Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN PERIOPERATIF PADA KLIEN Ny.

M
DENGAN OPERASI MASTECTOMY SEGMENTAL INDIKASI
TUMOR MAMAE DI RUANG IBS RSUD
KABUPATEN KEBUMEN
Disusun Guna Menyelesaikan Tugas Blok Peminatan Bedah

Disusun oleh:
Aris Wibowo
(A11000615)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumor payudara mempunyai andil terbesar dalam kematian wanita di Nederland
karena tumor-tumor maligna. Insidensi karinoma payudara di kebanyakan negara meningkat
1-2% tiap tahun, sehingga mulai tahun 2000 kira-kira 1 juta wanita tiap tahun mendapatkan
penyakit ini. Untuk Nederland ini berarti kira-kira 10.000 penderita baru tiap tahun. Setiap
wanita belanda, selama hidupnya sejak lahir mempunyai 10% kemungkinan untuk selama
hidupnya mendapat kanker payudara. Kematian karena karsinoma payudara berkat perbaikan
diognotik dan terapi, meskipun insidennya meningkat, tetap tidak berubah. Tetapi untuk
wanita pada umur antara 35-50 tahun kanker payudara merupakan penyebab kematian
terpenting. Terobosan terakhir dalam penelitian molekular genetik memungkinkan sekarang
wanita dengan risiko genetik yang meningkat dapat didefinisikan dengan pasti. Diagnotik
dini dengan skrining mamografik membantu pengenalan penyakit ini pada stadium dini.
Perkembangan dalam kemoterapi dan radioterapi, kebanyakan dalam kombinasi dengan
pembedahan, merupakan kemungkinan terapi baru dengan memungkinkan penyembuhan
yang lebih besar .
Bertitik tolak dari masalah diatas, maka penulis menulis karya ilmiah ini dengan judul
Asuhan Keperawatan Perioperatif Pada Klien Ny. M Dengan Operasi Mastectomy
segmental Indikasi Tumor Mamae Di Ruang IBS RSUD Kabupaten Kebumen.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah pada pembahasan
makalah ini adalah bagaimana pengelolaan pasien dengan operasi mastectomy segmental
indikasi tumor mamae ditinjau dari asuhan keperawatan perioperatif.
C. Ruang lingkup
Ruang lingkup pada pembahasan makalah ini adalah pengelolaan pasien selama
preoperasi, intraoperasi dan postoperasi.
D. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Memperoleh gambaran dan pengalaman nyata dalam pelaksanaan asuhan
keperawatan pada klien dengan mastectomy segmental indikasi tumor mamae
ditinjau dari asuhan keperawatan perioperatif.
2. Tujuan Khusus

a.

Memperoleh pengalaman nyata dalam pengkajian analisis data dan


perumusan diagnosa keperawatan pada klien mastectomy segmental indikasi
tumor mamae ditinjau dari asuhan keperawatan perioperatif

b. Memperoleh pengalaman nyata dalam menetapkan perencanaan keperawatan


pada klien dengan mastectomy segmental indikasi tumor mamae ditinjau dari
asuhan keperawatan perioperatif
c.

Memperoleh pengalaman nyata dalam pelaksanaan rencana keperawatan pada


klien dengan mastectomy segmental indikasi tumor mamae ditinjau dari
asuhan keperawatan perioperatif.

d. Memperoleh pengalaman nyata dalam melakukan evaluasi pelaksanaan


asuhan keperawatan pada klien dengan mastectomy segmental indikasi tumor
mamae ditinjau dari asuhan keperawatan perioperatif
e.

Memperoleh pengalaman nyata dalam mendokumentasikan pelaksanaan


asuhan keperawatan pada klien dengan mastectomy segmental indikasi tumor
mamae ditinjau dari asuhan keperawatan perioperatif

E. Manfaat
1. Manfaat bagi Institusi
Sebagai bahan ilmiah dan sumber informasi bagi institusi dalam rangka
meningkatkan mutu pendidikan pada masa yang akan datang.
2. Manfaat bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan bagi tenaga kesehatan khususnya perawat yang ada dirumah
sakit dalam mengambil langkah-langkah kebijaksanaan dalam rangka
meningkatkan pelayanan keperawatan pada klien dengan mastectomy segmental
indikasi tumor mamae.
3. Manfaat Bagi Penulis
Sebagai bahan evaluasi tentang penetapan konsep perawatan yang didapatkan
selama pendidikan ke dalam praktek keperawatan secara nyata.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi
Dengan komponen muskulokutis dan lemaknya, mammea menempati bagian antara
iga ketiga dan ketujuh serta terbentang lebarnya dari linea parasternalis sampai axillaris
anterior atau media. Bagian mesenkima payudara terutama menempati facia pectoralis dan
muskulus anterior. Lazim jaringan payudara akan meluas ke dalam lipatan ruang axilla, yang
dinamai axillary tail of spence. Pada pria komponen kelenjar dan duktus mamma tetap
rudimenterdan kurang berkembang dengan duktus pendek dan asinus berkembang tak
sempurna. Penampilan rata payudara pria sekunder terhadap defisisensi perkembangan puting
serta densitas parenkima dan lemak.
Payudara wanita perawan mengambil konfigurasi hemisfer khas yang merata tegas di
atas puting susu. Berbeda dari payudara paepubertas, payudara multipara mengalami
perangsangan hypophysis dari ovarium, yang jauh lebih besar serta mempunyai komponen
duktus dan strima lebih padat.

Mamma dewasa menunjukan modifikasi sisa ektodermis dari kelenjar keringat


bermodifikasi, sehingga terbatas pada lapisan superfisialis dan profunda facia superficialis
menyilang ruang retromamma untuk berfungsi dengan fascia pectoralis. Ruang tegas dikenal
dengan bursa retro mamma ada pada sisi posterior payudara, diantara lapisan profunda fascia
superfisialis dan fascia muskulus pectoralis mayor yang tertanam sebagai hasil hubungan
aerola yang longgar, maka bursa yang tegas ini menyokong mobilitas payudara pada dinding
dada. Fascia pectoralis profunda berhubungan erat dengansternum terikat superolateral ke
fascia clivipectoralis. Selubung fascia ini bersebelahan dengan tendo rectus abdominalis.
Sekitar dua pertiga payudara berhubungan erat dan melekat dengan fascia ke musculus
pectoralis mayor. Kondensasi padat fasci clavipectoralis yang dikenal sebaga ligamentum

helsted terbentang dari bagian paling medial clavikula ke iga pertama. Tepat dibawah
ligamentum ini berjalan arteria dan vena subclavia melalui apertura thoraksis superior.
Pembuluh darah axillaris dikelilingi oleh selubung vaskular yang padat, yang berlanjut
sabagai atap dari ruang axilla untuk berfungsi dengan sokongan fascia profunda musculus
pectoralis mayor.
Payudara pascamenupouse tetap memperlihatkan hlangnya lemak parenkima dan
involusi komponen kelenjar proliferatif aktif, akibat penghentian rangsangan ovarium.
Payudara nonlaktasi mempunyai berat antara 150 sampai 225 gram, sedangkan payudara
laktasi bisa lebih dari 500 gram.
B. Definisi
Tumor mamae adalah adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma, areola dan
papilla mamma. (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010)
C. Tanda dan gejala
Keluhan penderita kanker payudara (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010):
1. Mungkin tidak ada
2. tumor mammae umumny atidak nyeri
3. ulkus/perdarahan dari ulkus
4. erosi putting susu
5. perdarahan.keluar cairan dari putting susu
6. nyeri pada payudara
7. kelainan bentuk payu dara
8. keluhan karena metastase
D. Patofisiologi (terlampir)
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan penunjang klinis
a.

Pemeriksaan radiologist : Mammografi/USG Mamma, X-foto thoraks

b. Pemeriksaan laboratorium : rutin, darah lengkap, urine, gula darah puasa dan
2 jpp, enxym alkali sposphate, LDH, , hormon reseptor ER, PR, aktivitas
estrogen/vaginal smear
c.

Pemeriksaan sitologis : FNA dari tumor, cairan kista dan pleura effusion,
secret putting susu

d. Pemeriksaan sitologis/patologis: Durante oprasi Vries coupe, pasca operasi


dari specimen operasi

F. Terapi
1. Terapi kuratif :
Untuk kanker mamma stadium 0,I,II dan III
a.

Terapi utama adalah mastektomi radikal modifikasi, alternative tomoorektomi


+ diseksi aksila

b. Terapi ajuvan, :
1) Radioterapi paska bedah 4000-6000 rads
2) Kemoterapi untuk pra menopause dengan CMF (Cyclophosphamide 100
mg/m2 dd po hari ke 1-14, methotrexate 40 mg/m2 IV hari ke -1 siklus
diulangi tiap 4 minggu dan flouroracil 600 mg/m2 IV hari ke-1 atau CAP
(Cyclophosphamide 500 mg/m2 hari ke 1, adriamycin 50 mg/m2 hari ke1 dan flouroracil 500 mg/m2 IV hari ke-1 dan 8 untuk 6 siklus.
3) Hormon terapi untuk pasca menopause dengan tamoksifen untuk 1-2
tahun
c.

Terapi bantuan, roboransia,

d. Terapi sekunder bila perlu


e.

Terapi komplikasi pasca bedah misalnya gangguan gerak lengan (fisioterapi)

2. Terapi paliatif
Untuk kanker mamma stadium III B dan Iv :
a. Terapi utama
b. pramenopause, bilateral ovariedektomi
c.

pasca menopause: hormone resptor positif (takmosifen) dan hormone reseptor


negative (kemoterapu dengan CMF atau CAF)

Terapi ajuvan
a.

operable (mastektomi simple)

b. inoperable (radioterapi)
G. Fokus Pengkajian
1. Identitas, (lihat factor-faktor predisposisi)
2. Keluhan utama ada benjolan pada payu dara dan lain-lain keluahan serta sejak
kapan , riwayat penyakit ( perjalanan penyakit, pengobatan yang telah diberikan),
faktro etiologi/resiko.
3. Konsep diri mengalami perubahan pada sebagian besar klien dengan kanker
mamma.

4. Pemeriksaan klinis, mencari benjolan karena organ payudara dipengaruhi oleh


faktor hormone antara lain estrogen dan progesterone, maka sebaiknya
pemeriksaan ini dilakukan saat pengaruh hormonal ini seminimal
mungkin/setelah menstruasi + 1 minggi dari hari akhir menstruasi. Klien duduk
dengan tangan jatuh ke samping dan pemeriksa berdiri didepan dalam posisi yag
lebih kurang sama tinggi.
a.

Inspeksi
1) Simetri mamma kiri-kanan
2) Kelainan papilla, letak dan bentuk, adakah putting susu, kelainan kulit,
tanda radang, dimpling, ulserasi dan lain-lain. Inspeksi ini juga dilakukan
dalam keadaan kedua lengan diangkat ke atas untuk melihat apakah ada
bayangan tumor doio bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian
yang tertinggal, dimpling dan lain-lain.

b. Palpasi
1) Kien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar rata atas lapangan
dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil.
2) Konsistensi, banyak, lokasi, infiltrasi, besar, dan batas .
3) Pembesaran kelenjar getah bening (kelenjar aksila)
4) Adakah metastase Nodus (regional) atau organ jauh)
5) Stadium kanker

BAB III
TINJAUN KASUS
1. Pengkajian
Hari/tanggal

: Selasa, 17 Desember 2013

Tempat

: Ruang IBS RSUD Kebumen

Jam

: 09.00 WIB

Metode

: Observasi dan anamnesa

Sumber

: Pasien dan Rekam medik

A. Identitas pasien
1. Nama

: Ny. M

2. Umur

: 45 tahun

3. Jenis kelamin

: Perempuan

4. Alamat

: Karang Tanjung 3/1, Alian , Kebumen

5. Pekerjaan

: IRT

6. Status

: Menikah

7. No. RM

: 229615

8. Tgl. Masuk

: 16 Desember 2013

B. Penanggung Jawab
1. Nama

: Tn. S

2. Umur

: 50 tahun

3. Alamat
4. Hubungan dengan pasien

: Karang Tanjung 3/1, Alian , Kebumen


: Suami

C. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan utama
Pasien mengeluh nyeri pada payudara sebelah kiri.
2. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengeluh nyeri pada payudaranya sejak 2 bulan yang lalu,nyeri
dirasakan hilang timbul, dan teraba benjolan dipayudara sebelah kiri.
3. Riwayat penyakit dahulu
Pasien belum pernah menjalani operasi pada payudaranya
4. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan tidak ada satupun keluarganya yang mengalami penyakit
yang diderita pasien, Riwayat perkawinan Klien menikah pada usia 16 tahun,

riwayat KB sejak kelahiran anak pertama menggunakan KB suntik selama 4


tahun, dan berhenti dan punyak anak nomor 2 ganti KB pil.
D. Fokus pengkajian fungsional menurut Virnia Handersoon
1. Kebutuhan bernafas dengan normal
Baik sebelum dan selama di rumah sakit pasien dapat bernafas spontan, sesak
nafas (-).
2. Kebutuhan nutrisi
Pasien mengatakan sebelum dan selama di rumah sakit nafsu makannya baik,
dan tidak ada anoreksia maupun vomitus, frekuensi makan teratur.
3. Kebutuhan eliminasi
Pasien mengatakan baik BAB/BAK selama dirumah maupun dirumah sakit
tidak ada keluhan
4. Kebutuhan istirahat dan tidur
Pasien mengatakan sering terbangun tidurnya apabila merasakan nyeri pada
payudaranya
5. Kebutuhan rasa aman dan nyaman
Pasien mengatakan nyeri yang dirasakan dan perubahan pada payudaranya
membuatnya cemas terhadap kondisi fisik tubuhnya.
E. Keadaan umum
1. Suhu

: 36,5 C

2. Nadi

: 80 kali/menit

3. Tekanan darah

: 120/80 mmHg

4. RR

: 18 kali/menit

5. Berat badan

: 60 kg

F. Pemeriksaan fisik
1. KU

: cukup

2. Kesadaran

: Compos mentis (E4,V5,M6)

3. Cepalo caudal

Thorax

I : bentuk payudara simetris , areola un inferted, kemerahan (-)


P : teraba benjolan superior mamae sinistra, benjolan teraba lunak.
Ekstremitas
F. Pemeriksaan Penunjang

: tidak ada pembesaran kelenjar limfe

Data laboratorim tanggal 17 Desember 2013


Jenis Pemeriksaan
Darah

Hasil

Satuan

Normal

Hb

12,3

g/dl

11,7-15,5

Leukosit

/ul

3,6-11

HT

Eritrosit

Trombosit

BT

CT

8,7

35-47
35

/ul

3,3-5,2

/ul

150-400

Menit

1-3

Menit

3-6

4,3
360
3
3

Kimia klinik
-

GDS

94

mg/dl

70-120

Ureum

17

mg/dl

15-50

Kreatinin

O,49

mg/dl

0,4-0,9

SGOT

16

u/l

0-35

SGPT

13

u/l

0-35

G. Asuhan Keperawatan Pre Operasi


1. Analisa Data
No
1

Hari/ tgl/jam
Selasa, 17

Data
Ds :

Desember 2013 -

P: pasien mengatakan nyeri pada


payudara kirinya

Q: nyeri seperti ditusuk-tusuk

R: regio mamae sinistra pars superior

S: skala nyeri 5

T: hilang timbul

Do:
-

Pasien tampak sesekali mengerutkan


dahi ketika menahan nyerinya

Ds:

Masalah
Nyeri akut

Etiolog
Agen injuri b

Pasien mengatakan gugup sebelum


dioperasi

Ansietas

Krisis situas

Do:
-

Pasien tampak tegang

Pandangan tidak focus

Pasien lebih banyak diam

2. Rumusan Diagnosa Keperawatan


a.

Cemas berhubungan dengan krisis situasional

b. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologis


3. Rencana Pre Operasi
Dx
a

Tujuan
Setelah diberikan tindakan

a.

keperawatan diharapkan nyeri


berkurang dengan criteria hasil:
-

Rasional
Memberikan informasi yang

diperlukan untuk merencanak

b. Berikan pengalihan seperti

asuhan.

Klien mampu mengontrol

reposisi dan aktivitas

rasa nyeri melalui aktivitas

menyenangkan seperti

dengan mengalihkan perhatia

mendengarkan musik atau

dari rasa nyeri.

Melaporkan nyeri yang


Mengikuti program

nonton TV
c.

pengobatan

a.

durasi dan intensitas

dialaminya
-

Intervensi
Tentukan riwayat nyeri, lokasi,

Meningkatkan kontrol diri at

samping dengan menurunkan

penanganan stress (tehnik

dan ansietas

relaksasi, visualisasi,

relaksasi dan pengalihan rasa

bimbingan), gembira, dan

nyeri melalui aktivitas yang

berikan sentuhan therapeutik.


a.

c.

Menganjurkan tehnik

Mendemontrasikan tehnik

mungkin
Setelah diberikan tindakan

b. Untuk meningkatkan kenyam

Tentukan pengalaman klien

a.

Data-data mengenai pengala

keperawatan selama 1x 5 menit

sebelumnya terhadap penyakit

klien sebelumnya akan memb

diharapkan cemas berkurang

yang dideritanya.

dasar untuk penyuluhan dan

dengan criteria hasil :


-

Klien dapat mengurangi


rasa cemasnya

b. Berikan informasi tentang


prognosis secara akurat.
c.

menghindari adanya duplikas


b. Pemberian informasi dapat

Beri kesempatan pada klien

membantu klien dalam mema

Rileks dan dapat melihat

untuk mengekspresikan rasa

proses penyakitnya.

dirinya secara obyektif.

marah, takut, konfrontasi. Beri

c.

Dapat menurunkan kecemasa

Menunjukkan koping yang

informasi dengan emosi wajar

efektif serta mampu

dan ekspresi yang sesuai.

berpartisipasi dalam

d. Jelaskan pengobatan, tujuan

pengobatan.

d. Membantu klien dalam mem


kebutuhan untuk pengobatan
sampingnya.

dan efek samping. Bantu klien

e.

e.

mempersiapkan diri dalam

koping klien serta

pengobatan.

mengatasinya/memberikan so

Catat koping yang tidak efektif

dalam upaya meningkatkan k

seperti kurang interaksi sosial,

dalam mengatasi kecemasan.

ketidak berdayaan dll.


f.

Mengetahui dan menggali po

f.

Anjurkan untuk

Agar klien memperoleh duku

dari orang yang terdekat/kelu

mengembangkan interaksi

g. Klien mendapatkan kepercay

dengan support system.

dan keyakinan bahwa dia ben

g. Pertahankan kontak dengan

ditolong

klien, bicara dan sentuhlah


dengan wajar.
4. Pelaksanaan Dan Evaluasi Preoperasi
Dx
a

Tanggal/jam
17/12/2013, jam

a.

09.00

Implementasi
Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi
dan intensitas

b. Berikan pengalihan seperti reposisi dan

c.

17/12/2013,

a.

b. Pasien mampu merespon ketika d

berkomunikasi terbuka mencerita

mendengarkan musik atau berkomunikasi

kondisi kesakitanya

Menganjurkan tehnik penanganan stress

c.

Pasien mampu melakukan tekhni

(tehnik relaksasi, visualisasi, bimbingan),

relaksasi secara mandiri, nyeri ma

gembira, dan berikan sentuhan

hilang timbul
a.

Pasien belum pernah menjalani o

sebelumnya terhadap penyakit yang

pasien hanya lebih banyak berdo

dideritanya.

mengurangi kecemasanya

b. Memberikan informasi tentang prognosis


c.

daerah payudara kiri

aktivitas menyenangkan seperti

therapeutik
a. Menentukan pengalaman klien

09.05

Evaluasi
Nyeri masih dirasakan hilang tim

b. Pasien mau bertanya dan menunu

secara akurat.

pemahamnya terkait prognosis se

Memberi kesempatan pada klien untuk

dilakukan tindakan operasi

mengekspresikan rasa marah, takut,

c.

Pasien kooperatif dan lebih banya

konfrontasi. Beri informasi dengan emosi

d. Selama tahap pre operasi pola ko

wajar dan ekspresi yang sesuai.


d. Mencatat koping yang tidak efektif

e.

e.

Selama tahap preoperasi pasien m

seperti kurang interaksi sosial, ketidak

diajak berkomunikasi dan mencer

berdayaan dll.

kecemasanya

Menganjurkan untuk mengembangkan


interaksi dengan support system

f.

pasien baik

f.

Pasien menunujukan kontak mata


focus

Mempertahankan kontak dengan klien,


bicara dan sentuhlah dengan wajar.

H. Asuhan Keperawatan Intra Bedah


1. Analisa data intra operasi
No
1

Hari/ tgl/jam
Selasa, 17

Data
Ds :

Resiko kekurangan
Input :

volume cairan

Makan : puasa
Minum :puasa
Infuse : 300 cc
AM

: 5 ml/Kgbb/hari, jadi

300cc/hari = 12 ml/jam
-

Output
Urin

: 0,5-1ml/Kgbb/jam, jadi 30-

60 cc/jam
Perdarahan : 50 cc
Iwl

: 15ml/kgbb/hari, jadi 900

ml/hari = 38 ml/jam
-

Etiolog

Desember 2013 Do:


-

Masalah

Bc : intake output
: 312- 125
: + 187
Kebutuhan cairan : 30-40 ml/kg
bb/hari = 1200-2400 ml/hari = 50
100 cc/ jam

2. Rumusan Diagnosa Keperawatan

Kehilangan cai

Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan kenilangan cairan aktif

3. Rencana intra operasi


Dx
a

Tujuan
Setelah diberikan tindakan

Intervensi
Monitor status hidrasi

keperawatan diharapkan tidak

Monitor status hemodinamik

terjadi perdarahan berlebih


dengan kriteria hasil:
-

Monitor pemberian cairan

normal

melalui intra vena

Monitor balance cairan

Urin output dalam rentang -

dalam rentang normal

hipovolemik

pasien
-

Status hemodinamik

operasi

Implementasi
Memonitor status hidrasi

10.00 WIB

Memonitor status hemodinamik pasien

Memonitor balance cairan

Memonitor pemberian cairan melalui intra


vena

Memenuhi kebutuhan cairan


elektrolit tubuh

Tidak terdapat tanda-tanda

Mempertahankan keseimban
cairan normal

Monitor perdarahan selama

Tanggal/jam
17/12/2013, jam

Mengetahui respon organ vi

akibat kehilangan cairan akti

syok hipovolemik
4. Pelaksanaan Dan Evaluasi Intra Operasi
Dx
a

Rasional
Mengetahui tanda-tanda syo

Bernanfaat untuk terapi resu


cairan

Evaluasi
Tak tampak tanda-tanda syok
hipovolenik

Tekanan darah : 110/70 mmHg, n

x/menit, RR :20 kali/menit, SpO2


-

Memonitor perdarahan selama operasi

Status cairan adekuat,


Bc : intake output
: 312- 125
: + 187

Kebutuhan cairan : 30-40 ml/kg b

1200-2400 ml/hari = 50 100 cc/


-

Cairan Rl 500 ml, masuk via intr

Perdarahan aktif selama operasi (

I.

Asuhan Keperawatan Paska Operasi


1. Analisa Data Pasca Operasi

No
1

Hari/ tgl/jam
Selasa, 17

Data
Ds : pasien mengeluh lemes

Desember 2013 Do:


-

Respirasi rate : 95%

Pucat

GCS : E3,V5,M6 (compos mentis)

Nadi : 74 x/menit

Tekanan darah : 110/70 mmHg

Suhu : 36 C

RT >2 detik

Aldrete score 4

Masalah
Ketidakefektifan perfusi

Etiolog
Kehilangan cai

jaringan perifer

paska operasi

- Terpasang binasal kanul 3LPM


2. Rumusan Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan kehilangan cairan paska
operasi
3. Rencana Pasca Operasi
Dx
a

Tujuan
Setelah diberikan tindakan

keperawatan diharapkan perfusi

Intervensi
Monitor status hemodinamik
pasien

jaringan perifer adekuat dengan

Monitor status hidrasi pasien

kriteria hasil:

Pertahankan posisi tirah baring

Status hemodinamik
dalam rentang normal

dengan posisi kepala ekstensi


-

hipovolemik
-

Berikan oksigen sesuai indikasi

Mempertahankan keseimban
cairan normal

CRT, dan suhu


-

Mengetahui respon organ vi

akibat kehilangan cairan akti

Pantau perfusi perifer dengan


mengkaji kekuatan nadi perifer,

Rasional
Mengetahui tanda-tanda syo

Memenuhi kebutuhan cairan


elektrolit tubuh

Mengetahui cairan yang akt

- Monitor status kesadaran pasien


4. Pelaksanaan Dan Evaluasi Pasca Operasi
Dx

Tanggal/jam

Implementasi

Evaluasi

17/12/2013, jam

Memonitor status hemodinamik pasien

10.15 WIB

Memonitor status hidrasi pasien

Mempertahankan posisi tirah baring

Tak tampak tanda-tanda syok

dengan posisi kepala ekstensi

Posisi kepala ekstensi, jalan nafa

kali/menit, RR 18 kali/menit,

Memantau perfusi perifer dengan


mengkaji kekuatan nadi perifer, CRT, dan

Tekanan darah 110/70 mmHg, na

nafas spontan,obstruksi(-).
-

suhu

Kulit pucat, CRT 3 detik, nadi ku


36 C

Memberikan oksigen sesuai indikasi

Oksigen 3 LPM masuk via binas

Memonitor status kesadaran pasien

Aldrete score 5

5.
BAB IV
PEMBAHASAN
Neoplasma diartikan sebagai setiap pertumbuhan baru yang abnormal, khususnya
suatu pertumbuhan jaringan baru yang tidak terkontrol dan bersifat progresif. (Dorland,
2002). Terdapat beberapa klasifikasi tumor diantaranya :
1. Ditinjau dari segi klinis
a.

Malignant Neoplasm (Tumor Ganas)


Malignansi di sini dapat berarti:
1) Resisten terhadap perawatan; terjadi dalam wujud yang parah dan
biasanya fatal; cenderung semakin parah dan mengarah ke kematian.
2) Dalam kaitannya dengan neoplasma, memiliki pertumbuhan dan
metastasis yang bersifat invasif dan merusak.

b. Benign Neoplasm (Tumor Jinak)


Jinak di sini dapat menunjukkan sifat yang ringan dari suatu penyakit atau
sifat non-melignan dari neoplasma.
2. Ditinjau dari segi histologi, neoplasma dibedakan menjadi:
a.

Epithelial Neoplasm (Carcinoma)


Merupakan pertumbuhan baru yang ganas terdiri dari sel-sel epithelial yang
cenderung berinfiltrasi ke jaringan sekitarnya dan menimbulkan metastasis.

b. Mesenchimal Neoplasm (Sarcoma)


Tumor yang terbentuk dari bahan yang mirip jaringan penyambungembrional;
jaringan yang tersusun atas sel-sel yang terkumpul mampatdan diikat oleh
jaringan fibrilar atau homogen.(Robbins and Cotran, 2005).
Dari analisa kasus diatas dapat diketahui bahwa terdapat neoplasma pada jaringan
payudaranya, tetapi belum bisa dibuktikan secara histologis maupun patologis klasifikasi
neoplasma tersebut, maka dari itu memerlukan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui
adanya keganasan ataukah tidak melalui pemeriksaan patologi anatomi, gejala klinis yang
muncul pada pasien adalah Teraba benjolan, warna sama dengan warna kulit sekitar, teraba
masa diameter sebesar 5 cm, padat, kenyal, mudah digerakkan, dan terdapat nyeri tekan.
Tanda dan gejala klinis tersebut dapat dijadikan acuan untuk menegakan diagnose
keperawatan , dimana pada kasus ini dapat diangkat beberapa diagnose keperawatan yang
mungkin muncul selama pemberian asuhan keperawatan perioperatif diantaranya nyeri
akut,ansietas,resiko kekurangan volume cairan, dan gangguan perfusi jaringan perifer.

Tindakan medis yang dilakukan kepada pasien adalah tindakan pembedahan


mastektomi simple dengan mengankat benjolan yang menginfiltrasi pada jaringan
payudaranya, harapanya setelah tumor diambil maka akan memberikan gambaran keganasan
tumor itu sendiri, sehingga penatlaksanaan selanjutnya lebih tepat.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan kasus diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Tumor/fibroadenoma payudara pada wanita paling sering terjadi pada wanita yang
berusia 30 tahun keatas
2. Tumor/ fibroadenoma payudara berdasarkan ukuran tumor paling banyak pada
ukuran 2-5 cm.
3. Tumor/fibroadenoma payudara berdasarkan status perkawinan paling banyak
penderita menikah.
4.

Tumor/fibroadenoma payudara berdasarkan jumlah tumor penderita paling banyak


jumlah tumor tunggal.

B. Saran
1. Fibroadenoma dapat terjadi pada semua wanita dan kadang-kadang dapat timbul
bersama-sama dengan keganasan pada payudara, maka dari itu bila menemukan
suatu benjolan, lesi atau kelainan lain pada payudara harus segera diwaspadai dan
memeriksakannya ke dokter ahli atau rumah sakit.
2. Wanita sebaiknya membiasakan diri untuk melakukan periksa payudara sendiri
sehingga bila ditemukan adanya suatu kelainan dapat dideteksi dan diobati lebih
dini.
3. Pemberitahuan informasi tidak hanya diberikan di Rumah Sakit tetapi juga dapat
dilakukan melalui media cetak, media elektronik, penyuluhan, dan dapat juga saat
melakukan arisan.

DAFTAR PUSTAKA
Black, Joyce M & Esther Matassarin-Jacobs. 1997. Medical Surgical Nursing : Clinical
Management for Continuity of Care, Edisi 5, W.B. Saunders Company, Philadelphia
Carpenito, Lynda Juall. 2001. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. EGC. Jakarta.
Doenges, Marilyn E, et all. 1993. Nursing Care Plans : Guidelines for Planning and
Documenting Patient Care, Edition 3, F.A. Davis Company, Philadelphia.
Gale, Danielle & Charette, Jane. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi. EGC.
Jakarta.
Lab. UPF Bedah, 2000. Pedoman Diagnosis dan Terapi , RSDS-FKUA, Surabaya
Long, Barbara C. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Alih Bahasa: Yayasan Ikatan Alumni
Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, Edisi 1, Yayasan IAPK Pajajaran, Bandung.

Lampiran
Faktor genetic
Hormonal

Lingkungan
Faktor resiko
Hyperplasia

Massa
Operatif
Non Operatif
Jaringan terputus

Sinostatika
Area sensorik /

Radiasi
Gang.sistem gastro
Motorik
intestinal

Kerusakan

Post
Mual / muntah

Jaringan

radioterapi
Nyeri

(-) nafsu makan

Gangg. Integritas kulit


Gang. Nutrisi
Menekan

Kekeringan
Bone marrow
klj. Rambut
Sist.hemopoltik
Alopesia
Terganggu

Gang.Citra

tubuh
Anemi, Trombositupenia, Lekopenia
infeksi

Anda mungkin juga menyukai