mengemukakan penelitian di rumah sakit di Utah dan Colorado serta New York.Di Utah dan Colorado
ditemukan KTD (Adverse Event) sebesar 2,9 %,dimana 6,6% diantaranya meninggal.Sedangkan di
New York KTD adalah sebesar 3,7% dengan angka kematian 13,6%.Angka kematian akibat KTD
pada pasien rawat inap di seluruh Amerika yang berjumlah 33,6 juta per tahun berkisar 44.000-98.000
I . PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Keselamatan (safety) telah menjadi isu global termasuk juga untuk rumah sakit Ada lima isu
penting yang terkait dengan keselamatan (safety) di rumah sakit yaitu : keselamatan pasien (patient
safety) ,keselamatan pekerja atau petugas kesehatan,keselamatan bangunan dan peralatan di rumah
sakit yang bisa berdampak terhadap keselamatan pasien dan petugas ,keselamatan lingkungan (green
Productivity) yang berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan keselamatan bisnis rumah sakit
yang terkait dengan kelangsungan hidup rumah sakit. Kelima aspek keselamatan tersebut sangatlah
penting untuk dilaksanakan di setiap rumah sakit.Namun harus diakui kegiatan institusi rumah sakit
dapat berjalan apabila ada pasien. Karena itu keselamatan pasien merupakan prioritas utama untuk
dilaksanakan dan hal tersebut terkait dengan isu mutu dan citra perumah sakitan.
Harus diakui ,pelayanan kesehatan pada dasarnya adalah untuk menyelamatkan pasien sesuai
dengan yang diucapkan Hiprocrates kira-kira 2400 tahun yang lalu yaitu Primum,non nocere (first,do
no harm), Namun diakui dengan semakin berkembangnya ilmu dan teknologi pelayanan kesehatan
khususnya di rumah sakit menjadi semakin kompleks dan berpotensi terjadinya Kejadian Tidak
Diharapkan-KTD (Adversed event) apabila tidak dilakukan dengan hati-hati.
per tahun.Publikasikan WHO pada tahun 2004,mengumpulkan angka-angka penelitian rumah sakit di
berbagai Negara : Amerika,Inggris,Denmark,dan Australia, ditemukan KTD dengan rentang 3,2Sistim Keselamatan Pasien.
Di Indonesia data tentang KTD apabila kejadian Nyaris Cedera (Near Miss) masih
langka,namun dilain pihak terjadi peningkatan tuduhan mal praktek,yang belum tentu sesuai dengan
pembuktian akhir.Dalam rangka peningkatan keselamatan pasien di rumah sakit maka Perhimpunan
Rumah Sakit Seluruh Indonesia telah mengambil inisiatif membentuk Komite Keselamatan Pasien
Rumah Sakit (KKP-RS).Komite tersebut telah aktif melaksanakan langkah-langkah persiapan
pelaksanaan keselamatan pasien rumah sakit dengan mengembangkan laboratorium program
keselamatan pasien rumah sakit.
Di rumah sakit terdapat ratusan macam obat,ratusan tes dan prosedur ,banyak alat dengan
teknologinya,bermacam jenis tenaga professional dan non professional
yang siap memberikan pelayann pasien 24 jam terus menerus.Keberagaman dan kerutinan pelayanan
tersebut apabila tidak dikelola dengan baik dapat terjadi KTD.
Pada tahun 2000 Institute Of Medicine di Amerika Serikat menerbitkan laporan yang
mengagetkan banyak pihak : TO ERR IS HUMAN ,Building a safer Health System.Laporan itu
kegiatannya.Buku Panduan ini rencananya akan dilengkapi dengan Instrumen Penilaian yang akan
dimasukkan di dalam program akreditasi rumah sakit.
B.
TUJUAN PENYUSUNAN BUKU TATA KELOLA
TUJUAN UMUM :
Memberikan informasi dan acuan bagi Rumkitpuspol R.Said Sukanto dalam melaksanakan
program keselamatan pasien rumah sakit.
TUJUAN KHUSUS :
1.
2.
3.
C.PENGERTIAN
1.Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety)
Suatu sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman,Hal ini
Termasuk:asesmen resiko; indentifikasi dan pengelolahan hal yang berhubungan
Dengan resiko pasien; pelaporan dan analisis insiden; kemampuan belajar dari
Insiden dan tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan
Timbulnya risiko.Sistem ini mencegah oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
Tindakan atau tidak mengambil tindakan seharusnya.
2. Kejadian Tidak Diharapkan(KTD) (Adverse event)
Suatu kejadian yang ditak diharapkan yang mengakibatkan cedera pasien akibat
Melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambiltindakan yang seharusnya
Diambil,dan bukan karena penyakit dasarnya atau kondisinya pasien.Cedera
Dapat diakibatkan oleh kesalahan medis atau bukan kesalahan medis karena
Tidak dapat dicegah.
3.KTD yang dapat dicegah (Unpreventable adverse event)
Suatu KTD akibat yang tidak dapat dicegah dengan pengetahuan yang mutakhir.
4.Kejadian Nyaris Cedera (KNC) (Near miss)
Suatu kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan (commission) atau tidak
Mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission), yang dapt mencederai
Pasien,tetapi cedera serius tidak terjadi,karenakeberuntungan(miss,pasien
Terima suatu obat kontra indikasi tetapi tidak timbul reaksi obat),karena
pencegahan(suatu obat dengan overdosis lethal akan diberikan,tetapi staf lain
Mengetahui dan membatalkannya sebelum obat diberikan),atau peringanan
(suatu obat dengan overdosis lethal diberikan,diketaui secara dini lalu diberikan
antidotenya).
5.Kesalahan Medis (Medical errors)
Kesalahan yang terjadi dalam proses asuhan medis yang mengakibatkan atau
Berpotensi mengakibatkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.
Kesalahan termasuk gagal melaksanakan sepenuhnya suatu rencana atau
Menggunakan rencana yang salah untuk mencapai tujuannya.Dapat akibat melak
sanakan sepenunnya suatu rencana atau menggunakan rencana yang salah
untuk mencapai tujuannya. Dapat akibat melaksanakan suatu tindakan
(commission) atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil (omission)
6.Insiden Keselamatan Pasien (Patient Safety Incident)
Setiap kejadian yang tidak disengaja dan tidak diharapkan,yang dapat mengaki
Batkan atau berpotensi mengakibatkan cedera pada pasien.
7.Pelaporan Insiden Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Suatu sistem untuk mendokumentasikan insiden yang tidak disengaja dan tidak
Diharapkan,yang dapat mengakibatkan atau berpotensimengakibatkan cedera
Pada pasien.Sistem ini juga mendokumentasikan kejadian-kejadian yang tidak
Konsisten dengan operasional rutin rumah sakit atau asuhan pasien.
8. Anlisis Akar Masalah (Root Cause Analysis)
Suatu proses terstruktur untuk mengindentifikasi factor penyebab atau factor
Penyebab atau factor yang berpengaruh terhadap terjadinya penyimpangan
Kinerja,termasuk KTD
9.Manajemen Risiko (Risk Management)
Dalam hubungan-nya dengan operasional rumah sakit,istilah menajemen risiko
Suatu KTD yang mengakibatkan kematian atau cedera yang serius; biasanya
Dipakai untuk kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima
Seperti : operasi pada bagian tubuh yang salah.Pemilihan kata Sentinel terkait
Dengan keseriusan cedera yang terjadi (mis.Amputasi pada kaki yang salah,dsb)
Sehingga pencarian fakta terhadap kejadian ini mengungkapkan adanya masalah
D.TUJUAN KPRS
Standar :
Kriteria :
Mengingat masalah keselamatan pasien merupakan maslah yang perlu ditangani segera di
rumah sakit di Indonesia maka diperlukan standar keselamatan pasien rumah sakit yang merupakan
Secara jelas dan benar kepada pasien dan keluarganya tentang rencana dan
Standar keselamatan pasien rumah skit yang disusun ini mengacu pada Hospital Patien Safety
Organizations,Illinois,USA,tahun
2002,
yang
disesuaikan
dan
kondisi
perumahsakitan di Indonesia. Standar Keselamatan Pasien wajib diterapkan rumah sakit dan
Standar :
Rumah sakit harus mendidik pasien dan keluarganya tentang Kewajiban dan
Kriteria :
1. Hak Pasien
Itu, di rumah sakit harus ada sistim dan mekanisme mendidik pasien dan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
tan pasien.
Kriteria :
1).Setiap Rumah Sakit harus melakukan proses perencanaan(desighn)
Yang baik, mengacu pada visi,misi, dan tujuan rumah sakit, kebutuhan
Kriteria :
Bisnis yang sehat, dan factor-faktor lain yang berpotensi risiko bagi
Laksanakan.
6.Tersedia mekanisme untuk menanganani berbagai jenis insiden,misal
Nya menangani Kejadian Sentinel(sentinel Event) atau kegiatan
Proaktif untuk memperkecil risiko, termasuk mekanisme untuk mendu
Kung staf dalam kaitan dengan Kejadian Sentinel
Keselamatan pasien.
5).Pimpinan mengukur dan mengkaji efektifikasi kontribusinya dalam
Meningkatkan kinerja rumah sakit dan keselamatan pasien.
Kriteria :
Implementasinya.
f. Standar VI Mendidik staf Tentang Keselamatan Pasien
Standar
manajemen untuk memperoleh data dan informasi tentang hal-hal yang terkait
2).Rumah
sakit
menyelenggarakan
pendidikan
dan
pelatihan
yang
Kriteria
untuk
2.Dr.BIMANESH SUTARDJO,Sp.PD,FACN
3.Dr.FACHRUDIN,Sp.BS,DFM,MM
A.STRUKTUR ORGANISASI
Struktur Organisasi Keselamatan Pasien RS.Bhayangkara Tingkat I Raden Said Sukanto Jakarta
berdasarkan Surat Perintah Nomor : Sprin /2/I/2010
Konsultan
Ketua
Wakil Ketua
5.PURNAMAWATI,SMIP,SPd
Sekretaris
6.Dr.FEBIANA
Pelaporan
7.Dr.YAHYA,Sp.P
Kasub
Komite
Patien
Safety
KARUMKIT
8.SARWOTO,SMAN
9.Dr.JOKO NOFIANTO,Sp.S
WAKA RUMKIT
KESELAMATAN
PASIEN
Anggota
11.Dr.SALEH AL MOCHDAR,Sp.BS
Anggota
12.Dr.ADI BASWARI
Anggota
KETUA
13.Dr.KURZA MULYANI
Anggota
KKPRS
14.RACHMI WIJAYANTI,Amg,SKM
Anggota
15.Dr.SONNY TRISNADI,Sp.AN
Rumkitpuspol
1.Dr.S.BUDI SISWANTO,MM
Anggota
10.Dr.SRI WAHYUNI,Sp.A
SEKRETARIS
SUB DEP
Anggota
Penanggung Jawab
16.Dr.RIZA M.FARIDA,Sp.An
Anggota / IPCO
Sekretaris
18.Dr.LUKMAN HAKIM,Msc
Ka.Sub K3
19.Dr.YAYOK WITARTO,Sp.GK
Sekretaris
keselamatan pasien
Melakukan Sosialisasi dan Advokasi keselamatan pasien rumah sakit kepada pemerintah
pusat,pemerintah propinsi dan pemerintah kabupaten / kota serta PERSI daerah dan
Rumah Sakit
Melakukan Suatu proses dalam pemberian pelayanan RS terhadap Pasien yang lebih aman
Menyelenggarakan
workshop,seminar,semiloka,lokakarya,lomba
poster
dan
lain
Terdiri dari :
Assessment resiko
Mengembangkan rumah sakit model untuk rujukan rumah sakit lainnya dalam
Mengembangkan sistem pencatatan dan pelaporan insiden yang meliputi kejadian Tidak
Dan
Berkomunikasi
N
O
2009
1
Kegiatan
10
11
12
Dengan Pasien
6.Belajar Dan Berbagi pengalaman
Tentang Keselamatan Pasien
7.Cegah Cedera Melalui Implementasi
Sistem Keselamatan Pasien
Tujuh langkah keselamatan pasien
rumah
skit
komprehensif
merupakan
untuk
panduan
menuju
Rapat Tim
Pelatihan KPRS/Sosialisai
Melaksanakan
transfer info
yang
keselamatan
rumah sakit.
Dalam
pelaksanaan,tujuh
langkah
E.PROGRAM KERJA
X
X
DPJP
dan
SCHEDUL
PELAKSANAAN KEGIATAN
JADWAL
x
a.RUMAH SAKIT
x
X
X
x
x
x
x
rumah sakit.
b.Pelaporan eksternal yaitu pelaporan dari rumah sakit ke Komite
Insiden yang dilaporkan adalah kejadian yang sudah terjadi,potensial terjadi ataupun
Telah dilakukan dan membuat laporan kegiatan kepada Direktur Rumah Sakit
Secara berkala.
b.KKPRS-PERSI
1.Merekapitulasi laporan insiden dari rumah sakit dan menjaga kerahasian.
2.komite Keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan kajian dan analisis dari
Laporan insiden rumah skait serta melakukan sosialisasi hasil analisis dan
Bagaimana memulai ?
Dibuat suatu sistem pelaporan insiden di rumah sakit meliputi kebijakan,alur
pelaporan ,formulir pelaporan dan prosedur pelaporan yang harus disosialisasikan pada
seluruh karyawan.
mengembangkan sistem pelaporan dan sistem analisis.Dapat dipastikan bahwa sistem pelaporan alkan
Karena pelaporan akan menjadi awal proses pembelajaran untuk mencegah kejadian
Banyak metode digunakan untuk mengindentifikasi risiko,salah satu caranya adalah dengan
A.PELAPORAN INSIDEN
kepada pasien.Pelaporan juga penting digunakan untuk memonitor upaya pencegahan terjadinya error
mengajak semua orang dalam organisasi untuk peduli akan bahaya/ potensi bahaya yang dapat terjadi
Dipilih salah satu sesuai Kelas RS. Untuk RS Swasta menyesuaikan mis RS
Formulir Laporan Insiden terdiri dari dua macam :
adalah Formulir Laporan yang dilaporkan ke KKP-RS setelah dilakukan analisis dan investigasi.
II.Data Pasien
Petunjuk Pengisian Formulir Laporan IKP Eksternal
Kode RS
Internal:
Kode RS bersifat unik dan confidential.Setiap RS akan diberikan kode khusus untuk dapat mengakses
No MR : (jelas)
Ruangan: diisi nama ruangan dan nomor kamar mis.Ruangan Melati kamar
Rumah Sakit harus mengisi terlebig dahulu form data RS yang dapat diakses lewat http://www.inapat-
301
safety.or.id
Kode RS akan dikirim lewat SMS atau email oleh KKPRS PERSI
Data Pasien
Di form laporan internal dan Eksternal (Lihat lampiran Form Laporan IKP)
I.Data RS (form Laporan IKP Eksternal)
1.Kepemilikan RS
Dipilih salah satu sesuai kepemilikan RS : (jelas)
2.Tipe RS
Umur
Jenis Kelamin
Penanggung Jawab
Ortopedi.
3.Kelas RS
- Buat prosedur pelaporan agar tanggal dan waktu insiden tidak lupa :
Insiden harus dilaporkan paling lambat 2x24 jam atau pada akhir jam
Kerja/shift.
2.Insiden
Asumsi pelapor
interpretasi
4.Jenis Insiden
Insiden
Tempat /Lokasi
: UGD
Insiden
6.Kejadian terjadi pada :
Unit penyebab
b.
: laboratorium
Insiden
: Farmasi
: Farmasi
c.
Pasie THT akan dioperasi telinga kiri tapi ternyata yang dioperasi
Seharusnya kanan
Jenis Insiden : KTD (terjadi cedera)
Tempat/Lokasi
Mis Dokter,perawat
: kamar operasi
: Intalasi Bedah
14. Apakah Insiden yang sama pernah terjadi di Unit Kerja lain ?
11.Akibat Insiden
Kematian : Jenis
IV.TIPE INSIDEN
Mis : Lumpuh,cacad
Untuk mengisi Tipe insiden,harus melakukan analisis dan investigasi terlebih dahulu.Insiden
fungsi
motorik,sensorik
terdiri dari : Tipe Insiden dan Subtipe insiden yang dapat dilihat pada table dibawah ini :
atau
psikologis
tidak
permanen
Lampiran
F.DPJP & SOP
Mis : Luka.robek
Cedera ringan :
Cedera/luka yang dapat diatasi dengan pertolongan pertama tanpa
1.Pengertian
DPJP adalah seorang dokter yang bertanggung jawab atas pengelolaan asuhan medis seorang pasien.
2.Tugas
a.DPJP bertugas mengelola rangkaian asuhan medis (paket) seorang pasien sesuai standar pelayanan
medis / profesi a.l : anamnesa ,pemeriksaan fisik ,pemeriksaan penunjang medis / pemeriksaan lain
b.Pola operasional DPJP ditetapkan oleh Komite Medis: tentang pengaturan DPJP internal dalam
K.SMF,pengaturan DPJP Utama,tentang ruang lingkup DPJP,tentang kepada siapa DPJP bertanggung
Selain itu melakukan konsultasi sesuai kebutuhan / indikasi,baik untuk pendapatan atau rawat
bersama.
b.DPJP harus membuat rencana pelayanan,dimuat dalam berkas rekam medis.Rencana pelayanan
lengkap
adalah
memuat
segalaaspek
asuhan
medis,yang
akan
4.Operasional
diberikan,termasuk
1.Dalam hal rawat bersama cakupan pelayanan seorang DPJP adalah sesuai dengan bidang/
c.DPJP wajib memberikan pendidikan/edukasi kepada pasien tentang kewajiban terhadap rumah sakit
dan bila diperlukan dibantu oleh staff dokter/ perawat /staf administrasi.Perihal bantuan ini harus
tsb dikonsulkan untuk masalah penyakit di bidang bedah maka seorang DPJP lain yang akan
diatur dalam pola operasional DPJP oleh Komite Medis .Hal-hal yang menjadi kewajiban pasien
adalah :
2.Bila pasien dikelola oleh lebih dari satu DPJP,maka ditentukan DPJP Utama sebagai Koordinator
IV.Monitoring Dan Evaluasi
1.Memberi informasi yang benar,jelas dan jujur
2.Mengetahui kewajibannya dan tanggung jawab pasien dan keluarga
3.Mengajukan pertanyaan untuk hal yang tidak dimengerti
A.Rumah Sakit
1.Pimpinan rumah sakit secara berkala melakukan monitoring dan evaluasi
2.Unit Kerja Keselamatan Pasien Rumah Sakit Secara berkala (paling lama 2 thn)
Pendidikan kepada pasien/keluarganya diberikan dalam bentuk penjelasan secara lisan dan kemudian
3.Unit Kerja keselamatan Pasien Rumah Sakit melakukan evaluasi kegiatan setiap
DPJP mencatat dalam berkas rekam medis bahwa DPJP sudah memberikan penjelasan.
3.Pengaturan
Tugas Manager
Pimpinan rumah sakit secara berkala melakukan monitoring dan evaluasi program
a.Kebijakan DPJP ditetapkan dengan SK Direktur : tentang DPJP,tentang wewenang Komite Medis
dalam pengaturan DPJP,dsb
keselamatan pasien yang dilaksanakan oleh Unit Kerja Keselamatan pasie Rumah Sakit.
A.LATAR BELAKANG
Penyebab insiden dapat diketahui setelah melakukan investigasi dan analisa baik
C.PENGERTIAN
cause analyisis)
D.TUJUAN KPRS
Hadap pasien
2.Akar masalah (root cause)
V.PENUTUP
Dengan semakin meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap pelayanan di rumah sakit maka
pelaksanaan kegiatan keselamatan pasien rumah sakit sangatlah penting . Melalui kegiatan ini
diharapkan terjadi penekanan/penurunan insiden sehingga dapat lebih meningkatkan kepercayaan
masyarakat terhadap rumah sakit di Indonesia.Program Keselamatan Pasien merupakan never ending
proses,karena itu diperlukan budaya termasuk motivasi yang tinggi untuk bersedianya melaksanakan
program keselamatan pasien secara berkesinambungan dan kelanjutan.
DAFTAR ISI
BUKU PANDUAN KESELAMATAN PASIEN RUMKIT PUSPOL R.S SUKANTO
I.PENDAHULUAN