Oleh :
Dwitya Kartika Putri
6450407057
Rombel 05
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
ISI
1. Diafisis, merupakan bagian dari tulang panjang yang dibentuk oleh pusat
penulangan primer, dan merupakan korpus dari tulang.
2. Metafisis, merupakan bagian tulang yang melebar di dekat ujung akhir
batang (diafisis).
3. Lempeng epifisis, adalah daerah pertumbuhan longitudinal pada anak-
anak, yang akan menghilang pada tulang dewasa.
4. Epifisis, dibentuk oleh pusat-pusat penulangan sekunder.
Secara makroskopis tulang terdiri dari dua bagian yaitu pars spongiosa
(jaringan berongga) dan pars kompakta (bagian yang berupa jaringan padat).
Permukaan luar tulang dilapisi selubung fibrosa (periosteum); lapis tipis jaringan
ikat (endosteum) melapisi rongga sumsum & meluas ke dalam kanalikuli tulang
kompak. Berdasarkan bentuknya, tulang-tulang tersebut dikelompokkan menjadi :
1. Ossa longa (tulang panjang): tulang yang ukuran panjangnya terbesar,
contohnya os humerus dan os femur.
2. Ossa brevia (tulang pendek): tulang yang ukurannya pendek, contoh: ossa
carpi.
3. Ossa plana (tulang gepeng/pipih): tulang yg ukurannya lebar, contoh: os
scapula.
5. Ossa irregular (tulang tak beraturan), contoh: os vertebrae.
6. Ossa sesamoid, contoh: os patella.
Perbedaan sel dalam keadaan normal dengan sel yang terkena multiple myeloma
1. Sel-sel Darah Normal
Kebanyakan sel-sel darah berkembang dari sel-sel dalam sumsum tulang yang
disebut sel-sel induk (stem cells). Sumsum tulang adalah materi yang lunak di
pusat dari kebanyakan tulang-tulang. Stem cells menjadi dewasa ke dalam tipe-
tipe yang berbeda dari sel-sel darah. Setiap tipe mempunyai pekejaan khusus:
1. Sel-sel darah putih membantu melawan infeksi.
2. Sel-sel darah merah mengangkut oksigen ke jaringan-jaringan di seluruh
tubuh.
3. Platelet-platelet membantu membentuk gumpalan-gumpalan darah yang
mengontrol perdarahan.
4. Sel-sel plasma adalah sel-sel darah putih yang membuat antibodi. Antibodi
adalah bagian dari sistim imun. Mereka bekerja dengan bagian-bagian lain
dari sistim imun untuk membantu melindungi tubuh dari kuman dan
unsur-unsur berbahaya lainnya. Setiap tipe dari sel plasma membuat
antibodi yang berbeda.
2. Sel-sel Multiple Myeloma
Pada kanker, sel-sel baru terbentuk ketika tubuh tidak memerlukan sel-sel
baru, dan sel-sel yang tua atau rusak tidak mati ketika mereka harus mati. Sel-sel
ekstra ini dapat membentuk massa dari jaringan yang disebut pertumbuhan atau
tumor.
Multiple myeloma terbentuk ketika sel plasma menjadi abnormal. Sel yang
abnormal membelah untuk membuat salinan-salinan dari dirinya sendiri. Sel-sel
yang baru membelah berulang-ulang, membuat semakin banyak sel-sel abnormal.
Sel-sel plasma abnormal ini disebut sel-sel multiple myeloma. Pada waktunya,
sel-sel multiple myeloma berkumpul dalam sumsum tulang. Mereka mungkin
merusak bagian yang padat dari tulang. Ketika sel-sel multiple myeloma
berkumpul pada beberapa tulang-tulang, penyakitnya disebut “multiple
myeloma“. Penyakit ini mungkin juga membahayakan jaringan-jaringan dan
organ-organ lain, seperti ginjal.
Sel-sel myeloma membuat antibodi-antibodi yang disebut protein-protein M
dan protein-protein lain. Protein-protein ini dapat berkumpul dalam darah, urin,
dan organ-organ.
1. Hitung jenis darah komplit, bisa menemukan adanya anmeia dan sel darah
merah yang abnormal
2. Laju endap sel darah merah (eritrosit) biasanya tinggi
3. Kadar kalsium tinggi, karena perubahan dalam tulang menyebabkan
kalsium masuk ke dalam aliran darah.
PENUTUP
3.1 Simpulan
3.2 Saran
a. Jika pasien didiagnosis menderita multiple myeloma, dianjurkan untuk
menghindari mengangkat benda yang berat. Mengangkat benda yang berat
dapat menyebabkan sembelit. Sebagai tambahan, pasien juga harus
menghindari pengobatan sendiri karena dapat menyebabkan munculnya
gejala yang bervariasi.
b. Perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui pengobatan yang efektif
untuk multiple myeloma
c. Untuk mencegah terjadinya penyakit yang berhubungan dengan imunitas
perlu dilakukan beberapa hal seperti : mempertahankan gizi yang baik,
menghindari makanan yang kurang matang, menghindari kontak dengan
penderita sakit, menjaga hygiene perorangan, dan memberikan vaksin
pada penderita yang mampu membentuk antibody