Anda di halaman 1dari 57

ASKEP KISTA

OVARIUM

LILIEK PRATIWI, M.KM

HP: 0818235239
PENGERTIAN

• Kista ovarium adalah suatu tumor, baik yang kecil


maupun yang besar, kistik atau padat, jinak atau
ganas. Dalam kehamilan, tumor ovarium yang
dijumpai yang paling sering ialah kista dermoid,
kista coklat atau kista lutein.
• Tumor ovarium yang cukup besar dapat
menyebabkan kelainan letak janin dalam rahim
atau dapat menghalang-halangi masuknya kepala
ke dalam panggul (Winkjosastro, et. all, 1999).
ETIOLOGI

• Factor yang menyebabkan gajala kista meliputi;


• Gaya hidup tidak sehat.
• Diantaranya adalah :
• Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang
serat
• Zat tambahan pada makanan
• Kurang olah raga
• Merokok dan konsumsi alcohol
• Terpapar denga polusi dan agen infeksius
• Sering stress
• Faktor genetik
• Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang
berpotensi memicu kanker, yaitu yang disebut
protoonkogen, karena suatu sebab tertentu,
misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen
, polusi, atau terpapar zat kimia tertentu atau
karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah
menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
PATOFISIOLOGI

• Ovarium sebagai tempat berkembangnya kista yang


paling sering terjadi. Hal ini terjadi karena adanya
pembesaran secara patologis yang sederhana dari
unsur-unsur pokok ovarium yang normal, folikel
degraaf/corpus luteum, yang berasal dari pertumbuhan
yang tidak normal pada efitel ovarium.
• Secara klinis, kista dimanifestasikan oleh sesuatu yang
jelas seperti massa pada ovarium, mungkin ada nyeri
pada abdominal bagian bawah yang akut/kronis. Kista
yang lebih besar bisa mengakibatkan pembengkakan
pada daerah abdominal dan menekan organ-organ
lain yang berdekatan dengan kista.
KLASIFIKASI KISTA

• Menurut etiologinya,tumor ovarium dibagi menjadi dua,


yaitu (Ignativicius, Bayne, 1991):
• 1. Kista non neoplasma, disebabkan karena
ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron,
diantaranya adalah : kista non fungsional, Kista serosa
inklusi, berasal dari permukaan epitelium yang
berkurang di dalam kortek. kista fungsional Kista folikel,
disebabkan karena folikel yang matang menjadi ruptur
atau folikel yang tidak matang direabsorbsi cairan
folikuler diantara siklus menstruasi. Banyak terjadi pada
wanita yang menarche kurang dari 12 tahun.
• 2. Kista neoplasma (Wiknjosastro, et.all, 1999)Kistoma
ovarii simpleks. Adalah suatu jenis kistadenoma serosum
yang kehilangan epitel kelenjarnya karena tekanan
cairan dalam kista.
Manifestasi klinis kista
ovarium
1. Sering tanpa gejala.
2. Nyeri saat menstruasi.
3. Nyeri di perut bagian bawah.
4. Nyeri pada saat berhubungan badan.
5. Nyeri pada punggung terkadang
menjalar sampai ke kaki.
6. Terkadang disertai nyeri saat buang air
kecil dan/atau buang air besar.
7. Siklus menstruasi tidak teratur; bisa juga
jumlah darah yang keluar banyak.
manifestasi klinis kanker
ovarium
1. Perubahan menstruasi.
2. Rasa sakit atau sensasi nyeri saat bersenggama
(dyspareunia).
3. Gangguan pencernaan yang menetap, seperti: kembung,
mual.
4. Perubahan kebiasaan buang air besar, contoh: sukar buang
air besar (= sembelit, konstipasi, obstipasi)
5. Perubahan berkemih, misalnya: sering kencing.
6. Perut membesar, salah satu cirinya adalah celana terasa
sesak.
7. Kehilangan selera makan atau rasa cepat kenyang (perut
terasa penuh).
8. Rasa mudah capek atau rasa selalu kurang tenaga.
9. Rasa nyeri pada (tulang) punggung bawah (Low back pain).
Penegakan Diagnosis

Diagnosis kista ovarium ditegakkan melalui


pemeriksaan dengan ultrasonografi atau
USG (abdomen atau transvaginal),
kolposkopi screening, dan pemeriksaan
darah (tumor marker atau petanda tumor).
USG kista ovarium
 akan terlihat sebagai struktur kistik
yang bulat (kadang-kadang oval)
dan dan di tepi belakang kista
nampak bayangan echo yang lebih
putih dari dinding depannya.
 Kista ini dapat bersifat unillokuler
(tidak bersepta) atau multilokuler
(bersepta-septa).
Pemeriksaan Laboratorium

 pemeriksaan sekret (yang meliputi:


Trichomonas, Candida/jamur, bakteri batang,
bakteri kokus, epitel, lekosit, eritrosit, epitel,
dan pH) dan hematologi, misalnya: Hb
(Hemoglobin).
Penatalaksanaan
 1. Observasi
Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor
(dipantau) selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan
menghilang dengan sendirinya setelah satu atau dua siklus haid.
Tindakan ini diambil jika tidak curiga ganas (kanker).
 2. Operasi
Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan,
yakni dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi
atau laparotomi. Biasanya untuk laparoskopi Anda diperbolehkan
pulang pada hari ke-3 atau ke-4, sedangkan untuk laparotomi
Anda diperbolehkan pulang pada hari ke-8 atau ke-9.
TANDA DAN GEJALA

• Tanda dan gejala yang sering muncul pada kista


ovarium antara lain :
• menstruasi yang tidak teratur, disertai nyeri.
• perasaan penuh dan dtertekan diperut bagian bawah.
• nyeri saat bersenggama. perdarahan.
• Pada stadium awal gejalanya dapat berupa:
• Gangguan haid Jika sudah menekan rectum atau VU
mungkin terjadi konstipasi atau sering berkemih.
• Dapat terjadi peregangan atau penekanan daerah
panggul yang menyebabkan nyeri spontan dan sakit
diperut. Nyeri saat bersenggama.
• Pada stadium lanjut : Asites
Penyebaran ke omentum (lemak
perut) serta organ di dalam rongga
perut (usus dan hati) Perut membuncit,
kembung, mual, gangguan nafsu
makan, Gangguan buang air besar
dan kecil. Sesak nafas akibat
penumpukan cairan di rongga dada.
KLASIFIKASI

1) Kista folikel
Kista folikel berkembang pada wanita
muda wanita muda sebagian akibat
folikel de graft yang matang karena
tidak dapat meyerap cairan setelah
ovulsi.kista ini bisanya asimptomotik
keculi jika robek
2) Kista corpus luteum
Terjadi setelah ovulasi dan karena peningkatan sekresi
dari progesterone akibat dari peningkatan cairan di
korpus luteum ditandai dengan nyeri, tenderness pada
ovari, keterlambatan mens dan siklus mens yang tidak
teratur atau terlalu panjang.
Biasanya kista corpus luteum hilang dengan selama 1-2
siklus menstruasi
3) Syndroma polycystik ovarium
• Terjadi ketika endocrine tidak seimbang sebagai
akibat dari estrogen yang terlalu tinggi, testosoron
dan luteinizing hormone dan penurunan sekresi fsh.
Tanda dan gejala terdiri dari obesitas, hirsurism
(kelebihan rambut di badan) mens tidak teratur,
infertilitas.
• 4) Kista Theca- lutein Biasanya bersama dangan
mola hydatidosa. Kista ini berkembang akibat
lamanya stimulasi ovarium dari human chorionik
gonadotropine( HCG ). ( Lowdermik,dkk. 2005:273 ).
PENATALAKSANAAN MEDIS

• Pengangkatan kista ovarium yang


besar biasanya adalah melalui
tindakan bedah, misal laparatomi,
kistektomi atau laparatomi
salpingooforektomi.
• Kontrasepsi oral dapat digunakan
untuk menekan aktivitas ovarium
dan menghilangkan kista.
• Perawatan pasca operasi setelah pembedahan
untuk mengangkat kista ovarium adalah serupa
dengan perawatan setelah pembedahan
abdomen dengan satu pengecualian penurunan
tekanan intra abdomen yang diakibatkan oleh
pengangkatan kista yang besar biasanya
mengarah pada distensi abdomen yang berat.
• Hal ini dapat dicegah dengan memberikan gurita
abdomen sebagai penyangga.
• Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan
kepada klien tentang pilihan pengobatan dan
manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan
kenyamanan seperti kompres hangat pada
abdomen atau teknik relaksasi napas dalam,
informasikan tentang perubahan yang akan terjadi
seperti tanda – tanda infeksi, perawatan insisi luka
operasi. ( Lowdermilk.dkk. 2005:273 ).
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pap smear : untuk mengetahui displosia seluler


menunjukan kemungkinan adaya kanker / kista.
• Ultrasound / scan CT : membantu mengindentifikasi
ukuran / lokasi massa.
• Laparoskopi : dilakukan untuk melihat tumor,
perdarahan, perubahan endometrial.
• Hitung darah lengkap : penurunan Hb dapat
menununjukan anemia kronis sementara
penurunan Ht menduga kehilangan darah aktif,
peningkatan SDP dapat mengindikasikan proses
inflamasi / infeksi. ( Doenges. 2000:743 ).
• Foto Rontgen
• Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan
adanya hidrotoraks. Selanjutnya, pada kista
dermoid kadang-kadang dapat dilihat gigi
dalam tumor. Penggunaan foto rontgen
pada pictogram intravena dan pemasukan
bubur barium dalam colon disebut di atas.
KOMPLIKASI

• Menurut manuaba ( 1998:417 ) komplikasi dari kista ovarium


yaitu :
1) Perdarahan intra tumor Perdarahan menimbulkan gejala
klinik nyeri abdomen mendadak dan memerlukan tindakan
yang cepat.
2) Perputaran tangkai Tumor bertangkai mendadak
menimbulkan nyeri abdomen.
3) Infeksi pada tumor
Menimbulkan gejala: badan panas, nyeri pada abdomen,
mengganggu aktifitas sehari-hari.
4) Robekan dinding kista Pada torsi tangkai ada kemungkinan
terjadi robekan sehingga isi kista tumpah kedalam rungan
abdomen.
5) Keganasan kista ovarium Terjadi pada kista pada usia
sebelum menarche dan pada usia diatas 45 tahun.
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG
MUNGKIN MUNCUL

• 1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri fisik


(insisi pembedahan).
• 2. Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan
kehilangan darah yang berlebihan selama tindakan
pembedahan.
• 3. Kerusakan mobilitas di tempat tidur berhubungan
dengan kelemahan fisik
• 4. Defisit perawatan diri berhubungan dengan
kelemahan fisik.
• 5. Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan
invasif, insisi post pembedahan.
• 6. PK Perdarahan
NYERI AKUT BERHUBUNGAN DENGAN
AGEN INJURI (INSISI PEMBEDAHAN)
• NOC :
• · Pain Level
• · Pain control
• · Comfort level
Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu
menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi
nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan
menggunakan manajemen nyeri
Wajah rileks
Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang normal
• NIC
• Kaji nyeri secara komprehensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor
presipitasi
• Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
• Ajarkan tentang teknik non farmakologi, tehnik relaksasi
• Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri
• Tingkatkan istirahat
• Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan
tindakan nyeri tidak berhasil
• Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri
• Managemen lingkungan
• Batasi pengunjung
• Sediakan tempat tidur yang nyaman dan bersih
• Perhatikan hygiene pasien untuk menjaga
kenyamanan
• Atur posisi pasien yang nyaman
RESIKO DEFISIT VOLUME CAIRAN BERHUBUNGAN
DENGAN KEHILANGAN DARAH YANG BERLEBIHAN
SELAMA TINDAKAN PEMBEDAHAN.

• NOC:
• · Fluid balance
• · Hydration
• · Nutritional Status :
• Food and Fluid Intake

• · Mempertahankan urine output sesuai dengan usia


dan BB, BJ urine normal, HT normal
• · Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal
• · Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit
baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus
yang berlebihan
• NIC
• Fluid management
• Monitor status hidrasi (kelembaban membran
mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik),
jika diperlukan
• Monitor hasil lab yang sesuai dengan retensi cairan
(BUN, Hmt, osmolalitas urin)
• Monitor vital sign
• Monitor masukan makanan/cairan dan hitung
intake kalori harian
• Monitor status nutrisi
• Berikan cairan
• Berikan diuretik sesuai interuksi
• Dorong masukan oral
• Dorong keluarga untuk membantu pasien makan
• Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul
meburuk
• Atur kemungkinan tranfusi
• Persiapan untuk tranfusi
KERUSAKAN MOBILITAS DI TEMPAT
TIDUR BERHUBUNGAN DENGAN
KELEMAHAN FISIK
• NOC :
• · Mobility level

• · Melakukan rentang pergerakan penuh seluruh


sendi
• · Klien dapat miring kanan maupun miring kiri
• · Berbalik sendiri di tempat tidur
• · Klien dapat duduk
• NIC
• Tingkat Mobilitas
• Kaji tingkat mobilitas klien secara terus menerus
• Kaji kekuatan otot dan mobilitas sendi
• Latih rentang pergerakan aktif/pasif untuk
memperbaiki kekuatan dan daya tahan otot
• Latih tehnik membalik dan memperbaiki
kesejajaran tubuh
DEFISIT PERAWATAN DIRI
BERHUBUNGAN DENGAN
KELEMAHAN FISIK
• NOC :
• · Self care : Activity of Daily Living (ADLs)

· Klien terbebas dari bau badan


• · Menyatakan kenyamanan terhadap
kemampuan untuk melakukan ADLs
• · Dapat melakukan ADLS dengan bantuan
• NIC
• Self Care assistane : ADLs
• Monitor kemempuan klien untuk perawatan diri
yang mandiri.
• Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu untuk
kebersihan diri, berpakaian, berhias, toileting dan
makan.
• Sediakan bantuan sampai klien mampu secara
utuh untuk melakukan self-care.
• Dorong klien untuk melakukan aktivitas sehari-hari
yang normal sesuai kemampuan yang dimiliki.
• Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi beri
bantuan ketika klien tidak mampu melakukannya.
• Ajarkan klien/ keluarga untuk mendorong
kemandirian, untuk memberikan bantuan hanya
jika pasien tidak mampu untuk melakukannya.
• Berikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai
kemampuan.
• Pertimbangkan usia klien jika mendorong
pelaksanaan aktivitas sehari-hari.
RESIKO INFEKSI BERHUBUNGAN
DENGAN TINDAKAN INVASIF, INSISI
POST PEMBEDAHAN.
• NOC :
• · Immune Status
• · Knowledge : Infection control
• · Risk control

• · Klien bebas dari tanda dan gejala infeksi


• · Mendeskripsikan proses penularan penyakit, factor
yang mempengaruhi penularan serta
penatalaksanaannya,
• · Menunjukkan kemampuan untuk mencegah
timbulnya infeksi
• · Jumlah leukosit dalam batas normal
• · Menunjukkan perilaku hidup sehat
• NIC
• Kontrol infeksi
• Bersihkan lingkungan setelah dipakai pasien lain
• Pertahankan teknik isolasi
• Batasi pengunjung bila perlu
• Instruksikan pada pengunjung untuk mencuci tangan saat
berkunjung dan setelah berkunjung meninggalkan pasien
• Gunakan sabun antimikrobia untuk cuci tangan
• Cuci tangan setiap sebelum dan sesudah tindakan
keperawatan
• Gunakan sarung tangan sebagai alat pelindung
• Pertahankan lingkungan aseptik selama perawatan
• Tingkatkan intake nutrisi
• Berikan terapi antibiotik bila perlu
• Proteksi terhadap infeksi
• Monitor tanda dan gejala infeksi sistemik dan lokal
• Monitor kerentanan terhadap infeksi
• Batasi pengunjung
• Pertahankan teknik isolasi k/p
• Inspeksi kulit dan membran mukosa terhadap kemerahan, panas,
drainase
• Inspeksi kondisi luka / insisi bedah
• Dorong masukkan nutrisi yang cukup
• Dorong istirahat
• Instruksikan pasien untuk minum antibiotik sesuai resep
• Ajarkan pasien dan keluarga tanda dan gejala infeksi
• Ajarkan cara menghindari infeksi
• Laporkan kecurigaan infeksi
• Laporkan kultur positif
PK PERDARAHAN

• NOC:
• Perdarahan berhenti

• · Luka sembuh kering, bebas pus, tidak meluas


• · HB tidak kurang dari 10 gr dl
• NIC
• Pencegahan sirkulasi
• Lakukan penilaian menyeluruh tentang sirkulasi
• Lakukan perawatan luka dengan hati-hati dengan
menekan daerah luka dengan kassa steril dan
tutup dengan tehnik aseptik
• Kelola terapi sesuai order
PENCEGAHAN KISTA

• 1. Kurangi makanan yang berkadar lemak tinggi


• Konsumsi lemak dalam kuantitas yang besar mampu
akan menyebabkan gangguan hormon dan
meningkatkan hormon cotisol. Hormone cortisol adalah
hormon penyebab stress. Untuk itu sebisa mungkin jauhi
asupan lemak berlebih
• 2. Konsumsi lebih banyak sayur dan buah
• Sayur dan buah yang mengandung banyak vitamin dan
mineral. Mampu membuat anda meningkatkan stamina
tubuh .Selain itu juga dapat menetralisir bahan kimia
yang masuk ke dalam tubuh anda.
• .
• 3. Konsumsi makanan yang mengandung
antioksidan
• Makanan dengan kandungan antioksidan akan
melawan radikal bebas . Radikal bebas yang
mungkin dihasilkan karena polusi, debu dan bahan
kimia lainnya
• 4. Menjaga pola hidup sehat
• Mejaga pola hidup sehat adalah hal paling penting
yang perlu anda budayakan mulai saat ini.
Menghindari rokok adalah tugas utama anda dan
mulai berolahraga
• 5. Riwayat kista
• Anda perlu mengetahui garis keturunan keluarga
anda, apakah salah satu dari anggota keluarga
anda ada yang pernah mengalami kista atau tidak,
jika ya, berarti peluang anda menderita kista
cukup besar, namun dengan melakukan
pencegahan melalui pola hidup sehat anda
berpeluang kecil menderitanya
• 6. Konsumsi obat herbal nyata
• Sudah banyak terbukti orang-orang yang
mengkonsusmsi obat-obatan herbal dalam
penyembuhan penyakit kista banyak yang berhasil
. Anda bisa menggunakan 30 gram daun dewa, 50
gram temu mangga , 5 gram daging buah
mahkota dewa kemudian di rebus bersamaan
dengan 800cc air hingga tersisa setengah bagian.
Minum secara teratur dua kali sehari.
• 7. Setelah menikah, usahakan hamil segera
• Bagi anda yang sudah menikah , segera mungkin
mempunyai momongan untuk menghindari
terjadinya pembentukan kista yang disebabkan
oleh adanya frekuensi menstruasi dan aktivitas
hormon.
• 8. Lakukan pemeriksaan medis
• Pemeriksaan medis dapat berupa pemeriksaan klinis
genekologik, untuk dapat melihat apakah ada gejala
yang memungkinkan pembesaran ovarium . Dapat
juga dengan cara pemeriksaan USG bila memang
diperlukan bisa juga menggunakan alat Doppler.
• Pemeriksaan medis juga bisa berupa petanda tumor
dan pemeriksaan dengan menggunakan CT-Scan.
• Ada cara medis terbaru adalah dengan menggunakan
crystal X yang efektif untuk mencegah penyakit kista.
• 9. Gunakan pil KB
• Kontrasepsi oral atau pil KB ternyata mampu
meminimalisir resiko seseorang terkena kista karena
mampu mencegah produksi sel telur.
• 10. Mencegah kebersihan area kewanitaan
• Beberapa kasus penyakit yang berhubungan
dengan area kewanitaan. Disebabkan karena
infeksi mikroorganisme yang berkembang.
Pencegahan sel-sel tumor agar tidak berkembang
dapat dilakukan dengan senantiasa membersihkan
dan menjaga kelembapan area kewanitaan.
• Meskipun masih bisa dilakukan pengangkatan
dengan jalan operasi apabila kista sudah
menyebar akan tetapi ada baiknya untuk anda
melakukan pencegahan karena bagaimanapun
hidup sehat merupakan dambaan setiap orang.
DAFTAR PUSTAKA
• Arif, M (et al.), (2000), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Cet 1, Jakarta :
Media Aesculapius

• Johnson [et al.], (2000), Nursing Outcomes Classification, second edition,


By Mosby0Year book. Inc, New York

• Manuaba, (1998), Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan & KB, Jakarta :


EGC

• Mc Closkey & Buleheck, (1996), Nursing Interventions Classification,


second edition, By Mosby0Year book. Inc, New York

• Mochtar, R. (1998), Sinopsis Obstetri, Jilid 1, Jakarta : EGC

• Nanda, 2001-2002, Nursing Diagnosis : Definitions and Classification,


Philadelphia, USA

Anda mungkin juga menyukai