Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Multiple myeloma (myeloma atau myeloma sel plasma) merupakan
kanker sel plasma yang ada di sumsum tulang, dimana sebuah klon dari sel
plasma yang abnormal berkembang biak membentuk tumor di sumsum tulang
dan menghasilkan sejumlah antibodi yang abnormal yang terkumpul di dalam
darah atau air kemih (Luo et al., 2018). Normalnya, sel plasma hanya
mencapai ≤5% dari kadar sel darah dalam sumsum tulang. Karena suatu
alasan yang belum jelas, sel plasma dapat tumbuh tidak terkontrol; ketika ini
dilakukan, sel plasma ini sudah disamakan sebagai myeloma cells. Myeloma
ini dapat memadati sumsum tulang dan merusak tulang. Hingga akhirnya,
mereka berkumpul dan membentuk tumor di sebuah multiple (kumpulan)
daerah di tulang. Itulah mengapa kanker ini disebut “multiple” myeloma.
Anatomi multipel mieloma dapat dicari pada lokasi predominan mencakup
vertebrae, tulang iga, pelvis, femur, dan tengkorak. Awal dari pembentukan
tulang terjadi di bagian tengah tulang (diafisis). Bagian ini disebut pusat-pusat
penulangan primer. Setelah itu tampak satu atau kedua ujung-ujungnya yang
disebut pusat-pusat penulangan sekunder. Pada kanker, sel-sel baru terbentuk
ketika tubuh tidak memerlukan sel-sel baru, dan sel-sel yang tua atau rusak
tidak mati ketika mereka harus mati. Sel-sel ekstra ini dapat membentuk masa
dari jaringan yang disebut pertumbuhan atau tumor (Dwitya, 2011).
Multiple myeloma (MM) menyumbang sekitar 10% dari semua
hematologi keganasan. Walaupun MM masih dianggap sebagai penyakit
tunggal, pada kenyataannya MM adalah kumpulan beberapa sel plasma yang
berbeda secara sitogenetik berbeda keganasan (Rajkumar, 2019). Multiple
myeloma (MM) menyumbang sekitar 1,8% dari semua kanker dan 18% dari
keganasan hematologi di Amerika Serikat.1 MM paling sering didiagnosis pada
orang berusia 65 hingga 74 tahun, dengan usia rata-rata 69 tahun.2 The
American Cancer Masyarakat memperkirakan 32.270 kasus MM baru di
Amerika Serikat pada tahun 2020, dengan perkiraan 12.830 kematian (Kumar
et al., 2020). Di Indonesia, multiple myeloma merupakan kasus yang jarang
ditemukan namun terus mengalami peningkatan setiap tahunnya. Prevalensi
multiple myeloma di Indonesia sendiri belum diketahui secara jelas. Data dari
Cancer Registration of Dharmais National Cancer Hospital (DNCH)
menunjukkan insiden multiple myeloma di Indonesia dari tahun 2005- 2007
adalah 0,23 per 100.000 populasi (Wijaya et al., 2019).

Sampai saat ini, tidak ada penyebab myeloma yang telah diidentifikasi.
penelitian menunjukkan mungkin berhubungan dengan penurunan sistem
kekebalan tubuh, beberapa pekerjaan, paparan bahan kimia tertentu dan
paparan radiasi. Bagaimanapun, tidak ada alasan yang kuat, dan dalam
kebanyakan kasus, multiple myeloma berkembang pada individu yang telah
ada dikenal faktor risiko (Andriani, 2019). Multipel mieloma terbentuk ketika
sel plasma menjadi abnormal. Sel yang abnormal membelah untuk membuat
salinan- salinan dari dirinya sendiri. Sel-sel yang baru membelah berulang-
ulang, membuat semakin banyak sel-sel abnormal. Sel-sel ini disebut sel
mieloma multiple. Pada waktunya, mereka berkumpul dalam sumsum tulang.
Ketika mereka berkumpul dalam beberapa tulang, penyakitnya disebut
“multipel mieloma”. Sel – sel mieloma membuat antibodi yang disebut protein
M dan protein lainnya. Protein ini dapat berkumpul dalam darah, urin dan
organ lainnya (Gerecke et al., 2016).

Pasien dengan multiple myeloma memiliki risiko tinggi peningkatan


emboli vena (Gerecke et al., 2016). Multiple myeloma merupakan bagian dari
spektrum gangguan proliferatif sel plasma. Konsep ini dinyatakan kembali
pada pedoman National Comprehensive Cancer Network (NCCN), di mana
penyakit ini dibagi menjadi MGUS, myeloma asimptomatik, atau multiple
myeloma dengan gejala. Karena pengobatan dan pengelolaan setiap kategori
sangat berbeda, identifikasi dan diagnosis multiple myeloma secara benar
sangat penting untuk dilakukan (Albaghous et al., 2023).
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep medis Multiple Myeloma?
2. Bagaimana penerapan asuhan keperawatan pada pasien Multiple
Myeloma?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep medis Multiple Myeloma.
2. Untuk mengetahui konsep asuhan keperawatan pada pasien Multiple
Myeloma.
3. Untuk memperoleh gambaran langsung penerapan asuhan keperawatan
pada pasien Multiple Myeloma dikaitkan dengan teori keperawatan
Virginia Henderson.

Anda mungkin juga menyukai