Anda di halaman 1dari 16

MODUL SKILL LAB

(KETERAMPILAN KLINIS )
OFTALMOLOGI II

BLOK 17
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2022
SKILL LAB V

Penilaian Eksternal (SEGMEN ANTERIOR).


1. Inspeksi Kelopak Mata.
Kelopak mata normal, dimulai dari rima orbita hingga margo palpebra.
 Fissura palpebra: celah yang membentuk kedua palpebra superior dan inferior
 Nilai Normal :
- Fissura Horizontal 30 mm
- Fissura Vertikal 9 -11 mm : Di lateral berakhirkantus lateralruncing
Di medial berakhirkantus medial rounded

Teknik Pemeriksaan:
1. Letakkan mistar ukur dari margin palpebra superior dan inferior tepat di tengah pupil pada posisi primer
untuk menilai  Fissura Palpebra Vertikal.
2. Letakkan mistar ukur dari kantus medial dan lateral untuk menghitung fissura palpebra Horizontal.
3. Lakukan prosedur yang sama pada mata sebelahnya,dan bandingkan hasilnya, catat hasil pengukurannya.

INSPEKSI KELOPAK MATA DENGAN EVERSI KELOPAK ATAS (Kompetensi 4A).


Teknik melakukan eversi kelopak mata.
1. Pasien dalam posisi duduk, diperintahkan untuk melihat ke bawah. Dengan mengunakan cotton bud,
palpebra superior ditekan kebawah hingga konjungtiva tarsal superior terlihat.
2. Tujuan dari eversi kelopak mata adalah untuk melihat konjungtiva tarsal superior, apakah adakah benda
asing, papil, folikel, laserasi dll.

Teknik eversi kelopak mata atas.


Inspeksi Bulu Mata (Kompetensi 4A).
Teknik Pemeriksaan
1. Pasien dalam posisi primer dengan mengunakan pen light dan loupe dilihat arah bulu mata saat membuka
dan menutup mata. Apakah ada trichiasis, distrikhiasis, madarosis, eye lashes abberant, krusta, sekret.
2. Catat hasil temuan pada lembaran pemeriksaan.

Inspeksi Konjungtiva (Kompetensi 4A).


Teknik Pemeriksaan
1. Pasien dalam posisi duduk palpebra inferior dibuka dengan menarik kelopak mata hingga terlihat
forniks (pertemuan konjungtiva bulbi dan tarsal).
2. Dilihat gambaran konjungtiva normal, ataukah ada kelainan (Injeksi konjungtiva, corpus alienum, dll).
3. Hal yang sama dilakukan pada kelopak mata bagian atas.

Inspeksi Sclera (Kompetensi 4A).


Sklera adalah bagian putih bola mata yang bersama-sama dengan korna merupakan pembungkus dan
pelindung isi bola mata. Sklera berjalan dari papil nerve optik sampai kornea.
Teknik pemeriksaan
1. Pasien dalam posisi duduk dengan pen light dan loupe dilihat warna sklera apakah ada perdarahan,
injeksi dll.
2. Perhatikan bentuk apakah adakah benjolan atau pembuluh darah meradang.
3. Pasien disuruh melihat kearah 6 cardinal apakah ada nyeri saat penderita mengerakkan bola mata,
dicatat hasil pemeriksaannya.

6 arah cardinal
Inspeksi orifisium punctum lakrimalis (kompetensi 4A).

Punctum lakrimalis terletak di daerah medial palpebra superior dan inferior lebih kurang 5 mm dari
kantus medial dengan diameter puncta 0,3mm. Dengan mengunakan loupe dan pen light diamati posisi
punctum apakah ada muara/tidak tertutup. Apakah ada sekret yang keluar, warna sekret, konsistensi.

Panah  punctum lakrimal.


Inspeksi Palpasi limfonodus pre-aurikular (Kompetensi 4A)
Kelenjar limponodulus pre aurikular penting untuk diperiksa pada keadaan infeksi seperti
konjungtivitis karena virus biasanya terjadi pembesaran, selain dari itu pada jika ada tumor/keganasan pada
regio orbita wajib di periksa untuk menentukan apakah KGB membesar dan berhubungan dengan tumor/
keganasan.

Teknik pemeriksaan
Di regio aurikula, palpasi permukaan kulit apakah ada penonjolan/ tidak.

Teknik Palpasi Kelenjar limfe kepala dan leher

SKILL LAB VI.


Penilaian Posisi Mata
Penilaian posisi dengan corneal refleks images Kompetensi (4A).

Tujuan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai derajat pengguliran bola mata abnormal dengan melihat refleks sinar
pada kornea.

Dasar
Bila terdapat fiksasi sentral pada satu mata maka refleks sinar yang diberikan pada kornea mata lainnya dapat
menentukan derajat deviasi mata secara kasar.

Alat
Sentolop

Teknik
 Sentolop disinarkan setinggi mata pasien, sebagai sinar fiksasi
 Sentolop terletak 30 cm dari pasien
 Refleks sinar pada mata fiksasi diletakkan di tengah pupil
 Dilihat letak refleks sinar pada kornea mata yang lain
Nilai
 Pada keadaan normal refleks kornea ini sedikit ke nasal dari pusat kornea. Refleks cahaya pada mata
yang berdeviasi bila: lebih dekat pertengahan pupil, berarti deviasi 5-6 derajat, sedang bila pada tepi
pupil, berarti deviasi 12-15 derajat (20 prisma dioptri).
 Bila refleks sinar pada kornea terletak antara pinggir pupil dan limbus, berarti deviasi 25 derajat, dan
bila pada pinggir limbus berarti deviasi 45-60 derajat
 Umumnya: pergeseran sinar dari tengah pupil 1 (satu) milimeter sama dengan deviasi 7 derajat (15
prisma dioptri)

Catatan
Pemeriksaan ini tidak teliti. Pada mata normal refleks sinar pada kedua kornea terletak di sentral. Letak sinar
bila di luar berarti esodeviasi, bila di dalam berarti eksodeviasi. Pemeriksaan ini sangat berguna terutama untuk
pasien yang tidak kooperatif atau fiksasi kurang.

Penilaian posisi dengan cover uncover test (kompetensi 4A)


Tujuan
Pemeriksaan ini untuk mengetahui adanya fusi dan foria

Dasar
Heteroforia merupakan deviasi laten. Bila pada heteroforia fusi kedua mata yang terganggu deviasi
laten akan terlihat.

Alat
 Kartu Snellen
 Okluder
Teknik
 Bila pasien memakai kacamata maka kacamata tersebut dipasang
 Fiksasi pasien:
- diperiksa dalam kedudukan mata posisi primer
- benda yang dilihat 1 garis lebih besar daripada tajam penglihatan terburuk
- dapat dipergunakan nonakomodatif target (sinar)
 Mata ditutup bergantian dengan okluder dari mata kanan ke kiri dan sebaliknya
 Dilihat kedudukan mata dibawah okluder atau saat okluder dipindah pada mata yang lain

Nilai
 Bila mata di belakang okluder bergerak ke luar, ke dalam, ke atas, atau ke bawah menunjukkan adanya
heteroforia
 Bila mata segera sesudah okluder dibuka mencoba berfiksasi sehingga terlihat pergerakan ke luar, ke
dalam, ke atas atau ke bawah, hal ini berarti ada foria
 Derajat foria dapat diukur dengan meletakkan prisma sehingga tidak terjadi pergerakan mata pada saat
mata dibuka

Catatan
Pemeriksaan dilakukan untuk jarak 30 cm dan 6 meter.

Uji cover uncover test dengan jarak 33 cm.


Pemeriksaan Gerakan Bola Mata (Kompetensi 4A).

Tujuan
Tes untuk memeriksa fungsi gerak otot penggerak mata.

Dasar
Otot rektus superior berfungsi untuk elevasi, intorsi dan adduksi, dan tes kemampuan elevasi dilakukan
pada kedudukan mata abduksi.

Otot oblik superior berfungsi untuk depresi, intorsi dan abduksi, dan tes kemampuan depresi dilakukan
pada kedudukan mata adduksi.

Otot oblik inferior untuk elevasi, ekstorsi dan abduksi, dan tes kemampuan elevasi dilakukan pada
kedudukan mata adduksi.

Otot rektus medius untuk adduksi dan otot rektus lateral untuk abduksi.

Alat
 Obyek (jari)

Teknik
 Dilihat kemampuan pergerakan otot pada posisi yang dibuat untuk mendapatkan nilai kemampuan
pergerakan otot dengan menyuruh pasien mengikuti gerakan jari

Six Cardinal gerakan bola mata.


Nilai
 Bila ternyata otot tertentu tidak mampu mengikuti gerakan jari maka mungkin terdapat parese otot
tersebut.
SKILL LAB VII.

PUPIL.
Inspeksi Pupil (kompetensi 4A).
Tujuan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk melihat refleks miosis pupil akibat suatu penyinaran pada mata, baik reaksi
penyinaran langsung pada mata yang bersangkutan atau refleks tidak langsung pada mata yang lainnya.

Teknik inspeksi pupil.

Dasar
- Ada suatu lingkaran refleks sinar dengan motorik pupil yang langsung mengenai mata yang disinari
yang disebut refleks langsung (direk).
- Refleks tidak langsung (indirek = konsensual) terjadi bila mata sebelah dari pada mata yang disinari
memberikan refleks atau reaksi.

 Mata normal akan memberikan ambang dan intensitas lampu kedua refleks sama.
 Bila sinar dinaikkan perlahan-lahan maka reaksi akan terjadi sampai ambang rangsang.

Refleks sinar langsung terhadap cahaya dan konvergensi (kompetensi 4A)


Teknik
 Mata disinari
 Dilihat keadaan pupil pada mata yang disinari apakah terjadi miosis (mengecil) pada saat penyinaran

Nilai
 Ada periode laten 0.2 detik sesudah rangsangan. Sesudah pupil berkonstraksi kuat akan disusul dilatasi
ringan terutama bila penyinaran tidak keras. Bila terjadi hal ini disebut refleks pupil langsung (+)
 Pada refleks langsung + atau normal berarti visus ada dan motorik saraf ke III berfungsi baik

Refleks sinar konsensual


Mata disinari dengan diusahakan sinar tidak masuk mata yang lain. Dilihat keadaan pupil mata yang tidak
disinari apakah terjadi miosis (mengecil) pada saat penyinaran mata sebelahnya.
Nilai
 Terdapat periode laten seperti pada mata yang disinari langsung. Keras kontraksi pupil sama dengan
mata yang disinari langsung. Bila terjadi refleks miosis disebut refleks pupil tidak langsung (+).
 Pada keadaan dinilai fungsi saraf motorik ke III untuk membuat konstriksi atau miosis dari mata yang
tidak disinar.

Catatan
 Refleks langsung terganggu bila saraf optik sakit (atrofi, papilitis, neuritis) atau ada kerusakan saraf
okulomotor mata yang disinari
 Refleks tidak langsung terganggu bila pada saraf mata yang disinari ada kelainan atau terdapat
kerusakan saraf okulomotor mata yang sedang diperiksa refleks konsensual.

Kedua pupil pada keadaan normal mempunyai ukuran yang sama, bulat, dan bereaksi terhadap sinar dan saat
berakomodasi atau melihat dekat.

Uji refleks pupil dan interpretasi hasil .


Refleks pupil
Diperiksa di kamar gelap.
Refleks pupil dapat dilihat dengan oftalmoskop direk pada jarak 1-2 kaki.
 Refleks pupil normal berwarna merah
 Refleks pupil abnormal berwarna putih yang disebut sebagai leukokoria
 Perlu dirujuk untuk kemungkinan:
- retinoblastoma
- kekeruhan kornea
- endoftalmitis
- kekeruhan badan kaca

SKILL LAB VIII.


MEDIA

Inspeksi Media refraksi dengan transilluminasi (pen light) kompetensi 4A.


Teknik pemeriksaan
Pemeriksa mengunakan pen light dan loupe, posisi penderita dalam keadaan duduk diberi cahaya dari arah
depan diamati gambaran umum dari kornea, bilik mata depan, iris, pupil dan lensa apakah ada kekeruhan,
darah, hipopion, iridoplegia, sinekia, iriodialisis, dll. Dicatat hasilnya dalam lembaran penilaian.

Tes uji Sensibilitas (sensitivitas) Kornea( Kompetensi 4A)


Tujuan
Tes untuk pemeriksaan fungsi saraf trigeminus yang memberikan sensibilitas kornea.

Dasar
Mata akan berkedip bila terkena sinar kuat, benda yang mendekati mata terlalu cepat, mendengar suara keras,
adanya rabaan pada kornea, konjungtiva, sehingga dibedakan refleks taktil, optik dan pendengaran. Refleks
tatktil kornea didapatkan melalui serabut aferen saraf trigeminus dan serabut eferen saraf fasial. Terdapat
hubungan dengan korteks yang berupa rasa sakit.

Alat
Kapas

Teknik
 pasien diminta melihat ke sisi yang berlawanan dari bagian kornea yang akan dites.
 Pemeriksa menahan kelopak mata pasien yang terbuka dengan jari telunjuk dan ibu jari
 Dari sisi lain (untuk mencegah terlihat) kapas digeser sejajar dengan permukaan iris menuju kornea
yang akan diperiksa
 Diusahakan datang/mendekatnya kapas tidak disadari pasien
 Kapas ditempel pada permukaan kornea.
Dilihat:
 terjadinya refleks mengedip
 perasaan tidak enak oleh pasien, yang dinyatakan dengan perasaan sakit
 timbulnya lakrimasi.
Nilai
 apabila terjadi refleks kedip berarti sensibilitas kornea baik dan fungsi trigeminus normal
 refleks kedip menurun pada keratitis atau ulkus herpes simpleks dan infeksi herpes zooster
Teknik

Teknik uji sensibilitas

Catatan
Adalah penting diketahui (karakteristik) hilangnya atau berkurangnya reflaks kedip dapat berarti adanya tumor
pada sudut serebolopontin. Hal ini adalah penting karena refleks kornea hilang sebelum gejala kelainan
gangguan saraf trigeminus terlihat.

Inspeksi bayangan iris – SHADOW TEST (kompetensi 4A)

Tujuan
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui derajat kekeruhan lensa

Dasar
Makin sedikit lensa keruh pada bagian posterior maka makin besar bayangan iris pada lensa yang keruh
tersebut sedang makin tebal kekeruhan lensa makin kecil bayangan iris pada lensa yang keruh

Alat
 Lampu sentolop
 Loupe

Teknik
 Sentolop disinarkan pada pupil dengan membuat sudut 45 derajat dengan dataran iris
 Dengan Loupe dilihat bayangan iris pada lensa yang keruh

Nilai
 Bila bayangan iris pada lensa terlihat besar dan letaknya jauh terhadap pupil berarti lensa belum keruh
seluruhnya (belum sampai ke depan), ini terjadi pada katarak imatur, keadaan ini disebut shadow test
(+)
 Apabila bayangan iris pada lensa kecil dan dekat terhadap pupil berarti lensa sudah keruh seluruhnya
(sampai pada kapsul anterior) terdapat pada katarak matur (shadow test (-))
 Bila katarak hipermatur, lensa sudah keruh seluruhnya, mengecil serta terletak jauh di belakang pupil,
sehingga bayangan iris pada lensa besar dan keadaan ini disebut pseudopositif

Contoh :Shadow test +, katarak immatur.

SKILL LAB IX

Funduskopi untuk melihat fundus refleks dan pembuluh darah, papil, dan makula
(Kompetensi 4A).

Tujuan
Untuk melihat dan menilai kelainan dan keadaan pada fundus okuli

Dasar
Cahaya yang dimasukkan ke dalam fundus akan memberikan refleks fundus. Gambaran fundus mata akan
terlihat bila fundus diberi sinar.

Alat
1. Oftalmoskop
2. Obat melebarkan pupil: Tropicamide 0,5%-1%
Perhatian:
Sebaiknya sebelum melebarkan pupil diukur dulu tekanan bola mata. Sebaiknya oftalmoskop dilakukan dengan
pupil dilebarkan kecuali bila:
 Bilik mata dangkal
 Tanda pupil post-trauma (setelah trauma kepala)
 Implan fiksasi pada iris
 Pasien pulang mengendarai kendaraan sendiri
 Pasien menderita glaukoma sudut sempit
Teknik
Diperiksa di kamar gelap:
 Memeriksa mata kanan pasien dengan mata kanan pemeriksa, mata kiri diperiksa dengan mata kiri,
kecuali bila memeriksa pasien dalam keadaan tidur dapat dilakukan dari atas
 Mula-mula diputar roda lensa oftalmoskop sehingga menunjukkan angka + 12.00 Dioptri
 Oftalmoskop diletakkan 10 cm dari mata pasien. Pada saat ini fokus terletak pada kornea atau pada
lensa mata
 Bila ada kekeruhan pada kornea atau lensa mata akan terlihat bayangan yang hitam pada dasar yang
jingga
 Selanjutnya oftalmoskop lebih didekatkan pada mata pasien dan roda lensa oftalmoskop diputar
sehingga roda lensa menunjukkan angka mendekati nol
 Sinar difokuskan pada papil saraf optik
 Diperhatikan warna, tepi, dan pembuluh darah yang keluar dari papil saraf optik
 Mata pasien diminta melihat sumber cahaya oftalmoskop yang dipegang pemeriksa, dan pemeriksa
dapat melihat keadaan makula lutea pasien
 Dilakukan pemeriksaan pada seluruh bagian retina

Teknik pemeriksaan Funduskopi normal

NILAI
Dapat dilihat keadaan normal dan patologik pada fundus mata kelainan yang dapat dilihat.

SKILL LAB X

Tekanan Intra Okular, Digital Palpasi (Kompetensi 4A).

Dasar
Merupakan pengukuran tekanan bola mata dengan jari pemeriksa.

Alat
Jari telunjuk kedua tangan

Teknik
 Mata ditutup
 Pandangan kedua mata menghadap ke bawah
 Jari-jari lainnya bersandar pada dahi dan pipi pasien
 Kedua jari telunjuk menekan bola mata pada bagian belakang kornea bergantian (alternate)
 Satu telunjuk mengimbangi tekanan saat telunjuk lainnya menekan bola mata.

Nilai
 Didapat kesan berapa ringannya bola mata dapat ditekan
 Penilaian dilakukan dengan pengalaman sebelumnya yang dapat dicatat, mata N+1, N+2, N+3 atau N-
1, N-2, N-3 yang menyatakan tekanan lebih tinggi atau lebih rendah daripada normal.
 Tekanan dapat dibandingkan dengan tahanan bagian lentur telapak tangan dengan tahanan tekanan bola
mata bagian superior. Bila tekanan lebih tinggi dapat dicurigai adanya glaukoma.

Catatan
Cara ini sangat baik pada kelainan mata bila tonometer tidak dapat dipakai atau sulit dinilai seperti pada
sikatrik kornea, kornea irregular dan infeksi kornea. Cara pemeriksaan ini memerlukan pengalaman pemeriksa
karena terdapat faktor subyektif.
Ingat refleks okulo kardiak. Bila bola mata ditekan akan terjadi penurunan pulsa nadi. Kadang-kadang
penekanan yang menimbulkan refleks ini dipergunakan untuk membuat nadi berkurang (bradikardia) pada
takikardia supraventikular. Menurunkan nadi juga bermanfaat untuk mengurangi sakit angina.

Tekanan Intra Okular, Pengukuran Indentasi Tonometri (Tonometri Schiotz)


Kompetensi 4A.

Dasar
Tonometer schiotz merupakan tonometer indentasi atau menekan permukaan kornea dengan beban
yang dapat bergerak bebas pada sumbunya. Benda yang ditaruh pada bola mata (kornea) akan menekan bola
mata ke dalam dan mendapat perlawanan tekanan dari dalam melalui kornea. Keseimbangan tekanan
tergantung pada beban tonometer. Pada tonometer Schiotz bila tekanan rendah atau bola mata empuk maka
beban akan dapat mengindentasi lebih dalam dibanding bila tekanan bola mata tinggi atau bola mata keras.

Tujuan
 Melakukan pemeriksaan tekanan bola mata dengan tonometer

Alat
1. Obat tetes anestesilokal (tetrakain).
2. Tonometer Schiotz.

Teknik
 Pasien diminta melonggarkan pakaian termasuk dasi yang dipakai.
 Pasien diminta tidur terlentang di tempat tidur.
 Mata ditetes tetrakain.
 Ditunggu sampai pasien tidak merasa pedas.
 Kelopak mata pasien dibuka dengan telunjuk clan ibu jari (jangan tertekan bola mata pasien).
 Pasien diminta meletakkan ibu jari tangannya di depan matanya atau pasien melihat ke langit-langit
ruangan pemeriksaan.
 Telapak tonometer Schiots diletakkan pada permukaan kornea.
 Setelah telapak tonometer menunjukkan angka yang tetap, dibaca nilai tekanan pada skala busur Schiotz
yang berantara 0 - 15.

Nilai
Pembacaan skala dikonversi pada table untuk mengetahui bola mata dalam milimeter air raksa.
 Pada tekanan lebih tinggi 20 mmHg dicurigai glaukoma.
 Bila tekanan lebih daripada 25 mmHg pasien menderita glaukoma.

Teknik Pengukuran TIO dengan Schiotz

Tonometri Schiotz

Catatan
 Tonometer harus dibersihkan atau disterilisasi setiap sebelum pemakaian paling sedikit dengan alcohol
untuk mencegah penularan infeksi.
 Tonometer Schiotz tidak dapat dipercaya pada miopia dan penyakit timid dibanding dengan memakai
tonometer aplanasi, karena terdapatnya pengaruh kekakuan sklera pada pemeriksaan dengan tonometer
Schiotz.
 Tonometer Schiotz merupakan tonometer indentasi atau menekan permukaan kornea dengan beban
yang dapat bergerak bebas pada sumbunya.

Zeiger- Augendruck
Umrechnungstabelle 1955 Pressure . mm Hg
Ausschlag Scale Tonometerstiftewicht Plunger Load
Calibration Scale Hach Friedenwald, Kronfeld, Ballintine and Trotter
Reading 5.5 GM. 7.5 GM 10.00 GM. 15.00 GM.
0.0
Gebrauchsanweisung
41.5 59.1
auf der Ruckseite
81.7 127.5
0.5 37.8 54.2 75.1 117.9
1.0 34.5 49.8 69.3 109.3
1.5 31.6 45.8 64.0 101.4
2.0 29.0 42.1 59.1 94.3
2.5 26.6 38.8 547 88.0
3.0 24.4 35.8 50.6 81.8
3.5 22.4 33.0 46.9 76.2
4.0 20.6 30.4 43.4 71.0
4.5 18.9 2&0 40.2 66.2
5.0 17.3 25.8 37.2 61.8
5.5 15.9 23.8 34.4 57.6
6.0 14.6 21.9 31.8 53.6
6.5 13.4 20.1 29.4 49.9
7.0 12.2 18.5 27.2 46.5
7.5 11.2 17.0 25.1 43.2
8.0 10.2 15.6 23.1 40.2
8.5 9.4 14.3 21.3 38.1
9.0 8.5 13.1 19.6 34.6
9.5 7.8 12.0 18.0 32.0
10.0 7.1 10.9 16.5 29.6
10.5 6.5 10.0 15.1 27.4
11.0 5.9 9.0 13.8 25.3
11.5 5.3 8.3 12.6 23.3
12.0 4.9 7.5 11.5 21.4
12.5 4.4 6.8 10.5 19.7
13.0 4.0 6.2 9.5 18.1
13.5 5.6 8.6 16.5
14.0 5.0 7.8 15.1
14.5 4.5 7.1 13.7
15.0 4.0 6.4 12.6
15.5 5.8 11.4
16.0 5.2 10.4
16.5 4.7 9.4
17.0 4.2 8.5
17.5 7.7
18.0 6.9
18.5 6.2
19.0 5.6
19.5 4.9
20.0 4.5

Anda mungkin juga menyukai