Anda di halaman 1dari 2

Bismillahirahmanirahim...

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Selamat pagi, Ibu Purwanti yang saya hormati. Teman – teman dari tim afirmasi yang kami
sayangi. Serta teman – teman yang turut menyaksikan perdebatan pada pagi hari ini. Salam sejahtera
untuk kita semua.

Perkenalkan nama saya M. Radithya Adisyahputra selaku pembicara pertama dari tim kontra
atau oposisi yang akan menyampaikan batasan dari mosi ini yaitu ‘sekolah seharusnya melarang siswa
yang belum berumur 17 tahun membawa kendaraan ke sekolah’. Saya akan memberi batasan bahwa
siswa yang dimaksud adalah siswa SMA, kendaraan yang dimaksud pada mosi ini adalah kendaraan
bermotor baik beroda dua maupun beroda empat, dan melarang maksudnya adalah tidak memperbolehkan
siswa untuk membawa kendaraan sendiri ke sekolah.
Kendaraan bermotor adalah hal yang sangat penting bagi kehidupan seorang siswa. Kebanyakan
siswa berangkat ke sekolah dengan menggunakan kendaraan bermotor, baik dengan di antar orang tua,
menggunakan jasa ojek online, ataupun dengan berkendara sendiri ke sekolah. Penggunaan kendaraan
bermotor sudah menjadi suatu hal yang mandatori dalam kehidupan banyak siswa. Penggunaan kendaraan
bermotor yang membuat kegiatan sehari-hari menjadi lebih praktis tentunya juga dimanfaatkan oleh anak
di bawah umur 17 tahun. Anak-anak seusia ini tentunya memiliki rutinitas yang sangat sibuk sehingga
membutuhkan keefisienan dalam melakukan aktifitas mereka.
Saya tidak setuju dengan mosi ini karena tidak seharusnya siswa dilarang untuk membawa
kendaraan bermotor ke sekolah. Seperti yang telah saya jabarkan tadi bahwa siswa sangat membutuhkan
kendaraan bermotor dalam kehidupan mereka, dan pelarangan penggunaan kendaraan bermotor bagi
mereka akan mengganggu rutinitas mereka. Dengan memperbolehkan siswa membawa kendaraan
bermotor ke sekolah, akan ada dampak positif yang dialami oleh siswa, antara lain:
1. Dengan membawa kendaraan sendiri siswa tidak menghabiskan waktu untuk menunggu jemputan
atau angkutan umum yang jadwal kedatangannya tidak jelas sehingga dapat menyebabkan waktu
pelajar terbuang dengan sia-sia dan bisa membuat mereka terlambat.
2. Dengan adanya kendaraan bermotor, pelajar tentunya tidak akan merepotkan orang tua di rumah
untuk mengantar dan menjemput mereka. Tentu ada orang tua siswa yang tidak ada di rumah
ketika anaknya berangkat ke sekolah karena mengejar jadwal pekerjaan mereka juga, atau ada
orang tua siswa yang harus beraktivitas jauh lebih pagi dari seharusnya untuk mengantarkan
anaknya ke sekolah.
3. Dengan membawa kendaraan bermotor ke sekolah, siswa juga akan merasa lebih aman dan
nyaman dibandingkan dengan menggunakan kendaraan umum, dikarenakan di dalam kendaraan
umum ada penumpang lain yang dapat mengganggu kenyamanan dan keamanan pelajar, seperti
penumpang yang memiliki bau badan yang menyengat, penumpang yang merokok, ataupun
copet.
Oleh karena itu, seharusnya siswa diperbolehkan untuk membawa kendaraan bermotor sendiri ke
sekolah karena dampak positif dari pembawaan kendaraan bermotor sendiri ke sekolah sangatlah baik dan
penting bagi siswa, terutama dalam aspek kedisiplinan karena dapat membantu siswa untuk tiba di
sekolah lebih awal agar tidak terlambat, daripada menggunakan kendaraan umum yang memiliki jadwal
yang lebih sulit untuk diduga.
Saya tegaskan kembali bahwa saya tidak setuju dengan mosi “sekolah seharusnya melarang siswa
yang belum berumur 17 tahun membawa kendaraan ke sekolah”. Penggunaan kendaraan bermotor sangat
dibutuhkan oleh pelajar. Membawa kendaraan bermotor tanpa SIM adalah hal yang wajar. Dengan
menggunakan kendaraan bermotor sendiri maka siswa akan terhindar dari ketidaknyamanan penggunaan
kendaraan umum seperti kendaraan umum yang tidak layak ataupun yang penuh dengan bau yang tidak
sedap sehingga dapat mengganggu konsentrasi dari siswa.
Ada tidaknya SIM tidak menentukan kemampuan seorang siswa dalam mengendarai kendaraan
bermotor. Yang paling penting adalah sikap dalam berkendara dari siswa itu sendiri. Apabila siswa
terlebih dahulu diberikan persiapan mental dan fisik misalnya seperti diberikan pembinaan dalam
berkendara tentunya mereka akan lebih siap dalam berkendara walaupun belum memiliki SIM.
Lalu tentang kecelakaan lalu lintas. Ada tidaknya SIM seorang siswa sedikit hubungannya
dengan terjadinya kecelakaan. Kecelakaan disebabkan oleh ketidaksiapan mental dari seorang
pengendara. Oleh karena itu, apabila siswa diberi persiapan mental tentunya dapat mengurangi jumlah
kecelakaan yang terjadi. Buktinya saja kecelakaan dapat terjadi pada orang yang telah memiliki SIM
karena tidak bisa mengendalikan emosi mereka.
Kembali saya tegaskan bahwa membolehkan pelajar membawa kendaraan bermotor ke sekolah
tentunya memberi dampak positif seperti yang telah dijabarkan tadi. Dampak tersebut antara lain:
1. Siswa menjadi lebih leluasa dalam mengatur waktu mereka karena mereka memiliki
kendaraan bermotor sendiri sehingga dapat berangkat ke sekolah sesuai dengan waktu yang
mereka inginkan tanpa harus berangkat lebih awal atau lebih lama dengan menggunakan
kendaraan umum.
2. Apabila siswa pulang cepat di sekolah maka siswa dapat dengan mudah pulang sendiri tanpa
harus menunggu kendaraan umum atau merepotkan orang tua untuk menjemput.
3. Dengan berkendara sendiri siswa juga dapat melatih mental mereka untuk aspek kehidupan
yang lain seperti melatih siswa untuk bersabar.
Demikian argumen yang dapat saya sampaikan

Anda mungkin juga menyukai