Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

Mengenai Penerapan Konsep Diagnosa Keperawatan Pada


Tahapan Proses Keperawatan Dosen : Ns.Papat Patimah.S.Kep

Disusun Oleh:
Tingkat 1A Kelompok 2
Adi Maulana W. 34403517001
Ari Muhamad S. 34401317025
Alpi Supiandi 34403517014
Ahmad Faiz 34403517007
Cecep Khaerul B. 34403517030
Dhinda Indah K. 34403517035
Edwin Nur Hamdi L. 34403517040
Erna Puspitasari 34403517045
Faisal Firmansyah 34403517047

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH KABUPATEN CIANJUR


Jalan Raya Pasir Gede No.19 Telp(0263)267206 Fax.270953
2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan YME, yang senantiasa


rahmat dan hidayahNya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah dengan
judul ‘‘PENERAPAN KONSEP DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA
TAHAPAN PROSES KEPERAWATAN” Dalam menyelesaikan makalah ini
kami telah berusaha untuk mencapai hasil yang maksimum, tetapi dengan
keterbatasan wawasan, pengetahuan, pengalaman dan kemampuan yang kami
miliki, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.
Terselesainya makalah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,oleh
karena itu pada kesempatan ini kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Ibu Ns.Papat Patimah,S.kep selaku dosen pembimbing dan pengajar yang
telah memberi pengetahuan.
2. Teman-teman kelompok kami yang telah banyak membantu dalam
terselesaikannya makalah ini
3. Literatur yang ada di Internet dan perpustakaan serta milik pribadi yang
menambah wawasan.
Selanjutnya kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak – pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan makalah ini. Apabila banyak
kesalahan dan kekurangan dalam penulisan dan keterbatasan materi penulis
mohon maaf sebesar- besarnya. Semoga makalah ini bermanfaat dan berguna bagi
yang membacanya.

Cianjur, 27 Febuari 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .................................................................................................. i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN ...............................................................................1
1.1 Latar Belakang .....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................1
1.3 Tujuan....................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................3
2.1 Pengertian ...............................................................................................3
2.2 Tujuan .....................................................................................................4
2.3 Komponen Diagnosis Keperawatan .......................................................4
2.4 Proses Penyusunan Diagnosis Keperawatan ..........................................6
2.5 Prioritas Diagnosa Keperawatan ............................................................9
2.6 Kriteria Diagnosa Keperawatan .............................................................9
2.7 Contoh Kasus .......................................................................................11
BAB III PENUTUP ......................................................................................14
3.1 Kesimpulan ........................................................................................14
3.2 Saran ..................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................15

ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Setelah menyelesaikan pengkajian keperawatan, perawat melanjutkan
pada diagnosa keperawatan,yang merupakan penilaian klinis tentang respons
individu,keluarga,atau kamunitas terhadap masalah kesehatan aktual atau
potensial atau proses kehidupan.diagnosa keperawatan adalah pernyataan
yang menggambarkan respon aktual atau potensial klien terhadap masalah
kesehatan yang perawat mempunyai lisensi dan kompeten untuk
mengatasinya.
Diagnosa keperawatan memberikan dasar untuk pemilihan intervensi
untuk mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat (NANDA,1990;
Carpenito,1993). Hasil dan intervensi dipilih dalam kaitannya dengan
diagnosa keperawatan tertentu (McCloskey & Bulechek,1992). Alasan untuk
merumuskan diagnosa keperawatan setelah menganalisis data pengkajian
adalah untuk mengidentifikasi masalah kesehatan yang melibatkan klien dan
keluarganya dan untuk memberikan arah asuhan keperawatan.pernyataan
diagnosa keperawatan adalah hasil dari proses diagnostik selama perawat
menggunakan pemikiran kritis, diagnosa kepearawatan dikembangkan untuk
klien, keluarga, atau komunitaas dan mencakup data fisik perkembangan,
intelektual, emosi, sosial dan spiritual yang didapapatkan selama pengkajian.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan diagnosa keperawatan dalam proses
keperawatan?
2. Apa saja tujuan dari dilakukannya diagnosa keperawatan ?
3. Apa saja komponen-komponen yang harus ada dalam diagnosa
keperawatan ?
4. Bagaimana proses dalam penyusunan diagnosa keperawatan ?

1
5. Bagaimana cara penerapan diagnosa keperawatan dalam proses
keperawatan ?
6. Apa sajakah kriteria dari diagnosa keperawatan ?

1.3 Tujuan
1. Agar dapat mengetahui dan memahami apa itu diagnosa keperawatan.
2. Agar dapat mengetahui tujuan dari dilakukannya diagnosa keperawatan.
3. Agar dapat mengetahui apa saja komponen-komponen yang ada dalam
diagnosa keperawatan.
4. Agar dapat mengetahui proses dalam penyusunan diagnosa keperawatan.
5. Agar dapat mengetahui cara penerapan diagnosa keperawatan dalam
proses keperawatan.
6. Agar dapat mengetahui kriteria dari diagnosa keperawatan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian
Ada beberapa definisi diagnosis keperawatan sebagai berikut.
1. Departemen kesehatan (Pusdiklat Depkes, 1997)
Adalah pernyataan yang jelas, singkat, dan pasti tentang masalah klien serta
pengembangannya yang dapat diatasi atau diubah melalui tindakan
keeperawatan.
2. Amerikan nursing association (ANA)
Diagnosis keperawatan adalah respon individu terhadap masalah kesehatan
yang aktual dan potensial. Masalah aktual adalah masalah yang ditemui saat
pengkajian. Masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul
kemudian.
3. Zaidin Ali
Diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang singkat, tegas, dan
jelas (sitelas). Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil pengumpulan data
dan evaluasi data yang dilakukan dengan sistematis, praktis, etis, dan
profesional oleh tenaga keperawatan yang mampu untuk itu. Diagnosis
keperawatan menggambarkan respon klien terhadap masalah kesehatan atau
penyakit tertentu.
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang singkat, tegas,
dan jelas. Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil pengumpulan data dan
evaluasi data yang dilakukan dengan sistematis, praktis, etis, dan
profesional oleh tenaga keperawatan yang mampu untuk itu. Diagnosis
keperawatan menggambarkan respon klien terhadap masalah kesehatan /
penyakit tertentu. Masalah kesehatan (diagnosis medis) tidak sama dengan
masalah keperawatan (diagnosis keperawatan). Perbedaan tersebut
tercantum pada kotak dibawah ini :

3
KOTAK 5-1 PERBEDAAN DIAGNOSIS MEDIS DAN
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
DIAGNOSIS MEDIS DIAGNOSIS KEPERAWATAN
 Berfokus pada faktor-faktor yang  Berfokus pada reaksi klien terhadap
bersifat pengobatan penyakit. penyakit, tindakan medis, dan faktor-
 Berorientasi pada keadaan faktor lain yang sangat bervariasi.
patologis.  Berorientasi pada kebutuhan individu.
 Cenderung tetap, mulai sakit  Cepat berubah sesuai dengan
sampai sembuh atau meningga perubahan respon klien.
dunia.  Mengarah kepada fungsi mandiri
 Mengarah kepada tindakan medis perawat dalam melaksanakan tindakan
yang sebagian di limpahkan kepada perawatan dan evaluasi
perawat.  Diagnosiskeperawatan melengkapi
 Diagnosis medis melengkapi diagnosis medis.
diagnosis keperawatan.

2.2 Tujuan
Diagnosis keperawatan bertujuan mengidentifikasi masalah klien
berdasarkan pengkajian data, menyamakan persepsi antartenaga keperawatan
tentang istilah umum yang dipakai dalam diagnosis keperawatan, dan berperan
sebagai dasar dalam penyusunan perencanaan intevensi keperawatan,
pelaksanaan intervensi keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Diagnosa
keperawatan mengidentifikasi:
1. Masalah dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan atau
penyakit.
2. Faktor-faktor yang menunjang atau menyebabkan suatu masalah (etiologi).
3. Kemampuan klien untuk mencegah atau menyelesaikan masalah.

2.3 Komponen Diagnosis Keperawatan


1. Identifikasi masalah, gangguan kesehatan, atau kebutuhan pelayanan
keperawatan yang sering disebut problem (P).

4
2. Mencari dan menentukan penyebab permasalahan yang sering disebut
etiologi (E).
3. Menentukan tanda atau gejala masalah yang sering disebut Symptom (S).
Dengan kata lain, dalam penulisan diagnosis keperawatan tersebut ada
unsur-unsur PES (Problem, Etiologi, dan Syimptom).

Rumus DK = P+E+S

Contoh : gangguan aktivitas jalan (P) yang berhubungan dengan


pemasangan gips pada tungkai (E) yang ditandai dengan rasa nyeri didaerah
tungkai (S).
Kadang-kadang symptom-nya tidak tampak, maka minimal diagnosis
keperawatan tersebut ditegakan dengan unsur PE (Problem dan Etiologi
saja).
 Contoh: gangguan aktivitas jalan (P) yang berhubungan dengan
pemasangan gips pada tungkai (E).
 Diare (P) yang berhubungan dengan makanan yang basi (E).
 Gangguan pertukaran gas (P) yang berhubungan dengan sekresi yang
tertumpuk dihidung (E).
Kadang-kadang penyebab (E) yang spesifik tidak ditemui, maka
diagnosis medis dapat menjadi dasar diagnosis keperawatan.

Rumus DK = P+E

Contoh:
 Ansietas yang berhubungan dengan infark miokardium.
 Nyeri yang berhubungan dengan ulkus peptikum.
 Diare yang berhubungan dengan kolitis ulseratif.
 Kecenderungan terjadi infeksi yang berhubungan dengan leukimia akut.
 Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan mastektomi.

5
2.4 Proses Penyusunan Diagnosis Keperawatan
1. Klasifikasi & Analisis Data
Pengelompokkan data adalah mengelompokkan data-data klien
atau keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan kesehatan
atau keperawatan berdasarkan kriteria permasalahannya. Pengelmpkkan
data dapat disusun berdasarkan pola respon manusia (taksonomi NANDA)
dan/atau pola fungsi kesehatan (Gordon, 1982);
Respon Manusia (Taksonomi NANDA II) :
a. Pertukaran
b. Komunikasi
c. Berhubungan
d. Nilai-nilai
e. Pilihan
f. Bergerak
g. Penafsiran
h. Pengetahuan
i. Perasaan
Pola Fungsi Kesehatan (Gordon, 1982) :
a. Persepsi kesehatan : pola penatalaksanaan kesehatan
b. Nutrisi : pola metabolisme
c. Pola eliminasi
d. Aktivitas : pola latihan
e. Tidur : pola istirahat
f. Kognitif : pola perseptual
g. Persepsi diri : pola konsep diri
h. Peran : pola hubungan
i. Seksualitas : pola reproduktif
j. Koping : pola toleransi stress
k. Nilai : pola keyakinan
2. Mengindentifikasi masalah klien
Masalah klien merupakan keadaan atau situasi dimana klien perlu
bantuan untuk mempertahankan atau meningkatkan status kesehatannya,

6
atau meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan oleh perawat sesuai
dengan kemampuan dan wewenang yang dimilikinya
Identifikasi masalah klien dibagi menjadi : pasien tidak
bermasalah, pasien yang kemungkinan mempunyai masalah, pasien yang
mempunyai masalah potensial sehingga kemungkinan besar mempunyai
masalah dan pasien yang mempunyai masalah aktual.
a. Menentukan kelebihan klien
Apabila klien memenuhi standar kriteria kesehatan, perawat
kemudian menyimpulkan bahwa klien memiliki kelebihan dalam hal
tertentu. Kelebihan tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan atau
membantu memecahkan masalah yang klien hadapi.
b. Menentukan masalah klien
Jika klien tidak memenuhi standar kriteria, maka klien tersebut
mengalami keterbatasan dalam aspek kesehatannya dan memerlukan
pertolongan.
c. Menentukan masalah yang pernah dialami oleh klien
Pada tahap ini, penting untuk menentukan masalah potensial
klien. Misalnya ditemukan adanya tanda-tanda infeksi pada luka klien,
tetapi dari hasil test laboratorium, tidak menunjukkan adanya suatu
kelainan. Sesuai dengan teori, maka akan timbul adanya infeksi.
Perawat kemudian menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh klien tidak
mampu melawan infeksi.
d. Penentuan keputusan
 Tidak ada masalah, tetapi perlu peningkatan status dan fungsi
(kesejahteraan) : tidak ada indikasi respon keperawatan,
meningkatnya status kesehatan dan kebiasaan, serta danya inisiatif
promosi kesehatan untuk memastikan ada atau tidaknya masalah
yang diduga.
 Masalah kemungkinan (possible problem) : pola mengumpulkan data
yang lengkap untuk memastikan ada atau tidaknya masalah yang
diduga

7
 Masalah aktual, resiko, atau sindrom : tidak mampu merawat karena
klien menolak masalah dan pengobatan, mulai untuk mendesain
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk mencegah,
menurunkan, atau menyelesaikan masalah.
 Masalah kolaboratif : konsultasikan dengan tenaga kesehatan
profesional yang ompeten dan bekerja secara kolaboratif pada
masalah tersebut. Masalah kolaboratif adalah komplikasi fisiologis
yang diakibatkan dari patofisiologi, berhubungan dengan pengobatan
dan situasi yang lain. Tugas perawat adalah memonitor, untuk
mendeteksi status klien dan kolaboratif dengan tenaga medis guna
pengobatan yang tepat.
3. Memvalidasi diagnosis keperawatan
Adalah menghubungkan dengan klasifikasi gejala dan tanda-tanda
yang kemudian merujuk kepada kelengkapan dan ketepatan data. Untuk
kelengkapan dan ketepatan data, kerja sama dengan klien sangat penting
untuk saling percaya, sehingga mendapatkan data yang tepat.
Pada tahap ini, perawat memvalidasi data yang ada secara akurat,
yang dilakukan bersama klien/keluarga dan/atau masyarakat. Validasi
tersebut dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan atau pernyataan
yang reflektif kepada klien/keluarga tentang kejelasan interpretasi data.
Begitu diagnosis keperawatan disusun, maka harus dilakukan validasi.
4. Menyusun diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritasnya
Setelah perawat mengelompokkan, mengidentifikasi, dan
memvalidasi data-data yang signifikan, maka tugas perawat pada tahap ini
adalah merumuskan suatu diagnosis keperawatan. Diagnosa keperawatan
dapat bersifat aktual, resiko, sindrom, kemungkinan dan wellness.
Menyusun diagnosis keperawatan hendaknya diurutkan menurut
kebutuhan yang berlandaskabn hirarki Maslow (kecuali untuk kasus
kegawat daruratan menggunakan prioritas berdasarkan “yang mengancam
jiwa”) :
a. Berdasarkan Hirarki Maslow : Fisiologis, aman-nyaman-keselamatan,
mencintai dan memiliki, harga diri dan aktualisasi diri

8
b. Griffith-Kenney Christensen : Ancaman kehidupan dan kesehatan,
sumber daya dan dana yang tersedia, peran serta klien, dan prinsip
ilmiah dan praktik keperawatan.

2.5 Prioritas Diagnosa Keperawatan


Menyusun prioritas sebuah diagnosa keperawatan hendaknya diurutkan
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan utama klien, dengan kategori:
1. Berdasarkan tingkat Kegawatan
a. Keadaan yang mengancam kehidupan.
b. Keadaan yang tidak gawat dan tidak mengancam kehidupan.
c. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.
2. Berdasarkan Kebutuhan maslow yaitu Kebutuhan fisiologis,kebutuhan
keamanan dan keselamatan,kebutuhan mencintai dan dicintai,kebutuhan
harga diri dan kebutuhan aktualisasi diri.

2.6 Kriteria Diagnosa Keperawatan


1. Diagnosa Keperawatan Aktual
Diagnosa keperawatan aktual menurut NANDA adalah diagnosa
yang menyajikan keadaan klinis yang telah divalidasikan melalui batasan
karakteristik mayor yang diidentifikasi.Diagnosa keperawatan mempunyai
empat komponen:label,definisi,batasan karakteristik,dan faktor yang
berhubungan.
Label merupakan deskripsi tentang definisi diagnosis dan batasan
karakteristik. Definisi menekankan pada kejelasan,arti yang tepat untuk
diagnosa.Batasan karakteristik adalah karakteristik yang mengacu pada
petunjuk klinis,tanda subjektif dan objektif.Batasan ini juga mengacu pada
gejala yang ada dalam kelompok dan mengacu pada diagnosis
keperawatan,yang terdiri dari batasan mayor dan minor.Faktor yang
berhubungan merupakan etiologi atau faktor penunjang.Faktor ini dapat
mempengaruhi perubahan status kesehatan.Faktor yang berhubungan
terdiri dari empat komponen:patofisiologi,tindakan yang

9
berhubungan,situsiona,dan maturasional.Penulisan rumusan diagnosis ini
adalah : PES (problem+etiologi+simtom).
2. Diagnosa Keperawatan Resiko Atau Resiko Tinggi
Menurut NANDA, diagnosis keperawatan risiko adalah keputusan
klinis tentang individu,keluarga atau komunitas yang sangat rentan untuk
mengalami masalah dibanding individu atau kelompok lain pada situasi
yang sama atau hampir sama.Dianosa keperawatan ini mengganti istilah
keperawatan potensial dengan menggunakanrisiko terhadap atau resiko
tinggi terhadap”.Validasi untuk menunjang diagnosis resiko tinggi adalah
faktor resiko yang memperlihatkan keadaaan dimana kerentanan
meningkat terhadap klien atau kelompok dan tidak menggunakan batasan
karakteristik.Penulisan rumusan diagnosis ini adalah PE (problem &
etiologi).
3. Diagniosa Keperawatan Kemungkinan
Menurut NANDA,diagnosa keperawatan kemungkinan adalah
pernyataan tentang masalah yang diduga masih memerlukan data
tambahan dengan harapan masih diperlukan untuk memastikan adanya
tanda dan gejala utama adanya faktor resiko.
4. Diagnosa Keperawatan Sejahtera
Menurut NANDA, diagnosa keperawatan sejahtera adalah ketentuan
klinis mengenai individu,kelompok,atau masyarakat dalam transisi dari
tingkat kesehatan khusus ke tingkat kesehatan yang lebih baik.Cara
pembuatan diagnosa ini adalah dengan menggabungkan pernyataan fungsi
positif dalam masing-masing pola kesehatan fungsional sebagai alat
pengkajian yang disahkan.Dalam menentukan diagnosa kepetawatan
sejahtera,menunjukkan terjadinya peningkatan fungsi kesehatan menjadi
fungsi yang positif.
5. Diagnosa Keperawatan Sindrom
Menurut NANDA,diagnosa keperawatan sindrom adalah diagnosa
yang terdirai dari sekelompok diagnosa keperawatan aktual atau
resiko,yang diduga akan muncul kaarena suatu kejadian atau situasi
tertentu.

10
Menurut NANDA ada 2 diagnosa keperawatan sindrom
1. Sindrom trauma perkosaan
Contoh :cemas,takut,sedih,gangguan pola istirahat dan tidur.
2. Resiko sindrom penyalahgunaan
Contoh : -resiko konstipasi
-resiko perubahan fungsi napas
-resiko infeksi
-resiko gangguan aktifitas

2.7 Contoh Kasus


Selama dirumah sakit klien sudah mengalami panas badan selama 5
hari terutma pada malam hari, dan mengalami mual, karena sudah mengalami
panas lebih dari 3 hari, keluarga memumtuskan untuk dibawa ke RS
Bhayangkara Sartika Asih Bandung klien langsung dibawa ke poli umum,
dipoli umum dokter langsung melakukan pemerikasaan observasi TTV yaitu
TD:100/60mmHg, N:78X/menit, R:20 X/menit, S:38C karena klien sudah
mengalami panas lebih dari 3 hari, klien disuruh ke LABORATORIUM
untuk diambil darah setelah diambil darah klien kembali ke poli dan dokter
memeriksa HASIL LABORATORIUM:Hb:15,5g/dL, Leukosit:3,500/mm,
Pcv:40%, Trombosit:3,100/mm, sesudah melihat hasil lab,dokter mengatakan
trombosit turun maka kien harus dirawat, klien dibawa keruang fajar dan
perawat langsung melakukan tindakan infus RL 30gtt/menit dan dikasih obat
oral yaitu paracetamol, maka klien dirawat diruangan fajar kamar 4 bed
1.Saat diruangan klien masih mengalami panas dimaam hari dan turun dipagi
hari, perawat memberikan obat paracetamol tapi panas klien tidak menurun,
maka perawat mengompres klien dengan air hangat dibagian prontal dan axila
setelah dikompres beberapa saat kemudian panasnya menurun klien
mengalami mual, maka klien tidak nafsu makan, dan dianjurkan makan
sedikit tapi sering kurang lebih selama di RS Bhayangkara Sartika Asih klien
panasnya terkadang turun, terkadang naik. Dan kurang lebih 4hari klien
dirawat klien sudah bisa pulang.
Kriterian Diagnosa Medis Keperawatan

11
a. Aktual = Gangguan rasa nyaman peningkatan suhu tubuh.
b. Resiko = Resiko defisit volume cairan tubuh.
c. Potensial = Kemungkinan terjadi pemenuhan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan.
Data Etiologi Diagnosa
DS : Nyamuk aedes Gangguan rasa nyaman
-Klien mengeluh panas aegepty peningkatan suhu tubuh
badan.
DO :
-Suhu klien 38C Respon antigen
-Klien tampak lemas antibody

Merangsang sel-sel
monosit,eosinofel
neotrofil dan
makrofag untuk
mengeluarkan zat-
zat pirogen
endogen.

Impuls disampaikan
ke hypotalamus
bagian
thermoregulator
melalui ductus
thoraticus

Sel point suhu


meningkat

Suhu tubuh
meningkat

Gangguan rasa
nyaman
peningkatan suhu
tubuh

12
DS : Virus dengue Resiko defisit volume
-Klien mengeluh lemas cairan tubuh.
DO : Reaksi antigen-
-Tugor kulit jelek antibody
TD : 100/60 mmHg, nadi 78
x/mnt, R:20 x/mnt, S: 38C Merangsang
aktivitas
komplemen dari
jaringan tubuh

C3a-C5a

Peningkatan
permeabilitas
pembuluh darah

Perpindahan cairan
dari dalam
pembuluh darah ke
intertitas jaringan

Volume pembuluh
darah menurun

Syok hipovolemik

Resiko defisit
volume cairan
tubuh
DS : Merangsang sistem Kemungkinan terjadi
-Klien mengeluh mual. saraf otonom pemenuhan kebutuhan
DO : nutrisi kurang dari
- Klien tampak mual Saraf parasimpatis kebutuhan.
- Bising usus 14x/menit terangsang

Hypersekresi HCL

Merangsang medula
mual,anoreksia

Intake nutrisi
berkurang

Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan

13
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Diagnosa keperawatan adalah Pernyataan yang jelas mengenai status
kesehatan/masalah aktual atau resiko dalam rangka mengidentifikasi dan
menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan atau
mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada tanggung jawabnya.
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan
interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis
keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan
klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana
pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat.

3.2 Saran
Sebagai seorang perawat profesional kita hendaknya dalam
mengumpulkan informasi disarankan untuk melakukan pendekatan terapeutik
guna mendapatkan data yang lengkap, akurat dan relevan untuk mengatasi
masalah-masalah klien. Serta agar petugas kesehatan dapat berkerja
profesional dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang perawat
yang ideal dan bertanggung jawab. Sehingga pasien dapat merasakan
kepuasan atas asuhan keperawatan yang diberikan.

14
DAFTAR PUSTAKA

T.Heather Herdman. 2002. Diagnosis Keperawatan.Jakarta : kedokteran EGC

Nursalam. 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan dan Praktik. Jakarta :


Salemba Medika.

Hidayat, A. Azimul. 2001. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan.Jakarta :


Buku Kedokteran EGC

15

Anda mungkin juga menyukai