PENDAHULUAN
berbagai macam penyakit. Hal ini terjadi karena sistem kekebalan tubuhnya
belum benar-benar terbentuk, salah satu penyakit yang sering terjadi pada
anak prasekolah adalah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), ISPA lebih
prasekolah yang masih lemah. ISPA dapat ditularkan melalui polusi udara
seperti asap rokok, asap pembakaran di rumah tangga, gas buang sarana
transportasi dan industri, kebakaran hutan dan lain- lain (WHO, 2014).
berkembangan berkisar 40-80 kali lebih tinggi dari Negara maju. WHO
pernapasan atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik
bakteri, virus maupun riketsia, tanpa atau disertai radang parenkim paru-paru.
secara umum mencapai 25,0 % hasil riset kesehatan dasar bahwa di Indonesia
balita ISPA sebesar 25,8 %. Pengetahuan ibu tentang ISPA pada Balita sangat
2
tata cara perawatan dan penanganan yang baik dan benar sesuai dengan MTBS
dengan prevalensi sebesar 4,4%, dan pada tahun 2018 jumlah kasus ISPA
total keseluruhan umur kasus ISPA belum tersedia jumlah keseluruhan untuk
hinekombe presevalensi ISPA pada balita di Tahun 2021- 2022 dari 4 April
2021 sampai 6 February 2022 yang peneliti survey mencapai 1.316 juta balita
terinfeksi ISPA ,dan oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1. Pengertian
a. Tahu (know)
dipelajari sebelumnya.
benar.
ada.
cara tradisional atau non ilmiah, yaitu tanpa melalui penelitian ilmiah
7
dan cara modern atau cara ilmiah, yaitu melalui proses penelitian
sebagai berikut:
2) Secara Kebetulan
informal.
tersebut.
9) Induksi
10) Deduksi
(Ariani, 2014):
a. Faktor Internal
1) Umur
2) Jenis Kelamin
informal.
3) Pendidikan
(Suyudi, 2012).
bawah yang mana diinfeksi oleh bakteri atau virus.bakteri yang paling
(WHO,2007;sinulingga,2017).
2.2.2. Etilogi
bakteri, virus dan riketsia. ISPA bagian atas umumnya disebabkan oleh
virus, sedangkan ISPA bagian bawah dapat disebabkan oleh bakteri, virus
2017).
dibersinkan oleh penderita adalah virus influenza, virus sinsial dan rino
(chest indrawing)
sampai < 1 tahun, 40 kali atau lebih/menit untuk usia 1 sampai < 5
tahun.
bernafas, tidak ada nafas cepat serta tidak adanya `tarikan dinding
bernafas, tidak adanya nafas cepat dan tidak ada tarikan dinding
dalam beberapa jam sampai beberapa hari. Penyakit ISPA pada balita
1) Batuk
4) Panas atau demam, suhu badan lebih dari 370C atau jika dahi anak
diraba.
1) Pernapasan lebih dari 50 kali per menit pada anak yang berumur
kurang dari satu tahun atau lebih dari 40 kali per menit pada anak
campak.
ISPA ringan atau ISPA sedang disertai satu atau lebih gejala sebagai
berikut
bernapas.
gelisah.
6) Nadi cepat lebih dari 160 kali per menit atau tidak teraba
2.2.5. Patofisilogi
Infeksi oleh bakteri, virus dan jamur dapat merubah pola kolonisasi
karena itu, maka penyakit ISPA ini termasuk golongan Air Borne Disease.
Sebagian besar penularan melalui udara dapat pula menular melalui kontak
a. Tranmisi Droplet
17
Droplet berasal dari orang (sumber) yang telah terinfeksi atau yang
b. Kontak langsung
bersentuhan.
2.2.6. Penatalaksanaan
Bayi baru lahir dan bayi berusia satu bulan atau disebut ‘bayi
Infeksi tersebut dapat cepat fatal pada bayi muda yang telah diobati
hebat (Masriadi,2017).
parasetamol.
b. Pemberian makanan
setelah sembuh
c. Pemberian minuman
tubuh
vitamin A.
20
4) Program KIA yang menangani kesehatan ibu dan bayi berat badan
lahir rendah.
teoritis.
Pengetahuan ISPA
BAB III
METODE PENELITIAN
Jayapura.
3.2.2. Waktu
Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juni 2022
yang terdiri dari objek atau subjek, yang mempunyai kualitas dan
Jayapura.
24
3.3.2. Sampel
(Notoatmodjo, 2015).
Definisi Alat
Variabel Skor Skala Hasil ukur
operasional ukur
Pengetahuan pemahaman Kuesioner Ya = Ordinal Hasil ukur
orangtua tentang 1 menggunakan
infeksi saluran Tidak kategori:
pernafasan =0 1. Baik: 76-
100%
akut pada anak
2. Cukup: 56-
75%
3. Kurang:
<56%
nilai 1, Salah diberi nilai 0, Kuisioner ini dikutip dari hasil penelitian
26
Perilaku dan Sikap orangtua Terhadap Infeksi Saluran Pernafasan Akut Pada
Anak tahun 2021” dengan hasil uji validitas menunjukan mean validitas
yaitu 0,444 yang berarti r hitung 0,444 > dari r tabel 0,765 sehingga
responden.
ruangan
dianalisis.
a) Editing
b) Processing
responden.
c) Coding
d) Tabulating
e) Analyzing
f) Cleaning
responden baru.
dinarasikan.
kesimpulan secara narasi dengan diagram atau grafik. Analisis data yang
f
P= 100 %
n
Keterangan:
P = Persentase
F = Jumlah jawaban yang benar
N = Jumlah total pertanyaan.
3.10 Etika Dalam Penelitian
3.10.2 Beneficience
responden.
3.10.5 Anonymity
3.10.6 Veracity
3.10.7 Justice
31
3.10.8 Confidentiality
hasil penelitian. Selain itu, semua data dan informasi yang telah
DAFTAR PUSTAKA
A., Bonjol, I., & Panjang, P. (2015). Hubungan Pengetahuan Ibu Yang
Mempunyai Balita Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Akut
(ISPA ) Di UPTD Puskesmas Kebun Sikolos Kota Padang Panjang Tahun
2015 The Relationship Of Mother ’ s Knowledge Having Children Under
Five Age With The Event O. 8(2), 141–145.
A., Mina, R., & Pku, R. S. (2012). ASUHAN KEPERAWATAN
PADA An.D DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN:
FARINGITIS AKUT DI RUANG MINA RS PKU MUHAMMADIYAH
SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI ILMIAH.
Aesculapius FKUI : JakartaSoeparman (2007), Ilmu Penyakit Dalam Jilid. I Ed.2,
Jakarta : FKUI
Banyamin. 2009. Penyakit Citra Alama Budaya. Jakarta 1989
Bappenas (2010) Laporan pencapaian tujuan pembangunan milenium Indonesia
Bappenas (2010) Laporan pencapaian tujuan pembangunan millennium
Christi, Herlinda, Dina Rahayuning P., S.A.Nugraheni (2015) Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kejadian ISPA Pada Bayi Usia 6-12 Bulan Yang
Memiliki Status Gizi Normal. Fakultas Kesehatan Masyarakat.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Cinta, Atira (2018) Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Dengan Kejadian Infeksi
Saluran Pernapasan Atas Pada Balita. Fakultas Keperawatan. STIKes
Budi Luhur. Cimahi.
Daroham, N. E. P., & Mutiatiku. (2015). Penyakit Ispa Hasil Riskesdas Di
Indonesia. Puslitbang Biomedis Dan Farmasi, 1.
Departemen Kesehatan RI, D. B. F. K. dan K. (2005). Pharmaceutical Care
Untuk Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan. 86.
Dinkes. Kabupaten Kaur (2016), Profil Kesehatan Kabupaten Kaur Tahun 2016,
Kabupaten Kaur
Director of VBDC, DG DC and EH, MOH Indonesia, Jakarta
33