudara

dalam keluarganya. Namun ini menimbulkan

kontroversi karena menyangkut masalah etika dalam

memberikan obat pada seseorang.

2)Memberikan asi selama diyakini dapat menolong

untuk mencegah kanker.

3)Diet yang seimbang dan baik serta rendah lemak

dan gula, dan sebaiknya dilakukan pada masa

kanak-kanak

4)Sebagian ahli percaya bahwa vitamin A, terutama

beta carotene dapat mencegah kanker.

C.Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

1.Pengertian SADARI

Menurut PNPK (pedoman nasional pelayanan

kedokteran) komoite penanggulangan kanker nasional,

sadari adalah pemeriksaan payudara yang dilakukan

masing-masing wanita untuk menemukan kelainan pada

payudaranya yang kemungkinan kanker payudara. Sebgai

31
maksud dari SADARI adalah agar wanita itu sendiri

mengenal keadaan payudara sendiri, sebagai awal usaha

menemukan kelaianadini yang mengarah pada kanker

payudara. Pemeriksaan SADARI dianjurkan pada semua

wanita mulai dari usia 20 tahun, pemeriksaan

dilakukan setiap bulan, 7-10 hari pertama hari atau

tanggal yang sama setiap bulan pada wanita yang telah

menopause.

2.Cara melakukan SADARI yang benar dapat dilakukan

dalam 5 langkah, yaitu:

a.Dimulai dengan memandang kedua payudara didepan

cermin dengan posisi lengan terjuntai kebawah dan

selanjutnya tangan berkacak pinggang. Lihat dan

bandingkan kedua payudara dalam bentuk, ukuran, dan

warna kulitnya. Perhatikan kemungkinan-kemungkinan

dibawah ini:

1) Dimpling, pembengkakan kulit;

2) Posisi dan bentuk dari puting susu (apakah masuk

kedalam atau bengkak);

3) Kulit kemerahan, keriput atau borok, dan

bengkak.

b. Tetap didepan cermin, kemudian mengangkat kedua

lengan dan melihat kelainan seperti pada langkah a.

c. Pada waktu masih ada didepan cermin, lihat dan

perhatikan tanda-tanda adanya pengeluaran cairan

dari puting susu.

32
d. Berikutnya dengan posisi berbaring, rabalah kedua

payudara, payudara kiri dengan tangan kanan dan

sebaliknya, gunakan bagian dalam (volar/telapak)

dari jari ke 2-4. Raba seluruh payudara dengan cara

melingkar dari luar kedalam atau dapat juga

vertikal dari atas kebawah.

e. Langkah berikutnya adalah meraba payudara dalam

keadaan basah dan licin karena sabun dikamar mandi,

rabalah dalam posisi berdiri dan lakukan seperti

langkah d.

Upaya promotif melakukan SADARI dapat

diajarkan oleh petugas terlatih, mulai dari Tingkat

Pelayanan Kesehatan Primer.

Pemeriksaan SADARI secara sistematis dilakukan

seperti dibawah ini:

a. Melihat

1. Lakukan didepan cermin dengan posisi berdiri

dan tanggalkan baju.

2. Lakukan dengan terjuntai ke bawah dan lengan

berkecak pinggang.

3. Lihat kedua payudara, ketiak dan perhatikan

keadaan kulit payudara

b. Meraba

1. Lakukan dengan tetap berdiri didepan cermin,

bergantian tangan kanan untuk memeriksa

payudara kiri dan sebaliknya.

33
2. Pada waktu meraba gunakan bagian jari ii s/d v

3. Lakukan secara teratur payudara kiri diraba

dengan tangan kanan dan sebaliknya, dilaukan

diseluruh payudara.

4. Pada waktu selesai meraba payudara maka raba

juga ketiaknya.

c. Menilai putting susu

1. Meraba putting susu dilakukan pada bagian akhir

dari meraba payudara.

2. Dengan cara memikitputing susu dan melihat

apakah ada keluar cairan atau tidak.

3. Lihat bagian dalam bra (cup-nya) apakah ada

flek bekas keluar cairan dari putting susu.

34

gambar 1.1 (sumber ; Siti Rutmayani 2015)

Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dapat

dilakukan:

a)Ketika mandi Periksa payudara sewaktu anda mandi.

Tangan dapat lebih mudah bergerak pada kulit yang

basah. Mulailah dengan melakukan pemijatan dibawah

ketiak & berputar (kearah dalam) dengan menggerakkan

ujung jari-jari anda. Lakukan pemijatan ini pada kedua

payudara.

b)Berbaring Berbaring dan letakkan sebuah bantal kecil

dibawah pundak kanan (Untuk memeriksa payudara kiri).

Letakkan tangan kanan anda dibawah kepala. Cara

pemeriksaan sama dengan pada saat mandi. Lakukan hal

yang sama untuk pemeriksaan payudara kanan.

3.Factor yang mempengaruhi pemeriksaan SADARI

Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang menurut

Notoatmodjo (2012) adalah sebagai berikut:

a)Faktor internal, yaitu karakteristik seseorang yang

bersifat bawaan, misalnya: jenis kelamin, tingkat

emosional, perilaku, tingkat kecerdasan, dan

sebagainya.

35
b)Faktor eksternal, yaitu lingkungan baik lingkungan

fisik, social, ekonomi, politik, budaya, sumber

informasi, dan sebagainya. Faktor lingkungan seperti

keluarga, teman dan saudara merupakan faktor yang

paling dominan pada seseorang.

36
D.Tinjauan pustaka tentang pengetahuan

1.Definisi pengetahuan

Menurut Notoatmodjo, (2018) Pengetahuan

merupakan hasil dari tahu seseorang terhadap objek

melalui indera yang dimilikinya yakni indra

pendengaran, indra penciuman, indra penglihatan,

indra penciuman, dan indera peraba.

Manusia pada dasarnya selalu ingin tahu yang

benar. Untuk memenuhi rasa ingin tahu ini, manusia

sejak jaman dahulu telah berusaha mengumpulkan

pengetahuan. Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari

sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang

untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya.

Pengetahuan tersebut diperoleh baik dari pengalaman

langsung maupun melalui pengalaman orang lain

(Notoatmodjo, 2010).

2.Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2018) tingkat pengetahuan

dibagi 6 tingkatan pengetahuan, yaitu:

a.Tahu (Know) C1

Pengetahuan yang didapatkan seseorang sebatas

hanya mengingat kembali apa yang telah dipelajari

sebelumnya, sehingga dapat di artikan pengetahuan

pada tahap ini adalah tingkatan paling rendah.

37
b.Memahami (Comprehension) C2

Pengetahuan yang menjelaskan sebagai suatu

kemampuan menjelaskan objek atau sesuatu dengan

benar.

c.Aplikasi (Aplication) C3

Pengetahuan yang dimiliki pada tahap ini

adalah dapat mengaplikasikan atau menerapkan materi

yang telah dipelajari.

d.Analisis (Analysis) C4

Kemampuan menjabarkan suatu materi atau suatu

objek ke dalam sebuah komponen-komponen yang ada

kaitan satu sama lain.

e.Sintesis (Synthesis) C5

Adalah sebuah pengetahuan yang dimiliki

kemampuan seseorang dalam mengaitkan berbagai

fungsi elemen atau unsur pengetahuan yang ada

menjadi suatu pola baru yang lebih menyeluruh.

f.Evaluasi (Evaluation) C6

Pengetahuan ini dimiliki pada tahap berupa

kemampuan untuk melakukan justifikasi atau

penilaian suatu materi atau objek.

3.Factor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

menurut Notoatmodjo (2016):

a.Faktor Internal

1)Tingkat pendidikan

38
Pendidikan ialah salah satu usaha untuk

meningkatkan karakter seseorang agar orang

tersebut dapat memiliki kemampuan yang baik.

Pendidikan ini mempengaruhi sikap dan tata laku

seseorang untuk mendewasakan melalui pengajaran.

2)Informasi

Informasi ialah suatu pengetahuan yang

didapatkan dari pembelajaran, pengalaman, atau

instruksi. Informasi ini juga sebenarnya dapat

ditemui didalam kehidupan seharihari karena

informasi ini bisa kita jumpai disekitar

lingkungan kita baik itu keluarga, kerabat, atau

media lainnya.

3)Lingkungan

Lingkungan ialah segala suatu yang ada

disekitar individu, baik itu lingkungan fisik,

biologis, maupun sosial.

4)Usia

Usia dapat mempengaruhi daya tangkap dan

pola pikir seseorang. Semakin bertambah usia maka

akan semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikirnya sehingga pengetahuannya semakin

membaik.

b. Faktor eksternal

1)Ekonomi

39
Dalam memenuhi kebutuahan primer ataupun

sekunder, keluarga dengan status ekonomi baik

lebih mudah tercukupi dibanding dengan keluarga

dengan status ekonomi rendah, hal ini akan

mempengaruhi kebutuhan akan informai termasuk

kebutuhan sekunder. Jadi dapat disimpulkan

bahwa ekonomi dapat mempengaruhi pengetahuan

seseorang tentang berbagai hal.

2)Informasi

Informasi adalah keseluruhan makna, dapat

diartikan sebagai pemberitahuan seseorang

adanya informasi baru mengenai suatu hal

memberikan landasan kognitif baru bagi

terbentuknya sikap terhadap hal tersebut.

Pesan-pesan sugestif dibawa oleh informasi

tersebut apabila arah sikap tertentu.

Pendekatan ini biasanya digunakan untuk

menggunakan kesadaran masyarakat terhadap suatu

inovasi yang berpengaruh perubahan perilaku,

biasanya digunakan melalui media masa.

3)Kebudayaan/Lingkungan

Kebudayaan dimana kita hidup dan

dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap

pengetahuan kita. Apabila dalam suatu wilayah

mempunyai budaya untuk selalu menjaga

kebersihan lingkungan maka sangat mungkin

40
berpengaruh dalam pembentukan sikap pribadi

atau sikap seseorang.

4.Sumber pengetahuan

Pengetahuan dapat diperoleh langsung ataupun

melalui penyuluhan baik individu maupun kelompok.

Untuk meningkatkan pengetahuan kesehatan perlu

diberikan penyuluhan yang bertujuan untuk

tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga

maupun masyarakat, dalam membina dan memelihara

hidup sehat serta berperan aktif dalam upaya

mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

Pengetahuan adalah proses kegiatan mental yang

dikembangkan melalui proses kegiatan pada umunya

sebagai aktifitas kognitif. Proses adopsi adalah

perilaku menurut Notoatmodjo (2010), sebelum

seseorang mengadopsi perilaku didalam diri orang

tersebut terjadi suatu proses yang berurutan yang

terdiri dari:

a. Kesadaran (awareness), Individu menyadari

adanya stimulus.

b. Tertarik (Interest), Individu mulai tertarik

pada stimulus.

c. Menilai (Evaluation), Individu mulai menilai

tentang baik dan tidaknya stimulus tersebut

41
bagi dirinya. Pada proses ketiga ini subjek

sudah memiliki sikap yang lebih baik lagi.

d. Mencoba (Trial), Individu sudah mulai mencoba

perilaku yang baru.

e. Menerima (Adoption)

f. Individu telah berprilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, sikap dan kesadarannya terhadap

stimulus (Notoatmodjo, 2010).

5.Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi

materi yang ingin diukur dari subjek penelitian

atau responden. Kedalaman pengetahuan yang ingin

diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan

tingkatan-tingkatan di atas (Notoatmodjo, 2010).

Pertanyaan (test) yang dapat dipergunakan

untuk pengukuran pengetahuan secara umum dapat

dikelompokkan menjadi dua jenis:

a. Pertanyaan Subjektif adalah bentuk pertanyaannya

berupa essay.

b. Pertanyaan Objektif adalah jenis pertanyaan

berupa pilihan ganda, betul/salah dan pertanyaan

menjodohkan.

42
E.Tinjauan umum tentang perilaku

1.Pengertian perilaku

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari

manusia itu sendiri yang mempunyai arti yang sangat

luas antara lain: berjalan, menangis, bekerja, kuliah

tertawa, berbicara, menulis, memasak, mencuci, dan

sebagainya. Perilaku manusia adalah semua kegiatan

atau aktivitas manusia baik yang diamati langsung,

maupun yang tidak dapat diamati orang lain. Perilaku

adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau

suatu tindakan yang dapat diamati maupun tidak.

Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang

saling berinteraksi.

2.Faktor perilaku

a. Faktor dari luar diri seseorang (faktor external)

merupakan respon yang berasal dari lingkungan, baik

lingkungan fisik dan faktor dalam bentuk social

budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.

b. Faktor dari dalam diri seseorang (faktor internal)

merupakan seseorang itu merespon stimulus dari luar

seperti pengamatan, persepsi, motivasi fantasi,

sugesti, dan sebagainya.

3.Klasifikasi Perilaku

Becker (1979) membuat klasifikasi lain tentang

perilaku kesehatan dan membedakannya menjadi tiga,

yakni :

43
a. Perilaku sehat (Healthy Behavior) Perilaku sehat

adalah perilaku-perilaku atau kegiatan-kegiatan

yang berkaitan dengan upaya mempertahankan dan

meningkatkan kesehatan.

b. Perilaku sakit (Illness Behavior) Perilaku sakit

adalah berkaitan dengan tindakan atau kegiatan

seseorang yang sakit atau terkena masalah

kesehatan atau keluarganya, untuk mencari

penyembuhan, atau teratasi masalah kesehatan yang

lain.

c. Perilaku peran orang sakit (the sick role

behavior) Dari segi sosiologi, orang yang sedang

sakit mempunyai peran yang mencakup hak-haknya

(right), dan kewajiban sebagai orang sakit

(obligation). Menurut Becker hak dan kewajiban

orang yang sedang sakit adalah merupakan perilaku

peran orang sakit (the sick role behavior).

Perilaku peran orang sakit ini antara lain :

1) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.

2) Tindakan untuk mengenal atau mengetahui

fasilitas kesehatan yang tepat untuk memperoleh

kesembuhan.

3) Melakukan kewajibannya sebagai pasien antara

lain mematuhi nasihat-nasihat dokter atau

perawat untuk mempercepat kesembuhannya.

44
4) Tidak melakukan sesuatu yang merugikan bagi

proses penyembuhannya.

4.Parameter Perilaku

Menurut (Azwar, 2008), pengukuran perilaku yang

berisi pernyataan-pernyataan terpilih dan telah diuji

reabilitas dan validitasnya maka dapat digunakan

untuk mengungkapkan perilaku kelompok responden.

Kriteria pengukuran perilaku yaitu:

a. Perilaku positif jika nilai T skor yang diperoleh

responden dari kuesioner > T mean.

b. Perilaku negatif jika nilai T skor yang diperoleh

responden dari kuesioner < T mean.

Subyek memberi respon dengan dengan lima

kategori ketentuin, yaitu: selalu, sering, jarang,

kadang-kadang, tidak pernah. Dengan skor jawaban :

1. Jawaban dari item pernyataan perilaku positif

a. Selalu (SL) jika responden selalu dengan

pernyataan kuesioner dan diberikan melalui

jawaban kuesioner skor 5.

b. Sering (SR) jika responden sering dengan

pernyataan kuesioner dan diberikan melalui

jawaban kuesioner skor 4.

c. Jarang (JR) jika responden jarang dengan

pernyataan kuesioner dan diberikan melalui

jawaban kuesioner skor 3.

45
d. Kadang-kadang (KD) jika responden kadang-kadang

dengan pernyataan kuesioner dan diberikan

melalui jawaban kuesioner skor 2.

e. Tidak Pernah (TP) jika responden tidak setuju

dengan pernyataan kuesioner dan diberikan

melalui jawaban kuesioner skor 1.

2. Jawaban dari item pernyataan untuk perilaku

negatif

a. Selalu (SL) jika responden selalu dengan

pernyataan kuesioner dan diberikan melalui

jawaban kuesioner skor 1.

b. Sering (SR) jika responden sering dengan

pernyataan kuesioner dan diberikan melalui

jawaban kuesioner skor 2.

c. Jarang (JR) jika responden jarang dengan

pernyataan kuesioner dan diberikan melalui

jawaban kuesioner skor 3.

d. Kadang-kadang (KD) jika responden kadang-kadang

dengan pernyataan kuesioner dan diberikan

melalui jawaban kuesioner skor 4.

e. Tidak Pernah (TP) jika responden tidak setuju

dengan pernyataan kuesioner dan diberikan

melalui jawaban kuesioner skor 5.

Penilaian perilaku yang didapatkan jika :

1) Nilai > 50, berarti subjek berperilaku positif/

sesuia

46
2) Nilai < 50 berarti subjek berperilaku negative/

tidak sesuai.

2.KERANGKA KONSEP
Remaja

Perubahan fisiologis

Perkembangan payudara

Pemeriksaan Payudara

Deteksi dini kanker payudara dengan pemeriksaan SADARI

Factor yang mempengaruhi


pemeriksaan SADARI

Eksternal
Internal
-Social
-Budaya
-Lingkungan
-Sumber informasi
Pengetahuan Perilaku
- C1 - Positif/ baik
- C2 - Negative/
- C3 buruk
Factor yang - C4
mempengaruhi - C5
pengetahuan - C6
 Pendidikan
 Minat
 Pengalaman
 Usia 1. Baik 1. Baik
 Ekonomi 2. Cukup
3. Kurang 2. Buruk
 Informasi
 Kebudayaan/
Lingkungan 47
 Sumber
pengetahuan
Keterangan:

: Diteliti

: Tidak diteliti

Bagan 2.1 Kerangka Konsep hubungan tingkat

pengetahuan tentang kanker payudara dengan perilaku

sadari di SMAN 1 Gerung, Lombok Barat.

48
3.HIPOTESIS

Ha: Ada hubungan tingkat pengetahuan remaja puteri

tentang kanker payuadara dengan perilaku SADARI

( Periksa payudara sendiri).

49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan cara yang dilakukan

dalam proses penelitian. Dalam penyusunan proposal,

motode penelitian harus diuraikan secara rinci seperti

variabel penelitian, rancangan penelitian, teknik

pengumpulan data, analisa data, cara penafsiran, dan

penyimpulan hasil penelitian Hidayat, (2017).

Metode penelitian adalah cara atau alat untuk

mencapai tujuan, dengan demikian pemilihan metode dalam

kegiatan penelitian tergantung kepada tujuan penelitian

Nasirin (2016). Pada bab ini akan disajikan subjek

penelitian, populasi dan sample penelitian, rancangan

penelitian, teknik pengumpulan data, identifikasi

variabel dan definisi operasional, rencana analisa

data, kerangka kerja.

1.Subjek penelitian

Subjek penelitian merupakan sumber data yang

dimintai informasinya sesuai dengan masalah penelitian.

Adapaun yang dimaksud sumber data dalam penelitian

adalah subjek darimana data diperoleh (suharsimi

arikunto, 2010).

Siswi SMA Negeri 1 Gerung, Kabupaten Lombok

Barat, Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah

seluruh siswi kelas XI MIPA yang berjumlah 145 siswi.

50
2.Populasi dan Sample penelitian

a. Populasi

Populasi adalah kumpulan dari individu atau

objek atau fenomena yang secara potensial dapat

diukur sebagai bagian dari penelitian (Mazhindu and

Scott, 2005) dalam swarjana. (2015).

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh

remaja puteri SMA Negeri 1 gerung, Kabupaten Lombok

Barat yang berjumlah 145 siswi.

b. Sampel

Jumlah sampel untuk study cross sectional

dalam penelitian ini dihitung menggunakan teknik

cluster random sampling. Teknik ini digunakan

bilamana populasi tidak terdiri dari individu-

individu, melainkan terdiri dari kelompok-kelompok

individu atau cluster.

Jumlah sampel untuk studi cross sectional

dalam penelitian ini dihitung menggunakan rumus

slovin sebagai berikut:

N
n= 2
1+ N ( e)

N = 145 Populasi

e 2 = 5% atau 0,05

145
n=
1+145(0,05)2

51
145
n=
1+145( 0,0025)2

145
n=
1+0,36

145
n=
1,36

n=106,6

n=107 siswi

Dengan menggunakan rumus di atas maka jumlah

sample sebanyak 107 responden. Cara untuk mengambil

samplenya yaitu dengan membagi 107 dengan 8 kelas XI

MIPA menggunakan cluster.

Teknik sampling yang akan digunakan merupakan

suatu proses dalam menyeleksi sampel yang digunakan

dalam penelitian dari populasi yang ada, sehingga

jumlah sampel akan mewakili dari keseluruhan populasi

yang ada, secara umum ada dua jenis pengambilan sample

yakni Probability sampling dan Nonprobability sampling

(Hidayat, 2017).

Teknik pengambilan sampel yang akan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik non-

probability sampling yaitu pengambilan sampel random

cluster sampling.

Sampel dalam penelitian ini adalah remaja siswi

SMA Negeri 1 Gerung, yang memenuhi kriteria inklusi dan

eksklusi

I. Kriteria Inklusi

52
a. Siswi SMA Negeri 1 Gerung yang bersedia

menjadi responden.

b. Siswi SMA Negeri 1 Gerung yang hadir, mengisi

kuisioner dan mengumpulkan kuisioner.

II. Kriteria Eksklusi

a. Siswi di SMA Negeri 1 Gerung yang hadir namun

tidak lengkap mengisi kuisioner.

b. Siswi di SMA Negeri 1 Gerung yang hadir dan

mengisi kuisioner namun tidak mengembalikan

kuisioner.

Tabel 1.2 cluster sampling tiap kelas XI MIPA di

SMAN 1 Gerung

NO KELAS MIPA POPULASI SAMPEL PECAHAN INDIVIDU


(N) KLASTER KLASTER

Fi=(Ni/N) NI=(fi*n)
1 IPA 1 25 0.17 18
2 IPA 2 26 0,18 19
3 IPA 3 18 0,13 14
4 IPA 4 17 0,12 13
5 IPA 5 15 0,10 11
6 IPA 6 18 0,12 14
7 IPA 7 14 0,09 10
8 IPA 8 12 0,08 8
TOTAL 145
SAMPEL 107 107

3.Rancangan penelitian

Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari

suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti

berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa

diterapkan Nursalam, (2017).

53
Rencana penelitian merupakan gambaran secara

terperinci mengenai proses yang akan dilakukan oleh

penelitian untuk memecahkan masalah dalam penelitian.

Tujuan penelitian ini merupakan untuk memberitahukan

secara jelas, kepada pembimbing, tim peneliti, para key

informan dan orang lain yang berkepentingan di tempat

penelitian Nasirin, (2016).

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah menggunakan metode cross-sectional study

atau potong litang, dimana jenis penelitian ini

dilakukan menggunakan kuisioner dan mengamati data-data

populasi atau sampel dalam satu kali saja pada saat

yang sama.

4.Teknik pengumpulan data dan pengolahan data

a)Metode pengumpulan data

Pengumplan data merupakan komponen yang penting.

Hal yang perlu dituliskan adalah instrumen yang

digunakan merupakan hasil pengembangan/modifikasi

atau dari standar instrument yang sudah baku

Nursalam, (2017).

Pengumpulan data dilakukan penelitian

menggunakan data primer yaitu data yang diperoleh

langsung dari responden.

Langkah-langkah pengumpulan data:

1) Tahap persiapan

54
Penelitian memberikan informed consent atau

lembar persetujuan menjadi responden.

2) Mempersiapkan lembar kuesioner

3) Tahap orientasi

(1) Mengucapa salam

(2) Memperkenalkan diri

(3) Menjelaskan maksud dan tujuan penelitian

(4) Calon penelitian memberikan informed consent

pada responden

4) Tahap pelaksanaan

Setelah responden bersedia dan

menandatangani lembar persetujuan menjadi

responden, penelitian kemudia membagiakan lembar

kuesioner dan melakukan observasi

5) Tahap terminasi

a. Mengumpulkan lembar kuesioner

b. Munguncapkan salam

Dalam penlitian ini metode yang

digunakan adalah metode angket (kuesioner),

observasi, dan dokumentasi.

1) Angket (kuesioner)

Angket adalah alat untuk mengumpulkan data

yang berupa daftar pertanyaan yang disampaikan

kepada responden untuk dijawab secara tertulis.

2) Observasi

Pengumpulan data dengan menggunakan metode

55
pengamatan merupakan sebuah pengumpulan data yang

mengharuskan peneliti untuk dapat terjun lansung

ke lapangan dengan ruang, tempat, pelaku,

kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan,

dan peraaan.

3) Dokumentasi

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan

data yang juga berperan besar dalam penelitian

kuantitatif. Dengan teknik dokumentasi ini,

penelitian dapat memperoleh informasi bukan dari

orang sebagai narasumber, tetapi mereka

memperoleh informasi dari macam-macam sumber

tertulis atau dari dokumen yang ada pada

responden atau tempat, dimana responden bertempat

tinggal atau melakukan kegiatan sehari-hari.

b)Instrument penelitian

i. sumber dan dasar instrument

Instrumen penelitian adalah alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah

dan hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan

sistematis) sehingga lebih mudah diolah.

Adapun instrumen yang akan digunakan oleh

peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

a. Kuesioner

56
Instrumen pertama dalam penelitian ini adalah

kuesioner pengetahuan siswi kelas XI MIPA.

Instrumen ini diambil dan dikembangkan dari

penelitian sebelumnya Nurul Amaliah (2018).

Kuesioner pengetahuan terdiri dari 10 butir

pertanyaan, dimana hasil dari jawaban pengetahuan

tersebut diinterpretasikan dengan menggunakan

kriteria Baik, Cukup, Kurang (Arikunto, 2013).

Kuesioner perilaku terdiri dari 6 butir pernyataan,

dimana hasil dari jawaban perilaku tersebut

diinterpretasikan dengan menggunakan kriteria

sesuai dan tidak sesuai. (Arikunto, 2013).

b. Wawancara

Instrumen kedua dalam penelitian ini adalah

wawancara. Wawancara dalam penelitian ini bertujuan

untuk mendukung data yang dalam kuesioner dan

mendapatkan data yang lebih dalam mengenai

pengetahuan siswi SMAN 1 Gerung, dimana wawancara

dilakukan saat pengambilan data awal dengan 15

siswi MIPA, dimana didapatkan bahwa 12 dari 15

siswi tidak tau bagaimana pemeriksaan SADARI.

Alat ukur yang akan digunakan dalam penelitian

ini adalah skala pengetahuan dan perilaku. Skala

adalah suatu daftar yang berisikan serangkaiaan

pertanyaan dan pernyataan yang berkaitan dengan

suatu hal yang akan diteliti. Skala yang akan

57
digunakan dalam penelitian ini adalah skala ordinal

yang bersifat kuantitatif, yaitu:

1. Pengetahuan

a. Baik jika jawaban yang benar >76%

b. Cukup jika jawaban yang benar 56-75%

c. Kurang jika jawaban yang benar <55%

2. Perilaku

a. sesuai jika skor >50%

b. tidak sesuai jika skor ≤50%

ii. Uji Validitas Dan Reliabilitas Instrumen

Pada penyusunan instrumen, salah satu

kriteria instrumen yang baik adalah validitas

dan reliabilitas instrumen. Validitas merupakan

suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu

benar-benar mengukur apa yang diukur.

Reliabilitas merupakan indeks yang menunjukan

sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya

atau dapat diandalkan.

a. Uji validitas

Uji validitas bertujuan untuk menguji apakah

suatu kuesioner diangap valid, maka perlu uji coba

dan dilakukan analisis. Bila kuesioner tersebut

telah memiliki validitas konstruk, berarti semua

item (pertanyaan) yang ada dalam kuesioner itu

mengukur apa yang kita ukur.

58
Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji

validitas adalah sebagai berikut:

1) Jika nilai Correlation Matrix >0,01 maka kuisioner

atau angket dinyatakan valid atau konsisten.

2) Jika nilai Correlation Matrix <0,01 maka kuisioner

atau angket dinyatakan tidak valid atau konsisten.

b. Uji reliabilitas

Pengujian reliabilitas pada penelitian ini

menggunakan internal konsistensi, yaitu instrumen

diuji dengan menganalisis konsistensi butir-butir

yang ada pada instrumen. Instrumen yang telah diuji

cobakan pada responden hasilnya dianalisis

menggunakan uji reliabilitas alphacronbach, dengan

rumus:

Menurut V. Wiratna Sujarweni, 2014 menjelaskan

bahwa uji rehabilitas dapat dilakukan secara

bersama-sama terhadap seluruh butir atau ítem

pertanyaan dalam angket (kuisioner) penelitian.

Adapun dasar pengambilan keputusan dalam uji

rehabilitas adalah sebagai berikut:

59
1) Jika nilai Cronbach’s Alpha >0,60 maka kuisioner

atau angket dinyatakan reliabel atau konsisten.

2) Jika nilai Cronbach’s Alpha <0,60 maka kuisioner

atau angket dinyatakan tidak reliabel atau

konsisten.

c)Teknik pengolahan data

Pengolahan data merupakan suatu bentuk penyjian

data untuk mendapatkan kesimpulan yang baik

Notoatmodjo, (2014).

Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya

dilakukan adalah pengolahan data dengan tahap sebagai

berkt:

1. Editing (Pengeditan)

Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan

perbaikan isian formulir atau kuesioner. Hasil

wawancara, angket, atau pengamatan dari lapangan

harus dilakukan penyunting (editing) terlebih

dahulu.

2. Coding (Mengkode Data)

Setelah semua kuesioner diedit atau disunting,

selanjutnya dilakukan peng “kodean” atau “coding”,

yakni mengubah data berbentuk kalimat atau huruf

menjadi data angaka atau bilangan. Misalnya jenis

kelamin: 1= laki-laki, 2= perempuan. Koding atau

60
pemberian kode ini sangat berguna dalam memasukan

data.

3. Data Entry (Masukan Data)

Data, yakni jawaban-jawaban dari masing-masing

responden yang dalam bentuk “kode” (angka atau

huruf) dimasukkan ke dalam program atau “software”

computer. Software computer ini bermacam-macam,

masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangannya.

Salah satu paket program yang paling sering

digunakan untuk “entri data” penelitian adalah paket

program SPSS 22.

4. Cleaning (Pembersihan Data)

Setelah data dimasukkan perlu dicek kembali

untuk melihat kemungkinan-kemungkinan adanya

kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan

sebagainya kemudian dilakukan pembetulan atau

koreksi.

d)Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang

paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama

dari penelitian adalah mendapatkan data (Sugiyono,

2012). Langkah-langkah pengumpulan data:

a. Tahap persiapan

1) Peneliti mengurus perizinan ke bagian akademik

sekolah tinggi ilmu kesehatan (stikes) mataram,

61
yang kemudian diserahkan ke badan perencanaan

pembangunan daerah (bappeda) Lombok barat.

2) Peneliti menyerahkan surat pengantar BAPPEDA

Lombok Barat ke SMAN 1 Gerung.

3) Peneliti mendapat surat tinjauan kembali mengenai

pemberitahuan dari Kepala Sekolah SMAN 1 Gerung

Kabupaten Lombok Barat tentang penelitian yang

akan dilakukan .

4) Peneliti menemui guru di sekolah untuk

mengontrak waktu penelitian yang dilakukan

selama satu 1 untuk melakukan study pendahuluan.

b. Tahap pelaksanaan

1) Peneliti menjelaskan maksud dan tujuan peneliti

melakukan penelitian kepada siswi di SMAN 1

Gerung Kecamatan Gerung Kabupaten Lombok Barat.

2) Peneliti memberikan lembar persetujuan menjadi

responden kepada siswi.

3) Peneliti memberikan lembar observasi (kuesioner)

untuk diisi kepada siswi SMAN 1 Gerung Kecamatan

Gerung Kabupaten Lombok Barat.

4) Setelah pengisian lembar kuisioner oleh siswi,

peneliti memberikan e-leaflet untuk menambah

sumber pengetahuan siswi mengenai kanker payudara

dan pemeriksaan SADARI.

5) Peneliti mengolah data dari kuisioner yang telah

dikumpulkam.

62
5.Identifikasi variable dan definisi operasional

a.Identifikasi variabel

1) Variabel Independen

Variabel independen merupakan variabel yang

menyebabkan perubahan terhadap variabel yang lain

disebut variabel independen atau sering disebeut

sebagai variabel bebas, atau variabel yang

dikatagorikan sebagai cause atau penyebab dari

perubahannya variabel yang lain polit and

hungler, (1999) dalam swarjana (2015). Dalam

penelitian ini yang menjadi variabel independen

adalah Tingkat pengetahuan tentang kanker

payudara.

2) Variabel Dependen

Variabel dependen merupakan variabel yang

dipengaruhi nilainya ditentukan oleh variabel

lain Nursalam (2017). Dalam penelitian ini yang

menjadi variabel dependen adalah Perilaku

pemeriksaan payudara sendiri (SADARI).

63
b.Definisi operasional

Definisi operisional merupakan definisi

berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu

yang didefinisikan tersebut Nursalam, (2017).

Table 1.3 definisi operasional

Definisi Skala
Variabel Parameter Alat ukur Skor
operasional data

1 2 3 4 5 6

Independen: Pengetahuan 1.Mengetahui apa kuisioner Ordinal 1. Baik jika


Tingkat merupakan itu kanker jawaban
pengetahuan segala sesuatu payudara, yang
tentang yang diketahui etiologi, benar
kanker oleh responden pengobatan, >76%
payudara sehubungan pencegahan dan 2. Cukup
dengan deteksi pemeriksaan jika
dini kanker kanker jawaban
payudara payudara yang
melalui sendiri. benar 56-
SADARI. 2.Memahami 75%
hubungan 3. Kurang
tingkat jika
pengetahuan jawaban
dengan yang
perilaku benar
SADARI <55%

64
3.Mampu
mengaplikasika
n pemeriksaan
SADARI.
4.Mampu
menganalisis
materi yang
didapatkan
5.Mempu
menghubungkan
tingkat
pengetahuan
dengan kanker
payudara.
6.Mampu
melakukan
penilian
terhadap suatu
objek.
Dependent: Hal – hal yang 1.Subjek Kuesioner Ordinal 1. Sesuai
Perilaku telah berperilaku jika
pemeriksaan dilakukan positif/ baik skor
payuara responden 2.Subjek >50%
sendiri (pemeriksaan berperilaku 2. Tidak
(SADARI) payudara negative/ sesuai
sendiri) buruk jika
berkenaan skor
dengan kurang
pengetahuan dari
yang telah ≤50%
didapat.

65
6. Kerangka Kerja

Populasi: seluruh siswi kelas XI MIPA SMA Negeri 1


Gerung

Rumus SLOVIN
Cluster random sampling
Sampel
Informed
consent
Membagikan kuesioner
kepada siswi

Pengumpulan data

Analisa data

Penyajian data

66
Bagan 2.1 Kerangka Kerja Penelitian hubungan
tingkat pengetahuan tentang kanker payudara dengan
perilaku SADARI di SMA Negeri 1 Gerung, kabupaten
Lombok Barat.

7.Analisa Data

Analisa data penelitian merupakan penelitian dapat

melihat dari tujuan penelitian yaitu apakah penelitian

tersebut bertujuan untuk generalisasi ke populasi atau

tidak Nursalam, (2017).

Analisa data penelitian merupakan penelitian

dapat melihat dari tujuan penelitian yaitu apakah

penelitian tersebut bertujuan untuk generalisasi ke

populasi atau tidak Nursalam, (2017).

Dalam penelitian ini hasil kuesioner akan

ditabulasi kemudian dianalisis untuk dibuktikan apakah

Dalam penelitian ini hasil kuesioner akan ditabulasi

kemudian dianalisis untuk dibuktikan apakah ada

hubungan atau tidak mengenai tingkat pengetahuan

tentang kankar payudara dengan perilaku SADARI, dengan

menggunakan sperman rank test.

67
1−6 ≤ d ²
R=
n[n ²−1]

keterangan :

r : nilai kolerasi sperman rank

d² : selisi setiap pasangan rank

n : jumlah pasangan rank untuk sperman rank

Spearman rank (Rho) merupakan alat uji

statistic untuk mengukur tingkat atau eratnya hubungan

dua variabel yang berskala ordinal dengan tarap

kesalahan α = 0,05. Pengolahan data dalam penelitian

ini dilakukan dengan bantuan computer melalui program

SPSS Versi 19.

Analisis data dilakukan dengan dua tahapan yaitu

univariat dan analisis bivariat.

1) Analisis Univariat Analisis univariat digunakan

untuk mendeskripsikan karakteristik dari variabel

independen dan dependen. Keseluruhan data yang ada

dalam kuesioner diolah dan disajikan dalam bentuk

tabel.

2) Analisis Bivariat Analisis bivariat digunakan untuk

melihat kemungkinan hubungan antara variabel

independen dan dependen. Untuk melihat apakah ada

hubungan antara pengetahuan terhadap perilaku

SADARI sebagai deteksi dini kanker payudara. Dasar

pengambilan hipotesis penelitian berdasarkan pada

tingkat signifikan (nilai p), yaitu :

68
a. Jika nilai p > 0,05 maka hipotesis penelitian

ditolak.

b. Jika nilai p < 0,05 maka hipotesis penelitian

diterima.

69
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada BAB ini diuraikan tentang hasil penelitian

yang telah dilakukan peneliti terhadap responden di

SMAN 1 GERUNG di Kabupaten Lombok Barat yang

dilaksanakan pada sabtu, 21 Mei 2022. Populasi yang

digunakan dalam penelitian ini adalah siswi kelas XI

MIPA 1-8 yang berjuamlah 145 orang di SMAN 1 Gerung

Lombok Barat. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel

sebanyak 107 responden menggunakan rumus slovin, Yang

di sesuaikan dengan kriteria inklusi dan ekslusi, dan

penentuan responden menggunakan cluster random

sampling. Responden diberikan pertanyaan dan pernyataan

mengenai “Hubungan tingkat pengetahuan remaja puteri

tentang kanker payudara dengan perilaku sadari di SMAN

1 Gerung, Kabupaten Lombok Barat”.

Penyajian data terdiri atas gambaran umum lokasi

penelitian dan data umum distribusi responden

berdasakan umur, serta data khusus yang mengacu pada

tujuan penelitian dan landasan teori.

A.HASIL PENELITIAN

1.Gambaran Umum Lokasi Penelitian

SMAN 1 Gerung mulai dibuka pada tahun 1983. SMAN

1 Gerung berada di jalan. Gatot Subroto No.kelurahan,

Gerung Utara, Kec. Gerung, Kabupaten Lombok Barat,

70
Nusa Tenggara Barat, termasuk SMA favorit di Lombok

Barat.

Sekolah ini menjadi rebutan tamatan SLTP

sederajat se Lombok Barat bahkan dari luar Lombok

Barat. Karena itu tak mengherankan siswanya tidak

saja berasal dari seputaran Gerung, Lembar, tapi juga

berasal dari Mataram bahkan ada yang berasal dari

Lombok Tengah. Karena itu sekolah ini menjadi paforit

utama di Lombok Barat. Namun karna sistem zonasi yg

diadakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan

Pusat dalam mewujudkan sekolah zonasi SMAN 1 gerung

tetap menjadi sekolah favorit di Lombok barat dan

mampu bersaing dengan sekolah-sekolah zonasi lainnya

yg ada di NTB. SMAN 1 GERUNG terkanal dengan slogan

BERSINAR (Beriman, Berprestasi, Indah, Aman, dan

Rapi) dan pernah mendapat penghargaan sekolah

Adiwiyata.

Pada tanggal 31 juli 2011 SMAN 1 Gerung

terakreditasi A dan dengan status mutu SSN (Sistem

Standardisasi Nasional).

71
(sumber : dokumentasi penelitian)

Tabel 4.1 Jumlah ruang di SMAN 1 Gerung

No Ruangan Jumlah
1 Ruang Kepala Sekolah 1
2 Ruang Guru 1
3 Ruang Tata Usaha 1
4 Ruang BP/BK 1
5 Ruang Laboratorium 4
6 Ruang Lab. Komputer 1
7 Ruang Koperasi 1
8 Ruang Kelas 30
9 Ruang OSIS 1
10 Ruang UKS 1
11 Ruang Gudang 1
12 Ruang Kantin 3
13 Ruang Perpustakaan 1
14 Musholla 2
15 WC 10
16 Lapangan 3
17 Aula 1
18 Gazebo 5
19 Reading area 1
JUMLAH 69
Adapun batas-batas wilayah SMAN 1 Keruak Kabupaten

Lombok Timur adalah sebagai berikut :

a. Sebelah timur berbatasan jalan utama.

b. Sebelah barat terdapat sawah.

72
c. Sebelah selatan terdapat KONI Lombok Barat (komite

olahraga nasional Lombok Barat).

d. Sebelah utara terdapat kantor pos dan RSUD Patut

Patuh Patju.

2.Data Umum

Responden dalam penelitian ini adalah remaja

putri yang dalam masa perkembangan dan sudah memenuhi

kriteria inklusi, ekslusi dan penentuan responden

menggunakan cluster random sampling sebagai sampel di

SMAN 1 Gerung Kabupaten Lombok Barat yaitu sebanyak

107 responden. Pemaparan responden akan diuraikan

dalam data umum berdasarkan umur.

a.Distribusi Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.2 Distribusi Responden Berdasarkan

umur di kelas XI MIPA 1-8 di SMAN 1 Gerung Kabupaten

Lombok Barat.

Klasifikasi usia menurut Menurut Widyastuti

(2019)

No Umur Frekuensi Persentas


(n) e (%)
1. 12-15 tahun 1 1%
2. 16-18 tahun
Usia
16 tahun 59 52%
17 tahun 46 43%
3. 19-22 tahun 0 0%
Total 107 100%

Sumber : Data Primer, 2022

Berdasarkan Tabel 4.2 menunjukkan bahwa

responden dengan umur 15 tahun sebanyak 1 siswi,

73
(1%), responden umur 16 tahun sebanyak 59 siswi

(52%), responden usia 17 tahun sebanyak 46 siswi

(43%), dan usia 19-22 tahun (0%).

3.Data Khusus

Data khusus ini menyajikan hasil yang

menggambarkan Hubungan tingkat pengetahuan remaja

puteri tentang kanker payudara dengan perilaku sadari

di SMAN 1 gerung Kabupaten Lombok Barat dengan Uji

Statistik spearman rank, yaitu Analisa hubungan

secara linier antara satu variable independen (X)

dengan variable dependent (Y).

a. Analisa data hubungan tingkat pengetahuan remaja

puteri tentang kanker payudara dengan perilaku

SADARI.

1) Tingkat Pengetahaun remaja puteri tentang kanker

payudara dengan pemeriksaan SADARI di SMAN 1 Gerung,

Kabupaten Lombok Barat.

Tabel 4.3. Tingkat Pengetahaun remaja puteri

tentang kanker payudara

NO Pengetahuan Frekuensi Persentase (%)


1. Baik 24 22%
2. Cukup 31 29%
3. Kurang 52 49%
Jumlah 107 100%
(Sumber : Data primer, 2022)

Berdasarkan Tabel 4.3 responden yang memiliki

pengetahuan Baik sebanyak 24 responden (22%),

responden yang memiliki pengetahuan Cukup sebanyak

74
31 responden (29%) dan responden yang memiliki

pengetahaun kurang sebanyak 52 responden (49%).

2) Perilaku tentang pemeriksaan SADARI pada siswi MIPA

1-8 kelas XI di SMAN 1 Gerung kebupaten Lombok

Barat.

Tabel 4.4 Perilaku tentang pemeriksaan SADARI.

No Perilaku Frekuensi Persentase (%)


1. BAIK 46 43%
2. BURUK 61 57%
JUMLAH 107 100%
(Sumber : Data primer, 2022)

Berdasarkan Tabel 4.4 Perilaku tentang

pemeriksaan SADARI pada siswi MIPA 1-8 kelas XI di

SMAN 1 Gerung kebupaten Lombok Barat. responden yang

memiliki perilaku Baik sebanyak 46 responden (43%),

responden yang memilik perilaku buruk sebanyak 61

responden (57%).

3) Crosstabel Tingkat Pengetahaun remaja puteri tentang

kanker payudara dengan perilaku SADARI.

Table 4.5 crosstabel tingkat pengetahuan dengan

perilaku sadari.

No Kategori Kategori
Perilaku Persentase
pengetahuan Sesuai Tidak (%)
sesuai
1. Baik 17 7 22,4%
2. Cukup 14 17 29,0%
3. Kurang 15 37 48,6%
Total 46 61 100%

Berdasarkan output SPSS ada 24 respnden (22,4%)

yang perpengetahuan baik denga perilaku sesuai 17

75
siswi dengan persentase (15,9%) dan tidak sesuai 7

siswi (6,5%). Siswi dengan pengetahauan cukup

sebanyak 31 siswi (29,0%)dengan 14 (13,1%) siswi

berperilaku sesuai dan 17 siswi berperilaku tidak

sesuai (15,9%). Siswi dengan perilaku kurang

sebanyak 52 orang (48,6%) dengan 15 siswi sesuai

(14,0%), dan tidak sesuai 37 siswi (34,6%).

4) Analisis Tingkat Pengetahaun remaja puteri tentang

kanker payudara dengan perilaku SADARI, dengan uji

statistik spearman rank.

Pengambilan keputusan uji separman rank

sebagai berikut; Melihat signifikansi hubungan

anatara variabel X dengan Y, Berdasarkan output

diatas, diketahui nilai signifikansi atau sig (2-

tailed) sebesar 0.000. karena nilai sig. (2-tailed)

0.000<0,05 maka artinya ada hubungan yang

signifikan antara variable pengetahuan dengan

perilaku.

Dari output spss, diperoleh angka koefisien

korelasi sebesar 0.374, artinya kekuatan hubugan

(korelasi) antara variable pengetahuan dengan

perilaku adalah sebesar 0.347 atau kekuatan

korelasi cukup atau sedang.

Untuk melihat arah hubungan, angka koefisien

korelasi pada hasil diatas, bernilai 0.347 sehingga

hubungan kedua variable tersebut searah (hubungan

76
searah), dengan demikian dapat diartikan bahwa jika

pengetahuan remaja puetri tentang kanker payudara

ditingkatkan maka akan meningkatkan perilaku remaja

puteri pada pemeriksaan payudara sendiri.

Ada Hubungan tingkat remaja puteri tentang

kanker payudara dengan perilaku sadari di kelas XI

MIPA 1-8 SMAN 1 Gerung Kabupaten Lombok Barat,

dibuktikan dari hasil uji statistic spearman rank

signifikansi (0.000<0,05). Sehingga, dapat di

simpulkan bahwa variabel x memiliki hubungan

terhadap variabel y. Maka Ha diterima dan H0

ditolak.

B.PEMBAHASAN

1. Pengetahuan siswi kelas XI di SMAN 1 Gerung,

Kabupaten Lombok Barat tentang kanker payudara.

Berdasarkan tabel 4.3 responden yang memiliki

pengetahuan Baik sebanyak 24 responden (22%),

dengan skor pengetahuan 76-100% responden yang

memiliki pengetahuan Cukup sebanyak 31 responden

(29%), dengan skor pengetahuan 56-77% dan

responden yang memiliki pengetahaun kurang sebanyak

52 responden (49%), dengan skor pengetahuan <56.

Menurut Notoatmodjo, (2018) Pengetahuan

merupakan hasil dari tahu seseorang terhadap objek

melalui indera yang dimilikinya yakni indra

77
pendengaran, indra penciuman, indra penglihatan,

indra penciuman, dan indera peraba.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

menurut Notoatmodjo (2016) ada dua yaitu, Faktor

Internal terdiri dari; Tingkat pendidikan,

Informasi, Lingkungan, Usia dan Faktor Eksternal

terdiri dari; Ekonomi, Informasi,

Kebudayaan/Lingkungan.

Responden yang memiliki pengetahuan baik

sebanyak 24 siswi (22%) dari total keseluruhan,

dimana responden sebagian besar mendapatkan

pengetahuan melalu media sosial, dikarenakan belum

ada pendidikan kesehatan mengenai kanker payudara

dengan pemeriksaan SADARI di SMAN 1 Gerung.

Dari hasil mengisi kuisioner sebagian besar

responden menguasai tentang pengertian yaitu 88

siswi dari 107 menjawab benar dan langkah utama

saat ditemukan kelainan pada payudara sebanyak 88

siswi menjawab benar, dan hasil mengisi kuisioner

sebagian besar responden tidak menguasai pertanyaan

mengenai usia berapa dilakukan SADARI yaitu hanya

32 siswi yang menjawb benar dari 107 dan langkah

melakukan SADARI sebanyak 32 siswi dari 107 yang

menjawa benar.

Dan responden yang memiliki pengetahuan kurang

sebanyak 52 siswi (54%) dari total keseluruhan,

78
pengetahuan yang kurang mengenai kanker payudara

dengan pemeriksaan SADARI disebabkan karena belum

terpaparnya informasi mengenai kanker payudara dan

pemeriksaan payudara sendiri.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

oleh Angrainy (2017), membuktikan bahwa pengetahuan

seseorang mengenai perilaku SADARI secara uji

statistic terbukti memiliki hubungan, dimana

penelitian dilakukan oleh angrainy pada siswi SMKN

1 Teluk, didapatkan hasil ( p=0,007) yang

menunjukkan hasil responden dengan pengetahuan

kurang yang mengalami kanker payudara sebanyak

(62%), dimana pengetahuan kurang disebabkan oleh

kurangnya siswi terpapar informasi dan tidak pernah

diberikan pendidikan kesehatan mengenai kanker

payudara.

2. Perilaku SADARI siswi kelas XI di SMAN 1 Gerung,

Kabupaten Lombok Barat tentang kanker payudara.

Perilaku tentang pemeriksaan SADARI pada siswi

MIPA 1-8 kelas XI di SMAN 1 Gerung kebupaten Lombok

Barat. responden yang memiliki perilaku Baik

sebanyak 46 siswi (43%) dari total keseluruhan,

responden yang memilik perilaku buruk sebanyak 61

siswi (57%) dari total keseluruhan, dari keseluruhan

kuisioner, pertanyaan nomer 1 dan 5 merupakan

pertanyaan yang memiliki skor terendah.

79
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu

stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati

maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai

faktor yang saling berinteraksi (notoatmodjo 2010).

Faktor perilaku menurut notoarmodjo 2010

adalah:

a. Faktor dari luar diri seseorang (faktor external)

merupakan respon yang berasal dari lingkungan,

baik lingkungan fisik dan faktor dalam bentuk

social budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.

b. Faktor dari dalam diri seseorang (faktor

internal) merupakan seseorang itu merespon

stimulus dari luar seperti pengamatan, persepsi,

motivasi fantasi, sugesti, dan sebagainya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan Nurul

Amaliyah (2018), Hasil analisis menunjukkan bahwa

terdapat 42 responden (60%) memiliki tingkat

pengetahuan kurang dengan perilaku buruk, 12

responden (17.1%) memiliki tingkat pengetahuan baik

dengan perilaku buruk Hasil analisis ini menunjukkan

bahwa terdapat 6 responden (8.6%) memiliki tingkat

pengetahuan kurang dengan perilaku baik, 10

responden (14.3%) memiliki tingkat pengetahuan baik

dengan perilaku SADARI yang baik.

Setelah data penelitian tersebut diolah,

selanjutnya dilakukan pengujian data untuk menguji

80
hubungan antara tingkat pengetahuan tentang SADARI

terhadap perilaku SADARI menggunakan Uji Chi Square.

Dari hasil pengujian tersebut diketahui nilai

signifikansi sebesar 0,002 (p< 0,05) maka Ha

diterima, artinya ada hubungan antara tingkat

pengetahuan terhadap perilaku SADARI sebagai deteksi

dini kanker payudara pada siswi SMA Negeri 8

Takalar.

3. Hubungan pengetahuan remaja puteri tentang kanker

payudara dengan pemeriksaan SADARI di SMAN 1 Gerung,

Kabupaten Lombok Barat.

Dalam penelitian ini hasil kuesioner akan

ditabulasi kemudian dianalisis untuk dibuktikan

apakah ada hubungan atau tidak mengenai tingkat

pengetahuan tentang kankar payudara dengan perilaku

SADARI, dengan menggunakan sperman rank test.

Spearman rank (Rho) merupakan alat uji

statistic untuk mengukur tingkat atau eratnya

hubungan dua variabel yang berskala ordinal dengan

tarap kesalahan α = 0,05. Pengolahan data dalam

penelitian ini dilakukan dengan bantuan komputer

melalui program SPSS Versi 19.

Melihat signifikansi hubungan anatara variabel

X dengan Y, berdasarkan output SPSS, diketahui nilai

signifikansi atau sig (2-tailed) sebesar 0.000.

karena nilai sig. (2-tailed) 0.000<0,05 maka artinya

81
ada hubungan yang signifikan antara variable

pengetahuan dengan perilaku. Dan diperoleh angka

koefisien korelasi sebesar 0.374, artinya kekuatan

hubungan (korelasi) antara variable pengetahuan

dengan perilaku adalah sebesar 0.347 atau kekuatan

korelasi cukup atau sedang. Untuk angka koefisien

korelasi pada hasil diatas, bernilai 0.347 sehingga

hubungan kedua variable tersebut searah (hubungan

searah), dengan demikian dapat diartikan bahwa jika

pengetahuan remaja puetri tentang kanker payudara

ditingkatkan maka akan meningkatkan perilaku remaja

puteri pada pemeriksaan payudara sendiri.

Maka dapat ditarik kesimpulan Ada Hubungan

tingkat remaja puteri tentang kanker payudara dengan

perilaku sadari di kelas XI MIPA 1-8 SMAN 1 Gerung

Kabupaten Lombok Barat, dibuktikan dari hasil uji

statistic spearman rank signifikansi (0.000<0,05).

Sehingga, dapat di simpulkan bahwa variabel x

memiliki hubungan terhadap variabel y. Maka Ha

diterima dan H0 ditolak.

Penelitian ini sejalan dengan Elma Rezi, 2021

Hubungan tingkat pengetahuan remaja puteri tentang

kanker payudara dengan pemeriksaan payudara sendiri

(SADARI) di SMA Negeri 12 Padang. Dapat dilihat dari

hasil analisa univariat dari 71 responden, lebih

dari setengah siswi memiliki tingkat pengetahuan

82
rendah tentang kaker payudara yaitu 37 siswi

(52,1%), sedangkan persentase yang tidak melakukan

SADARI lebih di bandingkan yang melakukan

pemeriksaan sadari yaitu 44 siswi (62,0%).

Berdasarkan hasil analisa bivariate menunjukan

adanya hubungan yang bermaksan anatara tingkat

pengetahuan tentang kanker payudara dengan

pemeriksaan SADARI nilaip=0,013 (>0,05)

Peneltian ini juga sejalan dengan Wahyu

Asnuriyati, Nana Aprilia Yulianti, 2018 Hubungan

tingkat pengetahuan remaja puteri tentang SADARI

(pemeriksaan payudara sendiri DI SMA PGRI

BANJARMASIN. Berdasarkan hasil penelitin dari uji

hasil uji Spearman Rho diperoleh nilaip 0,008< a

0,05. Berdasarkan hasil statistic Spearman Rho

tersebut maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan

tingkat pengetahan terhadap pemeriksaan SADARI di

SMA PGRI 2 Banjarmasin.

Dan penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Rina Deska, dkk

(2019), dari hasil penelitian yang dilakukan pada

mahasiswi AKBID Panca Bhakti Bandar Lampung,

mendapatkan hasil mahasiwi denga perilaku baik

(43,8%), dengan perilaku SADARI dalam kategori

kurang (73,7%). Secara statistic tidak terbukti ada

hubungan antara tingkat pengetahuan tentang kanker

83
payudara dengan perilaku SADARI (p=420), maka H0

diterima dan H1 ditolak.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.KESIMPULAN

Berdasarkan analisis dan pembahasan hasil

penelitian maka ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Responden yang memiliki pengetahuan Baik sebanyak 24

responden (22%), dengan skor pengetahuan 76-100%

responden yang memiliki pengetahuan Cukup sebanyak

31 responden (29%), dengan skor pengetahuan 56-77%

dan responden yang memiliki pengetahaun kurang

84
sebanyak 52 responden (49%), dengan skor pengetahuan

<56%.

2. Perilaku tentang pemeriksaan SADARI pada siswi MIPA

1-8 kelas XI di SMAN 1 Gerung kebupaten Lombok

Barat. responden yang memiliki perilaku Baik

sebanyak 46 responden (43%), dengan skor perilaku

<50%, dan responden yang memilik perilaku buruk

sebanyak 61 responden (57%), dengan skor perilaku

<50%.

3. Ada hubungan tingkat pengetahuan remaja puteri

tentang kanker payudara dengan perilaku SADARI di

SMAN 1 Gerung dengan hasil uji regresi linier

sederhana didapatkan bahwa sig. (2-tailed) <α

(0,000<0,05), maka Ha diterima dan H0 ditolak.

B.SARAN

1. Bagi Siswi/Responden

Dengan diberikan pendidikan kesehatan mengenai

kanker payudara dan pemeriksaan dini kanker

payudara siswi mampu memahami tentang kaker

payudara, gejala dan factor penyebab kanker itu

sendiri, serta menambah pengetahuan atau informasi

mengenai bagaimana pemeriksaan payuadara sendiri

85
dan agar lebih banyak lagi mencari informasi dari

berbagai sumber untuk menambah pengetahuan.

2. Bagi SMAN 1 Gerung

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai

bahan acuan dan dapat digunakan untuk memberikan

pengetahuan kepada siswi yang sedang dalam proses

perkembangan dan mengalami perubahan fisiologis.

3. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai salah satu institusi pendidikan dapat

menggunakan penelitian ini untuk menambah dan

mengembangkan literatur dalam pendidikan

keperawatan Maternitas.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Perlu ada penelitian lebih lanjut tentang

hubungan tingkat pengetahuan tentang kanker

payudara dengan sikap remaja puteri dengan

pemeriksaan SADARI.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik, Jakarta : Rineka Cipta

Asnuriyati, W., Aprilia, N., Akademi, Y., Kesdam, K.,

Tanjungpura, V. /, Program, B., & Keperawatan, D.

(2018). HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA

PUTRI KELAS 2 JURUSAN IPA TENTANG SADARI (PERIKSA

86
PAYUDARA SENDIRI) DI SMA PGRI 2 BANJARMASIN. An-

Nadaa: Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal),

5(2), 64–69. https://doi.org/10.31602/ANN.V5I2.1652.

Azwar S. 2003. Metodologi Penelitian. Yogjakarta: Pustaka

Pelajar.

Dewi, G. A. T., & Hendrati, L. Y. (2015). Analisis Risiko

Kanker Payudara Berdasar Riwayat Pemakaian

Kontrasepsi Hormonal dan Usia Menarche. Jurnal

Berkala Epidemiologi. 3(1) : 12–23

Hidayat, A. A. (2017). Metode penelitian keperawatan dan

teknik analisa data. Jakarta: Salemba medika.

Kementerian Kesehatan RI. 2012. Modul Kesehatan Reproduksi

Remaja. Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

KPKN.(2017).Http>//kanker.kemenkes.go.id/guidelines/

PNPKPayudara.pdf. (K.P Nasional, producer, &

Kementrian Kesehatan) Retrived Maret 07, 2022

Lemeshow,S. &David W.H.Jr,1997. Besar sampel dalam

penelitian kesehatan, Gadjahmada University press,

Yogyakarta.

Notoatmodjo, S. 2010. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2016. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. 2018. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan.

Jakarta: PT. Rineka Cipta.

87
Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. “Metodologi Penelitian

Kesehatan”. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam. 2017. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

Jakarta : Salemba Medika.

Olfah, Y., Mendri, N.K., & Badi’ah, A. (2013).Kanker

Payudara & Sadari (pertama).Yogyakarta:Nuha Medika

Polit & Hungler. 1999. Yang Rangkum Oleh Swarjana, I Ketut.

2017. Metodologi Penelitian

Putro, K. Z. (2017). Memahami Ciri dan Tugas Perkembangan

Masa Remaja.

APLIKASIA: Jurnal Aplikasi Ilmu-ilmu Agama, Vol. 17, No. 1,

1-8.

Riskesdas. (2018). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar

(Riskesdas) Indonesia Tahun 2018. Jakarta: Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Riskesdas NTB. (2018). Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar

NTB tahun 2018. Mataram: Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan.

Santrock, J.W. 2013. Adolescence: Perkembangan Remaja.

Jakarta: Penerbit Broughton.

Suryaningsih, E. 2014. Kupas Tuntas Kanker Payudara.

Yogjakarta : Paradigma Indonesia

Varney, H. 2004. Ilmu Kebidanan (Varney’s midwifery 3rded).

Bandung : Sekelola publisher

WHO.

88
(2018).http://www.who.int/cancer/prevention/diagnosi

s-screening/breast-cancer/en/. (WHO) Retrieved Maret

07, 2022.

89
Lampiran 1

JADWAL PENYELESAIAN SKRIPSI

No Kegiatan Tahun 2022


Bulan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1. Bimbingan √
judul
Proposal

2. Survei √
pendahuluan

3. ACC Judul √
4. Bimbingan √
Materi
Proposal

5. Seminar √
Proposal

6. Revisi √
Proposal

7. Pelaksanaan √
Penelitian

8. Bimbingan √ √
Skripsi

9. Seminar dan √
Ujian Hasil

10. Revisi √
Skripsi

Lampiran 2

90
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada

Yth. Siswi

di SMAN 1 Gerung

Dengan Hormat,

Dengan adanya surat ini saya mahasiswa STIKES Mataram


yang akan melakukan penelitian dengan judul “Hubungan
tingkat pengetahuan remaja puteri tentang kanker payudara
dengan perilaku sadari di SMAN 1 Gerung, kabupaten Lombok
Barat”.

Dengan Identitas sebagai berikut:


Nama : Risqiya Ulandari
NPM : 018.01.3558
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : jln. Bay Pass bill, Dusun Bermi,
Desa Jagaraga, Kecamatan Kuripan RT 04, RW 00.
Penelitian ini dilaksanakan sebagai salah
satu kegiatan menyelesaikan tugas akhir program studi S1
Keperawatan STIKES Mataram. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan tingkat
pengetahuan remaja puteri tentang kanker payudara dengan
perilaku sadari di SMAN 1 Gerung, kabupaten Lombok Barat.

Apabila Saudari bersedia berpartisipasi dalam


penelitian ini, diharapkan untuk menandatangani pada lembar
pernyataan menjadi responden (Terlampir).

Hormat Saya,

Risqiya Ulandari

Lampiran 3

91
LEMBAR PERSETUJUAN PENJELASAN (INFORMED
CONSENT)MENJADI RESPONDE PENELITIAN “HUBUNGAN TINGKAT
PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG KANKER PAYUDARA DENGAN
PEMERIKSAAN SADARI DI SMAN 1 GERUNG”.
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Kelas :

Usia :

Dengan ini menyatakan bahwa bersedia menjadi

responden dalam penelitian yang berjudul “HUBUNGAN TINGKAT

PENGETAHUAN REMAJA PUTERI TENTANG KANKER PAYUDARA DENGAN

PEMERIKSAAN SADARI DI SMAN 1 GERUNG”.

Gerung, Mei 2022

Responden

( )

92
Lampiran 4

Lembar Kuesioner Penelitian

93
94
95
96
Lampiran 5

Uji validitas kuisioner pengetahuan

NO X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 X12 X13 X14 X15 X16 TOTAL


1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 4
2 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 12
3 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 7
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 15
5 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 1 11
6 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0 12
7 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 0 0 0 0 1 9
8 0 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3
9 0 1 0 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 5
10 1 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 6
11 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 0 0 0 0 0 8
12 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 1 12
13 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 13
14 1 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 0 1 1 1 1 12
15 0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 0 9
16 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 13
17 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 12
18 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 0 1 1 1 1 12
19 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 14
20 1 1 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 13
RHIT 0,545 0,48 0,2 -0 0,7 0,4 0,4 0,1 0,45 0,2 0,58 0,385 0,7 0,88 0,8 0,56
RTAB 0,444 0,44 0,4 0,4 0,44 0,4 0,4 0,4 0,44 0,44 0,44 0,444 0,44 0,444 0,4 0,44
V/T V V T T V V T T V T V T V V V V

97
Lampiran 6

Uji validitas kuisioner perilaku

NO S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 TOTAL
1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 11
2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 11
3 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 11
4 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 11
5 5 4 2 2 1 2 1 1 1 2 21
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
10 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
11 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
12 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 11
13 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 11
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
17 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
19 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 12
20 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
0,00 0,10
RHASIL 0,98 0,97 0,97 0,537 0 0,97 5 1 0 0,97
RTABE 0,44 0,44 0,44
L 0,44 0,444 0,444 0,444 0,44 0,444 4 4 0,44 4
V/T V V V V T V T T T V

98
Lampiran 7

Uji realibilitas

Reliability Statistics pengetahuan

Cronbach's Alpha

Cronbac Based on Standardized

h's Alpha Items N of Items

.766 .750 16

Kriteria nunally(1960): apabila nilai cronbach alpa

lebih besar daripada 60% maka kuisioner dianggap reliable.

Nilai cornbach’s alpha dalam uji kuisioner didapatkan

76,6% artinya lebih besar dari 60%, maka kuisioner reliable.

Reliability Statistics perilaku

Cron Cronbach's Alpha

bach's Based on Standardized

Alpha Items N of Items

.775 .753 10

Kriteria nunally(1960): apabila nilai cronbach’s alpa

lebih besar daripada 60% maka kuisioner dianggap reliable.

Nilai cornbach’s alpha dalam uji kuisioner didapatkan

77,5% artinya lebih besar dari 60%, maka kuisioner reliable.

99
Lampiran 8

Uji normalitas dan liniearitas

UJI NORMALITAS

Berdasarkan hasil uji tabel diperolah nilai p value Asymp. Sig. (2-taialed) 284

yang artinya lebih dari 0,05, sehingga dapat di simpulkan bahwa model regresi telah

memenuhi asumsi kenomalan.

UJI LINIERITAS

ANOVA Table

Sum of Mean
Squares df Square F Sig.
Unstandardized Between (Combined) 78.652 9 8.739 .296 .974
Residual * Groups
Linearity .000 1 .000 .000 1.000
Unstandardized
Predicted Value Deviation 78.652 8 9.831 .333 .951
from
Linearity
Within Groups 2865.199 97 29.538

Total 2943.851 106

Berdasarkan hasil tabel 2 diperoleh p value linierality lebih dari 0,05, sehingga

dapat di simpukan bahwa terdapat hubungan linier natara variable independent dan

dependent.

Lampiran 10

100
Analisa data hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku

(SPSS).

Correlations
PENGETAH PERIL
UAN AKU
Spearman's PENGETA Correlation 1.000 .347**
rho HUAN Coefficient
Sig. (2-tailed) . .000
N 107 107
PERILAK Correlation .347** 1.000
U Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .
N 107 107
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

101
Lampiran 11 cross tabulation

kategori * Ket Crosstabulation


Ket
S Ti T
esuai dak sesuai otal
k BAIK Count 1 7 2
ategori 7 4
% within 7 2 1
kategori 0.8% 9.2% 00.0%
% within 3 1 2
Ket 7.0% 1.5% 2.4%
% of Total 1 6. 2
5.9% 5% 2.4%
CUKUP Count 1 1 3
4 7 1
% within 4 5 1
kategori 5.2% 4.8% 00.0%
% within 3 2 2
Ket 0.4% 7.9% 9.0%
% of Total 1 1 2
3.1% 5.9% 9.0%
KURANG Count 1 3 5
5 7 2
% within 2 7 1
kategori 8.8% 1.2% 00.0%
% within 3 6 4
Ket 2.6% 0.7% 8.6%
% of Total 1 3 4
4.0% 4.6% 8.6%
Total Count 4 6 1
6 1 07
% within 4 5 1
kategori 3.0% 7.0% 00.0%
% within 1 1 1
Ket 00.0% 00.0% 00.0%
% of Total 4 5 1
3.0% 7.0% 00.0%

Kategori Sesuai Tidak persentase


sesuai
Baik 17 7 22,4%
Cukup 14 17 29,0%
Kurang 15 37 48,6%
Total 46 61 100%

102
Lampiran 12

Surat izin penelitian

103
Lampiran 13

Surat izin penlitian

104
Lampiran 14

Lampiran dokumentasi

1.

Orientasi peneliti dengan responden.

2. Menjelaskan cara mengisi kuisioner.

3. Membagikan kuisioner kepada siswi.

105

Anda mungkin juga menyukai