Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL PENELITIAN

Pertanggungjawaban Hukum Perawat Dalam Hal Pemenuhan Kewajiban


Dan Kode Etik Dalam Praktik Keperawatan

Baiq Setiani
Program Studi Ilmu Hukum
Fakultas Hukum Universitas Azzahra
Jl. Jatinegara Barat No. 144, Kp. Melayu, Jakarta Timur 13320
Email : baiqsetiani@yahoo.com

Abstrak
Perawat merupakan tenaga kesehatan yang paling banyak di Indonesia. Tenaga keperawatan yang melakukan
tindakan keperawatan harus sesuai dengan kompetensi perawat yang sudah ditetapkan dan didapatkan selama
proses pendidikan. Oleh karena itu, tanggung jawab hukum seorang perawat dalam menjalankan praktik mandiri
keperawatan harus sesuai dengan standar pelayanan perawat, standar profesi, standar operasional dan kebutuhan
kesehatan penerima pelayanan kesehatan. Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis
normatif, yaitu pendekatan perundang-undangan, pendekatan konseptual dan pendekatan kasus yang pernah
terjadi.
Kata kunci : Kewajiban, Kode Etik, Perawat, Pelayanan, Tanggung Jawab.

Abstract
Nurses are the most health workers in Indonesia. nursing personnel who perform nursing act should be in
accordance with the competence of nurses who have been assigned and obtained during the process of
education. therefore, the legal responsibility of a nurse in running the independent practice of nursing must be in
accordance with nursing service standards, professional standards, operational standards and the health needs
of the patient. the method in this research using normative juridical approach, namely statute aprroach,
conceptual approach and case approach that ever happened.
Keywords : Duty, Ethic Code, Nurse, Responsibility, Service.

497
Vol. 8 No.4 Desember 2018 Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

Pendahuluan keperawatan dengan penekatan praktik


dijelaskan bahwa permasalahan etis yang
Perawat merupakan tenaga kesehatan
dihadapi perawat dalam melaksanakan praktik
yang paling banyak di Indonesia. Dalam
keperawatan telah menimbulkan konflik antara
Kepmenkes RI No. 1239 Tahun 2001 tentang
kebutuhan pasien dengan harapan perawat dan
Registrasi dan Praktik Perawat, disebutkan
falsafah perawat.2
bahwa perawat adalah “Seseorang yang telah
lulus pendidikan tinggi keperawatan, baik di Kode etik keperawatan merupakan salah
dalam maupun di luar negeri yang diakui oleh satu pegangan seorang perawat untuk
pemerintah sesuai dengan ketentuan peraturan mencegah terjadinya kesalahpahaman dan
perundang-undangan”. Tenaga keperawatan konflik yang terjadi. Kasus pelanggaran etik
yang melakukan tindakan keperawatan harus keperawatan yang terjadi di rumah sakit yaitu
sesuai dengan kompetensi perawat yang sudah perawat melanggar aspek etik autonomy
ditetapkan dan didapatkan selama proses perawat, seperti kasus kisah bayi prematur
pendidikan. Oleh karena itu, tanggung jawab Evan yang meninggal setelah disuntik
hukum seorang perawat dalam menjalankan perawat.3 Perawat dalam kasus ini tidak
praktik mandiri keperawatan harus sesuai meminta persetujuan kepada keluarga pasien
dengan standar pelayanan perawat, standar sebelum melakukan tindakan penyuntikan,
profesi, standar operasional dan kebutuhan seperti yang dikatakan oleh keluarga dari
kesehatan penerima pelayanan kesehatan. pasien tersebut. Perawat disini juga melanggar
aspek etik perawat veracity, dimana perawat
Dewasa ini, perkembangan keperawatan
tidak mengatakan secara jujur suntikan apa
dunia menjadi acuan bagi perawat untuk
yang diberikan kepada pasien.
melakukan perubahan mendasar dalam
kegiatan profesinya. Pekerjaan perawat yang Kasus pelanggaran etik keperawatan lain
semula vokasional bergeser menjadi pekerjaan yang juga terjadi kepada pasien, yaitu pada
profesional. Perawat yang dulunya berfungsi kasus akibat kelalaian perawat, kaki bayi usia
sebagai perpanjangan tangan dokter, menjadi enam hari melepuh dicelup ke air mendidih.
bagian dari upaya mencapai tujuan pelayanan Kasus ini menunjukkan pelanggaran etik
klinis, kini mereka menginginkan pelayanan keperawatan non-maleficence, dimana
keperawatan mandiri sebagai upaya mencapai tindakan perawat yang dilakukan merugikan
tujuan asuhan keperawatan.1 orang lain dan membahayakan nyawa dari
orang tersebut.4
Perawat dalam melakukan praktik
keperawatan diharuskan menjunjung asas etik Hubungan hukum antara perawat dan
dan profesionalisme. Aspek etik merupakan pasien dimulai secara keperdataan. Untuk
salah satu pondasi yang sangat penting bagi melihat atau mendudukkan hubungan perawat
perawat dalam membangun hubungan baik dengan pasien yang mempunyai landasan
dengan semua pihak selama melakukan hukum, dapat dimulai dengan Pasal 1367 KUH
pelayanan keperawatan. Hubungan baik Perdata dinyatakan :”Seseorang tidak hanya
dengan semua pihak yang berperan dalam bertanggung jawab atas kerugian yang
pelayanan kesehatan dapat mempermudah disebabkan atas perbuatannya sendiri,
dalam mencapai tujuan bersama, yaitu melainkan juga atas kerugian yang disebabkan
kesembuhan dan kepuasan pasien. Interaksi perbuatan-perbuatan orang-orang yang
perawat dengan pasien sangat dibutuhkan menjadi tanggungannya atau disebabkan
dalam proses pelayanan keperawatan demi orang-orang yang berada dibawah
tercapainya kerekatan dan kekeluargaan. pengawasannya”. Ketika kerugian yang
diderita pasien akibat tindakan tersebut
Masalah etik keperawatan sebagian
berakibat fatal, maka disinilah muncul
besar terjadi pada pelaksanaan pelayanan
permasalahan hukum, khususnya di bagian
keperawatan. Rasa ketidakpuasan yang sering
hukum perdata dalam rumusan Pasal 1365
kali timbul pada pasien adalah pasien merasa
KUH Perdata tentang perbuatan melawan
kebutuhannya tidak dipenuhi dan merasa tidak
hukum yang berbunyi “Tiap perbuatan yang
diperhatikan oleh perawat dalam pelayanan
melanggar hukum dan membawa kerugian
kesehatan. Masalah etik yang sering muncul
kepada orang lain, mewajibkan orang yang
menyebabkan konflik antar tenaga kesehatan
menimbulkan kerugian itu karena
dengan tenaga kesehatan yang lain maupun
kesalahannya untuk menggantikan tersebut”.
dengan pasien, sesuai dengan buku etik

498
Baiq Setiani Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

Oleh karena itu, sehubungan dengan 2009 tentang Kesehatan menyatakan bahwa
kerugian pasien yang disebabkan pelanggaran “Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang
etik keperawatan dalam menjalankan tugas dan mengabdikan diri dalam bidang
wewenangnya, maka pasien selaku konsumen kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
pengguna jasa mempunyai hak yang tidak keterampilan melalui pendidikan di bidang
boleh dilanggar oleh siapapun juga, termasuk kesehatan yang untuk jenis
perawat selaku pemberi pelayanan jasa tertentumemerlukan kewenangan untuk
kesehatan. Berdasarkan pada paparan yang melakukan upaya kesehatan”.11
telah diuraikan di atas, penulis tertarik untuk
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan
membuat sebuah penelitian dengan judul
dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan
“Pertanggungjawaban Hukum Perawat Dalam
secara terpadu, terintregasi dan
Pemenuhan Kewajiban dan Kode Etik Ditinjau
berkesinambungan untuk memelihara dan
Dalam Praktik Keperawatan”. Dari judul
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
tersebut, dapat dirumuskan pokok masalah
dalam bentuk pencegahan penyakit,
yaitu :
peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit,
1) Bagaimana tanggung jawab perawat
dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah
sebagai tenaga kesehatan;
dan/atau masyarakat. (Pasal 1 angka 11
2) Tanggung jawab perawat dalam
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009).11
melakukan kewajiban dan hak berdasarkan
peraturan perundang-undangan; dan Tenaga kesehatan, bila ditinjau dari
3) Tanggung jawab perawat dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun
pelanggaran etik keperawatan. 1996 tentang Tenaga Kesehatan, meliputi :
1) Tenaga medis;
2) Tenaga keperawatan;
Metode 3) Tenaga kefarmasian;
4) Tenaga kesehatan masyarakat;
Metode dalam penelitian ini
5) Tenaga gizi;
menggunakan pendekatan yuridis normatif,
6) Tenaga keterapian fisik; dan
yaitu pendekatan pada peraturan perundang-
7) Tenaga keteknisian medis.
undangan (statute approach), pendekatan
Dan di dalam penjelasan pasal tersebut,
konseptual (conceptual approach) dan
disebutkan bahwa yang termasuk tenaga
pendekatan kasus (case approach) yang pernah
keperawatan adalah perawat dan bidan.
terjadi. Sumber data dalam penelitian ini
menggunakan bahan hukum primer, bahan Kewenangan Perawat dalam
hukum sekunder dan bahan hukum tersier. menjalankan tugas dan profesinya secara
Sedangkan pengumpulan bahan hukum prinsip diatur dalam Keputusan Menteri
dilakukan dengan studi pustaka terhadap Kesehatan RI No. 1293/Menkes/SK/XI/2001
bahan-bahan hukum dan analisis hukum tentang Registrasi dan Praktik Perawat.
dilakukan secara bertahap dengan metode Keputusan Menteri ini sebagai peraturan
deduktif. tekhnis yang diamanatkan UU Kesehatan
Tahun 1992 dan peraturan pelaksanaan dari
Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1996
Hasil Dan Pembahasan tentang Tenaga Kesehatan. Dalam Peraturan
Pemerintah No. 32 Tahun 1996 tersebut
Tanggung Jawab Perawat Sebagai Tenaga
dijabarkan bahwa perawat merupakan salah
Kesehatan
satu tenaga kesehatan yang memiliki
Pasal 1 angka 2 Undang-Undang kewenangan dan fungsi khusus yang berbeda
No. 36 Tahun 2009 disebutkan bahwa dengan tenaga kesehatan lain. Dengan
“Sumber daya di bidang kesehatan adalah demikian sebagai peraturan pelaksana,
segala bentuk dana, tenaga, perbekalan Keputusan ini merupakan norma yuridis yang
kesehatan, sediaan farmasi dan alat kesehatan mengikat perawat dalam menjalankan
serta fasilitas pelayanan kesehatan dan profesinya, terutama yang dilakukan di rumah
teknologi yang dimanfaatkan untuk sakit.
menyelenggarakan upaya kesehatan yang
dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah, Dalam menjalankan profesinya maka
dan/atau masyarakat”,11 Sedangkan dalam perawat tidak akan terlepas dari batasan
Pasal 1 ayat 6 Undang-Undang No. 36 Tahun kewenangan yang dimiliknya. Karena menurut

499
Vol. 8 No.4 Desember 2018 Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

Prof. Leenan seperti yang telah dikutip dalam Pelaksana Kepmenkes RI No.
bab terdahulu, bahwa kewenangan merupakan 1239/Menkes/2001 yang merupakan suatu
syarat utama dalam melakukan suatu tindakan pedoman untuk melaksanakan registrasi
medis. Pasal 15 Kepmenkes RI No. praktek kepeawatan. Pada petunjuk
1293/Menkes/SK/XI/2001 menyebutkan pelaksanaan tersebut disebutkan bahwa
batasan kewenangan tersebut yaitu: kewenangan perawat adalah melakukan asuhan
1) Melaksanakan asuhan keperawatan yang keperawatan yang meliputi kondisi sehat dan
meliputi pengkajian, penetapan diagnosa sakit yang mencakup; asuhan keperawatan
keperawatan, perencanaan, melaksanakan pada perinatal, asuhan keperawatan pada
tindakan keperawatan dan evluasi neonatal, asuhan keperawatan pada anak,
keperawatan; asuhan keperawatan pada dewasa, dan asuhan
2) Tindakan perawat sebabaimana dimaksud keperawatan pada maternitas.
pada butir a meliputi intervensi
keperawatan, observasi keperawatan,
pendidikan, dan konseling kesehatan; Tanggung Jawab Perawat dalam
3) Dalam melaksanakan asuhan keperawatan Melaksanakan Kewajiban dan Hak
sebagaimana dimaksud huruf (a) dan (b) Berdasarkan Peraturan Perundang-
harus sesuai dengan standar asuhan undangan
keperawatan yang ditetapkan oleh
Dalam Undang-Undang No. 38 Tahun 2014
organisasi profesi; tentang Keperawatan
4) Pelayanan tindakan medik hanya dapat
dilakukan berdasarkan perintah tertulis Kewajiban adalah sesuatu yang harus
dari dokter. diperbuat atau harus dilakukan sesorang atau
suatu Badan Hukum. Kewajiban merupakan
Dalam menjalankan kewenangan tersebut, ada sesuatu yang wajib dilaksanakan, kewajiban
kewajiban yang patut diingat oleh perawat. dibagi diatas terdapat dua macam yaitu
Kewajiban tersebut terdapat dalam Pasal 16 kewajiban sempurna yang selalu berkaitan
yaitu: dengan hak orang lain dan kewajiban yang
1) Menghormati hak pasien; tidak sempurna yang terkait dengan hak orang
2) Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani; lain. Kewajiban sempurna mempunyai dasar
3) Menyimpan rahasia sesuai dengan keadilan, sedangkan kewajiban tidak sempurna
peraturan perundang-undangan yang berdasarkan moral, kewajiban merupakan
berlaku; segala bentuk beban yang diberikan oleh
4) Memberikan informasi; hukum kepada orang ataupun Badan Hukum.
5) Meminta persetujuan tindakan yang akan Kewajiban yang dimaksud disini adalah
dilakukan; kewajiban perawat yang melaksanakan praktik
6) Melakukan catatan perawatan dengan baik. mandiri perawat, dimana perawat, baik di
Meskipun demikian ada pengecualian fasilitas kesehatan maupun di rumah pasien.12
terhadap kewenangan yang telah dilandaskan Perawat adalah seseorang yang telah
pada Pasal 15 tersebut. Pengecualian tersebut menyelesaikan program pendidikan
jelas dimaksudkan untuk memberikan keperawatan, berwenang di Negara yang
perlindungan hukum yang lebih luas terhadap bersangkutan untuk memberikan pelayanan,
penyelenggaran dan pelayanan kesehatan yang dan bertanggung jawab dalam peningkatan
dilakukan seorang perawat. Ketentuan tentang kesehatan, pencegahan penyakit, serta
pengecualian tersebut terdapat dalam Pasal 20 pelayanan terhadap pasien. Oleh karena itu,
yakni: perawat dalam menjalankan praktik mandiri
1) Dalam keadaaan darurat yang mengancam perawat, berkewajiban memiliki Surat Tanda
jiwa seseorang/pasien, perawat berwenang Registrasi (STR) dan Surat Izin Praktik
untuk melakukan pelayanan kesehatan Perawat (SIPP).
diluar kewenangannya sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 15. Ketentuan dalam Pasal 37 Undang-
2) Pelayanan dalam keadaan darurat Undang No. 38 Tahun 2014 tentang
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Keperawatan, mewajibkan perawat untuk
ditujukan untuk penyelamatan jiwa. melengkapi prasarana pelayanan keperawatan
sesuai dengan standar pelayanan keperawatan,
Pengaturan kewenangan perawat memberikan pelayanan, merujuk pasien
tersebut lebih lanjut dijelaskan dalam Petunjuk
500
Baiq Setiani Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

kepada perawat lain jika perawat tidak dapat (1) Setiap orang yang melanggar ketentuan
menangani, mendokumentasikan asuhan Pasal 18 Ayat (1), Pasal 21, Pasal 24 Ayat (1),
keperawatan, memberikan informasi yang dan Pasal 27 Ayat (1) dikenai sanksi
lengkap, jujur, benar, jelas dan mudah administrasi; Ayat (2) Sanksi administrasi
dimengerti oleh pasien tentang tindakan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) dapat
keperawatan yang akan diberikan kepadanya berupa : a) teguran lisan; b) peringatan tertulis;
sesuai dengan batas kewenangan perawat, c) denda administratif dan; d) pencabutan izin
melaksanakan pelimpahan wewenang dari praktik; Ayat (3) Ketentuan lebih lanjut
tenaga kesehatan lain seperti dokter dengan mengenai tata cara pengenaan sanksi
syarat memberikan delegasi secara tertulis dari administratif sebagaimana dimaksud pada
dokter. Ayat (2) diatur dengan Peraturan Pemerintah.
Dengan demikian perawat Dalam Undang-Undang No. 36 Tahun 2009
melaksanakan standar pelayanan keperawatan, tentang Kesehatan
sehingga bila terjadi suatu kesalahan/kelalaian,
Kewajiban perawat dalam Undang-
maka perawat dapat bertanggung jawab. Oleh
Undang No. 36 Tahun 2009 tentang
karena itu, lahirnya hak dan kewajiban
Kesehatan, dapat dilihat dari beberapa pasal
perawat, maka hubungan anggota masyarakat
berikut:
dilindungi oleh hukum, maka mereka harus
Pasal 9 : (1) Setiap orang berkewajiban,
mentaati hubungan hukum ini. Kehendak
mewujudkan,
untuk mentaati hubungan hukum ini disebut
mempertahankan, dan
tanggung jawab hukum (legal liability).
mening- katkan derajat
Tanggung jawab hukum dimaksudkan sebagai
kesehatan masyarakat yang
terhadap ketetntuan-ketentuan hukum. Seorang
setinggi-tingginya;
perawat dalam memberikan jasa pelayanan
(2) Kewajiban sebagaimana
kemungkinan melakukan kesalahan/kelalaian.
dimaksud pada Ayat (1),
Hal ini akan menimbulkan tuntutan terhadap
pelaksanaannya meliputi
perawat oleh pasien maupun keluarganya agar
upaya kesehatan perorangan,
perawat bertanggung jawab.
upaya kesehatan masyarakat,
Apabila perawat melaksanakan dan pembangunan
kewajibannya dengan baik, maka perawat berwawasan kesehatan;
berhak memperoleh haknya sebagaimana Pasal 10 : Setiap orang berkewajiban
dalam Pasal 36 Undang-Undang Nomor 38 menghormati hak orang lain,
Tahun 2014 tentang Keperawatan yang dalam upaya memperoleh
menyatakan bahwa “Perawat berhak lingkungan yang sehat, baik fisik,
memperoleh perlindungan hukum sepanjang biologi, maupun sosial;
melaksanakan kewajibannya sesuai dengan Pasal 11 : Setiap orang berkewajiban
standar pelayanan keperawatan, mendapatkan berperilaku hidup sehat untuk
informasi yang benar, lengkap dan jujur dari mewujudkan, mempertahankan
pasien atau keluarganya mengenai kondisi atau dan memajukan kesehatan yang
penyakit pasien, agar perawat tidak melakukan setinggi-tingginya;
kesalahan/kelalaian dalam menentukan Pasal 12 : Setiap orang berkewajiban
diagnosa penyakit pasien dan tidak salah menjaga dan meningkatkan
menentukan obat yang akan diberikan derajat kesehatan bagi orang lain
padanaya, menolak keinginan pasien yang yang menjadi tanggungjawabnya;
tidak sesuai dengan standar pelayanan dan
keperawatan serta perawat berhak Pasal 13 : (1) Setiap orang berkewajiban
mendapatkan imbalan jasa dari pelayanan yang turut serta dalam program
diberikan oleh pasien dan memperoleh fasilitas jaminan kesehatan sosial;
kerja sesuai dengan standar”. (2) Program jaminan kesehatan
sosial sebagaimana dimaksud
Jika perawat melakukan suatu kesalahan
pada Ayat (1) dikhususkan
atau kelalaian yang menyebabkan pasien
pada pelayanan publik.11
mengalami kerugian dalam menjalankan
praktik mandiri perawat, maka perawat harus Kewajiban perawat dapat dinyatakan :
bertanggung jawab untuk menerima sanksi (1) Perawat wajib mematuhi peraturan Institusi
administrasi sebagaimana dalam Pasal 58 Ayat yang bersangkutan; (2) Perawat wajib
501
Vol. 8 No.4 Desember 2018 Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

memberikan pelayanan atau asuhan perjanjian atau ketentuan yang berlaku di


keperawatan sesuai dengan standar dan batas Institusi pelayanan yang bersangkutan.
kewenangan; (3) Perawat wajib menghormati
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI
hak pasien; (4) Perawat wajib merujuk pasien
No. HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tentang
kepada perawat atau tenaga kesehatan lain
Izin dan Penyelenggaraan Praktik Perawat
yang mempunyai keahlian atau kemampuan
yang lebih baik bila yang bersangkutan tidak Di dalam Permenkes ini, kewajiban
dapat mengatasinya; (5) Perawat wajib perawat diatur dalam Pasal 3 dan 12. Dalam
memberikan kesempatan kepada pasien untuk Pasal 3 disebutkan bahwa “Setiap perawat
berhubungan dengan keluarganya selama tidak yang menjalankan praktik wajib memiliki
bertentangan dengan peraturan atau standar SIPP”.10 Namun ternyata terdapat kesenjangan
profesi yang ada; (6) Perawat wajib antara kondisi ideal dengan kenyataan. Di
memberikan kesempatan kepada pasien untuk berbagai daerah di Indonesia ditelusuri adanya
menjalankan ibadahnya sesuai dengan agama perawat yang membuka praktik mandiri tanpa
atau kepercayaan masing-masing selama tidak memiliki SIK dan SIPP. Menurut Bangka Pos,
mengganggu pasien lainnya; (7) Perawat wajib berdasarkan catatan Persatuan Perawat
berkolaborasi dengan tenaga medis atau tenaga Nasional Indonesia (PPNI) Bangka Belitung,
kesehatan terkait lainnya dalam memberikan dari 300 perawat di kota Pangkal Pinang belum
pelayanan kesehatan dan pelayanan satupun yang memiliki SIK dan SIPP. Padahal
keperawatan kepada pasien. banyak yang memberikan pengobatan medis
kepada masyarakat. Demikian juga yang
Perawat merupakan salah satu profesi
diberitakan Batam Pos adanya perawat yang
tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
diperiksa oleh Polsek setempat karena
kesehatan langsung baik kepada individu,
membuka praktik perawat tanpa izin dari
keluarga dan masyarakat. Sebagai salah satu
Dinas Kesehatan setempat.5
tenaga profesional, perawat menjalankan dan
melaksanakan kegiatan praktik keperawatan Sedangkan itu, kewajiban perawat
dengan menggunakan ilmu pengetahuan dan dalam Pasal 12 dinyatakan bahwa “(1) dalam
teori keperawatan yang dapat melaksanakan praktik, perawat wajib untuk :
dipertanggungjawabkan. Dimana ciri sebagai a) Menghormati hak klien;
profesi adalah mempunyai body of knowledge b) Melakukan rujukan;
yang dapat diuji kebenarannya serta ilmunya c) Menyimpan rahasia sesuai peraturan
dapat diimplementasikan kepada masyarakat perundang-undangan;
langsung. d) Memberikan informasi tentang masalah
kesehatan pasien/klien dan pelayanan yang
Sedangkan ketentuan dalam Pasal 56
dibutuhkan;
Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang
e) Meminta persetujuan tindakan
Kesehatan dinyatakan hak-hak perawat, yaitu:
keperawatan yang akan dilakukan;
1) Perawat berhak untuk mendapatkan
f) Melakukan pencatatan asuhan keperawatan
perlindungan hukum dalam melaksanakan
secara sistematis; dan
tugas sesuai dengan profesinya;
g) Mematuhi standar”.
2) Perawat berhak mengembangkan diri
melalui kemajuan sosialisasi sesuai dengan Kewajiban perawat tersebut menjadi hak
latar belakang pendidikannya; bagi pasien. Dengan begitu, hubungan antara
3) Perawat berhak menolak keinginan pasien perawat dan pasien merupakan hubungan
yang bertentangan dengan peraturan hukum (perjanjian) yang menimbulkan hak
perundang-undangan serta standar dan dan kewajiban bagi masing-masing pihak.
kode etik profesi perawat; Oleh karena itu, aspek keperdataan dalam
4) Perawat berhak mendapatkan ilmu pelayanan keperawatan berpokok pangkal pada
pengetahuan berdasarkan perkembangan hubungan perawat dan pasien.
ilmu pengetahuan dan teknologi dalam Adapun mengenai hak diatur dalam
bidang keperawatan atau kesehatan secara Pasal 11 yang berbunyi “Dalam melaksanakan
terus menerus; praktik, perawat mempunyai hak :
5) Perawat berhak untuk mendapatkan 1) Memperoleh perlindungan hukum dalam
penghargaan dan imbalan yang layak atas melaksanakan praktik keperawatan sesuai
jasa profesi yang diberikannya berdasarkan standar;

502
Baiq Setiani Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

2) Memperoleh informasi yang lengkap dan dengan pasien perlu diperbaiki kembali.
jujur dari klien dan/atau keluarganya; Terkadang walaupun perawat berada
3) Melaksanakan tugas sesuai dengan disamping pasien selama 24 jam, masih ada
kompetensi; beberapa perawat yang mengabaikan etik
4) Menerima imbalan jasa profesi; dan keperawatan terhadap pasien. Berangkat dari
5) Memperoleh jaminan perlindungan hal semacam inilah menjadi penyebab lahirnya
terhadap resiko kerja yang berkaitan pelanggaran kode etik keperawatan, yaitu
dengan tugasnya”. perawat sebagai profesi tenaga pelayanan
keperawatan kurang memahami apa arti dari
Tanggung Jawab Hukum Perawat dalam
kode etik keperawatan, sehingga berdampak
Pelanggaran Etik Keperawatan
pada keselamatan pasien. Oleh karena itu,
Kode Etik adalah sistem norma, nilai sebagai perawat harus memahami pentingnya
dan aturan profesional tertulis yang secara kode etik keperawatan agar dapat memberikan
tegas menyatakan benar dan baik, serta yang pelayanan yang baik kepada klien.
tidak benar dan tidak baik bagi profesi. Kode
Di dalam Buku Standar Kode Etik
etik perawat adalah pernyataan standar
Keperawatan, disebutkan beberapa jenis
profesional yang digunakan sebagai pedoman
pelanggaran etik keperawatan, antara lain:7
perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk
1. Pelanggaran ringan, meliputi :
membuat keputusan keperawatan. Aturan yang
(a) melalaikan tugas;
berlaku untuk seorang perawat Indonesia
(b) berperilaku tidak menyenangkan
dalam melaksanakan tugas serta fungsi
penderita atau keluarga;
perawat adalah kode etik perawat nasional
(c) tidak bersikap sopan saat berada dalam
Indonesia, dimana seorang perawat selalu
ruang perawatan;
berpegang teguh terhadap kode etik sehingga
(d) tidak berpenampilan rapi;
kejadian akan pelanggaran kode etik dapat
(e) menjawab telepon tanpa menyebutkan
dihindarkan dan diminimalisasi.
identitas; dan
Kode etik perawat (juga biasa disebut (f) berbicara kasar dan mendiskreditkan
etik keperawatan) sebagai bagian dari teman sejawat dihadapan
pengetahuan dasar etik berisi bagaimana umum/forum.
perawat seharusnya berperilaku etik sebagai 2. Pelanggaran sedang, meliputi :
sebuah profesi, bagaimana seharusnya (a) meminta imbalan berupa uang atau
membuat keputusan saat mengalami hambatan, barang kepada pasien atau keluarganya
bagaimana mencegah terjadinya permasalahan untuk kepentingan pribadi atau
etik, serta bagaimana berusaha memenuhi kelompok;
kewajiban profesional sersuai tujuan, nilai dan (b) memukul pasien dengan sengaja;
standar keperawatan.6 Etik keperawatan (c) bagi perawat yang sudah menikah
mengandung unsur-unsur pengorbanan, dilarang menjalin cinta dengan pasien
dedikasi, pengabdian, dan hubungan antara dan keluarganya, suami atau teman
perawat dengan klien, dokter, sejawat perawat, sejawat;
diri sendiri, keluarga klien, dan pengunjung. (d) menyalahgunakan uang perawatan
Etik keperawatan merupakan hal yang sangat atau pengobatan pasien untuk
penting dalam pelaksanaan pelayanan kepentingan pribadi atau kelompok;
kesehatan. Selain bermanfaat bagi perawat, (e) merokok dan berjudi di lingkungan
etik juga bermanfaat bagi tim kesehatan rumah sakit saat memakai seragam
lainnya dan bagi penerima pelayanan perawat;
kesehatan.7 Etik keperawatan ini juga (f) menceritakan aib teman seprofesi atau
bermanfaat bagi rumah sakit terutama untuk menjelekkan profesi perawat
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan dihadapan profesi lain; dan
dan meningkatkan mutu pelayanan rumah (g) melakukan pelanggaran etik ringan
sakit. (minimal 3 kali).
Perawat yang berada di samping pasien 3. Pelanggaran berat, meliputi :
selama 24 jam memiliki peran penting (a) melakukan tindakan keperawatan
terhadap segala sesuatu yang terjadi pada tanpa mengikuti prosedur sehingga
pasien. Meskipun perawat sering berada di penderitaan pasien bertambah parah
samping pasien, interaksi antara perawat bahkan meninggal;

503
Vol. 8 No.4 Desember 2018 Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

(b) salah emmberikan obat sehingga 3) Kepala Ruangan;


berakibat fatal bagi pasien; 4) Ketua Komite Keperawatan melalui Sub
(c) membiarkan pasien dalam keadaan Komite Etik Komite Keperawatan.
sakit parah atau sakratul maut tanpa
Untuk mekanisme penyelesaian masalah
memberikan pertolongan;
etik, meliputi : 1) membuat kronologis
(d) berjudi atau meminum minuman
kejadian; 2) menilai bobot masalah
beralkohol sampai mabuk diruangan
(pelanggaran ringan, sedang, atau berat); 3)
perawatan;
penyelesaian masalah secara berjenjang, yaitu
(e) menodai kehormatan pasien;
Kepala Ruangan, Kepala Bidang Pelayanan
(f) memukul atau berbuat kekerasan pada
Keperawatan, Direktur Rumah Sakit dengan
pasien dengan sengaja sampai terjadi
melibatkan Sub Komite Etik Komite
cacat fisik;
Keperawatan dan organisasi profesi (PPNI dan
(g) menyalahgunakan obat pasien untuk
IBI). Setiap terjadi pelanggaran etik
kepentingan pribadi atau kelompok;
keperawatan dilakukan pencatatan dan
dan
pelaporan menggunakan formulir baku yang
(h) menjelekkan dan/atau membuat cerita
telah ditentukan, seperti Formulir Peringantan
hoax mengenai profesi keperawatan
Lisan, Formulir Laporan Kejadian Pelanggaran
pada profesi lain dalam forum, media
Kode Etik Keperawatan, dan Formulir
cetak, maupun media online yang
Pengarahan/Konseling. Kemudian setiap
mengakibatkan adanya tuntutan
pelanggaran kode etik keperawatan terdapat
hukum.
nomor pelanggaran yang sesuai jenis
Sedangkan sanksi untuk pelanggaran pelanggaran etik keperawatan.9
etik keperawatan terbagi atas :
Selanjutnya, tanggung jawab hukum
1. Sanksi pelanggaran ringan, yaitu dengan :
perawat dapat ditinjau dari pembidangan
(a) Berjanji untuk tidak mengulangi
hukum itu sendiri. Bila ditinjau berdasarkan
perbuatannya lagi; dan
hukum administrasi negara, maka tanggung
(b) Meminta maaf terhadap pihak yang
jawab hukum itu akan bersumber pada
dirugikan.
masalah kewenangan yang dimilikinya. Bila
2. Sanksi pelanggaran sedang, yaitu dengan :
tanggung jawab hukum itu berdasarkan hukum
(a) Harus mengembalikan barang atau
perdata, maka unsur terkait adalah ada
uang yang diminta kepada pasien atau
tidaknya suatu perbuatan melawan hukum atau
keluarganya;
wanprestasi dan bila bersumber pada hukum
(b) Meminta maaf terhadap pihak yang
pidana maka unsurnya adalah ada tidaknya
dirugikan; dan
suatu kesalahan terhadap perbuatan yang
(c) Membuat surat pernyataan diatas
harus/tidak seharusnya dilakukan berdasarkan
kertas segel bermaterai tidak akan
hukum tertulis maupun tidak tertulis.
mengulanginya lagi.
3. Sanksi pelanggaran berat, yaitu dengan : Tanggung jawab perawat akan
(a) Harus meminta maaf terhadap pihak bergantung pada bentuk kewenangan yang
yang dirugikan; dimiliki. Pada pelanggaran kewenangan
(b) Membuat surat pernyataan diatas atribusi yang merupakan fungsi independennya
kertas segel bermaterai tidak akan perawat, maka bila terjadi kesalahan dalam
mengulanginya lagi; asuhan keperawatan tersebut perawat yang
(c) Dilaporkan kepada pihak kepolisian; bersangkutan akan memikul beban
dan (d) diberhentikan dari kedinasan pertanggungjawabannya sendiri. Contoh kasus,
dengan tidak hormat. bila seorang perawat melakukan kesalahan
ketika memandikan pasien bayi yang
Penanganan masalah etik keperawatan
menyebabkan terjadinya faktur. Sementara
merupakan penanganan masalah yang
apabila fungsi interdependen yang dilanggar
dilakukan untuk menyelesaikan masalah-
maka perawat akan memikul beban
masalah yang berhubungan dengan
tanggungjawab tersebut bersama-sama dengan
pelanggaran masalah Kode Etik Keperawatan
dokter ketua tim dan rumah sakit yang
Indonesia. yang bertanggungjawab dalam
memberikan tugas tersebut. Contoh kasus,
masalah etik adalah :8
apabila terjadi kesalahan perawat dalam
1) Direktur Rumah Sakit;
menghitung jumlah kapas bulat di ruang
2) Kepala Bidang Pelayanan Keperawatan;
operasi sesudah operasi yang mengakibatkan
504
Baiq Setiani Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

tertinggalnya kapas di dalam perut pasien tidak apabila tidak mengerjakan apa yang
terdeteksi oleh dokter. seharusnya dikerjakan dalam Pasal 20
tersebut;
Tanggung jawab hukum di bidang
4. Tanggung jawab karena gugatan
perdata akan bersumber pada perbuatan
wanprestasi berdasarkan Pasal 1234 BW
melawan hukum atau wanprestasi. Namun
Dalam wanprestasi seorang peraawat akan
kedua batasan pelanggaran hukum tersebut
dimintai pertanggungjawaban apabila
tetap tidak akan lepas dari pelaksanaan fungsi
terpenuhi unsur-unsur wanprestasi, yaitu:
perawat. Tindakan perawat dapat dikatakan
a. Tidak mengerjakan kewajibannya
sebagai perbuatan melawan hukum apabila
sama sekali; dalam konteks ini apabila
terpenuhinya unsur-unsur yang tertuang dalam
seorang perawat tidak mengerjakan
Pasal 1365 KUH Perdata, yakni adanya
semua tugas sesuai dengan fungsinya,
kerugian nyata yang diderita sebagai akibat
baik fungsi independen, interdependen
langsung dari perbuatan tersebut. Sementara
maupun dependen.
tanggung jawab dalam kategori wanprestasi
b. Mengerjakan kewajiban tetapi
apabila terpenuhi unsur-unsur wanprestasi
terlambat; dalam hal ini apabila
dalam Pasal 1234 KUH Perdata.
kewjiban sesuai fungsi tersebut
Tanggung jawab perawat bila dilihat dilakukan terlambat yang
dari ketentuan dalam KUH Perdata, maka mengakibatkan kerugian pada pasien.
dapat dikatagorikan ke dalam empat prinsip Contoh kasus seorang perawat yang
sebagai berikut: tidak membuang kantong urine pasien
1. Tanggung jawab langsung berdasarkan dengan kateter secara rutin setiap hari.
Pasal 1365 BW dan Pasal 1366 BW Melainkan 2 hari sekali dengan
Berdasarkan ketentuan pasal tersebut maka ditunggu sampai penuh. Tindakan
seorang perawat yang melakukan tersebut megakibatkan pasien
kesalahan dalam menjalanka fungsi mengalami infeksi saluran urine dari
independennya yang mengakibatkan kuman yang berasal dari urine yang
kerugian pada pasien maka ia wajib tidak dibuang.
memikul tanggung jawabnya secara c. Mengerjakan kewajiban tetapi tidak
langsung; sesuai dengan yang seharusnya; suatu
2. Tanggung jawab dengan asas respondeat tugas yang dikerjakan asal-asalan.
superior atau let's the master answer Sebagai contoh seorang perawat yang
maupun khusus di ruang bedah dengan mengcilkan aliran air infus pasien di
asas the captain of ship melalui Pasal 1367 malam hari hanya karena tidak mau
BW terganggu istirahatnya.
Dalam hal ini tanggung jawab akan d. Mengerjakan yang seharusnya tidak
muncul apabila kesaalahan terjadi dalam boleh dilakukan; dalam hal ini apabila
menjalankan fungsi interdependen seorang perawat melakukan tindakan
perawat. Sebagai bagian dari tim maupun medis yang tidak mendapat delegasi
orang yang bekerja di bawah perintah dari dokter, seperti menyuntik pasien
dokter/rumah sakit, maka perawat akan tanpa perintah, melakukan infus
bersama-sama bertanggung gugat kepada padahal dirinya belum terlatih.
kerugian yang menimpa pasien;
Apabila perawat terbukti memenuhi
3. Tanggung jawab\ dengan asas
unsur wanprestasi, maka tanggung jawab itu
zaakwarneming berdasarkan Pasal 1354
akan dipikul langsung oleh perawat yang
BW
bersangkutan.
Dalam hal ini konsep tanggung jawab
terjadi seketika bagi seorang perawat yang Sementara dari aspek tanggung jawab
berada dalam kondidi tertentu harus secara hukum pidana seorang perawat baru
melakukan pertolongan darurat dimana dapat dimintai pertanggungjawaban apabila
tidak ada orang lain yang berkompeten terdapat unsur-unsur sebagai berikut:
untuk itu. Perlindungan hukum dalam a. Suatu perbuatan yang bersifat melawan
tindakan zaarneming perawat tersebut hukum ; dalam hal ini apabila perawat
tertuang dalam Pasal 20 Kepmenkes melakukan pelayanan kesehatan di luar
tentang Registrasi Perawat. Perawat justru kewenangan yang tertuang dalam Pasl 15
akan dimintai pertanggungjawaban hukum Kepmenkes.

505
Vol. 8 No.4 Desember 2018 Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

b. Mampu bertanggung jawab, dalam hal ini Kewajiban perawat tertuang dalam Pasal 37
seorang perawat yang memahami Undang-Undang No. 38 Tahun 2014, Pasal 9-
konsekuensi dan resiko dari setiap 13 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009, serta
tindakannya dan secara kemampuan, telah Pasal 3 dan 12 Peraturan Menteri Kesehatan RI
mendapat pelatihan dan pendidikan untuk No. HK.02.02/Menkes/148/I/2010. Sedangkan
itu. Artinya seorang perawat yang mengenai hak perawat, tertuang dalam Pasal
menyadari bahwa tindakannya dapat 36 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014,
merugikan pasien. Pasal 56 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009,
c. Adanya kesalahan (schuld) berupa serta Pasal 11 Peraturan Menteri Kesehatan RI
kesengajaan (dolus) atau karena kealpaan No. HK.02.02/Menkes/148/I/2010.
(culpa). Kesalahan disini bergantung pada
Tanggung jawab hukum perawat bisa
niat (sengaja) atau hanya karena lalai.
dipilah berdasarkan bidang hukum itu sendiri
Apabila tindakan tersebut dilakukan
yakni secara hukum administrasi negara,
karena niat dan ada unsur kesengajaan,
secara hukum Perdata dan secara Hukum
maka perawat yang bersangkutan dapat
Pidana. Tanggung jawab secara HAN akan
dijerat sebagai pelaku tindak pidana.
bersumber dari kewenangan yang diperoleh
Sebagai contoh seorang perawat yang
dan dihubungkan dengan fungsi perawat dalam
dengan sadar dan sengaja memberikan
menjalankan profesinya. Tanggung jawab
suntikan mematikan kepada pasien yang
secara hukum perdata akan bersumber pada
sudah terminal. (disebut dengan tindakan
perbuatan melawan hukum atau wanprestasi.
euthanasia aktif)
Sedangkan tanggung jawab secara hukum
d. Tidak adanya alasan pembenar atau alasan
pidana akan bersumber terhadap persyaratan
pemaaf; dalam hal ini tidak ada alasan
untuk dapat dimintai tanggung jawab hukum.
pemaaf seperti tidak adanya aturan yang
mengijinkannya melakukan suat tindakan, Saran
ataupun tidak ada alasan pembenar seperti Dalam pembuatan undang-undang
resiko yang melekat dalam tindakan yang praktik keperawatan, Pemerintah dan DPR
dilakukan. Misalnya resiko terjadinya perlu mengatur secara tegas tentang hak dan
odem (bengkak) sesudah jarum infus kewajiban perawatan dalam melakukan
dicabut.Atau adanya rasa tidak nyaman pelayanan kesehatan baik di rumah sakit,
bagi pasien yang menjalani kateter. puskesmas, sarana kesehatan lain dan
Kesimpulan masyarakat. Disamping itu, dalam undang-
undang tersebut perlu diatur mengenai
Pada prinsipnya perencanaan,
kewenangan dan kompetensi pelimpahan
pengadaan, pendayagunaan, pembinaan dan
untuk melakukan tindakan medik kepada
pengawasan mutu tenaga kesehatan ditujukan
perawat, terutama yang bekerja di pedesaan
kepada seluruh tenaga kesehatan dalam
dengan tetap memperhatikan doktrin locally
menyelenggarakan upaya kesehatan. Tenaga
rule.
kesehatan dapat dikelompokkan sesuai dengan
keahlian dan kualifikasi yang dimiliki, antara Daftar Pustaka
lain meliputi tenaga medis, tenaga 1 “Model Praktik Keperawatan Profesional”.
kefarmasian, tenaga keperawatan, tenaga http://giz-net.org. Indonesian Nutrition
kesehatan masyarakat dan lingkungan, tenaga Network.
gizi, tenaga keterapian fisik, tenaga keteknisian 2 Haryono Rudi. Keperawatan Medikal Bedah:
medis, dan tenaga kesehatan lainnya. Sistem Perkemihan. Yogyakarta: Rapha
Kewenangan Perawat dalam menjalankan Publishing, 2013. Hlm. 3.
tugas dan profesinya secara prinsip diatur 3 “Kisah Bayi Prematur Evan, Meninggal
dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI No. Setelah Disuntik Perawat”.
1293/Menkes/SK/XI/2001 tentang Registrasi http://m.merdeka.com/amp/ peristiwa/kisah-
bayi-prematur-evan-meninggal-setelah-
dan Praktik Perawat. Dalam menjalankan disuntik-perawat.html.
profesinya maka perawat tidak akan terlepas 4 “Akibat Kelalaian Perawat, Kaki Bayi Usia
dari batasan kewenangan yang dimiliknya. Enam Hari Melonyot Dicelup ke Air
Pemyataan kode etik perawat dibuat Mendidih”.
http://m.republika.co.id/amp/lmrcy2.
untuk membantu dalam pembuatan standar dan
5 Cecep Tribowo, Hukum Keperawatan,
merupakan pedoman dalam pelaksanaan tugas, Panduan Hukum dan Etika bagi Perawat.
kewajiban dan hak perawat profesional.
506
Baiq Setiani Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia

Yogyakarta: Pustaka Book Publisher, 2010. 9 “Etika Keperawatan”.


hlm. 62-63. http://keperawatankomit.blogspot.com/2014/03
6 Numminen et al. Nurse Ethics. CINAHL /etika-keperawatan.html ?m=1.
Complete. Nurse Educators and Nursing 10 Peraturan Menteri Kesehatan RI No.
Student Perspectives on Teaching Code of HK.02.02/Menkes/148/I/2010 tentang Izin dan
Ethics. 2009. Penyelenggaraan Praktik Perawat.
7 Persatuan Perawat Nasional Indonesia. Kode 11 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009 tentang
Etik Keperawatan Indonesia. Diakses dari Kesehatan.
www.ppni.or.id. 12 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014
8 Konsep Etika dan Hukum Pelayanan tentang Keperawatan.
Keperawatan. Pontianak, 2013. hlm. 6.

507

Anda mungkin juga menyukai