KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang Urutan Rumah
Sakit dan Klinik. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini selain
untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Dosen pengajar, juga untuk lebih
memperluas pengetahuan para mahasiswa khususnya bagi penulis. Penulis telah
berusaha untuk dapat menyusun makalah ini dengan baik, namun penulis pun
menyadari bahwa saya memiliki akan adanya keterbatasan saya sebagai manusia
biasa. Oleh karena itu jika didapati adanya kesalahan-kesalahan baik dari segi
teknik penulisan, maupun dari isi, maka saya memohon maaf dan kritik serta
saran dari dosen pengajar bahkan semua pembaca sangat diharapkan oleh saya
untuk dapat menyempurnakan makalah ini terlebih juga dalam pengetahuan kita
bersama.
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan..............................................................................................
3.2 Saran........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan untuk membahas penyelesaian masalah etik dan legal dalam
penelitian keperawatan.
1.4 Manfaat
Aa Bagi Mahasiswa
Sebagai media dalam menambah ilmu pengetahuan tentang Aspek legal praktek
keperawatan professional.
Bagi Kampus
Sebagai literature dalam menambah pengetahuan tentang Aspek legal praktek
keperawatan profesional
Bagi Masyarakat
Sebagai media dalam menambah wawasan bagi masyarakat tentang Aspek legal
praktek keperawatan profesional.
.
BAB II
PEMBAHASAN
Sertifikasi
Lisensi
Perawat yang belum mempunyai STR tidak dapat bekerja di area keperawatan.
Perawat yang sudah memiliki STR yang akan melakukan praktik mandiri di luar
institusi tempat bekerja yang utama dapat mengajukan Surat Ijin Praktik Perawat
(SIPP) di Dinas Kesehatan setempat.
Untuk mendapatkan ijin praktik keperawatan tentunya sudah diatur dalam Sistem
Regulasi Keperawatan. Sistem regulasi merupakan suatu mekanisme pengaturan
yang harus ditempuh oleh setiap tenaga keperawatan yang berkeinginan untuk
memberikan pelayanan keperawatan kepada pasien.
Tahapan penyelesaian etik
Konflik dalam keperawatan adalah sesuatu yang tidak dapat dihindari, sebagai sesuatu yang
tidak dapat dihindari, konflik harus berhasil dikelola, karena jika tidak dikelola dengan baik, akan
menyebabkan lebih banyak kesulitan serta efisiensi organisasi yang lebih rendah. Istilah konflik
berasal dari kata kerja bahasa Latin configure yang berarti saling memukul. Istilah ini berasal dari
bahasa Latin yang diadopsi kedalam bahasa Inggris, conflict kemudian diadopsi ke dalam
bahasa Indonesia, Konflik secara umum didefinisikan sebagai suatu kesalahpahaman yang
dihasilkan dari pemikiran, nilai serta perasaan yang berbeda antara dua individu atau organisasi.
Dalam penyelesaian konflik terdapat strategi yang perlu dipahami dan diambil oleh perawat
untuk memperoleh penyelesaian konflik yang tepat. Tahapan penyelesaian suatu konflik meliputi
pengkajian, identifikasi dan tahap intervensi.
Pengkajian merupakan tahapan awal untuk mengumpulkan fakta dalam penyelesaian konflik
terdapat beberapa langkah diantaranya analisis situasi, analisis dan memastikan isu yang
berkembang serta menetapkan tujuan.
1. Analisis situasi
Tahap ini merupakan tahap untuk mengidentifikasi jenis konflik, karena masing masing jenis
konflik akan berbeda penyelesaiannya. Selain itu langkah ini diperlukan untuk menentukan
estimasi waktu yang diperlukan dalam penyelesaian. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan
fakta dan memvalidasi semua perkiraan melalui pengkajian lebih mendalam, para pihak yang
terlibat dan peran masing masing yang terlibat diidentifikasi pada tahapan ini.
Tahapan ini memperjelas masalah yang terjadi dan dapat menetapkan prioritas fenomena yang
terjadi, pada tahap ini masalah utama ditetapkan yang dapat menjadi acuan dalam
penyelesaiannya.
3. Menyusun tujuan
Tujuan penyelesaian konflik harus ditetapkan secara jelasdan spesifik, hal ini perlu dilakukan
untuk menjadi acuan dalam proses penyelesaian konflik yang akan dilakukan.
Tahapan selanjutnya setelah tahapan pengkajian adalah tahapan identifikasi pada tahapan ini
dilakukan proses identifikasi sumber penyebab, kemungkinan hambatan serta sumber
penyelesaian konflik pada tahapan ini para pihak dianjurkan untuk mampu mengelola perasaan,
dan menghindari respon emosional marah baik melalui kata-kata, ekspresi maupun tindakan.
Tahapan terakhir dari proses penyelesaian masalah adalah tahap intervensi, tahapan ini meliputi
dua hal penting yaitu:
1. Keyakinan akan penyelesaian konflik serta hasil positif yang akan diperoleh dari penyelesaian
konflik yang akan dilakukan
Sebagai bagian dari profesi kesehatan, perawat berbagi tanggung jawab bersama dengan
profesi kesehatan lainnya, untuk menciptakan lingkungan yang sehat lingkungan tempat kerja,
serta memastikan bahwa konflik tidak berdampak negatif terhadap hasil kesehatan pasien atau
hubungan di antara rekan kerja. Oleh sebab itu belajar memberikan respon terhadap konflik
adalah cara yang tepat mengembangkan penyelesaian konflik.
KESIMPULAN
Aspek legal keperawatan adalah aspek peraturan perawatan dalam memberikan
asuhan keperawatan sesuai lingkup wewenang dan tanggung jawabnya pada
berbagai tatanan pelayanan, termasuk hak dan kewajibannya yang di atur dalam
undang-undang keperawatan.
Legal adalah sesuatu yang di anggap sah oleh hukum dan undang-undang
(Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Keperawatan adalah bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian
integral dari pelayanan kesehatan, di dasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan di
tujukan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik sehat maupun sakit
yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
Perawat sebagai profesi dan bagian integral dari pelayanan kesehatan tidak
saja membutuhkan kesabaran. Kemampuannya untuk ikut mengatasi masalah
masalah kesehatan tentu harus juga bisa di andalkan.
SARAN
Dalam prakteknya perawat dituntut untuk tanggap dalam memberikan asuhan
keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dalam
menyelesaikan masalah kesehatan dan kompleks. Untuk menunjang kegiatan
tersebut seorang perawat diharapkan terdaftar pada badan resmi baik milik
pemerintah maupun non pemerintah.
DAFTAR PUSTAKA