Anda di halaman 1dari 11

PEMERIKSAAN REFLEK

PUPIL

Keperawatan Gawat Darurat


Di Susun Oleh

PUTRI BALQIS (P07120118 06)


Tingkat 2 Reguler B
Refleks Pupil
 Pengertian Pemeriksaan reflek pupil/(Refleks Cahaya)
Pemeriksan pupil merupakan pemeriksaan yang sederhana
namun penting dilakukan karena dapat memberikam penilaian
objektif mengenai jarak visual, baik aferen maupum efferent.
Pemeriksaan Reflek pupil adalah suatu cara yang dilakukan
perawat untuk melihat ukuran, bentuk, warna, kesimetrisan
antara reflek pupil kiri dan kanan. reflek pupil adalah
peristiwa mengecilnya pupil karena diberikan rangsangan cahaya.

 Tujuan Pemeriksaan
Untuk mengetahui serta memahami reaksi-reaksi pupil pada
akomodasi dan konvergensi terhadap stimulus cahaya yang
masuk ke mata dengan memerhatikan reflek-reflek penglihatan
pasien.
 Indikasi
 Pasien dengan keluhan Photopsia akut (keluhan seperti melihat flashlight),
floater, penurunan ketajaman visus.
 Usia lebih dari 60th karena lebih berisiko untuk terkena glaucoma
 Pasien diabetes mellitus, dan riwayat penyakit sistemik lainnya yang dapat
mempengaruhi mata (Misalnya hiperensi)
 Pasien dengan riwayat trauma sekitar mata
 Stroke
 Pasien dengan Cedera otak akut

 Kontraindikasi
Umumnya pada orang yang terjadi infeksi pada mata
 Perencanaan
Persiapan Alat:
 Penlight

Persiapan pasien
- Memberitahukan Tindakan
 Alat pengukur pupil
pemeriksaan yang akan
dilakukan
- Memberika posisi yang
dibutuhkan untuk
kenyamanan pasien dan
perawat selama proses
pemeriksaan
 Oftalmoskop  
 Implementasi
Memberi salam teurapeutik
Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
Mengatur Posisi, pasien duduk dengan mata pasien sejajar dengan mata pemeriksa.
Jika pada pasien tidak sadar mata dapat dilakukan dengan memposisikan pasien
supine
Mintalah pasien untuk melihat (fiksasi) kepada satu benda jauh
Perawat melakukan pemerksaan yang meliputi:
a)Pemeriksaan media refraksi
- Memeriksa kornea penderita dengan menggunakan senter dan loupe bila
diperlukan (kejernihannya, bentuknya, ukuran, kecembungan dan adanya
kelainan lain seperti pembuluh darah, pterigium)
- Memeriksa bilik mata depan dengan sinar senter yang diarahkan baik dari
depan dandari temporal sejajar bidang iris untuk mendapatkan kesan
tentang ukurannnya(kedalamnya), kejernihanya, dan kelainan lain
seperti (hifema, hipopion)
- Memeriksa bilik mata depan dengan sinar senter yg diarahkan baik dari
nasal maupuntemporal sejajar bidang iris untuk mendapatkan kesan
ukurannya, kedalamanya, kejernihannya, dan kelainan lain seperti
hipopion
- Memeriksa iris penderita (bentuk, warna dan corakanya)
- Memeriksa pupil dengan senter (bentuk, ukuranya, simetris kanan kiri,
dan adanya kelainan bentuk iris seperti koloboma, sinekia anterior
posterior
- Memeriksa lensa dengan penyinaran senter terfokus tajam dengan arah
mendekatisumbu mata kearah pupil (menilai kejernihan, afakia, pseudo)
b) Pemeriksaan refleks pupil
 Melakukan pemeriksaan refleks pupil langsung (direct) dan refleks pupil tidak
langsung (indirect) pada kedua mata dengan senter
 Mintalah pasien untuk melihat (fiksasi) pada benda jauh
 Perhatikan pupil pasien periksa bentuk pupil dan ukuranya apakah bentuk
pupil bulat atau berbentuk lain
 Periksa apakah ada pengecilan (miosis) atau pelebaran (midriasis) untuk
memudahkan pengukuran, dapat digunakan mistar dengan berbagai ukuran
diameter pupil.
 perhatikan pula apakah pupil kiri dan kanan simetris
 Periksalah refleks pupil mata kanan, secara langsung (direct) maupun tidak
langsung (indirect)
- Periksalah refleks pupil mata kanan, secara langsung (direct) maupun tidak langsung (indirect)

- Untuk Memeriksa reflek pupil langsung (direct) sinari mata kanan kemudian perhatikan
ukuran ,bentuk, dan kecepatan konstriksi pupil mata kanan.
- Ketika pupil mata kanan disinari, perhatikan pupil mata kiri, ukuran dan kecepatan kontriksi pupil
mata kiri reflek pupil tidak langsung (indirect)
Penilaian Pemeriksaan Pupil:
 Catat ukuran dan bentuk pupil 4mm, bentukrefleks pupil langsung (cepat lancer) dan reflek
tak langsung dari masing-masing mata, bandingkan simetris ukuran dan bentuk pupil
(isocoria)
 Catatlah apabila ditemukan adanya kelainan misalnya: gerak lambat, reflek tidak langsung
(konsesual) tidak ada pada penyinaran pupil mata kanan, bentuk pupil irregular karena
synechiae perbedaan ukuran pupil (anisocoria)
c) Pemeriksaan Swinging Flashlight
 Ayunkan sinar secara cepat antara mata kanan dan mata kiri, masing-masing
mata disinari sekitar 3-5 detik. Perhatikan reaksi pupil (dilatasi dan kontraksi)
dan ukurannyasaat sinar pertama kali mengenai mata dan selama masa pada
masing-masing mata.
 Ulangi tindakan diatas beberapa kali
Penilaian pemeriksaan Swinging Flashlight
 Apabila terdapat gangguan konduksi afferent pasa mata kiri,
makarefleks pupil kiri tidak terganggu. pada pemeriksaan bila sinar
diayunkan dari mata kanan (yang normal) ke mata kiri (yang
mengalami gangguan afferent) maka pupil kiri akan tampak
melebar.
 Fenomena pupil ini disebut pupil Marcus gunn atau relative afferent
papillary defec (RAPD) hal ini dapat terjadi akibat penyakit nervus
optikus atau retina
7) Normalnya pupil berwarna hitam adakalanya berwarna putih (leukokoria) terletak di
tengan iris dengan ukuran saat istirahat berkisar 2-4 mm, berbentuk bulat, isokor, dan
regular.
8) Jika ada perbedaan tidak simetris antara pupil kiri dan kanan <2mm maka disebut
anisokoria.
9) Anisokoria dapat bersifat fisiologis maupun patologis, maka diperlukan pemeriksaan
lebih lanjut sebagai berikut:
 Apabila ada cahaya terang maupun redup. Reflek kedua pupil sama dan perbedaan
ukuran pupil <2mm, maka anosokoria bersifat fisiologi
 Apabila disertai dengan ptosis dan gangguan otot ekstraokular, maka kemungkinan
besar anisokoria bersifat patologis
 Apabila kedua pupil memberikan respon yang normal trhadapa cahaya, maka
keemungkinan yang mengalami defek adalah pupil yag terjadi adalah anisokoria
fisiologis
10) Jika terjadi penurunan reflek cahaya pada pupil dan disertai nyeri pada kepala atau
nyeri orbital, mual, dan muntah, injeksi siliar maupun konjungtiva maka dapat
dicurigai pasien mengalami glaukomaakut, keadaan ini perlu dapat terapi secepatnya
karena dapat berakibat pada kebutaana.
11) Perawat mencatah hasil pemeriksaan

Anda mungkin juga menyukai