3. Penyebab
Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti tapi ada beberapa factor pemicu
yaitu :
1) Gaya hidup tidak sehat. Diantaranya :
a) Konsumsi makanan yang tinggi lemak dan kurang serat
b) Zat tambahan pada makanan
c) Kurang olah raga
d) Merokok dan konsumsi alcohol
e) Terpapar dengan polusi dan agen infeksius
f) Sering stress
g) Zat polutan
2) Faktor genetic
Dalam tubuh kita terdapat gen gen yang berpotensi memicu
kanker, yaitu yang disebut protoonkogen, karena suatu sebab tertentu,
misalnya karena makanan yang bersifat karsinogen, polusi, atau terpapar
zat kimia tertentuatau karena radiasi, protoonkogen ini dapat berubah
menjadi onkogen, yaitu gen pemicu kanker.
5. Patofisiologi
Kista terdiri atas folikel – folikel praovulasi yang telah mengalami atresia
(degenerasi). Pada wanita yang menderita ovarium polokistik, ovarium utuh dan
FSH dan SH tetapi tidak terjadi ovulasi ovum. Kadar FSH dibawah normal
sepanjang stadium folikular daur haid, sementara kadar LH lebih tinggi dari
normal, tetapi tidak memperlihatkan lonjakan. Peningkatan LH yang terus
menerus menimbulkan pembentukan androgen dan estrogen oleh folikel dan
kelenjar adrenal. Folikel anovulasi berdegenerasi dan membentuk kista, yang
menyebabkan terjadinya ovarium polikistik. (Corwin, 2002)
Kista bermetastasis dengan invasi langsung struktur yang berdekatan dengan
abdomen dan pelvis dan sel – sel yang menempatkan diri pada rongga abdomen
dan pelvis. Penyebaran awal kanker ovarium dengan jalur intra peritonial dan
limfatik muncul tanpa gejala atau tanda spesifik.
Gejala tidak pasti yang akan muncul seiring dengan waktu adalah perasaan
berat pada pelvis. Sering berkemih dan disuria dan perubahan fungsi gastro
intestinal, seperti rasa penuh, mual, tidak enak pada perut, cepat kenyang dan
konstipasi. Pada beberapa perempuan dapat terjadi perdarahan abnormal vagina
skunder akibat hiperplasia endometrium, bila tumor menghasilkan estrogen
beberapa tumor menghasilkan testosteron dan menyebabkan virilisasi. (Price,
Wilson, 2006)
Kista nonneoplastik sering ditemukan, tetapi bukan masalah serius. Kista
folikel dan luteal di ovarium sangat sering ditemukan sehingga hampir dianggap
sebagai varian fisiologik. Kelainan yang tidak berbahaya ini berasal dari folikel
graaf yang tidak ruptur atau pada folikel yang sudah pecah dan segera menutup
kembali. Kista demikian seringnya adalah multipel dan timbul langsung di bawah
lapisan serosa yang menutupi ovarium, biasanya kecil, dengan diameter 1- 1,5 cm
dan berisi cairan serosa yang bening, tetapi ada kalanya penimbunan cairan cukup
banyak, sampai mencapai diameter 4 hingga 5 cm sehingga dapat di raba massa
dan menimbulkan nyeri panggul. Jika kecil, kista ini dilapisi granulosa atau sel
teka, tetapi seiring dengan penimbunan cairan timbul tekanan yang dapat
menyebabkan atropi sel tersebut. Kadang – kadang kista ini pecah, menimbulkan
perdarahan intraperitonium, dan gejala abdomen akut. (Robbins, 2007)