Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kolostomi adalah pembuatan lubang pada kolon secara bedah. Lubang


yang terbentuk disebut stoma yang dapat berfungsi sebagai diversi sementara atau
permanen (Smeltzer & Bare, 2002).

Kolostomi dibuat melalui pembedahan dengan membuat lubang ( stoma )


melalui dinding abdomen dengan menggunakan segmen proksimal dari usus.
Feses kemudian dikeluarkan melalui stoma. Perawatan pada proses evakuasi
kotoran melalui stoma ini harus diperhatikan,agar pasien merasa nyaman dan
tidak terjadi komplikasi di daerah sekitar stoma (Nurachmah & Sudarsono,2002 ).

Tindakan kolostomi yang di lakukan menyebabkan perubahan fungsi


normal tubuh pada pasien kolostomi. Pengeluaran feses dari usus terjadi melalui
stoma sehingga pasien kolostomi menggunakan kantong untuk menampung feses
yang keluar melalui stoma(Colostomy Association 2013,Internasional Ostomy
Association,2012 ).

B. Tujuan
1. Memahami konsep perawatan kolostomi
2. Mampu menyiapkan alat untuk perawatan kolostomi
3. Mampu menyiapkan pasien untuk perawatan kolostomi
4. Mampu melakukakan tindakan perawatan kolostomi
5. Mampu mengevaluasi hasil dari perawatan kolostomi
6. Mampu membuat dokumentasi perawatan kolostomi

1
BAB II

KONSEP TEORITIS

1. Konsep Teori

A. Definisi

Colostomi adalah lubang terbuka dari suatu saluran berrongga yang


menghubungkan saluran tersebut dengan permukaan kulit, seperti
ileostomi, kolostomi, dan urotomi (Grace & Borley, 2006).
Colostomi adalah membuat ostomi di kolon, dibentuk bila usus tersumbat
oleh tumor (fairchild, S.S.1966).
Colostomi adalah lubang buatan pada abdomen utnuk mengalirkan
urine atau feces keluar dari tubuh. Pembuatan stoma ini sering bersamaan
melalui operasi pembukaan dinding perut (laparotomi) dengan insisi di
atas garis tengah perut (midline incision). Keberadaan stoma ini sangat
penting karena merupakan pengganti lubang anus sebagai saluran
pembuangan sementara atau bahkan permanen seumur
hidup. (Sjamsuhidajat, R. 2010)
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa colostomi merupakan
suatu pembuatan lubang di dinding perut dengan tujuan untuk
mengeluarkan faces dapat bersifat sementara ataupun permanen.

Judul : Gambar colostomi pada colom sigmoid

Sumber : askep-net.blogspot.com

2
Gambar : kantong kolostomi

Sumber : alat kesehatan.com

1. Kolostomi bag ujung tertutup harus di ganti dengan kantong baru


setelah kantong di bersihkan.
2. Kolostomi bag tipe ujung terbuka memiliki ujung yang dapat di
tutup kembali setela di buka untuk menguras isi kantong ke toilet.
Ujungnya dapat ditutup dengan menggunakan velcro atau klip
sederhana.

Gambar : colon sigmoid yang sudah di potong

Sumber : perawatsuper23.blogspot.com

3
B. Tujuan perawatan kolostomi

1. Menjaga kebersihan pasien


2. Mencegah terjadinya infeksi
3. Mempertahankan kenyamanan pasien dan lingkungannya
4. Mencegah iritasi kulit sekitar stoma

C. Penyebab
Adanya hambatan di usus besar dan rektum – Kolostomi
diperlukan jika seseorang menderita kondisi yang membuat kotoran
tidak bisa keluar melalui jalur biasanya. Biasanya akibat pertumbuhan
massa abnormal, seperti tumor (jinak atau ganas) atau infeksi seperti
tuberkolosis. Malformasi kongenital – Hal ini disarankan kepada
malformasi turunan, seperti anus imperforate, fistula rekto-vaginal dan
tumor besar. Sehingga, kotoran tidak bisa melewati jalur yang
seharusnya. Masalah kesehatan terkait usus – Pasien dengan penyakit
yang memengaruhi usus besar, seperti volvulus atau usus melilit, atau
mereka yang mengalami trauma atau cedera usus juga dapat menjalani
kolostomi. (Sudoyo, W. A., dkk. 2006).

D. Gambaran klinis

1) Nyeri abdomen
2) Muntah
3) Perut kembung
4) Kejang hilang timbul
5) kegagalan untuk lulus mekonium (dalam bayi baru lahir)
6) Muntah empedu dan distensi bernoda perut
7) Anak memiliki sembelit
8) Passage pita seperti, kotoran bau busuk

E. Indikasi dari Kolostomi


Ada beberapa indikasi dari pembedahan kolostomi yaitu pada
penyakit usus yang ganas seperti carcinoma pada usus dan kondisi
infeksi tertentu pada kolon (Suzanne C, 2001) yaitu :
1. Trauma kolon dan sigmoid

4
2. Pasien dengan riwayat usus regular, pasien yang mampu
melakukan prosedur irigasi dan melakukan aktivitas yang padat
3. Irigasi kolostomi dapat dilakukan pada pasien dengan
kolostomi desenden dan sigmoid, karena feses mereka sudah
terbentuk.

F. Kontra Indikasi dari Kolostomi


Pasien yang tidak dapat dilakukan irigasi ( Suzanne C, 2001 ) meliputi
1. Irrtable bowel syndrome.
2. Stoma dengan kolon asenden dan transversum.
3. Stoma prolaps dan hernia peristoma.
4. Pasien dengan kemoterapi, radiasi pelvis.
5. Pasien dengan diagnosis yang buruk, dan diare.
6. Pasien dengan urostomi, ileostomi.

G. Pendidikan Pada Pasien


Pasien dengan pemasangan kolostomi perlu berbagai penjelasan
baik sebelum maupun setelah operasi, terutama tentang perawatan
kolostomi bagi pasien yang harus menggunakan kolostomi permanen.
Berbagai hal yang harus diajarkan pada pasien adalah:

1. Teknik penggantian/ pemasangan kantong kolostomi yang baik dan


benar.
2. Teknik perawatan stoma dan kulit sekitar stoma.
3. Waktu penggantian kantong kolostomi.
4. Teknik irigasi kolostomi dan manfaatnya bagi pasien.
5. Jadwal makan atau pola makan yang harus dilakukan untuk
menyesuaikan pengeluaran feses agar tidak mengganggu aktifitas
pasien.
6. Berbagai jenis makanan bergizi yang harus dikonsumsi.

5
7. Berbagai aktifitas yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh pasien.
8. Berbagi hal/ keluhan yang harus dilaporkan segera pada dokter ( jika
pasien sudah dirawat dirumah).
9. Berobat/ control ke dokter secara teratur.
10. Makanan yang tinggi serat.

6
BAB III

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

A. PENGKAJIAN

Keadaan stoma :

 Warna stoma (normal warna kemerahan)


 Tanda2 perdarahan (perdarahan lukaoperasi)
 Tanda-tanda peradangan (tumor, rubor,color, dolor, fungsi laese)
 Posisi stoma

Apakah ada perubahan eliminasi tinja :

 Konsistensi, bau, warna feces


 Apakah ada konstipasi / diare
 Apakah feces tertampung dengan baik
 Apakah pasien dapat mengurus feces sendiri

Apakah ada gangguan rasa nyeri :

 Keluhan nyeri ada/tidak


 Hal-hal yang menyebabkan nyeri
 Kualitas nyeri
 Kapan nyeri timbul (terus menerus /berulang)
 Apakah pasien gelisah atau tidak

Apakah kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi :

 Tidur nyenyak/tidak
 Apakah stoma mengganggu tidur/tidak.
 Adakah faktor psikologis mempersulit tidur

Bagaimana konsep diri pasien

 Bagaimana persepsi pasien terhadap:


identitas diri,harga diri,ideal diri,gambaran diri & peran

Apakah ada gangguan nutrisi :

 Bagaimana nafsu makan klien


 BB normal atau tidak
 Bagaimana kebiasaan makan pasien

7
 Makanan yang menyebabkan diarhe
 Makanan yang menyebabkan konstipasi

Apakah pasien seorang yang terbuka ?

 Maukah pasien mengungkapkan masalahnya


 Dapatkah pasien beradaptasi dengan lingkungannya

Kaji kebutuhan klien akan kebutuhan seksual :

 Isteri/Suami memahami keadaan klien

B. PERSIAPAN ALAT
1. Colostomy bag
2. Kapas sublimate/kapas basah
3. Kassa steril
4. 1 pasang sarung tangan steril
5. 1 kom kecil
6. Baju ruangan / celemek
7. Bethadine (bila perlu) bila mengalami iritasi
8. Zink salep
9. Perlak dan alasnya
10. Cairan NaCl
11. Bengkok
12. Pinset
13. Kom steril 2
14. Bak Instrument
15. Masker

8
Sumber : kelompok 9

C. PERSIAPAN PASIEN

1. Memberi penjelasan pada pasien tentang tujuan tindakan, dll


2. Mengatur posisi tidur pasien (supinasi)
3. Mengatur tempat tidur pasien dan lingkungan pasien (menutup gorden
jendela, pintu, memasang penyekat tempat tidur, mempersilahkan
keluarga untuk menunggu di luar kecuali jika diperlukan untuk belajar
merawat kolostomi pasien

D. PROSEDUR KERJA
1. Cuci tangan
2. Gunakan sarung tangan dan celemek
3. Letakkan perlak dan alasnya di bagian kanan atau kiri pasien sesuai
letak stoma
4. Meletakkan bengkok di atas perlak dan didekatkan ke tubuh pasien
5. Mengobservasi produk stoma (warna, konsistensi, dll)
6. Membuka kantong kolostomi secara hati-hati dengan menggunakan
pinset dan tangan kiri menekan kulit pasien
7. Meletakan colostomy bag kotor dalam bengkok
8. Melakukan observasi terhadap kulit dan stoma

9
9. Membersihkan colostomy dan kulit disekitar colostomy dengan kapas
sublimat / kapas hangat (air hangat)/ NaCl
10. Mengeringkan kulit sekitar colostomy dengan sangat hati-hati
menggunakan kassa steril
11. Memberikan zink salep (tipis-tipis) jika terdapat iritasi pada kulit
sekitar stoma
12. Menyesuaikan lubang colostomy dengan stoma colostomy
13. Menempelkan kantong kolostomi dengan posisi
vertical/horizontal/miring sesuai kebutuhan pasien
14. Memasukkan stoma melalui lubang kantong kolostomi
15. Merekatkan/memasang kolostomy bag dengan tepat tanpa udara
didalamnya
16. Merapikan klien dan lingkungannya
17. Membereskan alat-alat dan membuang kotoran
18. Melepas sarung tangan
19. Mencuci tangan
20. Membuat laporan

E. EVALUASI

Kebersihan stoma dan sekitarnya terjaga dengan baik :

 Tidak ada tanda-tanda infeksi


 Tidak tampak tanda-tanda gangguan integritas kulit
 Stoma tidak mengalami penurunan

Klien dapat BAB dengan teratur danlancar :

 Frekuensi BAB teratur (1-2 kalisehari)


 Pola BAB teratur
 Tidak ada diare/konstipasi

Kebutuhan istirahat dan tidur terpenuhi :

 KIien dapat tidur tenang (6-8 jam sehari)


 Tidak ada faktor lingkungan dan psikologis yang mempersulit tidur

10
 Klien kelihatan segar (tidak mengantuk)

Rasa nyeri dapat diantisipasi oleh klien sendiri

 Tidak ada keluhan rasa nyeri


 Wajah tampak ceria

Nutrisi dapat terpenuhi

 Klien mau menghabiskan makanan yang diberikan


 Tidak ada penyulit makan
 BB seimbang

Tidak terjadi gangguan integritas kulit:

 Tidak tampak tanda-tanda gangguan integritas kulit (lecet)

Kebutuhan seksual terpenuhi

 Isteri/Suami mau mengerti keadaan klien

lnfeksi tidak terjadi

 Tidak ada tanda-tanda infeksi (merah,nyeri, bengkak, panas)

Klien tidak cemas :

 Klien terlihat tenang dan memahamikeadaanya

Aktifitas klien tidak terganggu

 Klien dapat melakukan aktifitas yangdianjurkan

A. DOKUMENTASI
1. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
2. Mencatat mengenai respon klien selama prosedur.

11
BAB III
PENUTUP

a.      Kesimpulan

Kolostomi merupakan salah satu pilihan tindakan pembedahan pada


kanker. kolorektal yang dapat menimbulkan komplikasi dan perubahan
konsep diri pasien. Colostomi dibagi menjadi dua yaitu permanen dan
sementara. perawatan pasien dengan kolostomi yang perlu diperhatikan
meliputi cara dan waktu mengganti kantong kolostomi, membersihkan
stoma dan kulit peristomal, memantau kondisi stoma, dan melakukan irigasi
kolostomi. Hal lain yang juga perlu dilakukan ialah memberikan edukasi
terkait diet yang dibutuhkan pasien yang memiliki stoma,serta kebutuhan
aktivitas pasien.

b. Saran
Klien dengan kolostomi akan beresiko untuk mengalami gambaran
diri negatif. Oleh karena itu selama perawatan, perawat perlu memberikan
dukungan agar pasien dapat menyesuaikan diri dalam pencapaian
gambaran diri yang positif.

12
Daftar pustaka

Smeltzer, S.C & Bare, B.G, 2002, Buku Ajar Medikal Bedah Edisi 8 Volume 2,
Alih Bahasa Kuncara, H.Y, dkk, EGC, Jakarta.

Grace,Pierce A, neil R. Borley.2007.At a Glance Ilmu Bedah.edisi ketiga.Jakarta:


Erlangga.

Nurachmah & Sudarsono. 2000. Buku Saku Prosedur Keperawatan Medikal


Bedah. Jakarta : EGC.

Sudoyo, W. A., dkk. (2006). Ilmu penyakit dalam. Edisi IV. Jakarta : Pusat


penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.

Brunner & Suddarth , 2000. Buku Ajar Keperawatan Medikal – Bedah.


Terjemahan Suzanne C. Smeltzer. Edisi 8. Vol 8. Penerbit Buku Kedokteran
EGC: Jakarta.

Sjamsuhidajat, R. 2010. Buku Ajar Ilmu Bedah. Jakarta : EGC.

Fairchild, S. S.1996. perioperative nursing : principles and practice. 2nd ed.


Philadelphia : Lippincott.

13
14

Anda mungkin juga menyukai