PENDAHULUAN
Vulva hygiene merupakan salah satu cara yang sangat penting untuk
disertai gatal, bau amis, lecet, warna kehijau-hijauan dan kemerahan pada daerah
vulva, vagina, dan jaringan serviks serta nyeri saat berhubungan seksual dan
infeksi. Kejadian keputihan ini banyak terjadi pada kalangan remaja yang kurang
memperhatikan kebersihan dirinya. Hal ini juga bisa terjadi karena remaja putri
belum memperoleh pengetahuan tentang cara vulva hygiene yang benar di rumah
maupun di sekolah dan remaja juga cenderung malu kalau bicara tentang masalah
vulva hygiene.
keputihan minimal satu kali dalam hidupnya. Angka ini berbeda tajam dengan
negara lain yang hanya 25% saja. penelitian di jawa timur menunjukkan 75%
remaja menderita keputihan paliing sedikit satu kali, 45% bisa mengalami
keputihan sebanyak dua kali atau lebih.(Detik News, 2013). Sedangkan data dari
Dari survei awal yang dilakukan peneliti pada tanggal 9 desember 2014 di
Pondok Pesantren Mambaus Sholihin Suci, Manyar Gresik pada siswi kelas X
hanya 3 siswi (37,5%) yang mengetahui tentang vulva hygiene dan keputihan
secara cukup baik, sedangkan 5 siswi (62,5%) pengetahuan para siswi dalam
vulva hygiene sebagian besar masih kurang baik karena mereka belum
mengetahui bagaimana cara menjaga dan merawat daerah genetalia dengan benar.
faktor endogen yaitu kelainan lubang vagina dan imunitas. Faktor eksogen yaitu
infeksi yang meliputi jamur, parasit dan virus, non infeksi meliputi masuknya
benda asing ke dalam vagina, vulva hygiene yang kurang tepat, area vagina yang
diantaranya bisa terjadi keputihan yang abnormal (cairan berwarna putih kental,
berbau tidak sedap dan terasa gatal) dan infeksi. (Kusmiran, 2011).
(UKS), memberikan penyuluhan kepada para orang tua agar ikut berperan serta
remaja putri untuk menjaga dan merawat daerah kewanitaan dengan baik dan
benar.
keputihan maka peneliti membatasi pada faktor perawatan vulva hygiene yang
kurang tepat. Dan penulis tertarik untuk meneliti tentang bagaimana gambaran
pengetahuan siswi kelas X Madrasah Aliyah tentang Vulva Hygiene di Pondok
Tahun 2014 ?
Bagi Akademis,
Hygiene).
3. Bagi Penulis
TINJAUAN PUSTAKA
sekedar menjawab pertanyaan “what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam,
dan sebagainya. Pengetahuan hanya dapat menjawab pertanyaan apa sesuatu itu.
tertentu yang disadari sebagai “ada” atau terjadi. Pengetahuan dapat salah atau
keliru, karena bila suatu pengetahuan ternyata salah atau keliru, tdak dapat
Pengetahuan pada dasarnya terdiri dari sejumlah fakta dan teori yang
1. tahu (Know)
2. Aplikasi (Aplication)
3. Analisis (Analysis)
4. Sintesis (Syntesis)
5. Evaluasi (Evaluation)
sebagai berikut :
1. Cara Coba Salah (trial and Error)
atau dengan kata yang dikenal (trial and error) . cara ini telah dipakai
kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka
trial (coba) and error (gagal ata salah) atau metoe coba salah (coba-coba).
2.Secara Kebetulan
oleh orang yang bersangkutan. Salah satu contoh adalah peneman enzim
urease oleh Summers pada tahun 1926. Pada suatu hari Summers bekerja
dengan ekstrak acetone, dan karena teburu-buru ingin bermain tenis, maka
berikutnya.
masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan masalah lain yang sama,
orang dapat pula menggunakan atau merjujuk cara tersebut. Tetapi bila ia
gagal menggunakan cara tersebut, ia tidak akan mengulangi cara itu, dan
memecahkannya.
Akal sehat atau common sense kang dapat menemukan teori atau
kebenaran. Sbelum ilmu pendidikan ini berkembang, para orang tua zaman
dulu agar anaknya mau menurut nasehat orang tuanya, atau agar anak
dari tuhan melalui para Nabi. Kebenaran ini harus diterima dan diyakini
kebenaran tersebut rasional atau tidak. Sebab kebenaran ini diterima oleh
para Nabi adalah sebagai wahyu dan bukan karena hasil usaha penalaran
melalui proses diluar kesadaran dan tanpa melalui proses penalaran atau
11.Pengalaman
1. Umur
Usia dalah umur individu yang terpenting mulai saat dilahirkan sampai
masyarakat seorang yang lebih dewasa akan lebih dipercaya dari orang-
orang yang belum cukup tinggi kedewasaannya. Halini sebagai akibat dari
2. Minat
3.Tempat tinggal
Pengetahuan seseorang akan lebih baik jika berada di perkotaan dari pada
melibatkan diri dalam kegiatan sosial maka wawasan sosial makin kuat
4.Pendidikan
baik dari orang lain maupun dari media massa. Semakin banyak informasi
manusiamasa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa kanak-
kanak ke masa dewasa yang meliputi prubahan biologik, prubahn psikologik, dan
perubahan sosial. Di sebagian besar masyarakat dan budaya masa remja pada
umunya dimulai usia 10-13 tahun dan berakhir pada usia 18-22 tahun
(Notoatmojo, S. 2007).
terjadinya kematangan seksual yaitu antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan
adalah mereka yang berusia 10-19 tahun. Sementara dalam terminologi lain PBB
menyebutkan anak muda (youth) untuk mereka yang berusia 15-24 tahun. Ini
terangsang secara erotis. Dengan dipegang bahunya saja oleh lawan jenis
dirinya, selain itu, ia berada dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu
memilih yang mana peka atau tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri,
masyarakat umum.
Pada usia remaja, terdapat masa transisi yang akan dialami. Masa
transisi tersebut menurut Gunarsa (1978) dalam disertai PKBI (2000) adalah
sebagai berikut:
konsisten.
emosi. Remaja tampak sering gelisah, cepat tersinggung, melamun, dan sedih
pada teman sebaya merupakan upaya remaja untuk mandiri (melepaskan ikatan
dengan keluarga).
4. Transisi dalam nilai-nilai moral.
yang dianut orang dewasa. Saat ini remaja mulai meragukan nilai-nilai yang
Secara fisik, remaja ditandai dengan ciri perubahan pada penampilan fisik dan
fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual. Sementara itu,
perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, emosi, sosial, dan moral antara masa
sosial dan moral. Terdapat bukti bahwa konsep diri remaja berbeda di berbagai
konteks dan remaja memandang diri berbeda jika berda dengan tean sebaya
11.bertindak secara tepat sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi.
(Kusmiran, E. 2012).
Gatal.
sampai 4,5.
berlaku bagi kesehatan organ-organ seksual. Cara memelihara organ intim tanpa
kuman dilakukan sehari-hari dimulai bangun tidur dan mandi pagi. Alat
reproduksi dapat terkena sejenis jamur atau kutu yang dapat menyebabkan rasa
gatal atau tidak nyaman apabila tidak dirawat kebersihannya. Mencuci vagina
dengan air kotor, pemeriksaan dalam yang tidak benar, penggunaan pembilas
vagina yang berlebihan, pemeriksaan yang tidak higienis, dan adanya benda asing
dalam vagina dapat menyebabkan keputihan yang abnormal. Keputihan juga bisa
timbul karena pengobatan abnormal, celana yang tidak menyerap keringat, dan
penyakit menular seksual (Kusmiran Eni, 2011). Beberapa cara merawat organ
menghindari iritasi.
menjadi basah dan lembab. Selain tidak nyaman dipakai, celana basah
5. Disediakan celana dalam ganti di dalam tas kemanapun pergi, hal ini
sempurna.
bagian dasar dari pantyliner ini terbuat dari plastik, sehingga kulit
10. Sebaiknya tidak menggunakan celana ketat, berbahan nilon, jeans dan
kulit.
11. Saat cebok setelah BAB atau BAK, bilas dari arah depan ke belakang.
teratur.
kita gunakan.
15. Jangan garuk organ intim segatal apa pun. Membilas dengan air hangat
juga tidak disarankan mengingat cara itu justru bisa membuat kulit di
vagina dengan rebusan air sirih yang sudah didinginkan. Atau gunakan
air satu ember ukuran sedang. Penggunaan PK dengan dosis tidak tepat
16. Bersihkan vagina setiap buang air kecil (BAK) dan buang air besar
(BAB). Air yang digunakan untuk membasuh harus bersih, yakni air
mengalir yang langsung dari keran. Penelitian menguak air dalam bak /
kurang lebih 10-20% jenis jamur yang sama. Kebersihan vagina juga
arah depan (vagina) ke belakang (anus) dan bukan dari anus ke arah
vagina. Cara yang disebut terakhir itu hanya akan membuat bakteri
parfum atau gel), dan merekat dengan baik pada pakaian dalam.
Perawatan pada saat menstruasi juga perlu dilakukan karena pada saat
harus sangat dijaga karena kuman mudah sekali masuk dan dapat menimbulkan
penyakit pada saluran reproduksi. Pembalut tidak boleh dipakai lebih dari enam
jam atau harus ganti sesering mungkin bila sudah penuh oleh darah menstruasi
1. Jika ada pembersih atau sabun berbahan daun sirih digunakan dalam
yang berat.
2. Terjadi keputihan
(Kusmiran, E. 2011).
putih seperti sagu kental dan agak kekuning-kuningan. Jika slim atau lendir ini
dikeluarkan dari alat-alat genital yang tidak berupa darah (Sarwono,P. 2005).
(Manuaba,I.2009).
2.4.2 Epidemiologi
wanita mulai dari usia muda, usia reproduksi sehat maupun usia tua dan tidak
mengenal pendidikan , ekonomi dan sosial budaya, meskipun kasus ini lebih
banyak dijumpai pada wanita dengan tingkat pendidikan dan sosial yang rendah.
Flour albus patologis sering disebabkan oleh infeksi, salah satunya bakteri
vaginosis (BV) adalah penyebab tersering (40-50% kasus terinfeksi vagina,
vaginalis, angka kejadiannya sekitar 5-20% dari kasus infeksi vagina (Manuaba, I.
2009)
c. Tidak berbau
d. Tidak gatal
e. Jumlahnya sedikit
c. terasa gatal
1. Keputihan Fisiologis
Dalam keadaan normal ada sejumlah sekret yang mempertahankan
kelembaban vagina yang mengandung banyak epitel dan sedikit leukosit dengan
warna jernih. Tanda-tanda keputihan normal adalah jika cairan yang keluar tidak
terlalu kental, jernih, berwarna putih atau kekuningan jika terkontaminasi oleh
udara, tidak disertai rasa nyeri, dan tidak timbul rasa gatal yang berlebih.
bayi bayu lahir hingga berusia 10 hari yang disebabkan pengaruh hormon
estrogen dari ibunya, masa sekitar menarche atau pertama kalinya haid datang,
seorang wanita yang mengalami gairah seksual, masa sekitar ovulasi karena
kontrasepsi pil dan IUD, erta seorang wanita yang menderita penyakit atau pada
2. Keputihan Patologis
leukosit. Tanda-tanda keputihan patologis antara lain cairan yang keluar sangat
kental dan berubah warna, bau yang menyengat, jumlahnya yang berlebih, dan
menyebabkan rasa gatal, nyeri serta rasa sakit dan panas saat berkemih. Faktor-
faktor yang menyebabkan keputihan patologis antara lain benda asing dalam
vagina, infeksi vaginal yang disebabkan oleh kuman, jamur, virus dan parasit serta
tumor, kanker dan keganasan alat kelamin juga dapat menyebabkan terjadinya
keputihan.
2.4.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputihan
faktor pendorong keputihan yaitu faktor endogen dan faktor eksogen yang
yang bercampur dengan air seni atau kotoran dari usus (feses). Hal ini apat
terjadi karena akibat adanya lubang kecil (fistul) dari kandung kemih atau
usus keliang senggama akibat adanya cacat bawaan dan cidera persalinan
(Clayton, C. 2005).
dan jalan keluar darah haid. Penderita yang mengalami agnesis vagina
b. Imunitas
asing ke dalam tubuh. Sisa pembalut, kapas atau mungkin kondom adalah
kacang, kancing, peniti yang telah lama tertanam di dalam vagina akan
Alat reproduksi dapat terkena sejenis jamur atau kutu yang dapat
(Kusmiran,E.2011).
kuman yang ada di bagian belakang dekat anus tidak pindah ke bagian
depan. Akan lebih baik jika membersihkan vagina dari bagian depan ke
Kondisi vagina yang lembab dapat terjadi ketika setelah buang air
jamur yang ada tumbuh dengan pesat, karena kondisi ini merupakan
lingkungan yang ideal bagi jamur dan bakteri untuk berkembang biak. Jika
(Kusmiran,E.2011)
paling baik dari katun, karena dapat menyerap keringat dengan sempurna.
mengalir secara leluasa. Kondisi yang lembab dan basah bisa menjadi
(Pribakti,2010)
e. Kondisi stress
dipengaruhi dan dikontrol oleh otak. Maka ketika reseptor otak mengalami
hormon dalam tubuh dan hal ini dapat menimbulkan terjadinya keputihan
(Suparyanto,2010)
f. Gangguan hormonal
dapat timbul saat terjadi perubahan siklus hormonal, seperti saat sebelum
pubertas, stress psikologis, sebelum dan setelah datang bulan, kehamilan,
(Suparyanto,2010).
seimbang.
tidak ada indikasi. Karena justru membunuh bakteri yang dibutuhkan dan
penyakit tidak dapat hidup nyaman. Jika pH dinaikkan menjadi basa atau
netral maka bakteri patogen dapat hidup nyaman dan berkembang biak.
gerakan dari depan ke belakang. Cuci dengan air bersih setiap buang air
dan mandi. Membasuh vagina lebih sering dalam satu hari sangat
harum atau tisu toilet, hal itu akan membuat vagina kerap teriritasi.
dalam yang basah, jarang diganti, tidak menyerap keringat, atau memakai
tidak brsih, jadi besihkan bak mandi, ember, ciduk, menara air dan bibir
(Suryana, H. 2009).
pengobatan. Perawatan cukup dengan air rebusan daun sirih atau sabun-
vagina.
2.4.7 Cara mengatasi keputihan
dari penyebab infeksi seperti jamur, bakteri atau parasit. Umunya diberikan obat-
obatan untuk mengatasi keluhan dan menghentikan proses infeksi sesuai dengan
penyebabya. Sediaan obat dapat berupa sediaan oral (tablet, kpasul), topical yang
dioleskan seperti krem dan ovula yang dimasukkan langsung ke dalam liang
tidak melakukan hubungan seksual selama masih dalam pengobatan. Selain itu,
1. pola hidup sehat yaitu diet yang seimbang, olah raga rutin, istirahat
3. Selalu menjaga kebersihan alat vital agar tetap kering dan tidak lembab
4. Biasakan membasuh vagina dengan cara yang benar yaitu dari arah
depan ke belakang.
sosial yang utuh, dan bukan hanya tidak adanya penyakit dan kelemahan. Tetapi
dalam segala hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi dan fungsi serta
2. Penggunaaan handuk
serius, karena kalau tidak akan timbul masalah. Salah satunya adalah keputihan
biasanya disebabkan oleh jamur atau virus bakteri yang tentu saja masalah ini
amat mengganggu penderita karena biasanya wanita akan mengeluarkan aroma
yang tidak sedap dari organ intimnya selain juga merasa gatal yang sering
KERANGKA KONSEPTUAL
satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti melalui
konsep pada penelitian ini sebagaimana pada gambar 3.1 sebagai berkut :
1. Faktor endogen :
Kelainan
Pengetahuan Keputihan lubang
siswi vagina
imunitas
2. faktor eksogen :
Infeksi
masuknya
benda asing
ke dalam
vagina
c. cebok/ Vulva
Hygiene yang
kurang tepat
Keterangan :
: yang diteliti
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor endogen meliputi kelainan lubang
vagina dan imunitas, faktor eksogen meliputi infeksi oleh jamur, parasit dan virus,
masuknya benda asing ke dalam vagina, cebok/cara vulva hygiene yang kurang
tepat. Dalam penelitian ini cebok/cara vulva hygiene yang kurang tepat
METODE PENELITIAN
metode suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat
peristiwa-peristiwa urgen yang terjadi pada masa kini. Fenomena disajikan secara
apa adanya tanpa manipulasi dan peneliti tidak mencoba menganalisis bagaiman
dan mengapa fenomena tersebut bisa terjadi, oleh karena itu penelitian jenis ini
2014.
Kerangka kerja dalam penelitian ini dapat digambarkan secara skematis sebagai
berikut :
Sampel pnelitian ini adalah beberapa remaja putri (santri Madrasah Aliyah),
besar sampelSa10 responden
Variabel :
Pengetahuan siswi terhadap pemeliharaan kebersihan (vulva hygiene)
Penyajian hasil
Kesimpulan
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Gambaran Pengetahuan Remaja Putri Vulva Hygiene
di Pondok Pesantren Mambaus Sholihin Suci, Manyar Gresik tahun
2014
4.4 Identifikasi Variabel
Variabel penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau
ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu
4.4.2 Variabel
Definisi
Variabel operasinal Indikator Alat ukur Skala Skor
Respon Sikap
Ganbaran yang masih positif : 2
pengetahuan tertutup dari Vulva kuesioner Ordinal
Remaja seseorang Hygiene Sikap
Putri terhadap Negatif
Tentang suatu ada : 1
Vulva pengetahuan
Hygiene atau objek
4.6 Teknik Sampling
4.6.1 Populasi Penelitian
Populasi dijelaskan secara spesifik tentang siapa dan golongan mana
dalam penelitian ini adalah seluruh remaja yang berada di Pondok Pesantren
Mambaus Sholihin Suci, Manyar Gresik pada ulan Desember sebesar ... Remaja
Putri.
Arikunto (2006), apabila jumlah populasi atau subyek besar maka dapat diambil
10-15% atau 20-25% atau lebih tergantung pada kemampuan peneliti dilihat dari
waktu , tenaga, dan dana, sempit luas wilayah pengamatan dari setiap subyek ,
Pada penelitian ini yang menjadi sampel adalah sebagian remaja putri
yang berada di Pondok Pesantren Mambaus Sholihin Suci, Manyar Gresik pada
mewakili populasi yang ada. Teknik sampling nerupakan cara-cara yang ditempuh
Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti cermat dan sistematis lebih dapat
(Nursalam, 2008).
surat izin penelitian dari Akbid Delima Persada Gresik untuk diberikan kepada
1. Editing
2. Coding
yang terdiri atas beberapa kategori (Hidayat, 2008). Memberi kode pada setiap
data secara urut sehingga lebih mudah dalam mengklasifikasi dan lebih sederhana.
a. Untuk responden
seterusnya.
b. Untuk pengetahuan
Setuju (S) :3
Setuju (S) :2
3. Scoring
Scoring yaitu dengan cara memberikan skor pada setiap jawaban yang
yang diteliti.
4. Tabulating
Yakni membuat tabel-tabel data, sesuai dengan tujuan penelitian atau yang
Arikunto (2008).
1) 100% : Seluruhnya
4) 50% : Setengahnya
7) 0% : Tidak Satupun
a. Etika Penelitian
subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian. Jika subyek besedia, maka
mereka harus mendapat lembar persetujuan jadi responden dan jika tidak
c. Confidentiality (Kerahasiaan)
oleh peneliti, hanya data-data tertentu yang dilaporkan hasil riset (Hidayat,
2009).
d. Animoity (Tanpa Nama)
atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya
menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang