Dosen Pembimbing :
Siti Fatimah, S.Kep, M.Pd
Ns. Imelda Pujiharti, S.Kep.M.Kep.Sp.Kep.An.MH
Disusun oleh :
1. Citra Syafitri (2720227218)
2. Febryana Eka Kurniasih (2720227219)
3. Asep Syamhudi (2720227227)
4. Annisa Herawati (2720220213)
5. Riski Alfi Nur Hidayah (2720227195)
JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr. wb
Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat taufik dan hidayah-Nya sehingga
makalah ini yang penulis kerjakan dapat diselesaikan dengan judul
“Diagnosa Keperawatan”. Penyusunan makalah ini didasarkan dan diajukan
untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisa Data. Adapun kelancaran dalam
makalah ini berkat rahmat Allah SWT dan ridho Nya, serta kerjasama
penulis dengan berbagai pihak yang telah bersedia memberikan bantuan,
bimbingan, dorongan, dan petunjukNya. Maka dari itu penulis
mengucapkan banyak terimakasih atas segala dukungan yang diberikan
untuk menyelesaikan makalah ini.
Semoga amal dan niat baik semua pihak yang telah membantu dalam
penyelesaian makalah ini mendapatkan balasan dari Allah SWT. Penulis
menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna, maka dari itu kritik dan
saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan guna
menyempurnakan makalah ini.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………... I
KATA PENGANTAR………………………………………. II
BAB I PENDAHULUAN…………………………………… 4
1.3 Tujuan…………..……………………………………….. 6
BAB II PEMBAHASAN…………………………………… 7
3.1 Kesimpulan……………………………………………... 17
3.2 Saran…………………………………………………….. 17
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
4
secara international seperti Clinical Care Classification (CCC), North
American Nursing Diagnosis Association (NANDA), Home Health Care
Classification (HHCC), Systematized Nomenclature of Medicine Clinical
Terms (SNOMED CT), International Classification of Functioning,
Disability and Health (ICF), Nursing Diagnostic System of the Centre for
Nursing Development and Research (ZEFP) dan Omaha System. Standar
tersebut dapat digunakan sebagai sumber rujukan atau perbandingan dalam
penyusunan Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (PPNI, 2017).
Penegakan diagnosa keperawatan sebagai salah satu komponen
Standar Asuhan Keperawatan yang penting untuk dijalankan dengan baik,
seperti yang tercantum dalam Undang-undang No. 38 Tahun 2014 tentang
keperawatan pada pasal 30 bahwa dalam menjalankan tugas sebagai
pemberi asuhan keperawatan, berwenang menegakkan diagnosa
keperawatan. Maka seorang perawat harus memiliki kemampuan diagnostik
yang benar dan tepat untuk menentukan intervesi keperawatan sehingga
kesehatan pasien akan pulih kembali (PPNI, 2017).
Setiap rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya telah menerapkan
diagnosa keperawatan, namun masih diperlukan terminologi dan tolak ukur
diagnosa keperawatan yang terstandarisasi supaya penegakan diagnosa
keperawatan menjadi seragam, akurat dan tidak ambigu, agar terhindar dari
ketidaktepatan pengambilan keputusan dan ketidaksesuaian asuhan
keperawatan yang diberikan kepada klien (PPNI, 2017). Maka organisasi
profesi perawat di indonesia membentuk SDKI (Standar Diagnosa
Keperawatan Indonesia) supaya tercipta keseragaman terminologi
sebagaimana yang tercantum dalam pasal 41 dan pasal 42 UU No. 38 Tahun
2014 tentang keperawatan. Namun bila standar diagnosa ini (SDKI) tidak
5
digunakan mengakibatkan tidak tercapainya berbagai macam tujuan dari
pembuatan SDKI seperti yang telah ditetapkan oleh organisasi profesi
perawat indonesia salah satunya tidak meningkatnya otonomi perawatan,
sulit untuk melakukan komunikasi intraprofesional, serta tidak tercapainya
perbaikan pemberian pelayanan keperawatan (PPNI, 2017).
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat secara akuntabilitas
dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk
menjaga, menurunkan, membatasi, mencegah dan mengubah status
kesehatan klien. Diagnosa keperawatan ditetapkan berdasarkan analisis dan
interpretasi data yang diperoleh dari pengkajian keperawatan klien.
Diagnosa keperawatan memberikan gambaran tentang masalah atau status
kesehatan klien yang nyata (actual) dan kemungkinan akan terjadi, dimana
pemecahannya dapat dilakukan dalam batasan wewenang perawat.
8
Diagnosa ini menunjukkan atau memperlihatkan respon klien pada
kondisi kesehatan atau proses kehidupannya sehingga dapat
megakibatkan klien mengalami masalah kesehatan. Tanda/gejala mayor
dan minor dapat ditemukan dan divalidasi pada klien.
b. Diagnosa Risiko
Diagnosa ini menunjukkan atau memperlihatkan respon klien pada
kondisi
kesehatan atau proses kehidupannya yang dapat mengakibatkan klien
beresiko mengalami masalah kesehatan. Pada diagnosa ini tidak
ditemukan tanda/gejala mayor dan minor pada klien, namun klien
memiliki faktor resiko mengalami masalah kesehatan.
c. Diagnosa Promosi Kesehatan
Diagnosa ini menunjukkan atau memperlihatkan kilen mulai semangat
dan memiliki keinginan serta motivasi klien untuk meningkatkan
kondisi kesehatannya atau kesiapan klien untuk mencapai kesehatan
yang lebih baik atau optimal.
9
atau penjelas dan Fokus Diagnostik (PPNI, 2017). Berikut adalah tabel
uraiannya:
10
8. Tidak efektif Tidak menimbulkan efek yang digunakan
b. Indikator Diagnostik
Indikator diagnostik terdiri atas penyebab, tanda/gejala, dan faktor
risiko :
1) Penyebab (Etiology)
adalah faktor yang dapat mempengaruhi perubahan status
kesehatan. Etiologi bisa mencakup empat kategori yaitu: a)
Fisiologis, Biologis atau Psikologis; b) Efek Terapi/Tindakan; c)
Situasional (lingkungan atau personal), dan d) Maturasional.
2) Tanda (Sign) dan Gejala (Symptom)
Tanda adalah data objektif yang didapat perawat saat
melakukanpemeriksaan fisik pada klien, namun tidak hanya
pemeriksaan fisik, bisa juga dari hasil, pemeriksaan laboratorium
dan posedur diagnostik, sedangkan data subjektif yang didapat dari
hasil anamnesis disebut gejala (Symptom). Tanda/gejala
dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu:
a) Mayor : ditemukan sekitar 80% - 100% untuk validasi
diagnosa.
b) Minor : tidak harus ditemukan, namun bila ditemukan dapat
digunakan untuk mendukung penegakan diagnosa
3) Faktor Risiko merupakan hal-hal yang berkaitan dengan
peningkatan resiko suatu penyakit yang bisa menentukan
kemungkinan seseorang yang sehat menjadi sakit atau situasi yang
11
bisa meningkatkan kerentanan klien dapat mengalami masalah
pada kesehatannya.
12
2.4.3 Proses Penegakan Diagnosa Keperawatan Menurut SDKI
Proses penegakan diagnosa (diagnostic process) yaitu proses yang
sistematis dan memiliki tiga tahap, yaitu analisis data, identifikasi masalah
dan perumusan diagnosa (PPNI., 2017).
a. Bandingkan dengan nilai normal
Aanlisa Data
b. Kelompokkan data
13
dan membiasaan diri melakukan proses penegakan diagnosa secara
sistematis. Proses penegakan diagnosa dijelaskan sebagai berikut.
a. Analisa Data
Analisa data dilakukan dengan beberapa tahapan antara lain:
1) Membandingkan data dengan nilai normal
Data-data yang diperoleh saat pengkajian kemudian akan
dibandingkan dengan nilai-nilai normal dan identifikasi tanda/gejala
yang bermakna (significant cues).
2) Mengelompokkan data
Tanda atau gejala yang dianggap penting dikelompokkan sesuai
dengan pola kebutuhan dasar yang meliputi respirasi, sirkulasi,
nutrisi atau cairan, eliminasi, aktivitas atau istirahat, neurosensori,
seksualitas, nyeri atau kenyamanan, integritas ego, pertumbuhan
atau perkembangan, kebersihan diri, sumber informasi yang didapat,
hubungan sosial, dan keamanan atau proteksi. pengelompokan data
dapat dilakukan dengan cara induktif yaitu dengan memilah data
sehingga membentuk sebuah pola ataupun secara deduktif yaitu
dengan menggunakan kategori pola kemudian mengelompokkan
data sesuai kategorinya.
b. Identifikasi Masalah
Setelah menganalisis data, secara bersama-sama perawat dan klien
mengidentifikasi masalah aktual, risiko dan promosi kesehatan.
Pernyataan masalah kesehatan merujuk ke label diagnosa keperawatan.
Menyusun diagnosa keperawatan hendaknya diurutkan menurut
kebutuhan yang berlandaskan hirarki Maslow (kecuali untuk kasus
14
kegawat daruratan menggunakan prioritas berdasarkan “yang
mengancam jiwa”).
Contoh penulisan:
15
a) Diagnosa Risiko
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
17
DAFTAR PUSTAKA
jesikaoliviabaringbing@gmail.com
ABSTRAK
ABSTRAC
tersebut:
1. Masalah (Problem) Tanda merupakan data objektif yang
diperoleh dari hasil pemeriksaan
Masalah atau label diagnosis
fisik, pemeriksaan laboratorium, dan
keperawatan menggambarkan inti
prosedur diagnostik sedangkan gejala
respon dan masalah kesehatan klien
adalah data subjektif yang diperoleh
terhadap kondisi kesehatan atau
dari hasil pengkajian dan anamnesis
proses kehidupan dan faktor yang
(PPNI, 2017).
berhubungan (Cooper & Gosnell,
SDKI mengelompokkan tanda/gejala
2015). Masalah atau label diagnosis
menjadi dua kategori yaitu:
terdiri atas dua komponen yaitu
1).Mayor: Tanda/gejala yang
deskriptor atau penjelas dan fokus
ditemukan dalam rentang 80-100%
diagnostic (PPNI, 2017). Berikut
untuk validasi penegakan diagnosis
adalah tabel uraiannya
2).Minor: Tanda/gejala tidak harus
Indikator diagnostik terdiri dari tiga
ditemukan, namun jika
komponen utama yaitu penyebab,
ditemukan dapat digunakan
tanda/gejala, dan faktor risiko dengan uraian
sebagai pendukung tanda/gejala
materi sebagai berikut (PPNI, 2017):
mayor dalam penegakan
a. Penyebab (Etiologi) diagnosa
Supratti, Ashriady.(2016).
Nur Afrina Sahira P.(2018). Langkah
Pendokumentasian standar
lanhkah penegakan diagnose
asuhan keperawatan di
keperawatan oleh perawat professional.
Rumah Sakit Umum Daerah
PERAWAT PROFESIONAL
Mamuju Indonesia.jurnal
Prema Rinawati.(2018). Kompetensi kesehatan manarang.Vol 2,No
perawat dalam merumuskan 1.
Yohanes Ransan, Ichsan Budiharto,
Herman.(2020).Faktor faktor yang
mempengaruhi penegakan standar
diagnosis keperawatan di Rumah
Sakit umum daerah Soedarso
Pontianak.Tanjung pura journal
of nursing practice and
education.Vol 2,No 1.
Pelaksanaan Proses Diagnosa dalam asuhan keperawatan di Rumah Sakit
Siti Nurhaliza/181101127
nrhlizha26@gmail.com
Abstrak
Latar belakang Diagnosa keperawatan sebagai langkah kedua dari proses keperawatan. Diagnosa
keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang
masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, perawat
secara akuntabilitas dapat mengidentifikasi dan memberikan intervensi secara pasti untuk menjaga,
menurunkan, membatasi, mencegah dan merubah status kesehatan klien. tujuan untuk mengetahui
bagaimana pelaksanaan proses diagnosa dalam asuhan keperawatan di Rumah Sakit. Metode yang
digunakan adalah teknik pengumpulan data atau informasi dengan melakukan analisis, eksplorasi, kajian
bebas yang relevan yang berfokus pada pelaksanaan proses diagnosa dalam asuhan keperawatan di
Rumah Sakit dengan menggunakan 14 referensi, jurnal dan e-book. hasil pencarian yang didapat
menyatakan bahwa sebelum pelaksanaan proses diagnosa dalam asuhan keperawatan dirumah sakit maka
harus melalui klasifikasi dan analisis data, interpretasi data dan validasi data. Selanjutnya setelah semua
langkah telah dilakukan maka diagnosis keperawatan dapat ditegakkan. Diagnosa keperawatan dapat
bersifat Aktual, risiko, potensial, sejahtera (wellness), dan sindrom.Kesimpulan Semua diagnosis
keperawatan harus didukung oleh data, dimana menurut NANDA diartikan sebagai definisi karakteristik.
Definisi karakteristik tersebut dinamakan tanda dan gejala.
Asuhan keperawatan adalah kerangka kerja keperawatan pada individu, kelompok, dan
dan struktur organisasi yang kreatif untuk masyarakat yang berfokus pada identifikasi
potensial, sejahtera (wellness), dan sindrom. klien memiliki aspek positif dalam hal
tertentu dan aspek positif tersebut dapat
Pembahasan digunakan untuk meningkatkan atau
membantu memecahkan masalah klien yang
Setelah semua data telah diperoleh dan
dihadapi.
telah diidentifikasi maka dapat ditegakkan
diagnosa keperawatan. Penegakan diagnosis Menentukan masalah klien. Jika klien tidak
keperawatan harus melalui : memenuhi standar kriteria, maka klien
tersebut mengalami keterbatasan dalam
Klasifikasi dan Analisis Data
aspek kesehatannya dan memerlukan
Perawat harus memahami tentang standar pertolongan.
keperawatan agar dapat membandingkan
keadaan kesehatan klien yang tidak sesuai
Menentukan masalah klien yang pernah Pada tahap ini perawat memvalidasi data
dialami (potensial). Pada tahap ini penting yang telah diperoleh agar akurat dan
untuk menentukan masalah potensial yang dilakukan bersama klien, keluarga, dan
mungkin akan dialami klien. Misalnya, klien masyarakat. Validasi dilakukan dengan
mempunyai tanda-tanda infeksi pada mengajukan pertanyaan dan pertanyaan
lukanya dan hasil tes laboratorium yang reflektif kepada klien/keluarga tentang
menunjukan tidak ada kelainan tetapi sesuai kejelasan interpretasi data (Iyer, Taptich,
teori klien akan mengalami infeksi. Perawat dan Bernocchi-Losey, 1996). Pada saat
kemudian menyimpulkan bahwa daya tahan diagnosis keperawatan disusun, maka harus
tubuh klien tidak mampu untuk melawan dilakukan validasi data terlebih dahulu.
infeksi tersebut.
Merumuskan Diagnosis Keperawatan
Menentukan keputusan. Penentuan
Setelah perawat mengelompokkan,
keputusan didasarkan pada jenis masalah
mengidentifikasi, dan memvalidasi data-data
yang ditemukan. Diantaranya jenis
yang signifikan, maka tugas perawat
masalahnya yaitu, Tidak ditemukan masalah
selanjutnya adalah menegakkan diagnosis
kesehatan tetapi perlu dilakukan
keperawatan. Diagnosis keperawatan dapat
peningkatan status dan fungsi kesehatan
bersifat aktual, risiko, potensial, sejahtera
(kesejahteraan), Masalah yang mungkin
(wellnes), dan sindrom.
muncul (potensial), Masalah aktual atau
risiko, Masalah kolaboratif. Aktual
Pohon masalah. Dari daftar data yang telah Menjelaskan masalah yang sedang terjadi
diperoleh, maka perawat dapat saat ini dan harus sesuai dengan data-data
Abstrak
Latar Belakang: Sebagai suatu aspek yang terpenting dalam proses keperawatan, perumusan
diagnosa keperawatan ini sangatlah vital untuk dilakukan. Tujuan: Perawat mampu menegakkan
diagnosa sesuai dengan langkah langkah penegakan diagnosa keperawatan. Metode: Kajian ini
menggunakan literature review berdasarkan buku teks, buku referensi, jurnal e-book (10 tahun
terakhir) dengan menganalisis, eksplorasi, dan kajian bebas. Hasil: Langkah langkah diagnosa
keperawatan : Klasifikasi & Analisis Data, Interpretasi /identifiikasi kelebihan dan masalah
klien, Memvalidasi diagnosa keperawatan dan Menyusun diagnosa keperawatan sesuai dengan
prioritasnya. Pembahasan: Diagnosis Keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon
individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan aktual atau potensial, dimana
berdasarkan pendidikan dan pengalamannya, Penutup: Sebelum menyusun suatu asuhan
keperawatan yang baik, kita harus memahami langkah langkah dari proses keperawatan
Kata Kunci : Langkah-langkah, Diagnosa, Perawat
LATAR BELAKANG pada pelayanan keperawatan yang diterima
oleh klien
Keperawatan merupakan profesi yang
membantu dan memberikan pelayanan yang TUJUAN
berkontribusi pada kesehatan dan
Perawat mampu menegakkan diagnosa
kesejahteraan individu. Dalammemberikan
pelayanan asuhan keperawatan, seorang sesuai dengan langkah langkah penegakan
perawat akan melewati limatahap, yakni diagnosa keperawatan.
pengkajian, perumusan diagnosa,
perencanaan, implementasi, dan METODE
pendokumentasian.Pada dasarnya diagnosa
keperawatan memberikan dasar Kajian ini menggunakan literature review
pemilihanintervensi yang menjadi tanggung
gugat perawat. Perumusan berdasarkan buku teks, buku referensi,
diagnosakeperawatan adalah bagaimana jurnal e-book (10 tahun terakhir) dengan
diagnosa keperawatan digunakan dalam
menganalisis, eksplorasi, dan kajian bebas
proses pemecahan masalah. Melalui
identifikasi, dapat digambarkan berbagai
masalahkeperawatan yang membutuhkan HASIL
asuhan keperawatan. Di samping itu,
denganmenentukan atau menyelidiki Langkah langkah diagnosa keperawatan :
etiologi masalah, akan dapat dijumpai faktor Klasifikasi & Analisis Data, Interpretasi
yangmenjadi kendala dan penyebabnya.
/identifiikasi kelebihan dan masalah klien,
Dengan menggambarkan tanda dan
gejala,akan memperkuat masalah yang Memvalidasi diagnosa keperawatan dan
ada.Dewasa ini tak jarang ditemukannya Menyusun diagnosa keperawatan sesuai
kesalahan dalam perumusan
dengan prioritasnya.
diagnosakeperawatan baik oleh mahasiswa
keperawatan yang sedang melakukan praktik
maupun oleh perawat professional. Hal ini PEMBAHASAN
dapat diakibatkan oleh banyak factor
diantaranya data yang kurang akurat, Diagnosis Keperawatan merupakan
pengetahuan pelaku perumus diagnosa keputusan klinik tentang respon individu,
yangkurang, dan masih banyak lagi.
keluarga dan masyarakat tentang masalah
Berlebih lagi banyak kalangan yang berpikir
bahwa diagnosa keperawatan serupa dengan kesehatan aktual atau potensial, dimana
diagnosa medis dan tak jarang beberapa berdasarkan pendidikan dan pengalamannya,
perawat menetapkan diagnosa keperawatan
dengan menambahkandiagnosa medis perawat secara akontabilitas dapat
didalamnya dan melupakan syarat serta mengidentifikasi dan memberikan intervensi
komponen yangseharusnya terdapat dalam secara pasti untuk menjaga, menurunkan,
diagnosa keperawatan sehingga berdampak
membatasi, mencegah dan merubah status 4. Menyatakan masalah kesehatan individu,
kesehatan klien. keluarga dan masyarakat, serta faktor-faktor
penyebab timbulnya masalah tersebut.
Diagnosis keperawatan ditetapkan
berdasarkan analisis dan interpretasi data Sebelum menyusun suatu asuhan
yang diperoleh dari pengkajian keperawatan keperawatan yang baik, kita harus
klien. Diagnosis keperawatan memberikan memahami langkah langkah dari proses
gambaran tentang masalah atau status keperawatan.
kesehatan klien yang nyata (aktual) dan
Langkah-langkah menegakkan diagnose
kemungkinan akan terjadi, dimana
yaitu:
pemecahannya dapat dilakukan dalam batas
wewenang perawat. 1. Klasifikasi & Analisis Data
sebagai sautu komponen dari konsep kerja Pengelmpkkan data dapat disusun
Hal hal yang perlu di perhatikan dalam 2. Interpretasi /identifiikasi kelebihan dan
yang signifikan, maka tugas perawat pada Dokumentasi Proses Keperawatan Pasien
tahap ini adalah merumuskan suatu Rawat Inap di RSU PKU Muhammadiyah