Anda di halaman 1dari 3

NASKAH SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER

TAHUN AKADEMIK 2022– 2023


MATA KULIAH : ETIKA DAN HUKUM KESEHATAN
WAKTU : KAMIS, 17 NOVEMBER 22
DOSEN : DRA. HJ. TIEN PARTINAH, MM
NAMA MAHASISWA : ANNISA KARTIKASARI ANGGIUTAMI
NIM : 2720227209
1. Mohon di baca dengan teliti setiap pernyataan
2. Beri jawaban dengan memberi tanda checlist () atau tanda silang ( X ) pada jawaban yang sudah di
sediakan
No PERNYATAAN BENAR SALAH
Tujuan dari kode etik keperawatan adalah 
1 melindungi perawat dari norma hukum.
Norma Etik dibuat secara resmi oleh negara 
2 karena bersifat edukatif.
Kode etik profesi disusun untuk pengatur hak- 
3 hak dan kewajiban anggota.
Norma Etik dan Norma Hukum tidak ada 
4 hubungannya satu sama lain, namun saling
melengkapi.
Perawat tidak dapat dituntut secara hukum bila 
5 lupa melakukan tindakan.
Norma hukum dibuat oleh negara bisa secara 
6 tertulis dan tidak tertulis untuk memberikan
kepastian dan perlindungan bagi masyarakat.
Dalam melakukan praktik keperawatan 
7 “Danger” atau bahaya dapat diperkecil dengan
memperbesar fakor “ Care”.
Fungsi Independent yang menyebabkan perawat 
8 memiliki tanggung jawab hukum
Majelis Kehormatan Etik Keperawatan 
(MKEK) berwenang menjatuhkan hukum
9
perdata kepada anggota yang melanggar etika
profesinya.
Standar profesi keperawatan menguraikan apa 
10 yang seharusnya dilakukan perawat profesional
dibuat oleh mentri.
Catatan-catatan perawat dalam melakukan 
tindakan medis merupakan bukti yang nyata
11
bila ada gugatan dari pasien, sehingga tidak
diperlukan bukti fisik.
Second Opinion adalah hak pasien untuk 
12
bebas menolak tindakan medis.
Hubungan pasien dengan tenaga kesehatan 
(Nakes) merupakan pola partnership karena
13
Nakes dianggap tidak pernah melakukan
kesalahan.
Justice berarti perawat harus jujur dalam 
14
memberi informasi kepada pasien
Benefience merupakan salah satu prinsip 
15 dimana perawat harus menghargai harkat dan
martabat klien/pasien.
Dolus adalah kesalahan bukan karena unsur 
16
kesengajaan.
Culva Levis adalah kesalahan Nakes karena 
17
kesalahan ringan.
Informed Consent mempunyai arti bahwa 
18 perawat bila memberikan informasi harus
benar-benar konsentrasi.
Pasien tidak mempunyai hak untuk memeriksa 
19
rekam medis.
Bila mana pasien tidak mampu berbicara maka 
20
persetujuan bisa dilakukan dengan isyarat.
Perawat harus meningkatkan kompetensi yang 
ada hubungannya dengan keselamatan jiwa
21
pasien, hal itu merupakan tanggung jawab
terhadap tugas
Meningkatkan kompetensi merupakan 
22
kewajiban perawat terhadap profesi
Perawat harus menghormati nilai-nilai budaya 
23 dan agama merupakan kewajiban perawat
terhadap klien.
Veracity adalah membeda-bedakan pasien 
24 dengan alasan agama, suku bangsa dan status
sosial.
25 Fedelity adalah prinsip Etika dimana perawat 
harus komitmen sejak awal kuliah agar
menjadi perawat profesional.
26 Semua pekerjaan perawat harus bermanfaat 
bagi pasien dan masyarakat disebut
deontology.
27 Mengadakan penyuluhan kesehatan dengan 
tujuan mendapatkan materi termasuk tindak
pidana.
28 Surat Keterangan Sakit atau Keterangan Sehat 
adalah untuk kepentingan orang ketiga bukan
untuk pasien.
29 Memasang infus dengan cara yang salah bisa 
beresiko menimbulkan tindak pidana.
30 Perawat yang sering tidak hadir praktek RS 
akan dikenakan sanksi Administrasi.
Nama: ANNISA KARTIKASARI ANGGIUTAMI
NIM: 2720227209

Etika dan Hukum Kesehatan


Kasus
Seorang ibu dan putrinya usia 18 tahun datang ke sebuah rumah sakit. Dia tampak
sedih, dan putrinya menangis. Ketika dilakukan anamnesa oleh perawat, ibu berniat untuk
menggugurkan kandungan putrinya akibat hamil yang tidak diharapkan karena sang pacar
tidak mau bertanggung jawab. Mereka berasal dari keluarga kaya dan terhormat. Sang ibu
dan keluarganya merasa malu dan meminta untuk dilakukan pengguguran.
Pertanyaan:
Bagaimana keputusan saudara, sebagai perawat, apabila menghadapi situasi tersebut?
Buatlah keputusan berdasarkan teori etika, agama, dan hukum kesehatan.

Jawab:
Keputusan saya sebagai perawat jika menghadapi situasi seperti kasus yang tertera
berdasarkan teori etik, sebagai perawat harus mampu memberikan suatu
pendidikan/informasi kepada keluarga pasien yang ingin menggugurkan bayi dalam
kandungan pasien, mampu menjelaskan dampak yang akan terjadi jika menggugurkan bayi
dalam kandungan. Baik dampak dari segi kesehatan, psikis, fisik dan mental pasien akan
terganggu.
Secara pandangan hukum agama islam tindakan tersebut adalah tindakan yang sangat
dilarang dan tidak terpuji, tertulis dalam Al-Qur’an surah Al-Isra ayat 33 yang berbunyi “Dan
janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan
dengan (alasan) yang benar (menurut syara)”
Kita sebagai perawat juga harus bisa mampu meyakinkan kepada keluarga pasien bahwa
tindakan tersebut adalah tindakan yang melanggar hukum. Secara hukum Negara juga
diatur dalam KUHP pasal 229,341, 342,343,346,347,348,349)
Kesimpulannya kita sebagai perawat harus bisa memperjuangkan keselamatan pasien dan
bayi yang sedang dalam kandungannya.

Anda mungkin juga menyukai