OLEH
Khumairah R012211023
1
DAFTAR ISI
BAB ...................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN.............................................................................................................. 3
A. LATAR BELAKANG.................................................................................3
B. TUJUAN..............................................................................................4
BAB II................................................................................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................... 4
BAB III................................................................................................................................ 14
PENUTUP......................................................................................................................... 14
A. KESIMPULAN.....................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 15
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
3
sendiri. Pola pikir kritis ini merupakan tindakan yang mendasari evidence-
based practice dunia nursing yang memerlukan proses pembuktian
sebagaimana proses riset ilmiah. Pola pikir tersebut bukan berarti
mengharuskan setiap individu menjadi peneliti/researcher. Sebaliknya,
sebagai landasan dalam praktek nursing sehari-hari. Dengan demikian
kemampuan merefleksikan kenyataan praktis lapangan dengan dasar ilmu
nursing ataupun disiplin ilmu lainnya, baik dalam nursing proses kepada
pasien ataupun dalam melaksanakan program pendidikan nursing, sudah
seharusnya menyatu dalam intelektualitas nurses
B. Tujuan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
dalam melakukan tugasnya, dan memberikan pelayanan yang penting
kepada masyarakat.
6
keperawatan berarti kemampuan khusus perawat dalam bidang tertentu
yang memiliki tingkat minimal yang harus dilampaui, kewenangan tersebut
di atur dalam KMK RI No HK,01,07/MenKes/425/2020 tentang standar
profesi perawat.
7
5. Sebuah profesi menyediakan pelayanan kepada publik
6. Sebuah profesi mengatur diriya sendiri.
8
5. Mendengarkan pasien secara seksama dan melaporkan hal ± hal
penting kepada orang yangtepat.
9
b. Tahap diagnosa keperawatan
Perawat bertanggung gugat terhadap keputusan yang dibuat
tentang masalah ± masalahkesehatan pasien seperti pertanyaan
diagnostik.
c. Tahap perencanaan
Perawat bertanggung guga untuk menjamin bahwa prioritas pasien
juga dipertimbangkan dalammenetapkan prioritas asuhan.
d. Tahap implementasi
Perawat bertanggung gugat untuk semua tindakan yang
dilakukannya dalam memberikan asuhankeperawatan.
e. Tahap evaluasi
Perawat bertanggung gugat untuk keberhasilan atau kegagalan
tindakan keperawatan.
10
g. Catat semua kecelakaan mengenai pasien
h. Jalin dan pertahankan hubungan saling percaya yang baik dengan
pasien
i. Pertahankan kompetensi praktek keperawatan
j. Mengetahui kekuatan dan kelemahan perawat
k. Sewaktu mendelegasikan tanggung jawab keperawatan pastikan
orang yang diberikan delegasi tugas mengetahui apa yang harus
dikerjakan dan memiliki pengetahuan danketerampilan yang
dibutuhkan
l. Selalu waspada saat melakukan intervensi keperawatan
D. Hukum Kesehatan
11
dengan pemberian perawatan dan juga penerapanya kepada hukum
perdata, hukum pidana, dan hukum administrasi negara.Sedangkan
hukum medis (medical law) yaitu hukum yuridis dimana dokter menjadi
salah satu pihak dan bagian dari hukum kesehatan.
Sedangkan menurut prof. H.J.J.Leneen mengatakan bahwa hukum
kesehatan adalah semua peraturan-peraturan hukum yang
berhubungan langsung dengan pemberian pelayanan kesehatan dan
penerapanya kepada hukum perdata, hukum pidana, dan hukum
administarsi Negara.
E. Undang-Undang Kesehatan
1. Undang-undang Keperawatan
12
kebolehan dan larangan tercermin dalam penyelenggaraan praktik
keperawatan.
Undang-undang Keperawatan ini sangat diperlukan bagi
kedudukan hukum perawat dan perlindungan hukum pelayanan
kesehatan melalui keperawatan di Indonesia.
Maka dengan itu UU Keperawatan telah disahkan, PerMenKes No
26 Tahun 2019 tentang peraturan pelaksanaan UU No 38 tahun 2014
tentang Keperawatan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan disahkan oleh Presiden Dr. H.
Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 17 Oktober 2014 dan UU
Keperawatan mulai diberlakukan setelah diundangkan oleh
Menkumham Amir Syamsudin di Jakarta dalam Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014.
Selain itu ada UU yang mengatur tentang perlindungan perawat,
Perda kota Makassar tentang Perlindungan Perawat No 4 Tahun 2019
ini di sahkan pada tanggal 3 September 2019, penetapan dan
pengesahan Perda tersebut melalui rapat paripurna DPRD Kota
Makassar.
Ada pula Perda Kota Makassar yang mengatur tentang layanan
dalam praktik home care yaitu PerWali Kota Makassar no 6 tahun
2016.
13
peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan
nasional. setiap hal yang menyebabkan terjadinya gangguan
kesehatan pada masyarakat Indonesia akan menimbulkan kerugian
ekonomi yang besar bagi negara, dan setiap upaya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat juga berarti investasi bagi
pembangunan Negara. Bahwa setiap upaya pembangunan harus
dilandasi dengan wawasan kesehatan dalam arti pembangunan
nasional harus memperhatikan kesehatan masyarakat dan merupakan
tanggung jawab semua pihak baik Pemerintah maupun masyarakat.
Penjelasan UU 36-2009 tentang Kesehatan. Dalam
pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tercantum jelas cita-cita
bangsa Indonesia yang sekaligus merupakan tujuan nasional bangsa
Indonesia. Setiap orang berkewajiban menghormati hak orang lain
dalam upaya memperoleh lingkungan yang sehat, baik fisik, biologi,
maupun sosial. Setiap orang berkewajiban berperilaku hidup sehat
untuk mewujudkan, mempertahankan, dan memajukan kesehatan
yang setinggi-tingginya.
Undang-undang tentang tenaga Kesehatan yaitu UU No 36 Tahun
2014, diputuskan dan di tetapkan: UNDANG-UNDANG TENTANG
TENAGA KESEHATAN. Untuk menyelenggarakan upaya pelayanan
kesehatan, baik promotif, preventif, kuratif, maupun rehabilitatif yang
dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan/atau masyarakat.
Di UU ini juga memuat tentang Untuk meningkatkan mutu Praktik
Tenaga Kesehatan serta untuk memberikan pelindungan dan
kepastian hukum kepada Tenaga Kesehatan dan masyarakat,
dibentuk Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia. Dalam menjalankan
tugas dan wewenangnya sebagai tenaga kesehatan yang melayani
masyarakat tenaga kesehatan harus mendapatkan perlindungan atau
kepastian hukum. Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia (KTKI)
merupakan salah satu lembaga yang dibentuk oleh presiden untuk
keperluan registrasi, hukum dalam bidang kesehatan.
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
15
DAFTAR PUSTAKA
16