Anda di halaman 1dari 12

ASPEK LEGAL DAN SISTEM KRIDENSIAL PERAWAT INDONESIA

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Urutan Rumah
Sakit dan Klinik. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih
memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis. Penulis telah
berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun penulis pun
menyadari bahwa saya memiliki akan adanya keterbatasan saya sebagai manusia
biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi
teknik penulisan, maupun dari isi, maka saya memohon maaf dan kritik serta
saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh saya
untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita
bersama.

Banda Aceh, 27 Oktober 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................................


DAFTAR ISI..............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.........................................................................................
1.2 Rumusan Masalah...................................................................................
1.3 Tujuan......................................................................................................
1.4 Manfaat....................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian aspek legal Keperawatan......................................................

2.2 Fungsi Hukum Dalam Praktik Perawat (aspek legal keperawatan)........

2.3 Hak dan Kewajiban Perawat Pada Aspek Legal Keperawatan...............

2.4 Pengertian Kridensial...............................................................................

2.5 Tujuan Kridensial.....................................................................................

2.6 Proses Keperawatan Kridensil Indonesia................................................

BAB III PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan..............................................................................................

3.2 Saran........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aspek legal dapat didefinisikan sebagai studi kelayakan yang
mempermasalahkan keabsahan suatu tindakan ditinjau dan hukum yang berlaku di
Indonesia. Asuhan keperawatan (askep) merupakan aspek legal bagi seorang
perawat walaupun format model asuhan keperawatan di berbagai rumah sakit
berbeda-beda. Aspek legal dikaitkan dengan dokumentasi keperawatan merupakan
bukti tertulis terhadap tindakan yang sudah dilakukan sebagai bentuk asuhan
keperawatan pada pasien, keluarga, kelompok, atau komunitas. Pendokumentasian
sangat penting dalam perawatan kesehatan saat ini. Edelstein (1990)
mendefinisikan dokumentasi sebagai segala sesuatu yang ditulis atau dicetak yang
dipercaya sebagai data untuk disahkan orang. Rekam medis haruslah
menggambarkan secara komprehensif dari status kesehatan dan kebutuhan klien,
boleh dikatakan seluruh tindakan yang diberikan untuk perawatan klien.
Pendokumentasian yang baik harus menggambarkan tidak hanya kualitas dari
perawatan tetapi juga data dari setiap pertanggung jawaban anggota tim kesehatan
lain dalam pemberian perawatan. Dokumentasi keperawatan adalah informasi
tertulis tentang status dan perkembangan kondisi kesehatan pasien serta semua
kegiatan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat (Fischbach, 1991).
        Aspek legal keperawatan pada kewenangan formalnya adalah izin yang
memberikan kewenangan kepada penerimanya untuk melakukan praktek profesi 
perawat yaitu Surat Ijin Kerja (SIK) bila bekerja di suatu institusi dan Surat Ijin
Praktek Perawat (SIPP) bila bekerja secara perseorangan atau berkelompok.
Kewenangan itu, hanya di berikan kepada orang yang memiliki kemampuan.
Namun, memiliki kemampuan tidak berarti memiliki kewenangan. 
Dalam profesi  kesehatan hanya kewenangan yang bersifat umum saja yang di
atur oleh Departement Kesehatan sebagai penguasa segala keprofesian di bidang
kesehatan dan kedokteran. Sementara itu, kewenangan yang bersifat khusus dalam
arti tindakan kedokteran atau kesehatan tertentu di serahkan kepada profesi masing-
masing. Hal ini juga menyebabkan semua perawat dianggap sama pengetahuan dan
ketrampilannya, tanpa memperhatikan latar belakang ilmiah yang mereka miliki.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan Masalahnya adalah bagaimana menyelesaikan masalah etik dan legal
dalam penelitian keperawatan?

1.3 Tujuan
Tujuan penulisan untuk membahas penyelesaian masalah etik dan legal dalam
penelitian keperawatan.

1.4 Manfaat
Aa    Bagi Mahasiswa
Sebagai media dalam menambah ilmu pengetahuan tentang Aspek legal praktek
keperawatan professional.
       Bagi Kampus
Sebagai literature dalam menambah pengetahuan tentang Aspek legal praktek
keperawatan profesional
       Bagi Masyarakat
Sebagai media dalam menambah wawasan bagi masyarakat tentang Aspek legal
praktek keperawatan profesional.
.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian aspek legal keperawatan


Aspek legal keperawatan adalah aspek peraturan perawatan dalam
memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung
jawabnya pada berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang
di atur dalam undang-undang keperawatan.
              Legal adalah sesuatu yang di anggap sah oleh hukum dan undang-undang
(Kamus Besar Bahasa Indonesia)
              Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional  yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, di dasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan di
tujukan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit
yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
              Perawat sebagai profesi  dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak
saja membutuhkan kesabaran. Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah
masalah kesehatan tentu harus juga bisa di andalkan.
              Untuk mewujudkan keperawatan sebagai profesi yang utuh, ada beberapa
syarat yang harus di penuhi. Setiap perawat harus mempunyai “body of knowledge”
yang spesifik, memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktek
keprofesian yang di dasari motivasi altruistik, mempunyai standar kompetensi  dan
kode etik profesi. Para praktisi di persiapkan melalui pendidikan khusus pada
jenjang pendidikan tinggi.
             INTERNATIONAL COUNCIL of NURSES (ICN) mengeluarkan kerangka kerja
kompetensi bagi perawat yang mencakup tiga bidang, yaitu bidang professional,
Ethical and legal practice, bidang care provision and management dan bidang
Management Development. “setiap profesi pada dasarnya memiliki tiga syarat utama
yaitu kompetensi yang di peroleh melalui pelatihan yang ekstensif , komponen
intelektual yang bermakna dalam melakukan tugasnya, dan memberikan pelayan
penting kepada masyarakat.       
             Aspek legal profesi keperawatan meliputi kewenangan berkaitan dengan izin
melaksanakan praktek profesi. Kewenangan memiliki 2 aspek yaitu kewenangan
material dan kewenangan formal. Kewenangan seseorang di peroleh sejak
seseorang memiliki kompetensi dan kemudian teregristasi (registered nurse) yang di
sebut SURAT IJIN PERAWAT (SIP).
2.2 Fungsi hukum dalam praktik perawat (aspek legal keperawatan)
 Beri kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai
dengan hukum
 Bedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain
 Bantu menentukan batasan kewenangan tindakan keperawatan mandiri
 Bantu dalam mempertahankan standar praktek keperawatan

2.3 Hak dan kewajiban perawat pada aspek legal keperawatan


Hak nya adalah Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan profesinya. Mengembangkan diri melalui kemampuan spesialisasi
sesuai latar belakang pendidikannya. Mendapatkan informasi lengkap dari klien /
pasien yang tidak puas terhadap pelayanannya.
Kewajibannya Perawat wajib dalam pengabdiannya, senantiasa
berpedoman pada tanggung jawab yang bersumber dari kebutuhan akan
keperawatan individu, keluarga & masyarakat. Perawat wajib memberikan
kesemptan kepada pasien untuk bertemu dengan keluarga dan menjalankan
ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

2.4 Pengertian krendesial


Kredensial adalah suatu proses yang digunakan untuk melakukan verifikasi
terhadap kualifikasi, pengalaman , profesionalisme yang berhubungan dengan
kompetensi , performance, dan profesionalisme tenaga Kesehatan dalam suatu
profesi dalam menunjang pelayanan Kesehatan yang berkualitas dengan
mengutamakan aspek keselamatan pasien.

2.5 Tujuan krendesial


 mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan keperawatan.
 melindungi masyarakat atas tindakan keperawatan yang dilakukan.
 menetapkan standar pelayanan keperawatan.
 menilai boleh tidaknya melaksanakan praktek keperawatan.
 menilai kesalahan dan kelalaian.
 melindungi masyarakat dan perawat.
 memilih dan mempertahankan kompetensi keperawatan.
 membatasi pertolongan kewenangan dalam melaksanakan praktek
keperawatan hanya bagi yang kompeten.
 meyakinkan masyarakat bahwa yang melaksanakan praktek memiliki
kompetensi yang diperlukan.

2.6 Proses krendesial keperawatan di Indonesia


Proses kredensial menjamin tenaga keperawatan kompeten dalam memberikan
pelayanan keperawatan kepada pasien sesuai dengan standar profesi. Dengan
demikian, kredensial merupakan elemen penting dalam menurunkan resiko litigasi
(gugatan hukum di pengadilan) terhadap rumah sakit dan tenaga keperawatan yang
bekerja di dalamnya. Proses kredensial yang efektif dapat menurunkan rediko
adverse events pada pasien dengan meminimalkan kesalahan tindakan yang
diberikan oleh tenaga keperawatan tertentu yang memegang kewenangan klinis
tertentu di rumah sakit tersebut.

A. Kredensial Praktik Keperawatan

Kredensial adalah suatu proses determinasi dan memelihara kompetensi


praktik keperawatan. Proses kredensial adalah salah satu cara memelihara standar
praktik profesi keperawatan dan bertanggung jawab atas persiapan pendidikan
anggotanya. Kredensial meliputi lisensi, registrasi, sertifikasi, dan akreditasi.

Sertifikasi

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 dalam Muslich (2010 :


2), tentang Guru dan Dosen Pasal 1 Ayat (11) disebutkan bahwa sertifikasi adalah
proses pemberian sertifikat pendidik kepada guru dan dosen. Agar pemahaman
tentang sertifikasi lebih jelas, berikut ini dikutipkan beberapa pasal yang tertuang
dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen sebagai berikut.
1. Pasal 1 butir 11: sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik
kepada guru dan dosen,
2. Pasal 8: guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional,
3. Pasal 11 butir 1: sertifikat pendidik sebagaimana dalam Pasal 8 diberikan
kepada guru yang telah memenuhi persyaratan,
4. Pasal 16: guru yang memiliki sertifikat pendidik memperoleh tunjangan
profesi sebesar satu kali gaji, guru negeri maupun swasta dibayar pemerintah.

Lisensi

Lisensi keperawatan adalah suatu dokumen legal yang mengijinkan seorang


perawat untuk memberikan keterampilan dan pengetahuan keperawatan secara
spesifik kepada masyarakat dalam suatu juridiksi. Semua perawat seyogyanya
mengamankannya dengan mengetahui standar pelayanan yang yang dapat
diterapkan dalam suatu tatanan praktik keperawatan.

Lisensi/ijin praktik keperawatan berupa penerbitan Surat Tanda Registrasi (STR)


bagi perawat. STR adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah kepada
tenaga kesehatan yang telah memiliki sertifikat kompetensi sesuai dengan peraturan
perundang-undangan. Untuk mendapatkan STR setiap perawat wajib mengikuti
ujian kompetensi yang diselenggarakan oleh Majelis Tenaga Kesehatan Indonesia
(MTKI). Jika mereka lulus uji kompetensi maka sambil menunggu STR akan
diterbitkan Sertifikat Kompetensi (Serkom).

Perawat yang belum mempunyai STR tidak dapat bekerja di area keperawatan.
Perawat yang sudah memiliki STR yang akan melakukan praktik mandiri di luar
institusi tempat bekerja yang utama dapat mengajukan Surat Ijin Praktik Perawat
(SIPP) di Dinas Kesehatan setempat.

Untuk mendapatkan ijin praktik keperawatan tentunya sudah diatur dalam Sistem
Regulasi Keperawatan. Sistem regulasi merupakan suatu mekanisme pengaturan
yang harus ditempuh oleh setiap tenaga keperawatan yang berkeinginan untuk
memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien.
Tahapan penyelesaian etik
Konflik dalam keperawatan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari, sebagai sesuatu yang
tidak dapat dihindari, konflik harus berhasil dikelola, karena jika tidak dikelola dengan baik, akan
menyebabkan lebih banyak kesulitan serta efisiensi organisasi yang lebih rendah. Istilah konflik
berasal dari kata kerja bahasa Latin configure yang berarti saling memukul. Istilah ini berasal dari
bahasa Latin yang diadopsi kedalam bahasa Inggris, conflict kemudian diadopsi ke dalam
bahasa Indonesia, Konflik secara umum didefinisikan sebagai suatu kesalahpahaman yang
dihasilkan dari pemikiran, nilai serta perasaan yang berbeda antara dua individu atau organisasi.
Dalam penyelesaian konflik terdapat strategi yang perlu dipahami dan diambil oleh perawat
untuk memperoleh penyelesaian konflik yang tepat. Tahapan penyelesaian suatu konflik meliputi
pengkajian, identifikasi dan tahap intervensi.

Pengkajian merupakan tahapan awal untuk mengumpulkan fakta dalam penyelesaian konflik
terdapat beberapa langkah diantaranya analisis situasi, analisis dan memastikan isu yang
berkembang serta menetapkan tujuan.

1. Analisis situasi

Tahap ini merupakan tahap untuk mengidentifikasi jenis konflik, karena masing masing jenis
konflik akan berbeda penyelesaiannya. Selain itu langkah ini diperlukan untuk menentukan
estimasi waktu yang diperlukan dalam penyelesaian. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan
fakta dan memvalidasi semua perkiraan melalui pengkajian lebih mendalam, para pihak yang
terlibat dan peran masing masing yang terlibat diidentifikasi pada tahapan ini.

2. Analisis dan memastikan isu yang berkembang

Tahapan ini memperjelas masalah yang terjadi dan dapat menetapkan prioritas fenomena yang
terjadi, pada tahap ini masalah utama ditetapkan yang dapat menjadi acuan dalam
penyelesaiannya.
3. Menyusun tujuan

Tujuan penyelesaian konflik harus ditetapkan secara jelasdan spesifik, hal ini perlu dilakukan
untuk menjadi acuan dalam proses penyelesaian konflik yang akan dilakukan.
Tahapan selanjutnya setelah tahapan pengkajian adalah tahapan identifikasi pada tahapan ini
dilakukan proses identifikasi sumber penyebab, kemungkinan hambatan serta sumber
penyelesaian konflik pada tahapan ini para pihak dianjurkan untuk mampu mengelola perasaan,
dan menghindari respon emosional marah baik melalui kata-kata, ekspresi maupun tindakan.
Tahapan terakhir dari proses penyelesaian masalah adalah tahap intervensi, tahapan ini meliputi
dua hal penting yaitu:

1. Keyakinan akan penyelesaian konflik serta hasil positif yang akan diperoleh dari penyelesaian
konflik yang akan dilakukan

2. Dilakukan penyeleksian metode yang akan digunakan dalam penyelesaian konflik.


Penyelesaian konflik memerlukan strategi yang berbeda beda metode yang tepat dapat
mempengaruhi hasil penyelesaian konflik.

Sebagai bagian dari profesi kesehatan, perawat berbagi tanggung jawab bersama dengan
profesi kesehatan lainnya, untuk menciptakan lingkungan yang sehat lingkungan tempat kerja,
serta memastikan bahwa konflik tidak berdampak negatif terhadap hasil kesehatan pasien atau
hubungan di antara rekan kerja. Oleh sebab itu belajar memberikan respon terhadap konflik
adalah cara yang tepat mengembangkan penyelesaian konflik.

KESIMPULAN
Aspek legal keperawatan adalah aspek peraturan perawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada
berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang di atur dalam
undang-undang keperawatan.
Legal adalah sesuatu yang di anggap sah oleh hukum dan undang-undang
(Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, di dasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan di
tujukan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit
yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak
saja membutuhkan kesabaran. Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah
masalah kesehatan tentu harus juga bisa di andalkan.

SARAN
Dalam prakteknya perawat dituntut untuk tanggap dalam memberikan asuhan
keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
menyelesaikan masalah kesehatan dan kompleks. Untuk menunjang kegiatan
tersebut seorang perawat diharapkan terdaftar pada badan resmi baik milik
pemerintah maupun non pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

Nursalam.2008.Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.Jakarta


Selatan:Salemba Medika
Kathleen Koening Blass. 2006. Praktek keperawatan Profesional: Konsep dan
Perspektif Edisi 4. Jakarta : EGC
https://rsud.banyuasinkab.go.id/2018/09/11/pelaksanaan-kredensial-keperawatan-di-
lingkungan-rsud-banyuasin/
https://www.blogperawat.net/2020/04/regulasi-keperawatan-lisensi-registrasi-
sertifikasi-akreditasi.html?m=1
https://rsstellamaris.com/hak-kewajiban-perawat-bidan/
https://rstrijata.com/id/RS-Bhayangkara-Denpasar-Laksanakan-Kredensial-Tenaga-
Kesehatan-Lain

Anda mungkin juga menyukai