Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH KEPERAWATAN KELUARGA

‘’ DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA ‘’

Dosen Pembimbing
Ns. Erwanto S.Kep.,MMRS

Disusun Oleh:
MALEO

1. Inggit Kurnia Sarwendah ( makalah + ppt )


2. Jeki ( presentator )
3. Gleadi Pou
4. Fandi

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KENDEDES MALANG


JL. Panji Suroso No.6
Kel. Polowijen, Kec. Blimbing Kota Malang
Telp.(0341) 488762 , Email : stikeskendedesmalang@gmail.com
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya, Penulis
dapat menyesuaikan Makalah Keperawatan Keluarga dengan judul Diagnosa Keperawatan
Keluarga. Makalah ini telah Saya selesaikan dengan maksimal berkat kerja sama dan bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu Saya sampaikan banyak terimakasih kepada segenap
pihak yang telah berkontribusi secara maksimal dalam penyelesaian makalah ini.

Diluar itu, penulis sebagai manusia biasa menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, baik dari segi tata bahasa, susunan kalimat maupun
isi. Oleh sebab itu dengan segala kerendaha hati, Saya selaku penyusun menerima segala
kritik dan saran yang membangun dari pembaca.

Demikian yang bisa Saya sampaikan, semoga makalah ini dapat menambah khailmu
pengetahuan dan memberikan manfaat nyata untuk masyarakat luas.

Malang,11 Mei 2020


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Perubahan cepat dalam bidang tekhnologi,ledakan pengetahuan dan peningkatan serta
permintaan pelayanan kesehatan yang semakin rumit menantang pengetahuan, kemampuan
teknis, keahlian interpersonal dan komitmen pada perawat. Perawat yang bekerja dalam tiap
level system kesehatan, mempunyai peranan yang berbeda, dan berhubungan dengan orang-
orang. Berurusan dengan dinamisme dan tanggung jawab membuat perawat perlu memiliki
pengetahuan dan keahlian dalam hal diagnosa keperawatan keluarga. Hal ini menjadi nyata
diperlukan untuk membuat pekerjaan yang berhubungan dengan orang bisa berhasil. Oleh
Karena itu, telah menjadi hal penting bagi perawat untuk menunjukkan kinerja professional
mereka. Disamping itu, perawat yang proaktif yang memiliki sebuah visi dan bisa mendorong
rekan sejawat untuk bekerja untuk tujuan umum.
Tujuan akhir makalah ini sesuai tujuan akhir keperawatan, yaitu membantu klien
mencapai potensi kesehatan sepenuhnya. Dalam mencapai tujuan ini sangatlah diperlukan
sebuah tujuan perantara yaitu membantu perawat untuk mencapai keefektifan yang optimal.
Berdasarkan hal diatas, maka kami sebagai penulis tertarik untuk lebih memahami
tentang diagnosa keperawatan keluarga, dimana konsep ini saling terkait satu sama lain.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian diagnosa keperawatan keluarga?
2. Apa rumusan diagnosa keperawatan keluarga?
3. Apa saja macam-macam diagnosa keperawatan keluarga?
1.3 TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Melatih mahasiswa menyusun makalah dalam upaya lebih meningkatkan
pengetahuan dan kreatifitas mahasiswa.
2. Agar mahasiswa lebih memahami dan mendalami pokok bahasan khususnya
tentang diagnosa keperawatan keluarga.
1.4 METODE PENULISAN
Dari banyak metode yang penulis ketahui, penulis menggunakan metode
kepustakaan. Penulis menggunakan metode ini karena jauh lebih praktis, efektif,
efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data-data tentang topik ataupun
materi yang penulis gunakan untuk karya tulis ini.
1.5 RUANG LINGKUP
Mengingat keterbatasan waktu dan kemampuan yang penulis miliki maka ruang
lingkup karya tulis ini terbatas pada pembahasan mengenai diagnosa keperawatan keluarga.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA


Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu,
keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara akontabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan,
membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien (Carpenito, 2000; Gordon, 1976 &
NANDA).
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan interpretasi data yang
diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis keperawatan memberikan gambaran
tentang masalah atau status kesehatan klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan
terjadi, dimana pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat.

2.2 RUMUSAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN MENGANDUNG TIGA


KOMPONEN UTAMA, YAITU:
1. Problem (P/masalah), merupakan gambaran keadaan klien dimana tindakan keperawatan
dapat diberikan. Masalah adalah kesenjangan atau penyimpangan dari keadaan normal yang
seharusnya tidak terjadi.
Tujuan : menjelaskan status kesehatan klien atau masalah kesehatan klien secara jelas dan
sesingkat mungkin. Diagnosis keperawatan disusun dengan menggunakan standart yang
seharusnya tidak terjadi.
2. Etiologi (E/penyebab), keadaan ini menunjukkan penyebab keadaan atau masalah
kesehatan yang memberikan arah terhadap terapi keperawatan. Penyebabnya meliputi :
perilaku, lingkungan, interaksi antara perilaku dan lingkungan.
3. Sign & symptom (S/tanda & gejala), adalah ciri, tanda atau gejala, yang merupakan
informasi yang diperlukan untuk merumuskan diagnosis keperawatan.
Jadi rumus diagnosis keperawatan adalah : PE / PES.

2.3 MACAM – MACAM DIAGNOSIS KEPERAWATAN


1. Diagnosis Keperawatan Aktual
Diagnosis keperawatan aktual (NANDA) adalah diagnosis yang menyajikan keadaan
klinis yang telah divalidasikan melalui batasan karakteristik mayor yang diidentifikasi.
Diagnosis keperawatan mempunyai empat komponen : label, definisi, batasan karakteristik,
dan faktor yang berhubungan.
Label merupakan deskripsi tentang definisi diagnosis dan batasan karakteristik.
Definisi menekankan pada kejelasan, arti yang tepat untuk diagnosa. Batasan karakteristik
adalah karakteristik yang mengacu pada petunjuk klinis, tanda subjektif dan objektif. Batasan
ini juga mengacu pada gejala yang ada dalam kelompok dan mengacu pada diagnosis
keperawatan, yang teridiri dari batasan mayor dan minor. Faktor yang berhubungan
merupakan etiologi atau faktor penunjang. Faktor ini dapat mempengaruhi perubahan status
kesehatan. Faktor yang berhubungan terdiri dari empat komponen : patofisiologi, tindakan
yang berhubungan, situasional, dan maturasional.
Contoh diagnosis keperawatan aktual : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
penurunan transport oksigen, sekunder terhadap tirah baring lama, ditandai dengan nafas
pendek, frekuensi nafas 30 x/mnt, nadi 62/mnt-lemah, pucat, sianosis.
2. Diagnosis Keperawatan Resiko
Diagnosis keperawatan resiko adalah keputusan klinis tentang individu, keluarga atau
komunitas yang sangat rentan untuk mengalami masalah dibanding individu atau kelompok
lain pada situasi yang sama atau hampir sama.
Validasi untuk menunjang diagnosis resiko adalah faktor resiko yang memperlihatkan
keadaan dimana kerentanan meningkat terhadap klien atau kelompok dan tidak menggunakan
batasan karakteristik. Penulisan rumusan diagnosis ini adalag : PE (problem & etiologi).
Contoh : Resiko penularan TB paru berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang resiko penularan TB Paru, ditandai dengan keluarga klien sering menanyakan
penyakit klien itu apa dan tidak ada upaya dari keluarga untuk menghindari resiko penularan
(membiarkan klien batuk dihadapannya tanpa menutup mulut dan hidung).
3. Diagnosis Keperawatan Kemungkinan
Merupakan pernyataan tentang masalah yang diduga masih memerlukan data
tambahan dengan harapan masih diperlukan untuk memastikan adanya tanda dan gejala
utama adanya faktor resiko.
Contoh : Kemungkinan gangguan konsep diri : gambaran diri berhubungan dengan tindakan
mastektomi.
4. Diagnosis Keperawatan Sejahtera
Diagnosis keperawatan sejahtera adalah ketentuan klinis mengenai individu,
kelompok, atau masyarakat dalam transisi dari tingkat kesehatan khusus ke tingkat kesehatan
yang lebih baik. Cara pembuatan diagnsosis ini adalah dengan menggabungkan pernyataan
fungsi positif dalam masing-masing pola kesehatan fungsional sebagai alat pengkajian yang
disahkan. Dalam menentukan diagnosis keperawatan sejahtera, menunjukkan terjadinya
peningkatan fungsi kesehatan menjadi fungsi yang positif.
Sebagai contoh, pasangan muda yang kemudian menjadi orangtua telah melaprkan
fungsi positif dalam peran pola hubungan. Perawat dapat memakai informasi dan lahirnya
bayi baru sebagai tambahan dalam unit keluarga, untuk membantu keluarga mempertahankan
pola hubungan yang efektif.
Contoh : perilaku mencari bantuan kesehatan berhubungan dengan kurang pengetahuan
tentang peran sebagai orangtua baru.
5. Diagnosis Keperawatan Sindrom
Diagnosis keperawatan sindrom merupakan diagnosis keperawatan yang terdiri dari
sekelompok diagnosis keperawatan aktual atau resiko, yang diduga akan muncul karena suatu
kejadian atau situasi tertentu.
Contoh : sindrom kurang perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu,
keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara akontabilitas dapat
mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga, menurunkan,
membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien (Carpenito, 2000; Gordon, 1976 &
NANDA).
Rumusan diagnosis keperawatan keluarga:
1. Problem (P/masalah
2. Etiologi (E/penyebab
3. Sign & symptom (S/tanda & gejala),
Macam-macam diagnosis keperawatan keluarga:
1. Diagnosis Keperawatan Aktual
2. Diagnosis Keperawatan Resiko
3. Diagnosis Keperawatan Kemungkinan
4. Diagnosis Keperawatan Sejahtera
5. Diagnosis Keperawatan Sindrom
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. (2005). Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC.


Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Purnamasari, D. (2011). Ensiklopedia Praktis Kesehatan. Yogyakarta: Pustaka Radja.
Setiawati, S dan Dermawan, C. A. (2008). Penuntun Praktis Asuhan Keperawatan Keluarga
Edisi 2. Jakarta: Trans Info Media.
Setyowati, S dan Murwani, A. (2008). Asuhan Keperawatan Keluarga Konsep Dan Aplikasi
Kasus. Jogjakarta: Mitra Cendekia.

Anda mungkin juga menyukai