Anda di halaman 1dari 7

JIMKI : JURNAL ILMIAH TINJAUAN PUSTAKA

MAHASISWA KEDOKTERAN
INDONESIA e-ISSN : 2721-1924
ISSN : 2302-6391

FAKTOR PREDIKTIF PROGNOSIS PASIEN DENGAN


ENSEFALOPATI HIPOGLIKEMIA
Debby Cinthya D Valentina,1 Rama Agung Prakasa,1

1
Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung, Bandar
Lampung

ABSTRAK

Korespondensi: Pendahuluan: Hipoglikemia berat dapat menyebabkan kerusakan pada


otak sehingga terjadi keadaan koma yang menetap. Kondisi ini disebut
Debby Cinthya Damiri
sebagai ensefalopati hipoglikemia (EH). Ensefalopati hipoglikemia memiliki
Valentina
luaran klinis yang variatif, sehingga dibutuhkan nilai prediktif dari
Email author: pemeriksaan fisik dan penunjang untuk menentukan prognosis dari
penyakit tersebut.
debbycinthya048@gmail.com Metode: Metode yang digunakan dalam tinjauan pustaka ini adalah
pencarian literatur menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Kemudian
Riwayat Artikel
dilakukan analisis, sintesis dan rangkum dalam tinjauan pustaka ini.
Diterima: 20 Maret 2021 Pembahasan: Ensefalopati hipoglikemia ditegakkan berdasarkan temuan
Selesai revisi: 1 Juli 2021 klinis berupa keadaan stupor atau koma yang bertahan ≥24 jam walaupun
telah dilakukan tatalaksana terhadap hipoglikemia. Riwayat penyakit
DOI :
sebelumnya harus digali seperti riwayat hipotensi, hipertensi, asidosis,
10.53366/jimki.v9i1.351
intoksikasi obat, maupun infeksi. Penegakkan diagnosis EH harus
dilakukan secara tepat dengan menyingkirkan kemungkinan diagnosis
banding lain melalui pemeriksaan penunjang laboratorium dan radiologi.
Pemeriksaan radiologi berupa MRI serebral dapat menunjukkan adanya
lesi hiperintens simetris pada korteks serebri, hipokampus, kapsula interna,
amigdala, atau ganglia basalis. Luasnya bagian otak yang terkena tidak
secara signifikan berpengaruh terhadap luaran klinis pasien, sehingga
diperlukan faktor prediktif lain untuk menentukan prognosis penyakit. Faktor
prediktif yang dapat membantu dalam menentukan prognosis dari penyakit
EH adalah suhu tubuh, durasi hipoglikemia, konsentrasi glukosa darah, dan
kadar asam laktat.
Simpulan: Riwayat penyakit dan gejala klinis bersama dengan
pemeriksaan laboratorium dan radiologi perlu dilakukan secara tepat untuk
menegakkan diagnosis EH dan menyingkirkan diagnosis lain. Selain itu,
pemeriksaan faktor prediktif dapat dilakukan untuk menentukan prognosis
penyakit dari EH.

Kata kunci: Ensefalopati Hipoglikemia, Faktor Prediktif, Prognosis

THE PROGNOSIS PREDICTIVE FACTORS OF PATIENTS


WITH HYPOGLYCEMIA ENCEPHALOPATHY
ABSTRACT

Background: Severe hypoglycemia can cause damage to the brain resulting in a


permanent coma. This condition is called hypoglycemic encephalopathy (HE).
Hypoglycemic encephalopathy has various clinical outcomes, so several predictive values
of physical examination as well as laboratory and radiologic investigations are needed to
determine the prognosis of the disease.
Methods: The method used in this literature review was by literature searches using
inclusion and exclusion criteria. Then the steps of analyzing, synthesizing and summarizing
were conducted in this literature review.

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.1 | Maret - Juli 2021 117
TINJAUAN PUSTAKA

Discussion: Hypoglycemic encephalopathy is diagnosed based on clinical findings in the


state of stupor or coma which last ≥24 hours despite the management of hypoglycemia. A
history of previous illnesses must be explored such as the history of hypotension,
hypertension, acidosis, drug intoxication, or infection. The diagnosis of HE must be done
precisely by eliminating the possibility of other differential diagnosis through laboratory and
radiological investigations. Radiological examination of cerebral MRI can show
symmetrical hyperintense lesions in cerebral cortex, hippocampus, internal capsule,
amygdala, or basal ganglia. The extent of the affected part of the brain is not significantly
correlated to the patient's clinical outcome, so other predictive factors are needed to
determine the prognosis of the disease. Predictive factors that can help in determining the
prognosis of HE are body temperature, duration of hypoglycemia, blood glucose
concentration, and lactic acid levels.
Conclusion: History of illness and clinical symptoms along with laboratory and radiological
examinations need to be carried out appropriately to diagnose HE and rule out other
diagnoses. Thus, examination of predictive factors can be done to determine the prognosis
of HE.

Keywords: Hypoglycemic Encephalopathy, Predictive Factors, Prognosis

1. PENDAHULUAN yang terjadi pada kapsula interna dan


Hipoglikemia merupakan keadaan substansia alba hemisfer otak[8].
rendahnya konsentrasi glukosa plasma Sebuah penelitian retrospektif
yaitu kurang dari 70 mg/dL (3,9 terhadap 49 pasien EH yang dirawat di
mmol/L)[1,2]. Kondisi ini paling sering ICU didapatkan bahwa prognosis lebih
ditemukan pada pasien diabetes melitus baik ditemukan pada pasien dengan nilai
(DM) yang sedang menjalani pengobatan modified Rankin Scale (mRS) rendah (0-
farmakologis. Namun beberapa kondisi 3) sebelum pasien masuk ICU dan
lain seperti konsumsi alkohol, defisiensi temuan awal normal pada pencitraan
kortisol, kegagalan organ (hepar, otak dengan MRI[5]. Penelitian
jantung, dan renal) serta malnutrisi juga retrospektif lain yang melibatkan subjek
dapat menyebabkan hipoglikemia[3]. penelitian yang lebih besar, yaitu
Kejadian hipoglikemia ditemukan lebih sebanyak 165 pasien, didapatkan hasil
tinggi pada DM tipe 1. Sebanyak 91,7% bahwa durasi hipoglikemia kurang dari
kasus memiliki setidaknya satu kasus <48 jam memiliki prognosis yang lebih
hipoglikemia pada follow up selama 4 baik[9]. Beberapa faktor seperti sulitnya
minggu. Angka tersebut lebih tinggi menentukan jarak waktu saat pasien
dibandingkan pada DM tipe 2 pada studi mengalami hipoglikemia hingga pasien
yang sama, yaitu 61,8%[4]. mendapatkan tatalaksana dan
Hipoglikemia berat dan/atau terbatasnya penggunaan modalitas
berkepanjangan (prolonged diagnostik dengan MRI menjadi alasan
hypoglycemia) dapat menyebabkan untuk dapat membuat nilai prediksi dari
munculnya gejala neurologis berupa hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
kejang, defisit neurologis fokal, stupor, penunjang lain untuk menentukan
bahkan koma. Keadaan koma yang perkembangan perjalanan penyakit[5,6,8].
menetap akibat hipoglikemia dapat
menyebabkan ensefalopati hipoglikemia 2. METODE
(EH)[5]. Studi tinjauan pustaka ini disusun
Ensefalopati hipoglikemia memiliki berdasarkan analisis dan sintesis dari
luaran klinis yang buruk[6]. Gejala yang berbagai sumber referensi. Pencarian
ditimbulkan EH bervariasi dari gejala sumber menggunakan kata kunci
reversibel hingga kerusakan otak “hypoglycemia encephalopathy”, “severe
irreversibel yang menyebabkan pasien hypoglycemia”, “prognosis” dan
berada dalam keadaan koma persisten[7]. “predictive factor”. Berdasarkan sumber
Alat diagnostik radiografi seperti referensi yang didapatkan, literatur yang
magnetic resonance imaging (MRI) dapat dipilih adalah literatur yang berkaitan
melihat perubahan pada otak akibat EH dengan topik dan sudah dipastikan
relevansinya. Referensi didapatkan dari

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.1 | Maret - Juli 2021 118
TINJAUAN PUSTAKA

sumber publikasi global dan dapat konsentrasi glukosa plasma dan


diakses melalui Google Scholar dan membutuhkan bantuan orang lain untuk
International Library of Medicine pemberian karbohidrat, glukagon, dan
(Pubmed). Selanjutnya dari referensi tindakan resusitasi lain[1,12,13]. Kondisi
yang terkumpul dikakukan analisis dan hipoglikemia berat berhubungan dengan
sintesis untuk membuat tinjauan pustaka tingkat mortalitas 3,4 kali lebih tinggi
ini. dibandingkan pada individu dengan DM
tipe 1 dan 2 yang mengalami
3. PEMBAHASAN hipoglikemia ringan atau tidak pernah
Hipoglikemia terjadi akibat mengalami hipoglikemia. Selain itu,
menurunnya konsentrasi glukosa plasma komplikasi lain yang dapat muncul
karena abnormalitas pada mekanisme berupa penurunan fungsi kognitif pada
homeostasis glukosa. Kondisi ini memicu berbagai tingkatan usia, peningkatan
timbulnya gejala seperti penurunan risiko kejadian makrovaskular, dan
status mental dan stimulasi sistem saraf penurunan kualitas hidup hingga defisit
simpatis.[3] Nilai konsentrasi glukosa neurologis persisten yang bermanifestasi
plasma yang rendah yang berhubungan sebagai ensefalopati[7,13,14].
dengan timbulnya gejala sangat Konsentrasi glukosa pada serum
bervariasi, namun umumnya gejala memiliki korelasi dengan konsentrasi
muncul pada konsentrasi glukosa <50 glukosa di jaringan otak. Transportasi
mg/dL (2,8 mmol/L)[3,10]. glukosa ke sel neuron terganggu saat
Gejala hipoglikemia dibagi menjadi konsentrasi glukosa darah berada di
gejala otonom dan neuroglikopenia. bawah 2 mmol/L (~36 mg/dL)
Gejala otonom terjadi pada konsentrasi menyebabkan konsentrasi glukosa otak
glukosa plasma <60 mg/dL (3,3 mmol/L), dapat mendekati nol[13]. Gangguan akut
sedangkan gejala neuroglikopenia terjadi terhadap pasokan glukosa ke otak dapat
pada konsentrasi glukosa plasma ≤50 menyebabkan kegagalan fungsi dari otak
mg/dL (2,8 mmol/L). Gejala otonom dan lebih lanjut menyebabkan koma dan
kemudian dibagi menjadi gejala kematian. Hipoglikemia berat dapat
adrenergik berupa palpitasi, takikardi, memperberat gangguan neurokognitif
ansietas, tremor; dan gejala kolinergik pada pasien dengan diabetes. Pada studi
berupa berkeringat, mual, dan lapar. otopsi model hewan dan manusia,
Gejala neuroglikopenia berupa kematian akibat hipoglikemia berat
kelemahan, gangguan perilaku, menunjukkan bahwa lapisan superfisial
gangguan penglihatan, kebingungan, korteks serebral, hipokampus, dan
disartria, pusing, amnesia, letargi, nukleus kaudatus dilaporkan
kejang, hilang kesadaran, dan koma. terpengaruh[15].
Kematian otak dapat terjadi ketika Oksidasi glukosa merupakan
hipoglikemia terjadi dalam waktu yang sumber energi utama sistem saraf.
lama. Gejala-gejala tersebut sugestif ke Energi akan dilepaskan setelah oksidasi
arah hipoglikemia, namun non glukosa disimpan dalam adenosine
spesifik.[11] Pendekatan diagnosis triphosphate (ATP) dan kreatin fosfat.
hipoglikemia dapat dilakukan dengan Energi kemudian akan dilepaskan saat
Whipple’s Triad yang terdiri dari keluhan dibutuhkan. Saat kadar glukosa darah
yang berhubungan dengan hipoglikemia, rendah, jumlah energi di jaringan otak
kadar glukosa plasma yang rendah dari akan ikut berkurang dan menyebabkan
hasil pemeriksaan yang akurat, dan kelainan metabolisme energi otak yang
perbaikan kondisi setelah konsentrasi memicu disfungsi otak yang parah. Keton
gula darah kembali normal[12]. digunakan sebagai cadangan energi
American Diabetes Association selama waktu yang singkat pada fase
(ADA) membagi hipoglikemia menjadi awal hipoglikemia, namun jaringan otak
lima klasifikasi, yaitu severe tetap sangat bergantung pada pasokan
hypoglycemia; documented symptomatic glukosa darah. Hal yang selanjutnya
hypoglycemia; asymptomatic terjadi adalah kematian neuron diikuti
hypoglycemia; probable symptomatic perubahan isoelektrik pada pemeriksaan
hypoglycemia; dan relative elektroensefalografi (EEG). Gejala klinis
hypoglycemia. Severe hypoglycemia muncul seiring dengan penurunan kadar
merupakan keadaan rendahnya ATP. Perubahan yang terlihat pada HE

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.1 | Maret - Juli 2021 119
TINJAUAN PUSTAKA

yaitu denaturasi dan nekrosis neuron berdasarkan temuan klinis berupa


yang luas akibat kurangnya energi diikuti penurunan status mental stupor atau
oleh infiltrasi sel glia[14,16]. koma dan bertahan ≥24 jam walaupun
Penurunan glukosa juga telah dilakukan terapi terhadap
menyebabkan pelepasan asam amino hipoglikemia[6,17]. Riwayat penyakit
eksitatori secara masif. Hal tersebut akan dahulu pasien harus digali apakah pasien
menyebabkan edema sitotoksik yang memiliki riwayat hipotensi, hipertensi,
mempengaruhi sel neuron dan sel glial. asidosis, intoksikasi obat, maupun
Edema eksitotoksik menyebar melalui sel infeksi. Seiring perkembangan penyakit,
neuro-glial dan jalur transaxonal atau gejala yang muncul pada pasien dengan
trans-synaptic sepanjang traktus EH berupa gejala neurologis fokal,
substansia alba. Ketika edema termasuk di dalamnya hemiplegia,
eksitotoksik menyebar secara difus ke hemianopsia, afasia, dan kejang[16].
hemisfer substansia alba, kerusakan Penegakan diagnosis EH harus
neuron irreversibel terjadi, terutama di dilakukan secara tepat dan dapat
korteks serebral dan basal ganglia[8]. menyingkirkan kemungkinan penyebab
Korteks serebri, hipokampus, ensefalopati metabolik lain yang
serebelum, nukleus kaudatus, dan ditemukan pada gangguan elektrolit,
bagian pallidum otak membutuhkan uremia, gagal hepar, gangguan vitamin,
konsumsi energi yang lebih tinggi. dan dehidrasi[18]. Pemeriksaan analisis
Bagian-bagian otak tersebut sangat gas darah digunakan untuk
sensitif dengan kadar glukosa darah mengevaluasi fungsi respirasi,
yang rendah dan rentan mengalami kardiovaskular, dan metabolik[19].
kerusakan dibandingkan bagian-bagian Pemeriksaan darah lengkap dan
lain, seperti thalamus, hipothalamus, biokimia darah dapat membantu
batang otak dan nuklei nervus menyingkirkan diagnosis banding
kranialis[16]. ensefalopati. Anemia, leukositosis,
Hal lain yang dapat terjadi yaitu leukopenia, trombositosis,
peningkatan aliran darah pada beberapa trombositopenia dan peningkatan laju
bagian otak untuk menjaga pasokan endap darah (LED) mengarah kepada
glukosa pada bagian otak yang paling penyebab infeksi atau autoimun. Hal ini
membutuhkan selama fase akut dapat ditemukan pada kasus anemia,
hipoglikemia. Hal tersebut merupakan tiroiditis, sindrom nefrotik, penyakit
respon adaptif otak terhadap jantung atau keganasan. Pemeriksaan
hipoglikemia berulang yang selanjutnya biokimia darah berupa glukosa; fungsi
dapat menyebabkan perubahan ginjal (urea, kreatinin, dan asam urat);
permanen pada aliran darah beberapa fungsi hepar (bilirubin, aspartate
bagian otak. Proses ini kemudian dapat aminotransferase, alanine
menyebabkan hilangnya autoregulasi aminotransferase, gamma-glutamyl
suplai darah yang meningkatkan risiko transpeptidase, lactate dehydrogenase,
iskemia serebral lokalisata selama dan kreatin fosfat); serta kadar elektrolit
episode hipoglikemia[17]. darah (natrium, kalium, magnesium, dan
Faktor risiko yang memperberat kalsium)[19]. Temuan laboratorium yang
EH adalah durasi rendahnya konsentrasi paling penting pada HE adalah
glukosa darah. Semakin rendah dan penurunan kadar glukosa darah[9].
semakin lama hipoglikemia yang diderita Belum ada korelasi yang jelas
pasien akan semakin meningkatkan antara perubahan EEG, kadar glukosa,
kejadian EH. Ensefalopati hipoglikemia dan tingkat kesadaran. Pada
berturut-turut paling banyak dijumpai hipoglikemia berat dapat diikuti dengan
pada pasien yang mengonsumsi obat aktivitas theta yang difus pada pasien
hipoglikemia yang berlebihan, penyakit yang tidak sadar. Peningkatan aktivitas
gastrointestinal dan penyalahgunaan theta dan delta pada hipoglikemia ringan
alkohol. Usia tua dan riwayat penyakit dengan kadar glukosa 50-60 mg/dL
psikologis (demensia, depresi, dan mencapai topografi maksimum di regio
insomnia) juga dikatakan frontal, sedangkan pada hipoglikemia
berpengaruh[7,9]. yang lebih berat menunjukkan tingkat
Ensefalopati hipoglikemia pada maksimum dari frekuensi lambat
beberapa penelitian ditegakkan ditemukan pada regio centro-temporal

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.1 | Maret - Juli 2021 120
TINJAUAN PUSTAKA

dan parieto-oksipital. Pola dari frontal tinggi dapat menjadi faktor prognosis
intermittent rhythmic delta activity buruk pada pasien EH. Rerata suhu
(FIRDA) dapat ditemukan pada pasien tubuh pasien dengan EH yang memiliki
dengan hipoglikemia. Pada pasien luaran klinis buruk ditemukan lebih tinggi.
dengan riwayat kejang parsial kompleks Studi yang dilakukan menunjukkan
dapat ditemukan gelombang hipotermia umum terjadi pada keadaan
epileptiformis terutama pada pasien hipoglikemia berat. Hipotermia yang
dengan DM, serta adanya focal temporal terjadi merupakan suatu mekanisme
spike atau sharp waves dapat ditemukan kompensasi tubuh yang menunjukkan
pada kadar glukosa serum <45 penurunan kebutuhan energi seiring
mg/dL[19,20]. rendahnya konsentrasi glukosa[6,9,24].
Pemeriksaan radiologi seperti MRI Hasil pemeriksaan glukosa darah
serebral, terutama diffusion-weighted pasien menjadi faktor prediktif EH
images (DWI), dapat memberikan selanjutnya. Semakin rendah konsentrasi
informasi yang penting pada penegakkan glukosa darah diikuti dengan semakin
diagnosis EH. Pemeriksaan MRI pada lama pasien mengalami hipoglikemia
EH menunjukkan adanya lesi hiperintens dapat berakibat kerusakan neuron yang
simetris pada korteks serebri, lebih parah. Sebuah penelitian yang
hipokampus, kapsula interna, amigdala membandingkan antara dua kelompok
atau ganglia basalis[16,21]. Lesi pada pasien EH yang memiliki luaran klinis
korteks tidak mengikuti distribusi aliran buruk menunjukkan konsentrasi glukosa
darah arteri otak dan cenderung darah awal lebih rendah (9.0–27.0
melibatkan daerah parieto-oksipital, mg/dL) dibandingkan dengan kelompok
sedangkan thalamus hampir tidak pasien dengan luaran klinis baik (20.0–
terpengaruh[21]. Pada temuan awal, 31.0 mg/dL)[9].
kerusakan otak akibat hipoglikemia Hasil pemeriksaan lain yang dapat
pertama kali terjadi di kapsula interna, digunakan untuk menentukan prognosis
kemudian menyebar ke substansia alba pasien didapatkan dari hasil
hemisfer[8]. Lebih lanjut, temuan pemeriksaan kadar asam laktat.
gambaran pada EH dapat berupa Prognosis pasien yang lebih buruk
restriksi difusi pada air yang melibatkan didapatkan nilai kadar asam laktat yang
lokasi multipel pada korteks serebri pada rendah. Asam laktat dihasilkan oleh
pemetaan DWI dan apparent diffusion astrosit dan merupakan cadangan energi
coefficients (ADC) pada pemeriksaan yang penting untuk neuron. Sebuah
MRI. Restriksi difusi tersebut menyerupai penelitian menyebutkan bahwa terdapat
gambaran MRI pada infark iskemik atau efek neuroprotektif terhadap kematian
toxic leukoencephalopathy[16,22,23]. Pada sel neuron yang diinduksi hipoglikemia
sebuah penelitian, ditemukan juga parah setelah pemberian infus glukosa
gambaran MRI berupa lesi pada pada hewan coba tikus sebagai terapi
substansia alba yang dapat diakibatkan adjuvan hipoglikemia. Efek neuroprotektif
oleh edema eksitotoksik[8]. Gambaran tersebut juga ditemukan pada individu
MRI bersama dengan riwayat penyakit sehat. Sebuah penelitian menyebutkan
dan gambaran klinis dapat membantu peningkatan kadar asam laktat sebesar
menyingkirkan diagnosis banding dalam 1,7-2,5 mmol/L (N = 0,5-1,6 mmol/L)
penegakan diagnosis EH[16]. ditemukan pada kelompok EH yang
Berdasarkan penelitian yang telah memiliki prognosis baik. Pada kelompok
dilakukan, pemeriksaan MRI dapat pembanding, kadar asam laktat
menunjukkan lokasi lesi pada EH, namun cenderung tidak mengalami peningkatan
luasnya bagian otak yang terkena tidak dari nilai normal[9,25].
secara signifikan berpengaruh dalam
luaran klinis pasien. Beberapa temuan 4. KESIMPULAN
klinis pada pemeriksaan fisik dan Hipoglikemia berat menyebabkan
pemeriksaan laboratorium dapat menjadi terjadinya kerusakan dari otak. Kondisi
faktor prediktif untuk menentukan hipoglikemia yang disertai stupor atau
prognosis penyakit[8]. koma yang menetap ≥ 24 jam walaupun
Pemeriksaan fisik yang dapat telah dilakukan tatalaksana mengarah
dijadikan faktor prediktif adalah suhu pada EH. Riwayat penyakit dan gejala
tubuh. Suhu tubuh normal atau lebih klinis bersama dengan pemeriksaan

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.1 | Maret - Juli 2021 121
TINJAUAN PUSTAKA

laboratorium dan radiologi seperti MRI Prolonged Hypoglycemic


dapat membantu dalam penegakkan Encephalopathy. Ann Intensive
diagnosis EH. Beberapa pemeriksaan Care. 2017;7(54):1-9.
biokimia darah dapat dilakukan untuk 6. Saikawa R, Yamada H, Suzuki D,
menyingkirkan diagnosis banding Amamoto M, Matsumoto Y,
lainnya. Prognosis pasien dengan EH Funazaki S, et al. Risk Factors of
dapat bervariasi sehingga hasil Hypoglycemic Encephalopathy and
pemeriksaan fisik dan penunjang Prolonged Hypoglycemia in Patients
diperlukan sebagai faktor prediksi with Severe Hypoglycemia. J Clin
prognosis. Temuan klinis pada pasien, Med Res. 2019;11(3):213–8.
yaitu suhu tubuh, konsentrasi glukosa 7. Jeon JY, Kim SR, Kim HJ, Kim DJ,
darah, dan kadar asam laktat dapat Lee KW, Lee JD, et al. Risk Factors
menjadi faktor prediktif tersebut. of Severe Hypoglycemia Requiring
Medical Assistance and
5. SARAN Neurological Sequelae in Patients
Diharapkan studi literatur ini dapat with Diabetes. Medicine.
menjadi acuan dalam praktik klinis 2016;95(47):1-7.
terhadap pasien dengan ensefalopati 8. Johkura K, Nakae Y, Kudo Y,
hipoglikemia untuk menentukan Yoshida TN, Kuroiwa Y. Early
prognosis penyakit. Rekomendasi untuk Diffusion MR Imaging Findings and
pembuatan studi literatur selanjutnya Short-term Outcome in Comatose
dapat melibatkan lebih banyak referensi Patients with Hypoglycemia. Am J
dan sumber referensi terbaru. Neuroradiol. 2012;33(5):904-9.
Selanjutnya dapat juga ditambahkan 9. Ikeda T, Takahashi T, Sato A,
faktor prediktif prognosis lainnya dari Tanaka H, Igarashi S, Fujita N, et al.
pemeriksaan fisik maupun penunjang. Predictors of Outcome in
Hypoglycemic Encephalopathy.
Diabetes Res Clin Pract.
DAFTAR PUSTAKA 2013;101(2)-199-203.
1. Soelistijo SA, Novida H, Rudijanto A, 10. Hamdi O. Hypoglycemia [internet].
Soewondo P, Suastika K, Manaf A, USA: Medscape. 2019. 01 June
et al. Konsensus Pengelolaan dan 2020
Pencegahan Diabetes Melitus Tipe <https://emedicine.medscape.com/
2 di Indonesia. Jakarta: PB article/122122-overview#showall>
PERKENI, 2015. p.56-9. 11. Kittah NE, Vella A. Pathogenesis
2. Cryer PE, Davis SN. Hypoglycemia. and Management of Hypoglycemia.
Dalam: Kasper DL, Hauser SL, Eur J Endocrinol. 2017;177(1):37–
Jameson JL, Fauci AS, Longo DL, 47.
Loscalzo J, editor. Harrison's 12. Seaquist ER, Anderson J, Childs B,
Principles of Internal Medicine. Edisi Cryer P, Dagogo-Jack S, Fish L, et
19. Volume 2. USA: McGraw-Hill, al. Hypoglycemia and Diabetes: A
2015. p.2430-5. Report of A Workgroup of The
3. Mathew P, Thoppil D. Hypoglycemia American Diabetes Association and
[internet]. USA: StatPearls The Endocrine Society. J Clin
Publishing. 2020. 01 June 2020 Endocrinol Metab. 2013;98:1845–
<https://www.ncbi.nlm.nih.gov/book 59.
s/NBK534841/> 13. Morales J, Schneider D.
4. Lamounier RN, Geloneze B, Leite Hypoglycemia. Am J Med.
SO, Montenegro Jr R, Zajdenverg L, 2014;127(10 Supp):S17-S24.
Fernandes M, et al. Hypoglycemia 14. Witsch J, Neugebauer H,
Incidence and Awareness among Flechsenhar J, Juttler E.
Insulin-treated Patients with Hypoglycemic Encephalopathy: A
Diabetes: the HAT Study in Brazil. Case Series and Literature Review
Diabetol Metab Syndr. on Outcome Determination. J
2018;10(83):1-10. Neurol. 2012;259(10):2172-81.
5. Barbara G, Megarbane B, Argaud L, 15. Kalra S, Mukherjee JJ,
Louis G, Lerolle, Schneider F, et al. Venkataraman S, Bantwal G, Shaikh
Functional Outcome of Patients with S, Saboo B, et al. Hypoglycemia:

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.1 | Maret - Juli 2021 122
TINJAUAN PUSTAKA

The Neglected Complication. Indian J Clin Neurophysiol.


J Endocrinol Metab. 2013;30(5):505-16.
2013;17(5):819-34. 21. Kuriyama A, Sato K. Hypoglycemic
16. Ren S, Chen Z, Liu M, Wang Z. The Encephalopathy. CMAJ.
Radiological Findings of 2015;187(14):437.
Hypoglycemic Encephalopathy. 22. Chuang KI, Hsieh KLC, Chen CY.
Med. 2017;96(43):11-9. Hypoglycemic Encephalopathy
17. Ahmed B, Khan MN. Hypoglycemia: Mimicking Acute Ischemic Stroke in
Its Effect on Patients with Diabetes. Clinical Presentation and Magnetic
MEJFM. 2019;17(9):16-23. Resonance Imaging: A Case
18. Lynch RJ. Encephalopathy: Types, Report. BMC Medical Imaging.
Causes, Symptoms, and Treatment. 2019;19(11):1-5
LECON Primary Care Conference; 7 23. Choy K, Alukaidey S. Hypoglycemic
March 2020; Florida. USA: Lake Erie Encephalopathy: A Neurologic
Integrated Geriatric Health Team, Manifestation of Hypoglycemia. Int J
2020. Clin Med Imaging. 2017;4(5):4–5.
19. Berisavac II, Jovanovic DR, Padjen 24. Shin BS, Won SJ, Yoo BH,
VV, Ercegovac MD, Stanarcevic Kauppinen TM, Suh SW. Prevention
PDJ, Budimkic-Stefanovic MS, et al. of Hypoglycemia-induced Neuronal
How to Recognize and Treat Death by Hypothermia. J Cereb
Metabolic Encephalopathy in Blood Flow Metab. 2010;30(2):390-
Neurology Intensive Care Unit. 402.
Neurol India. 2017;65(1):123-8. 25. Won SJ, Jang BG, Yoo BH, Sohn M,
20. Faigle R, Sutter R, Kaplan PW. The Lee MW,Choi BY, et al. Prevention
Electroencephalography of of Acute/Severe Hypoglycemia-
Encephalopathy in Patients with induced Neuron Death by Lactate
Endocrine and Metabolic Disorders. Administration. J Cereb Blood Flow
Metab. 2012;32(6):1086-96.

JIMKI : Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran Indonesia | Volume 9.1 | Maret - Juli 2021 123

Anda mungkin juga menyukai