Anda di halaman 1dari 57

ASKEP KISTA

OVARIUM
PENGERTIAN

• Kista ovarium adalah suatu tumor, baik yang kecil maupun


yang besar, kistik atau padat, jinak atau ganas. Dalam
kehamilan, tumor ovarium yang dijumpai yang paling sering
ialah kista dermoid, kista coklat atau kista lutein.
• Tumor ovarium yang cukup besar dapat menyebabkan
kelainan letak janin dalam rahim atau dapat menghalang-
halangi masuknya kepala ke dalam panggul (Winkjosastro, et.
all, 1999).
ETIOLOGI

• Factor yang menyebabkan gajala kista meliputi;


• Gaya hidup tidak sehat.
• Diantaranya adalah :
• Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
• Zat tambahan pada makanan
• Kurang olah raga
• Merokok dan konsumsi alcohol
• Terpapar denga polusi dan agen infeksius
• Sering stress
• Faktor genetik
• Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu
kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab
tertentu, misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen ,
polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau karena radiasi,
protoonkogen ini dapat berubah menjadi onkogen, yaitu gen
pemicu kanker.
PATOFISIOLOGI

• Ovarium sebagai tempat berkembangnya kista yang paling


sering terjadi. Hal ini terjadi karena adanya pembesaran secara
patologis yang sederhana dari unsur-unsur pokok ovarium
yang normal, folikel degraaf/corpus luteum, yang berasal dari
pertumbuhan yang tidak normal pada efitel ovarium.
• Secara klinis, kista dimanifestasikan oleh sesuatu yang jelas
seperti massa pada ovarium, mungkin ada nyeri pada
abdominal bagian bawah yang akut/kronis. Kista yang lebih
besar bisa mengakibatkan pembengkakan pada daerah
abdominal dan menekan organ-organ lain yang berdekatan
dengan kista.
KLASIFIKASI KISTA

• Menurut etiologinya,tumor ovarium dibagi menjadi dua, yaitu


(Ignativicius, Bayne, 1991):
• 1. Kista non neoplasma, disebabkan karena ketidakseimbangan hormon
estrogen dan progesteron, diantaranya adalah : kista non fungsional,
Kista serosa inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang berkurang
di dalam kortek. kista fungsional Kista folikel, disebabkan karena
folikel yang matang menjadi ruptur atau folikel yang tidak matang
direabsorbsi cairan folikuler diantara siklus menstruasi. Banyak terjadi
pada wanita yang menarche kurang dari 12 tahun.
• 2. Kista neoplasma (Wiknjosastro, et.all, 1999)Kistoma ovarii simpleks.
Adalah suatu jenis kistadenoma serosum yang kehilangan epitel
kelenjarnya karena tekanan cairan dalam kista.
Manifestasi klinis kista
ovarium
1.    Sering tanpa gejala.
2.    Nyeri saat menstruasi.
3.    Nyeri di perut bagian bawah.
4.    Nyeri pada saat berhubungan badan.
5.    Nyeri pada punggung terkadang
menjalar sampai ke kaki.
6.    Terkadang disertai nyeri saat buang air
kecil dan/atau buang air besar.
7.    Siklus menstruasi tidak teratur; bisa juga
jumlah darah yang keluar banyak.
manifestasi klinis kanker
ovarium
1.    Perubahan menstruasi.
2.    Rasa sakit atau sensasi nyeri saat bersenggama
(dyspareunia).
3.    Gangguan pencernaan yang menetap, seperti: kembung,
mual.
4.    Perubahan kebiasaan buang air besar, contoh: sukar buang
air besar (= sembelit, konstipasi, obstipasi)
5.    Perubahan berkemih, misalnya: sering kencing.
6.    Perut membesar, salah satu cirinya adalah celana terasa
sesak.
7.    Kehilangan selera makan atau rasa cepat kenyang (perut
terasa penuh).
8.    Rasa mudah capek atau rasa selalu kurang tenaga.
9.    Rasa nyeri pada (tulang) punggung bawah (Low back pain).
Penegakan Diagnosis

Diagnosis kista ovarium ditegakkan melalui


pemeriksaan dengan ultrasonografi  atau
USG (abdomen atau transvaginal),
kolposkopi screening, dan pemeriksaan
darah (tumor marker atau petanda tumor).
USG kista ovarium
 akan terlihat sebagai struktur kistik
yang bulat (kadang-kadang oval)
dan dan di tepi belakang kista
nampak bayangan echo yang lebih
putih dari dinding depannya.
 Kista ini dapat bersifat unillokuler
(tidak bersepta) atau multilokuler
(bersepta-septa).
Pemeriksaan Laboratorium

 pemeriksaan sekret (yang meliputi:


Trichomonas, Candida/jamur, bakteri batang,
bakteri kokus, epitel, lekosit, eritrosit, epitel,
dan pH) dan hematologi, misalnya: Hb
(Hemoglobin).
Penatalaksanaan
 1.    Observasi
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor
(dipantau) selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan
menghilang dengan sendirinya setelah satu atau dua siklus haid.
Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas (kanker).
 2.    Operasi
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan,
yakni dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi
atau laparotomi. Biasanya untuk laparoskopi Anda diperbolehkan
pulang pada hari ke-3 atau ke-4, sedangkan untuk laparotomi
Anda diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau ke-9.
TANDA DAN GEJALA

• Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista ovarium antara
lain :
• menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.
• perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah.
• nyeri saat bersenggama. perdarahan.
• Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:
• Gangguan haid Jika sudah menekan rectum atau VU mungkin
terjadi konstipasi atau sering berkemih.
• Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah panggul yang
menyebabkan nyeri spontan dan sakit diperut. Nyeri saat
bersenggama.
• Pada stadium lanjut : Asites Penyebaran ke
omentum (lemak perut) serta organ di dalam
rongga perut (usus dan hati) Perut membuncit,
kembung, mual, gangguan nafsu makan,
Gangguan buang air besar dan kecil. Sesak
nafas akibat penumpukan cairan di rongga
dada.
KLASIFIKASI

1) Kista folikel
Kista folikel berkembang pada wanita muda
wanita muda sebagian akibat folikel de graft
yang matang karena tidak dapat meyerap cairan
setelah ovulsi.kista ini bisanya asimptomotik
keculi jika robek
2) Kista corpus luteum
Terjadi setelah ovulasi dan karena peningkatan sekresi dari
progesterone akibat dari peningkatan cairan di korpus luteum ditandai
dengan nyeri, tenderness pada ovari, keterlambatan mens dan siklus
mens yang tidak teratur atau terlalu panjang.
Biasanya kista corpus luteum hilang dengan selama 1-2 siklus
menstruasi
3) Syndroma rolycystik ovarium
• Terjadi ketika endocrine tidak seimbang sebagai akibat dari
estrogen yang terlalu tinggi, testosoron dan luteinizing
hormone dan penurunan sekresi fsh. Tanda dan gejala terdiri
dari obesitas, hirsurism (kelebihan rambut di badan) mens
tidak teratur, infertilitas.
• 4) Kista Theca- lutein Biasanya bersama dangan mola
hydatidosa. Kista ini berkembang akibat lamanya stimulasi
ovarium dari human chorionik gonadotropine( HCG ).
( Lowdermik,dkk. 2005:273 ).
PENATALAKSANAAN MEDIS

• Pengangkatan kista ovarium yang besar


biasanya adalah melalui tindakan bedah,
misal laparatomi, kistektomi atau
laparatomi salpingooforektomi.
• Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk
menekan aktivitas ovarium dan
menghilangkan kista.
• Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk
mengangkat kista ovarium adalah serupa dengan perawatan
setelah pembedahan abdomen dengan satu pengecualian
penurunan tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh
pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada
distensi abdomen yang berat.
• Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita abdomen
sebagai penyangga.
• Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien
tentang pilihan pengobatan dan manajemen nyeri dengan
analgetik / tindakan kenyamanan seperti kompres hangat
pada abdomen atau teknik relaksasi napas dalam,
informasikan tentang perubahan yang akan terjadi seperti
tanda – tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi.
( Lowdermilk.dkk. 2005:273 ).
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pap smear : untuk mengetahui displosia seluler menunjukan


kemungkinan adaya kanker / kista.
• Ultrasound / scan CT : membantu mengindentifikasi ukuran /
lokasi massa.
• Laparoskopi : dilakukan untuk melihat tumor, perdarahan,
perubahan endometrial.
• Hitung darah lengkap : penurunan Hb dapat menununjukan
anemia kronis sementara penurunan Ht menduga kehilangan
darah aktif, peningkatan SDP dapat mengindikasikan proses
inflamasi / infeksi. ( Doenges. 2000:743 ).
• Foto Rontgen
• Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya
hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-
kadang dapat dilihat gigi dalam tumor. Penggunaan
foto rontgen pada pictogram intravena dan
pemasukan bubur barium dalam colon disebut di atas.
KOMPLIKASI

• Menurut manuaba ( 1998:417 ) komplikasi dari kista ovarium yaitu :


1) Perdarahan intra tumor Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri
abdomen mendadak dan memerlukan tindakan yang cepat.
2) Perputaran tangkai Tumor bertangkai mendadak menimbulkan nyeri
abdomen.
3) Infeksi pada tumor
Menimbulkan gejala: badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu
aktifitas sehari-hari.
4) Robekan dinding kista Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi
robekan sehingga isi kista tumpah kedalam rungan abdomen.
5) Keganasan kista ovarium Terjadi pada kista pada usia sebelum
menarche dan pada usia diatas 45 tahun.
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

• 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik (insisi


pembedahan).
• 2. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan darah yang berlebihan selama tindakan pembedahan.
• 3. Kerusakan mobilitas di tempat tidur berhubungan dengan
kelemahan fisik
• 4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
• 5. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif, insisi
post pembedahan.
• 6. PK Perdarahan
NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN
AGEN INJURI (INSISI PEMBEDAHAN)
• NOC :
• · Pain Level
• · Pain control
• · Comfort level
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan
tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen
nyeri
Wajah rileks
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang normal
• NIC
• Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
• Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
• Ajarkan tentang teknik non farmakologi, tehnik relaksasi
• Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
• Tingkatkan istirahat
• Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan
nyeri tidak berhasil
• Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
• Managemen lingkungan
• Batasi pengunjung
• Sediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
• Perhatikan hygiene pasien untuk menjaga kenyamanan
• Atur posisi pasien yang nyaman
RESIKO DEFISIT VOLUME CAIRAN BERHUBUNGAN
DENGAN KEHILANGAN DARAH YANG BERLEBIHAN
SELAMA TINDAKAN PEMBEDAHAN.

• NOC:
• · Fluid balance
• · Hydration
• · Nutritional Status :
• Food and Fluid Intake

• · Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ


urine normal, HT normal
• · Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
• · Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik,
membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan
• NIC
• Fluid management
• Monitor status hidrasi (kelembaban membran mukosa, nadi
adekuat, tekanan darah ortostatik), jika diperlukan
• Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan (BUN,
Hmt, osmolalitas urin)
• Monitor vital sign
• Monitor masukan makanan/cairan dan hitung intake kalori
harian
• Monitor status nutrisi
• Berikan cairan
• Berikan diuretik sesuai interuksi
• Dorong masukan oral
• Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
• Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk
• Atur kemungkinan tranfusi
• Persiapan untuk tranfusi
KERUSAKAN MOBILITAS DI TEMPAT TIDUR
BERHUBUNGAN DENGAN KELEMAHAN FISIK

• NOC :
• · Mobility level

• · Melakukan rentang pergerakan penuh seluruh sendi


• · Klien dapat miring kanan maupun miring kiri
• · Berbalik sendiri di tempat tidur
• · Klien dapat duduk
• NIC
• Tingkat Mobilitas
• Kaji tingkat mobilitas klien secara terus menerus
• Kaji kekuatan otot dan mobilitas sendi
• Latih rentang pergerakan aktif/pasif untuk memperbaiki
kekuatan dan daya tahan otot
• Latih tehnik membalik dan memperbaiki kesejajaran tubuh
DEFISIT PERAWATAN DIRI BERHUBUNGAN
DENGAN KELEMAHAN FISIK

• NOC :
• · Self care : Activity of Daily Living (ADLs)

· Klien terbebas dari bau badan


• · Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan untuk
melakukan ADLs
• · Dapat melakukan ADLS dengan bantuan
• NIC
• Self Care assistane : ADLs
• Monitor kemempuan klien untuk perawatan diri yang mandiri.
• Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk
kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan makan.
• Sediakan bantuan sampai klien mampu secara utuh untuk
melakukan self-care.
• Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang
normal sesuai kemampuan yang dimiliki.
• Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri bantuan
ketika klien tidak mampu melakukannya.
• Ajarkan klien/ keluarga untuk mendorong kemandirian, untuk
memberikan bantuan hanya jika pasien tidak mampu untuk
melakukannya.
• Berikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai kemampuan.
• Pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan
aktivitas sehari-hari.
RESIKO INFEKSI BERHUBUNGAN DENGAN TINDAKAN
INVASIF, INSISI POST PEMBEDAHAN.

• NOC :
• · Immune Status
• · Knowledge : Infection control
• · Risk control

• · Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi


• · Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor yang
mempengaruhi penularan serta penatalaksanaannya,
• · Menunjukkan kemampuan untuk mencegah timbulnya infeksi
• · Jumlah leukosit dalam batas normal
• · Menunjukkan perilaku hidup sehat
• NIC
• Kontrol infeksi
• Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
• Pertahankan teknik isolasi
• Batasi pengunjung bila perlu
• Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat berkunjung dan
setelah berkunjung meninggalkan pasien
• Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
• Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan keperawatan
• Gunakan sarung tangan sebagai alat pelindung
• Pertahankan lingkungan aseptik selama perawatan
• Tingkatkan intake nutrisi
• Berikan terapi antibiotik bila perlu
• Proteksi terhadap infeksi
• Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
• Monitor kerentanan terhadap infeksi
• Batasi pengunjung
• Pertahankan teknik isolasi k/p
• Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas, drainase
• Inspeksi kondisi luka / insisi bedah
• Dorong masukkan nutrisi yang cukup
• Dorong istirahat
• Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
• Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
• Ajarkan cara menghindari infeksi
• Laporkan kecurigaan infeksi
• Laporkan kultur positif
PK PERDARAHAN

• NOC:
• Perdarahan berhenti

• · Luka sembuh kering, bebas pus, tidak meluas


• · HB tidak kurang dari 10 gr dl
• NIC
• Pencegahan sirkulasi
• Lakukan penilaian menyeluruh tentang sirkulasi
• Lakukan perawatan luka dengan hati-hati dengan menekan
daerah luka dengan kassa steril dan tutup dengan tehnik
aseptik
• Kelola terapi sesuai order
PENCEGAHAN KISTA

• 1. Kurangi makanan yang berkadar lemak tinggi


• Konsumsi lemak dalam kuantitas yang besar mampu akan
menyebabkan gangguan hormon dan meningkatkan hormon
cotisol. Hormone cortisol adalah hormon penyebab stress.
Untuk itu sebisa mungkin jauhi asupan lemak berlebih
• 2. Konsumsi lebih banyak sayur dan buah
• Sayur dan buah yang mengandung banyak vitamin dan
mineral. Mampu membuat anda meningkatkan stamina
tubuh .Selain itu juga dapat menetralisir bahan kimia yang
masuk ke dalam tubuh anda.
•.
• 3. Konsumsi makanan yang mengandung antioksidan
• Makanan dengan kandungan antioksidan akan melawan
radikal bebas . Radikal bebas yang mungkin dihasilkan karena
polusi, debu dan bahan kimia lainnya
• 4. Menjaga pola hidup sehat
• Mejaga pola hidup sehat adalah hal paling penting yang perlu
anda budayakan mulai saat ini. Menghindari rokok adalah
tugas utama anda dan mulai berolahraga
• 5. Riwayat kista
• Anda perlu mengetahui garis keturunan keluarga anda,
apakah salah satu dari anggota keluarga anda ada yang
pernah mengalami kista atau tidak, jika ya, berarti
peluang anda menderita kista cukup besar, namun dengan
melakukan pencegahan melalui pola hidup sehat anda
berpeluang kecil menderitanya
• 6. Konsumsi obat herbal nyata
• Sudah banyak terbukti orang-orang yang mengkonsusmsi
obat-obatan herbal dalam penyembuhan penyakit kista
banyak yang berhasil . Anda bisa menggunakan 30 gram
daun dewa, 50 gram temu mangga , 5 gram daging buah
mahkota dewa kemudian di rebus bersamaan dengan
800cc air hingga tersisa setengah bagian. Minum secara
teratur dua kali sehari.
• 7. Setelah menikah, usahakan hamil segera
• Bagi anda yang sudah menikah , segera mungkin
mempunyai momongan untuk menghindari terjadinya
pembentukan kista yang disebabkan oleh adanya frekuensi
menstruasi dan aktivitas hormon.
• 8. Lakukan pemeriksaan medis
• Pemeriksaan medis dapat berupa pemeriksaan klinis
genekologik, untuk dapat melihat apakah ada gejala yang
memungkinkan pembesaran ovarium . Dapat juga dengan
cara pemeriksaan USG bila memang diperlukan bisa juga
menggunakan alat Doppler.
• Pemeriksaan medis juga bisa berupa petanda tumor dan
pemeriksaan dengan menggunakan CT-Scan.
• Ada cara medis terbaru adalah dengan menggunakan
crystal X yang efektif untuk mencegah penyakit kista.
• 9. Gunakan pil KB
• Kontrasepsi oral atau pil KB ternyata mampu meminimalisir
resiko seseorang terkena kista karena mampu mencegah
produksi sel telur.
• 10. Mencegah kebersihan area kewanitaan
• Beberapa kasus penyakit yang berhubungan dengan area
kewanitaan. Disebabkan karena infeksi mikroorganisme
yang berkembang. Pencegahan sel-sel tumor agar tidak
berkembang dapat dilakukan dengan senantiasa
membersihkan dan menjaga kelembapan area kewanitaan.
• Meskipun masih bisa dilakukan pengangkatan dengan
jalan operasi apabila kista sudah menyebar akan tetapi
ada baiknya untuk anda melakukan pencegahan karena
bagaimanapun hidup sehat merupakan dambaan setiap
orang.
DAFTAR PUSTAKA

• Arif, M (et al.), (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Cet 1, Jakarta : Media
Aesculapius

• Johnson [et al.], (2000), Nursing Outcomes Classification, second edition, By Mosby0Year
book. Inc, New York

• Manuaba, (1998), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & KB, Jakarta : EGC

• Mc Closkey & Buleheck, (1996), Nursing Interventions Classification, second edition, By


Mosby0Year book. Inc, New York

• Mochtar, R. (1998), Sinopsis Obstetri, Jilid 1, Jakarta : EGC

• Nanda, 2001-2002, Nursing Diagnosis : Definitions and Classification, Philadelphia, USA

Anda mungkin juga menyukai