Disusun Oleh:
Tingkat 1A Kelompok 2
Adi Maulana W. 34403517001
Ari Muhamad S. 34401317025
Alpi Supiandi 34403517014
Ahmad Faiz 34403517007
Cecep Khaerul B. 34403517030
Dhinda Indah K. 34403517035
Edwin Nur Hamdi L. 34403517040
Erna Puspitasari 34403517045
Faisal Firmansyah 34403517047
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
5. Bagaimana cara penerapan diagnosa keperawatan dalam proses
keperawatan ?
6. Apa sajakah kriteria dari diagnosa keperawatan ?
1.3 Tujuan
1. Agar dapat mengetahui dan memahami apa itu diagnosa keperawatan.
2. Agar dapat mengetahui tujuan dari dilakukannya diagnosa keperawatan.
3. Agar dapat mengetahui apa saja komponen-komponen yang ada dalam
diagnosa keperawatan.
4. Agar dapat mengetahui proses dalam penyusunan diagnosa keperawatan.
5. Agar dapat mengetahui cara penerapan diagnosa keperawatan dalam
proses keperawatan.
6. Agar dapat mengetahui kriteria dari diagnosa keperawatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
Ada beberapa definisi diagnosis keperawatan sebagai berikut.
1. Departemen kesehatan (Pusdiklat Depkes, 1997)
Adalah pernyataan yang jelas, singkat, dan pasti tentang masalah klien serta
pengembangannya yang dapat diatasi atau diubah melalui tindakan
keeperawatan.
2. Amerikan nursing association (ANA)
Diagnosis keperawatan adalah respon individu terhadap masalah kesehatan
yang aktual dan potensial. Masalah aktual adalah masalah yang ditemui saat
pengkajian. Masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul
kemudian.
3. Zaidin Ali
Diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang singkat, tegas, dan
jelas (sitelas). Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil pengumpulan data
dan evaluasi data yang dilakukan dengan sistematis, praktis, etis, dan
profesional oleh tenaga keperawatan yang mampu untuk itu. Diagnosis
keperawatan menggambarkan respon klien terhadap masalah kesehatan atau
penyakit tertentu.
Diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang singkat, tegas,
dan jelas. Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil pengumpulan data dan
evaluasi data yang dilakukan dengan sistematis, praktis, etis, dan
profesional oleh tenaga keperawatan yang mampu untuk itu. Diagnosis
keperawatan menggambarkan respon klien terhadap masalah kesehatan /
penyakit tertentu. Masalah kesehatan (diagnosis medis) tidak sama dengan
masalah keperawatan (diagnosis keperawatan). Perbedaan tersebut
tercantum pada kotak dibawah ini :
3
KOTAK 5-1 PERBEDAAN DIAGNOSIS MEDIS DAN
DIAGNOSIS KEPERAWATAN
DIAGNOSIS MEDIS DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Berfokus pada faktor-faktor yang Berfokus pada reaksi klien terhadap
bersifat pengobatan penyakit. penyakit, tindakan medis, dan faktor-
Berorientasi pada keadaan faktor lain yang sangat bervariasi.
patologis. Berorientasi pada kebutuhan individu.
Cenderung tetap, mulai sakit Cepat berubah sesuai dengan
sampai sembuh atau meningga perubahan respon klien.
dunia. Mengarah kepada fungsi mandiri
Mengarah kepada tindakan medis perawat dalam melaksanakan tindakan
yang sebagian di limpahkan kepada perawatan dan evaluasi
perawat. Diagnosiskeperawatan melengkapi
Diagnosis medis melengkapi diagnosis medis.
diagnosis keperawatan.
2.2 Tujuan
Diagnosis keperawatan bertujuan mengidentifikasi masalah klien
berdasarkan pengkajian data, menyamakan persepsi antartenaga keperawatan
tentang istilah umum yang dipakai dalam diagnosis keperawatan, dan berperan
sebagai dasar dalam penyusunan perencanaan intevensi keperawatan,
pelaksanaan intervensi keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Diagnosa
keperawatan mengidentifikasi:
1. Masalah dimana adanya respon klien terhadap status kesehatan atau
penyakit.
2. Faktor-faktor yang menunjang atau menyebabkan suatu masalah (etiologi).
3. Kemampuan klien untuk mencegah atau menyelesaikan masalah.
4
2. Mencari dan menentukan penyebab permasalahan yang sering disebut
etiologi (E).
3. Menentukan tanda atau gejala masalah yang sering disebut Symptom (S).
Dengan kata lain, dalam penulisan diagnosis keperawatan tersebut ada
unsur-unsur PES (Problem, Etiologi, dan Syimptom).
Rumus DK = P+E+S
Rumus DK = P+E
Contoh:
Ansietas yang berhubungan dengan infark miokardium.
Nyeri yang berhubungan dengan ulkus peptikum.
Diare yang berhubungan dengan kolitis ulseratif.
Kecenderungan terjadi infeksi yang berhubungan dengan leukimia akut.
Gangguan citra tubuh yang berhubungan dengan mastektomi.
5
2.4 Proses Penyusunan Diagnosis Keperawatan
1. Klasifikasi & Analisis Data
Pengelompokkan data adalah mengelompokkan data-data klien
atau keadaan tertentu dimana klien mengalami permasalahan kesehatan
atau keperawatan berdasarkan kriteria permasalahannya. Pengelmpkkan
data dapat disusun berdasarkan pola respon manusia (taksonomi NANDA)
dan/atau pola fungsi kesehatan (Gordon, 1982);
Respon Manusia (Taksonomi NANDA II) :
a. Pertukaran
b. Komunikasi
c. Berhubungan
d. Nilai-nilai
e. Pilihan
f. Bergerak
g. Penafsiran
h. Pengetahuan
i. Perasaan
Pola Fungsi Kesehatan (Gordon, 1982) :
a. Persepsi kesehatan : pola penatalaksanaan kesehatan
b. Nutrisi : pola metabolisme
c. Pola eliminasi
d. Aktivitas : pola latihan
e. Tidur : pola istirahat
f. Kognitif : pola perseptual
g. Persepsi diri : pola konsep diri
h. Peran : pola hubungan
i. Seksualitas : pola reproduktif
j. Koping : pola toleransi stress
k. Nilai : pola keyakinan
2. Mengindentifikasi masalah klien
Masalah klien merupakan keadaan atau situasi dimana klien perlu
bantuan untuk mempertahankan atau meningkatkan status kesehatannya,
6
atau meninggal dengan damai, yang dapat dilakukan oleh perawat sesuai
dengan kemampuan dan wewenang yang dimilikinya
Identifikasi masalah klien dibagi menjadi : pasien tidak
bermasalah, pasien yang kemungkinan mempunyai masalah, pasien yang
mempunyai masalah potensial sehingga kemungkinan besar mempunyai
masalah dan pasien yang mempunyai masalah aktual.
a. Menentukan kelebihan klien
Apabila klien memenuhi standar kriteria kesehatan, perawat
kemudian menyimpulkan bahwa klien memiliki kelebihan dalam hal
tertentu. Kelebihan tersebut dapat digunakan untuk meningkatkan atau
membantu memecahkan masalah yang klien hadapi.
b. Menentukan masalah klien
Jika klien tidak memenuhi standar kriteria, maka klien tersebut
mengalami keterbatasan dalam aspek kesehatannya dan memerlukan
pertolongan.
c. Menentukan masalah yang pernah dialami oleh klien
Pada tahap ini, penting untuk menentukan masalah potensial
klien. Misalnya ditemukan adanya tanda-tanda infeksi pada luka klien,
tetapi dari hasil test laboratorium, tidak menunjukkan adanya suatu
kelainan. Sesuai dengan teori, maka akan timbul adanya infeksi.
Perawat kemudian menyimpulkan bahwa daya tahan tubuh klien tidak
mampu melawan infeksi.
d. Penentuan keputusan
Tidak ada masalah, tetapi perlu peningkatan status dan fungsi
(kesejahteraan) : tidak ada indikasi respon keperawatan,
meningkatnya status kesehatan dan kebiasaan, serta danya inisiatif
promosi kesehatan untuk memastikan ada atau tidaknya masalah
yang diduga.
Masalah kemungkinan (possible problem) : pola mengumpulkan data
yang lengkap untuk memastikan ada atau tidaknya masalah yang
diduga
7
Masalah aktual, resiko, atau sindrom : tidak mampu merawat karena
klien menolak masalah dan pengobatan, mulai untuk mendesain
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi untuk mencegah,
menurunkan, atau menyelesaikan masalah.
Masalah kolaboratif : konsultasikan dengan tenaga kesehatan
profesional yang ompeten dan bekerja secara kolaboratif pada
masalah tersebut. Masalah kolaboratif adalah komplikasi fisiologis
yang diakibatkan dari patofisiologi, berhubungan dengan pengobatan
dan situasi yang lain. Tugas perawat adalah memonitor, untuk
mendeteksi status klien dan kolaboratif dengan tenaga medis guna
pengobatan yang tepat.
3. Memvalidasi diagnosis keperawatan
Adalah menghubungkan dengan klasifikasi gejala dan tanda-tanda
yang kemudian merujuk kepada kelengkapan dan ketepatan data. Untuk
kelengkapan dan ketepatan data, kerja sama dengan klien sangat penting
untuk saling percaya, sehingga mendapatkan data yang tepat.
Pada tahap ini, perawat memvalidasi data yang ada secara akurat,
yang dilakukan bersama klien/keluarga dan/atau masyarakat. Validasi
tersebut dilaksanakan dengan mengajukan pertanyaan atau pernyataan
yang reflektif kepada klien/keluarga tentang kejelasan interpretasi data.
Begitu diagnosis keperawatan disusun, maka harus dilakukan validasi.
4. Menyusun diagnosis keperawatan sesuai dengan prioritasnya
Setelah perawat mengelompokkan, mengidentifikasi, dan
memvalidasi data-data yang signifikan, maka tugas perawat pada tahap ini
adalah merumuskan suatu diagnosis keperawatan. Diagnosa keperawatan
dapat bersifat aktual, resiko, sindrom, kemungkinan dan wellness.
Menyusun diagnosis keperawatan hendaknya diurutkan menurut
kebutuhan yang berlandaskabn hirarki Maslow (kecuali untuk kasus
kegawat daruratan menggunakan prioritas berdasarkan “yang mengancam
jiwa”) :
a. Berdasarkan Hirarki Maslow : Fisiologis, aman-nyaman-keselamatan,
mencintai dan memiliki, harga diri dan aktualisasi diri
8
b. Griffith-Kenney Christensen : Ancaman kehidupan dan kesehatan,
sumber daya dan dana yang tersedia, peran serta klien, dan prinsip
ilmiah dan praktik keperawatan.
9
berhubungan,situsiona,dan maturasional.Penulisan rumusan diagnosis ini
adalah : PES (problem+etiologi+simtom).
2. Diagnosa Keperawatan Resiko Atau Resiko Tinggi
Menurut NANDA, diagnosis keperawatan risiko adalah keputusan
klinis tentang individu,keluarga atau komunitas yang sangat rentan untuk
mengalami masalah dibanding individu atau kelompok lain pada situasi
yang sama atau hampir sama.Dianosa keperawatan ini mengganti istilah
keperawatan potensial dengan menggunakanrisiko terhadap atau resiko
tinggi terhadap”.Validasi untuk menunjang diagnosis resiko tinggi adalah
faktor resiko yang memperlihatkan keadaaan dimana kerentanan
meningkat terhadap klien atau kelompok dan tidak menggunakan batasan
karakteristik.Penulisan rumusan diagnosis ini adalah PE (problem &
etiologi).
3. Diagniosa Keperawatan Kemungkinan
Menurut NANDA,diagnosa keperawatan kemungkinan adalah
pernyataan tentang masalah yang diduga masih memerlukan data
tambahan dengan harapan masih diperlukan untuk memastikan adanya
tanda dan gejala utama adanya faktor resiko.
4. Diagnosa Keperawatan Sejahtera
Menurut NANDA, diagnosa keperawatan sejahtera adalah ketentuan
klinis mengenai individu,kelompok,atau masyarakat dalam transisi dari
tingkat kesehatan khusus ke tingkat kesehatan yang lebih baik.Cara
pembuatan diagnosa ini adalah dengan menggabungkan pernyataan fungsi
positif dalam masing-masing pola kesehatan fungsional sebagai alat
pengkajian yang disahkan.Dalam menentukan diagnosa kepetawatan
sejahtera,menunjukkan terjadinya peningkatan fungsi kesehatan menjadi
fungsi yang positif.
5. Diagnosa Keperawatan Sindrom
Menurut NANDA,diagnosa keperawatan sindrom adalah diagnosa
yang terdirai dari sekelompok diagnosa keperawatan aktual atau
resiko,yang diduga akan muncul kaarena suatu kejadian atau situasi
tertentu.
10
Menurut NANDA ada 2 diagnosa keperawatan sindrom
1. Sindrom trauma perkosaan
Contoh :cemas,takut,sedih,gangguan pola istirahat dan tidur.
2. Resiko sindrom penyalahgunaan
Contoh : -resiko konstipasi
-resiko perubahan fungsi napas
-resiko infeksi
-resiko gangguan aktifitas
11
a. Aktual = Gangguan rasa nyaman peningkatan suhu tubuh.
b. Resiko = Resiko defisit volume cairan tubuh.
c. Potensial = Kemungkinan terjadi pemenuhan kebutuhan nutrisi
kurang dari kebutuhan.
Data Etiologi Diagnosa
DS : Nyamuk aedes Gangguan rasa nyaman
-Klien mengeluh panas aegepty peningkatan suhu tubuh
badan.
DO :
-Suhu klien 38C Respon antigen
-Klien tampak lemas antibody
Merangsang sel-sel
monosit,eosinofel
neotrofil dan
makrofag untuk
mengeluarkan zat-
zat pirogen
endogen.
Impuls disampaikan
ke hypotalamus
bagian
thermoregulator
melalui ductus
thoraticus
Suhu tubuh
meningkat
Gangguan rasa
nyaman
peningkatan suhu
tubuh
12
DS : Virus dengue Resiko defisit volume
-Klien mengeluh lemas cairan tubuh.
DO : Reaksi antigen-
-Tugor kulit jelek antibody
TD : 100/60 mmHg, nadi 78
x/mnt, R:20 x/mnt, S: 38C Merangsang
aktivitas
komplemen dari
jaringan tubuh
C3a-C5a
Peningkatan
permeabilitas
pembuluh darah
Perpindahan cairan
dari dalam
pembuluh darah ke
intertitas jaringan
Volume pembuluh
darah menurun
Syok hipovolemik
Resiko defisit
volume cairan
tubuh
DS : Merangsang sistem Kemungkinan terjadi
-Klien mengeluh mual. saraf otonom pemenuhan kebutuhan
DO : nutrisi kurang dari
- Klien tampak mual Saraf parasimpatis kebutuhan.
- Bising usus 14x/menit terangsang
Hypersekresi HCL
Merangsang medula
mual,anoreksia
Intake nutrisi
berkurang
Gangguan
pemenuhan
kebutuhan nutrisi
kurang dari
kebutuhan
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diagnosa keperawatan adalah Pernyataan yang jelas mengenai status
kesehatan/masalah aktual atau resiko dalam rangka mengidentifikasi dan
menentukan intervensi keperawatan untuk mengurangi, menghilangkan atau
mencegah masalah kesehatan klien yang ada pada tanggung jawabnya.
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan
interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien. Diagnosis
keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau status kesehatan
klien yang nyata (aktual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana
pemecahannya dapat dilakukan dalam batas wewenang perawat.
3.2 Saran
Sebagai seorang perawat profesional kita hendaknya dalam
mengumpulkan informasi disarankan untuk melakukan pendekatan terapeutik
guna mendapatkan data yang lengkap, akurat dan relevan untuk mengatasi
masalah-masalah klien. Serta agar petugas kesehatan dapat berkerja
profesional dalam menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang perawat
yang ideal dan bertanggung jawab. Sehingga pasien dapat merasakan
kepuasan atas asuhan keperawatan yang diberikan.
14
DAFTAR PUSTAKA
15