Anda di halaman 1dari 38

PENGEMBANGAN PROPOSAL

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUNAN KUNJUNGAN


ANC TERPADU TENTANG MANFAAT ANC TERPADU DI
PUSKESMAS X

DOSEN PEMBIMBING

KOEHKOEH HARDJITNO,S.Kep, Ners, M. Kes

DISUSUN OLEH :

AYUSTINA DEWI
NIM. 17321195001

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN KEDIRI
TAHUN 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Persiapan kesehatan ibu harus dimulai pada saat seorang wanita

merencanakan kehamilan, selama masa hamil, melahirkan, masa nifas dan

menyusui, masa menggunakan kontrasepsi keluarga berencana sampai usia

lanjut. Sedangkan kesehatan bayi harus diperhatikan sejak janin berada

dalam kandungan, selama proses kelahiran, saat baru lahir, bayi, balita, anak

pra sekolah, masa sekolah hingga remaja. Keberhasilan pembangunan pada

sektor kesehatan ditentukan berdasarkan indikator AKI dan AKB. Hal ini

juga menggambarkan kualitas ibu dan anak di Indonesia (Mulati, O.S, & Y,

2015).

Kematian maternal (ibu) merupakan kematian seorang wanita waktu

hamil atau dalam 42 hari sesudah berakhirnya kehamilan oleh sebab apa

pun, terlepas dari tuanya kehamilan dan tindakan yang dilakukan untuk

mengakhiri kehamilannya. Sedangkan Kematian bayi merupakan kematian

bayi tidak menunjukan tanda-tanda hidup waktu dilahirkan atau meninggal

dalam waktu satu minggu setelah dilahirkan(Prawiroharjo, 2014).

Data Kementrian Kesehatan Indonesia menunjukkan AKI dan AKB

mengalami penurunan sejak tahun 2015 hingga semester pertama tahun

2017. Pada tahun 2015 AKI tercatat sebanyak 4.999 kasus, tahun 2016
menjadi 4.912 kasus dan pada pertengahan tahun 2017 terjadi 1.712 kasus

kematian ibu. Sedangkan untuk AKB pada tahun 2015 tercatat sebanyak

33.278 kasus, tahun 2016 turun menjadi 32.007 kasus dan pada pertengahan

tahun 2017 tercatat sebanyak 10.294 kasus kematian bayi (Profil Kesehatan

Indonesia Tahun 2017, 2018).

Angka Kematian Ibu di Jawa Timur cenderung meningkat pada dua

tahun terakhir. Hal ini bukan berarti menunjukkan hasil kinerja yang

menurun tetapi adanya faktor dukungan baik dari segi manajemen program

KIA maupun sistem pencatatan dan pelaporan yang semakin membaik.

Peningkatan keterampilan klinis petugas di lapangan tetap dilakukan dengan

melibatkan multi pihak dari Forum Penakib Provinsi Jawa Timur dan

Kabupaten/ Kota. Menurut Supas tahun 2016, target untuk AKI sebesar 305

per 100.000 kelahiran hidup. Pada tahun 2017, AKI Provinsi Jawa Timur

mencapai 91,92 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami

peningkatan dibandingkan tahun 2016 yang mencapai 91 per 100.000

kelahiran hidup.

Berdasarkan data Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) Kesehatan

Ibu dan Anak (KIA), capaian cakupan ibu hamil K1 Provinsi Jawa Timur

pada tahun 2017 adalah 98,2%. Angka ini mengalami peningkatan

dibandingkan tahun 2016 yaitu 89,53%. Tahun 2017 terdapat 12 (dua belas)

Kabupaten/Kota memiliki capaian >100 % yaitu Kabupaten Malang,

Kabupaten Lumajang, Kabupaten situbondo, Kabupaten Probolinggo,

Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Lamongan, Kabupaten Sidoarjo, kabupaten

Magetan, Kabupaten Sampang, Kabupaten, Pamekasan, Kabupaten


Sumenep dan Kota Madiun. Secara kualitas Terdapat peningkatan dari

tahun 2016. Capaian cakupan K1 terbesar dimiliki oleh Kabupaten

Lumajang yakni sebesar 105,2 %. Kabupaten Nganjuk memiliki cakupan

terendah pada tahun 2017 (88,1%) lebih menurun dari pada tahun 2016

(90,19%) (Profil Kesehatan Jawa Timur 2017, 2018).

Capaian K1 dan K4 di Kabupaten Kediri meskipun terjadi

peningkatan pada tahun 2017, namun tidak siknifikan dan masih dibawah

target yang diamanatkan SPM hal ini perlu segera ditindak lanjuti dalam

memenuhi target dan perlu metingkatkan kualitas pelayanan Antenatal Care

di antaranya pemenuhan semua komponen pelayanan kesehatan ibu hamil

saat kunjungan. Dalam hal mendekatkan akses pelayanan puskesmas juga

sudah menerapkan konsep mobile ANC. Sedangkan Resiko Tinggi yang

ditemukan oleh tenaga kesehatan sebanyak 21,62 % dengan cakupan

komplikasi kebidanan yang ditangani sebanyak 91,82 % (Profil Kesehatan

Kabupaten Kediri Tahun 2017, 2018).

Disarankan untuk Kabupaten/Kota dibawah rata-rata Propinsi agar

meningkatkan pendataan dan pendampingan pada bumil di wilayah kerjanya

dengan melakukan ANC terpadu agar penyakit penyerta pada bumil dapat

terdeteksi lebih awal dan dapat kontak dengan petugas / Bidan pada

trimester I agar bumil mendapatkan pelayanan yang berkualitas (10 T) dan

minimal 1 kali diperiksa oleh dokter(Profil Kesehatan Jawa Timur 2017,

2018).
Dari permasalahan yang diuraikan diatas penulis tertarik melakukan

penelitian tentang hubungan tingkat pengetahuan kunjungan ANC Terpadu

pada ibu hamil tentang Manfaat ANC Terpadu.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang yang disampaikan diatas dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut: “ Adakah hubungan tingkat

pengetahuan kunjungan ANC Terpadu pada ibu hamil tentang Manfaat

ANC Terpadu di Puskesmas.

1.3 TUJUAN

1.3.1 TUJUAN UMUM

Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan kunjungan ANC Terpadu

pada ibu hamil tentang Manfaat ANC Terpadu.

1.3.2 TUJUAN KHUSUS

a. Untuk mengetahui frekuensi ibu melakukan kunjungan ANC Terpadu

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu hamil tentang Manfaat

ANC Terpadu di Puskesmas X

c. Menganalisis hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil tentang

kunjungan ANC Terpadu terhadap Manfaat ANC Terpadu

1.4 MANFAAT PENELITIAN

1.4.1 Bagi Puskesmas

Sebagai masukan bagi puskesmas dalam peningkatan ANC Terpadu pada

ibu hamil.

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan


Sebagai bahan kajian baru dlam bidang kesehatan terutama kebidanan

dan berguna untuk penelitian selanjutnya

1.4.3 Bagi Penulis Sendiri

Dari penelitian yang dilakukan penulis diharapkan mendapat

pengetahuan dan pengalaman yang baru dalam asuhan ANC Terpadu.

1.4.4 Bagi Masyarakat

Peneliti berharap ibu mengetahui manfaat asuhan ANC Terpadu

sehingga ibu sadar akan pentingnya pemeriksaan ANC Terpadu di

Puskesmas.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) adalah hasil dari “tahu” dan ini

terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu

objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera

manusia, yakni indra penglihatan, penciuman, pendengaran, rasa

dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari

mata dan telinga.

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

A. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini

adalah mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang

spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan

yang diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat

pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur

bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain:

menyebutkan, menguraikan, memdefinisikan, menyatakan dan

sebagainya.
B. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan

menjelaskan tentang obyek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang

telah paham terhadap obyek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan, dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari.

C. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau

kondisi sebenarnya. Aplikasi disini dapat diartikan aplikasi

atau penggunaan hukum–hukum, rumus, metode, prinsip, dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.

D. Analisis (Analisys)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan

materi atau suatu objek kedalam komponen–komponen, tetapi

masih dalam suatu struktur organisasi tersebut, dan masih ada

kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dapat dilihat

dari penggunaan kata kerja.

E. Sintesis (Syntesis)

Sintesis menunjukan pada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian dalam suatu


bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah

sebuah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi-forrmulasi yang ada.

F. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk

melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek.

Penilaian – penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria – kriteria yang

telah ada.

2.1.3 Cara Memperoleh Pengetahuan

A. Cara tradisional (non ilmiah)

1. Cara coba salah (Trial and error)

Cara ini telah pakai orang sebelum kebudayaan,

bahkan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara ini

dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak

berhasil maka dicoba. Kemungkinan yang lain sampai

masalah tersebut dapat di pecahkan.

2. Cara kekuasaan atau otoritas

Cara ini dapat berupa pemimpin-pimimpin

masyarakat baik formal atau informal, ahli agama,

pemegang pemerintah, dan berbagai prinsip orang lain

yang menerima yang dikemukakan oleh orang yang


mempunyai otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu atau

membuktikan kebenaran baik berdasarkan fakta empiris

maupun penalaran sendiri.

3. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi pun dapat digunakan sebagai

upaya memperoleh pengetahuan dengancara mengulang

kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam

pemecahan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

B. Cara modern ( Ilmiah)

Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau lebih

popular disebut metodologi penelitian.

2.1.4 Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

A. Faktor Internal

1. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-

cita tertentu. Pendidikan diperlukan untuk informasi

misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga

dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan dapat

mempengaruhi seseorang termasuk juga prilaku

seseorang untuk sikap berperan serta dalam

pembangunan. Paada umumnya makin tinggi pendidikan

seseorang makin mudaah menerima informasi


2. Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan

terutama untuk menunjang kehidupannya dan keluarga.

3. Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat

dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut

Hunclok (1998) semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang

dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan

masyarakat seseorang yang kebih dewasa dipercaya dari

orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini sebagai

dari pengalaman dan kematangan jiwa.

B. Faktor Eksternal

1. Faktor Lingkungan

Menurut Ann. Mariner yang dukutip dari lingkungan

merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia

dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2. Sosial Budaya

Sisitem sosial budaya yan ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.


2.1.5 Pengukuran Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan seseorang dapat diketahui dan diinterpretasikan

dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :

1. Baik : Hasil Presentase 76%-100%

2. Cukup : Hasil Presentase 56%-75%

3. Kurang : Hasil Presentase ≥56%

(Wawan & M, 2011)

2.2 Konsep Kehamilan

2.2.1 Definisi Kehamilan

Kehamilan adalah fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau

implantasi. Bila dihitung hari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi,

kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau

10 bulan atau sembilan bulan menurut kalender internasional.

Kehamilan terbagi menjadi 3 trimester, dimana trimester

pertama berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15

minggu ( minggu ke-13 hingga minggu ke-27), dan trimester

ketiga 13 minggu ( minggu ke- 28 hingga minggu ke-40)

(Walyani, 2015).

2.2.2 Tanda-tanda Kehamilan

A. Tanda Dugaan Kehamilan

1. Amenorea (berhentinya menstruasi)

2. Mual (nause) dan muntah (emesis)

3. Ngidam (menginginkan sesuatu)


4. Pingsan (syncope)

5. Kelelahan

6. Payudara tegang

7. Sering miksi

8. Konstipasi atau obstipasi

9. Pigmentasi kulit

10. Epulsi

11. Varises

B. Tanda Kemungkinan Hamil (Probability Sign)

1. Pembesaran perut

2. Tanda hegar

3. Tanda goodel

4. Tanda chandwick

5. Tanda piscaseck

6. Kontraksi braxton hicks

7. Teraba ballotement

8. Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif

C. Tanda Pasti (Positive Sign)

1. Ada gerakan janin dalam rahim

2. Ada denyut jantung janin

3. Teraba bagian-bagian janin


2.2.3 Diagnosis Kehamilan

No Kategori gambaran
1 Kehamilan normal 1. Ibu sehat
2. Tidak ada riwayat
obstetri buruk
3. Ukuran uterus sesuai
dengan usia kehamilan
4. Pemeriksaan fisik dan
laboratorium normal
2 Kehamilan dengan masalah Seperti masalah keluarga
khusus atau psiko-sosial, kekerasan
dalam rumah tangga dan
lain-lain.
3 Kehamilan dengan masalah Seperti hipertensi, anemia
kesehatan yang berat, preeklamsia,
memerlukan rujukan pertumbuhan janin
terlambat, infeksi saluran
kemih, dan kondisi lain yang
dapat memperburuk
kehamila.
4 Kehamilan dengan kondisi Seperti perdarahan, eklamsi,
kegawatdaruratan KPD atau kondisi yang
kegawatdarurat pada ibu dan
bayi.
(Walyani, 2015)
2.3 Konsep Antenatal Care Terpadu

2.3.1 Definisi Antenatal Care

ANC adalah suatu program yang terencana berupa observasi,

edukasi dan penanganan medik pada ibu hamil, untuk

memperoleh suatu proses kehamilan dan persiapan persalinan

yang aman dan memuaskan(Walyani, 2015).

2.3.2 Definisi Antenatal Care Terpadu

Antenatal Care Terpadu adalah pelayanan antenatal komprehensif

dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu hamil. Setiap

kehamilan dalam perkembangannya mempunyai risiko

mengalami penyulit atau komplikasi, oleh karena itu pelayanan

antenatal harus dilakukan secara rutin, terpadu, dan sesuai standar

pelayanan antenatal yang berkualitas (Kemenkes RI, 2010).

2.3.3 Tujuan Antenatal Care

Pelayanan antenatal terpadu adalah pelayanan antenatal

komprehensif dan berkualitas yang diberikan kepada semua ibu

hamil.

A. Tujuan umum adalah : untuk memenuhi hak setiap ibu

hamil memperoleh pelayanan antenatal yang berkualitas

sehingga mampu menjalani kehamilan dengan sehat,

bersalin dengan selamat, dan melahirkan bayi yang sehat

B. Tujuan khusus adalah :


1. Menyediakan pelayanan antenatal terpadu,

komprehensif dan berkualitas, termasuk konseling

kesehatan dan gizi ibu hamil, konseling KB dan

pemberian ASI.

2. Menghilangkan “missed opportunity” pada ibu hamil

dalam mendapatkan pelayanan antenatal terpadu,

komprehensif, dan berkualitas.

3. Mendeteksi secara dini kelainan/penyakit/gangguan

yang diderita ibu hamil.

4. Melakukan intervensi terhadap

kelainan/penyakit/gangguan pada ibu hamil sedini

mungkin.

5. Melakukan rujukan kasus ke fasiltas pelayanan

kesehatan sesuai dengan sistem rujukan yang ada.

2.3.4 Jadwal Kunjungan Antenatal Care

Frekuensi pelayanan antenatal oleh WHO ditetapkan 4 kali

kunjungan ibu hamil dalam pelayanan antenatal, selama

kehamilan dengan ketentuan sebagai berikut:

a. 1 kali pada trimester pertama (K1)

b. 1 kali pada trimester kedua (K2)

c. 2 kali pada trimester ketiga (K3 dan K4)

(Walyani, 2015)
2.3.5 Konsep Pemeriksaan Antenatal care

Dalam melakukan pemeriksaan antenatal, tenaga kesehatan harus

memberikan pelayanan yang berkualitas sesuai standar terdiri

dari:

1. Penimbangan berat badan

Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan

pertumbuhan janin. Penambahan berat badan yang kurang

dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1

kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan

pertumbuhan janin.

2. Ukur lingkar lengan atas (LiLA)

Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama

untuk skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis

(KEK). Kurang energy kronis disini maksudnya ibu hamil

yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung

lama (beberapa bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari

23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan

bayi berat lahir rendah (BBLR).

3. Ukur tekanan darah.

Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi

(tekanan darah e” 140/90 mmHg) pada kehamilan dan


preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau

tungkai bawah; dan atau proteinuria)

4. Ukur tinggi fundus uteri

Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan

antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin

sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi

fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan

ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran

menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24

minggu.

5. Hitung denyut jantung janin (DJJ)

Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan

selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat

kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari 160/menit

menunjukkan adanya gawat janin.

6. Tentukan presentasi janin;

Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir

trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan

antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk

mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III bagian

bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk

ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau

ada masalah lain.

7. Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT)


Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil

harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama,

ibu hamil diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian

imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai dengan status

imunisasi ibu saat ini.

8. Beri tablet tambah darah (tablet besi),

Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus

mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama

kehamilan diberikan sejak kontak pertama.

9. Periksa laboratorium (rutin dan khusus)

Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal

meliputi:

a. Pemeriksaan golongan darah,

Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak

hanya untuk mengetahui jenis golongan darah ibu

melainkan juga untuk mempersiapkan calon

pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan

apabila terjadi situasi kegawatdaruratan.

b. Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)

Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil

dilakukan minimal sekali pada trimester pertama dan

sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini

ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut

menderita anemia atau tidak selama kehamilannya


karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses

tumbuh kembang janin dalam kandungan.

c. Pemeriksaan protein dalam urin

Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil

dilakukan pada trimester kedua dan ketiga atas

indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk

mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil.

Proteinuria merupakan salah satu indikator

terjadinya preeclampsia pada ibu hamil.

d. Pemeriksaan kadar gula darah.

Ibu hamil yang dicurigai menderita Diabetes Melitus

harus dilakukan pemeriksaan gula darah selama

kehamilannya minimal sekali pada trimester

pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali

pada trimester ketiga (terutama pada akhir trimester

ketiga).

e. Pemeriksaan darah Malaria

Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria

dilakukan pemeriksaan darah Malaria dalam rangka

skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di daerah

non endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah

Malaria apabila ada indikasi.

f. Pemeriksaan tes Sifilis


Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan

risiko tinggi dan ibu hamil yang diduga Sifilis.

Pemeriksaaan Sifilis sebaiknya dilakukan sedini

mungkin pada kehamilan.

g. Pemeriksaan HIV

Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan

risiko tinggi kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai

menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani

konseling kemudian diberi kesempatan untuk

menetapkan sendiri keputusannya untuk menjalani

tes HIV.

h. Pemeriksaan BTA

Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang

dicurigai

(Kemenkes RI, 2010)

2.3.6 Penatalaksanaan dan Tempat Antenatal Care Terpadu

Terdapat dari tenaga medis dalam pelayanan antenatal seperti

dokter umum dan dokter spesialis serta tenaga paramedik seperti

bidan, dan perawat yang sudah mendapatkan pelatihan. Pelayanan

antenatal dapat dilaksanakan di puskesmas, posyandu, puskesmas

pembantu, polindes, bidan praktik swasta, rumah sakit umum

serta rumah sakit bersalin (Kemenkes RI, 2010).


2.4 Kerangka Konsep

Kerangka konsep dari penelitian ini dijelaskan pada gambar dibawah ini.

Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil

Manfaat ANC terpadu

Kunjungan ANC Terpadu

Keterangan :

= Variabel Independen yang diteliti

= Variabel Dependet yang diteliti

Gambar 1 Kerangka konseptual

2.5 Hipotesa

A. Hipotesis Null (Ho)

Tidak terdapat hubungan tingkat pengetahuan kunjungan ANC

Terpadu pada ibu hamil tentang Manfaat ANC Terpadu di

Puskesmas X
B. Hipotesis Alternatif (H1)

Terdapat hubungan antara hubungan tingkat pengetahuan kunjungan

ANC Terpadu pada ibu hamil tentang Manfaat ANC Terpadu di

Puskesmas X
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian observasional dengan rancangan penelitian yang

digunakan adalah rancangan cross sectional. Rancangan cross sectional

adalah suatu penelitian yang mempelajari korelasi atau hubungan antara

faktor risiko dengan efek dengan cara pendekatan, observasi, atau

pengumpulan data sekaligus pada suatu saat itu juga (point time approach)

(Notoatmodjo, 2012). Bentuk penelitian kuantitatif peneliti digunakan

karena untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu hamil tentang

kunjugan ANC Tepadu terhadap Manfaat ANC Terpadu di puskesmas X

(Saryono, 2011).

3.2 KERANGKA OPERASIONAL

Variabel Definisi operasional Alat ukur Cara Ukur Hasil ukur Skala

Pengetahuan Besarnya skor atau Kuisioner Wawancara Tinggi : 76- 100% Ordinal
nilai pemahaman dengan Sedang : 56- 75%
oleh ibu hamil dalam kuisioner Rendah :≥ 56
menjawab
pertanyaan tentang
antenatal care
Perilaku Suatu pengamatan Melihat Wawancara Baik : ≥2 kali Ordinal
kunjungan yang muncul dari kunjungan dan buku kunjungan ANC
ANC persepsi sehingga anc dan KIA pada Trimester III
ada respon untuk ANC Tidak baik
melakukan suatu terpadu
tindakan pada rekam
medis ibu
apabila ibu
pernah
melakukan
kunjungan
ANC
(Saryono, 2011)

3.3 POPULASI; SAMPEL, DAN SAMPLING

3.3.1 POPULASI

Populasi adalah sekelompok subjek yang menjadi sasaran

penelitian dalam bentuk manusia atau bukan manusia. Populasi target

dalam penelitian ini adalah ibu hamil sedangkan populasi terjangkau

dalam penelitian ini adalah ibu hamil yang datang di wilayah kerja

Puskesmas Kedaton Kota Bandar Lampung. Populasi dalam penelitian

ini dilihat dengan kriteria inklusi dan eksklusi. Berikut ini kriteria inklusi

dan eksklusi yang digunakan dalam penelitian ini:

A. Kriteria Inklusi

1. Semua Ibu hamil

2. Ibu hamil yang bersedia menjadi responden

B. Kriteria Eksklusi

1. Tidak memperoleh pendidikan formal

2. Petugas Kesehatan

3.3.2 SAMPEL

Sampel pada penelitian ini adalah diperoleh dengan menggunakan

teknik consecutive sampling yaitu, subjek yang datang dan memenuhi


kriteria pemilihan dimasukkan kedalam penelitian sampai jumlah pasien

yang diperlukan semua terpenuhi (Notoatmojo, 2012)

3.3.3 SEMPLING

Dalam menentuka sempel peneliti menggunakan sampling sistematis.

Sampling sistematis adalah teknik penentuan sampel berdasarkan urutan

dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut (Saryono, 2011).

3.4 KRITERIA SAMPEL/ SUBYEK PENELITIAN

Subjek penelitian adalah sebagian dari keseluruhan objek yang

diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi. Pada penelitian ini

perhitungan sampel menggunakan rumus Paul Leedy sebagai berikut :

z 2
N= ( ) (P)(1−P)
e

Dimana : N = ukuran sampel

Z = Standart score untuk ∝ yang dipilih

e = Sampling error

P = Proporsi harus dalam populasi

Untuk mempermudah dalam uraian maka akan diambil populasi

100 ibu hamil dan sempel yang ditentukan 80 ibu hamil. Setelah seluruh

subjek diberi nomer 1- 100, maka sempel random dilakukan dengan cara

ordinal (Arikunto, 2013).


3.5 VARIABEL PENELITIAN

A. Variabel bebas (independent)

Variabel bebas pada penelitian ini adalah tingkat pengetahuan dan

kunjungan ibu hamil.

B. Variabel terikat (dependent)

Variabel terikat pada penelitian ini meliputi manfaat ANC ibu hamil.

3.6 LOKASI DAN WAKTU

Penelitian ini akan dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas X. Penelitian ini

dilakukan selama satu bulan, dimulai dari bulan November sampai Januari

2019.

3.7 METODE PENGUMPULAN DATA

Data yang diperoleh dari penelitian ini berupa data primer yaitu data

penelitian yang didapatkan langsung dari sumber. Data primer dari

penelitian ini adalah dengan membagikan kuisioner dan wawancara secara

langsung kepada responden. Selain menggunakan data primer, peneliti

juga menggunakan data sekunder seperti rekam medis, buku KIA.

3.8 ALAT PENGUMPULAN DATA

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Alat Tulis

2. Lembar informed consent atau lembar persetujuan.

3. Lembar formulir data responden.


4. Kuisioner

3.9 METODE PENGOLAHAN DATA

3.9.1 PENGOLAHAN DATA

Data yang diperoleh dari proses pengumpulan data akan diubah

dalam bentuk tabel dan diolah dalam program statistik. Proses

pengolahan data menggunakan komputer yang terdiri dari beberapa

langkah diantaranya editing, coding, data entry, dan tabulasi

(Notoatmojo, 2012)

3.9.2 ANALISA DATA

A. Tabulasi

Membuat tabel hasil observasi yang sudah diberi sekor dan

dimasukan kedalam tabel

B. Cara Analisa

Data yang diperoleh dan dianalisis menggunakan komputer. Analisis

menggunakan uji statistik chi square sebagai berikut:


r k
(Oij−Eij)2
x 2= ∑ ∑
ii j=l Eij

Keterangan:

Oij = frekuensi ada sel baris ke 1 dan kolom j

Eij = frekuensi harapan pada sel baris ke 1 dan kolom j

R = jumlah baris
K = jumlah kolom

Setelah dilakukan pengumpulan data komponen variabel

penelitian yang dapat dilakukan analisa:

1. Analisa univariat

Data yang diperoleh dari hasil pengumpulan dapat

disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, ukuran

tendensi sentar atau grafik.

2. Analisa bivariat

Analisa untuk mengetahui interaksi dua variabel, baik

berupa komparatif, asosiatif maupun korelasi.

(Arikunto, 2013)

3.10 ETIKA PENELITIAN

A. Prinsip Manfaat

Prinsip ini mengharuskan peneliti untuk memperkecil resiko dan

memaksimalkan manfaat.

B. Prinsip Menghormati martabat manusia

1. Hak untuk memilih

Hak untuk memutuskan ikut dalam penelitian dengan suka rela

tanpa resiko.

2. Hak untuk mendapat data yang lengkap

Menghormati hak-hak masyarakat untuk memberikan informasi.

C. Prinsip keadilan
Bertujuan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia dengan

menghargai hak-hak privasi.

1. Mengaplikasikan informed consent

2. Tidak mencantumkan (anonymity) nama responden

3. Kerahasiaan informasi responden

(Saryono, 2011)

3.11 JADWAL PENELITIA

Bulan 2019
No Kegiatan
Agustus September Oktober November Desember
1 Survey awal
lokasi penelitian

2 Penyusunan
Proposal
3 Seminar
Proposal
4. Pelaksanaan
Penelitian
5. Pengolahan
data, analisa
data dan
penyusunan
laporan
6 Seminar Hasil
Daftar Pustaka

Arikunto, S. (2013). Prosedur Peneitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Kemenkes RI. (2010). Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu.

Mulati, E., O.S, F., & Y, W. (2015). Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.

Notoatmojo, S. (2012). Metodologi penelitian kesehatan edisi revisi. Jakarta:

Rineka Cipta.

Prawiroharjo, S. (2014). Ilmu Kebidanan (4 ed.). Jakarta: PT Bina Pustaka

Sarwono Prawiroharjo.

Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2017. (2018). Diambil dari

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-

indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-tahun-2017.pdf

Profil Kesehatan Jawa Timur 2017. (2018).

Profil Kesehatan Kabupaten Kediri Tahun 2017. (2018).

Saryono, A. S. (2011). Metodelogi Penelitian Kebidanan DII,DIV, S1 dan S2.

yogyakarta: Nuha Medika.

Walyani, E. siswi. (2015). Asuhan Kebidanan pada kehamilan (I). yogyakarta:

PUSTAKABARUPRESS.

Wawan, A., & M, D. (2011). Pengetahuan, Sikap dan Prilaku Manusia (II).

yogyakarta: Nuha Medika.


Lampiran 1

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bernama Ayustina Dewi/P17321195001 adalah mahasiswi


Program D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang Prodi D-IV Kebidanan
Kediri. Saat ini sedang melakukan penelitian yaitu Hubungan Tingkat
Pengetahuan Kunjungan ANC Terpadu Pada Ibu Hamil Tentang Manfaat ANC
Terpadu di Puskesmas X.
Penelitian ini merupakan salah satu kegiatan dalam menyelesaikan tugas
akhir di program D-IV Program D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Malang
Prodi D-IV Kebidanan Kediri. Untuk keperluan tersebut saya mengharapkan
kesediaan ibu-ibu untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Agar
terlaksananya penelitian ini, saya mohon kerjasama untuk memberikan informasi
dengan cara menjawab setiap butir pertanyaan yang saya ajukan sesuai dengan
pngetahuan ibu.
Dalam penelitian ini tidak akan dilakukan tindakan apapun pada ibu dan
kami akan menjaga kerahasiaan jawaban yang ibu berikan. Atas partisipasi dan
kerjasama yang baik, saya ucapkan terima kasih.

Kediri, 2019
Peneliti Responden

Ayustina Dewi ( )
Lampiran 2

Kuesioner penelitian

Hubungan Tingkat Pengetahuan Kunjungan ANC Terpadu Pada Ibu Hamil


Tentang Manfaat ANC Terpaduu

Kode responden:………….

Diisi oleh peneliti

Petunjuk Umum Pengisian

1. Ibu diharapkan bersedia menjawab semua pertanyaan yang ada


2. Beri tanda checklist (√ ) pada jawaban yang dianggap benar
3. Jika ada yang kurang jelas, silahkan bertanya pada peneliti

A. Karaktristik Responden :
Umur : Tahun
Pendidikan : SD
SMP/Sederajat
SMU/Sederajat
Diploma
Sarjana

Jumlah paritas : Belum ada

1 Anak
2 Anak
≥ 3Anak
B. Kehamilan
Usia kehamilan : Trimester pertama (1-3 bulan)
Trimester kedua (4-6 bulan)
Trimester ketiga (7-9 bulan )
Jumlah kunjungan pemeriksaan kehamilan:
Belum pernah
1 kali
2 kali
3 kali
4 kali

SOAL :

1. Pemeriksaan Antenatal Care disebut juga pemeriksaan kehamilan. Menurut


ibu, dibawah ini yang merupakan pengertian dari pemeriksaan kehamilan
adalah…….
a. Pemeriksaan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala untuk
menjaga kesehatan ibu dan bayinya.
b. Pemeriksaan yang diberikan kepada ibu hamil setiap minggu untuk
menjaga kesehatan ibu.
c. Pemeriksaan yang diberikan kepada ibu hamil pada saat ada keluhan.
2. Menurut ibu, dibawah ini yang merupakan tujuan pemeriksaan kehamilan
atau Antenatal Care adalah……….
a. Untuk mempercepat proses persalinan
b. Untuk mengurangi rasa sakit ketika melahirkan
c. Untuk memantau kemajuan kehamilan
3. Menurut ibu, Trimester pertama (1-3 bulan) usia kehamilan pemeriksaan
sebaiknya………..
a. Minimal 1 x pemeriksaan
b. Jika ada mual muntah
c. Jika ada rasa sakit pada perut
4. Menurut ibu, berapa kali sebaiknya pemeriksaan kehamilan selama dalam
kehamilan…
a. Minimal 1 kali
b. Minimal 2 kali
c. Minimal 4 kali
5. Menurut ibu, kapan sebaiknya pertama kali pemeriksaan kehamilan……
a. Trimester pertama (1-3 bulan)
b. Trimester kedua (4-6 bulan)
c. Trimester ketiga(7-9 bulan)
6. Menurut ibu, pemeriksaan kehamilan tidak boleh dilakukan pada :……
a. Bidan
b. Dokter spesialis kandungan
c. Dukun beranak
7. Dengan pemeriksaan kehamilan ibu mendapatkan pelayanan. Menurut ibu,
pelayanan apa saja yang sebaiknya diperoleh pada saat pemeriksaan
kehamialan……
a. Didata, mengukur Tinggi badan,Berat badan, Tekanan Darah, Lingkar
lengan dan pemeriksaan perut
b. Menimbang berat badan, pemeriksaan perut dan mengukur lingkar
panggul.
c. Pemeriksaan perut dan tekanan darah, suhu, dan pemeriksaan lutut.
8. Menurut ibu, dibawah ini tempat yang tidak tepat untuk melakukan
pemeriksaan kehamilan adalah………
a. Rumah sakit
b. Puskesmas
c. Rumah dukun
9. Pada kehamilan terjadi perubahan warna kulit,yaitu kehitam-hitaman pada
daerah muka. Menurut ibu hal tersebut merupakan tanda……..
a. Bahaya dalam kehamilan
b. Tanda pasti hamil
c. Tanda tidak pasti hamil
10. Pada pemeriksaan kehamilan ibu diberikan tablet Fe (zat besi) oleh petugas
kesehatan. Menurut ibu, manfaat dari tablet Fe (zat besi) tersebut
adalah………..
a. Mencegah anemia (kurang darah )
b. Mencegah perdarahan pada ibu
c. Untuk mengurangi mual dan muntah
11. Menurut ibu, tablet Fe umumnya dikonsumsi selama………….
a. Trimester pertama (1-3 bulan)
b. Trimester kedua (4-6 bulan)
c. Trimester pertama (7-9 bulan)
12. Menurut ibu, pada saat pemeriksaan kehamilan kesarana pelayanan kesehatan
ibu didampingi oleh……
a. Mertua
b. Ibu kandung
c. Suami
13. Pada masa kehamilan perlu adanya peningkatan asupan makan. Menurut ibu
hal tersebut terjadi agar……….
a. Pertumbuhan janin tidak terhambat
b. Ibu tidak mudah lapar
c. Dapat mengurangi mual muntah
14. Pada kehamilan 2-3 bulan sering terjadi penurunan berat badan, Menurut ibu
hal tersebut disebabkan oleh………
a. Seringnya buang air kecil dan buang air besar
b. Nafsu makan yang berkurang diiringi mual muntah
c. Adanya rasa ngidam yang dialami ibu
15. Menurut ibu, dibawah ini yang merupakan tanda pasti kehamilan
adalah…………
a. Adanya pembesaran perut pada saat pemeriksaan/perabaan pada perut
ibu
b. Terdengar denyut jantung janin pada saat pemeriksaan perut ibu dengan
monoral
c. Terlambat haid
16. Pada saat pemeriksaan kehamilan, apa anjuran yang disarankan oleh petugas
kesehatan ………
a. Datang untuk kunjungan ulang dan lebih sering jika ada keluhan
b. Datang ketika mau bersalin agar bersalin di rumahnya
c. Banyak mengkonsumsi obat-obatan
17. Menurut ibu, pemeriksaan kehamilan wajib dilakukan jika:
a. Ada kelainan atau bahaya dalam kehamilan
b. Terjadi kehamilan yang tidak diinginkan atau kehamilan diluar nikah
c. Ibu telah hamil, sehingga dapat dipantau keadaan ibu dan janin
18. Menurut ibu pada Trimester ketiga (7-9 bulan ) pemeriksaan kehamilan
dilakukan:
a. Minimal dua kali
b. Jika ada keluhan
c. Tetap satu kali
19. Menurut ibu, penimbangan berat badan ketika kunjungan kehamilan berguna
untuk :
a. Mengetahui kenaikan berat badan
b. Menaikkan berat badan
c. Mengetahui usia kehamilan
20. Frekuensi pemeriksaan kehamilan terpenuhi jika :
a. Dilakukan kunjungan pada awal kehamilan
b. Jumlah kunjungan kehamilan sesuai dengan usia kehamilan
c. Dilakukan kunjungan pada akhir kehamilan

Anda mungkin juga menyukai