Anda di halaman 1dari 4

Nama: Muh.

Radithya Adisyahputra
NIM: 04011282126163
Kelompok A4
Learning Issue STEMI
STEMI
STEMI (ST elevation myocardial infarction) adalah keadaan di mana iskemi miokard
menyebabkan kerusakan pada otot jantung atau nekrosis.
Etiologi
STEMI dapat terjadi karena adanya gangguan berupa hambatan pada arteri koroner.
Arteri koroner adalah pemubul darah yang menyuplai darah ke otot jantung. Hambatan pada
arteri koroner disebabkan antara lain plak, erosi, atau gesekan yang menyebabkan trauma
pada arteri koroner yang menyebabkan pembentukan trombus. Faktor risiko dari STEMI
antara lain dislipidemia, diabetes mellitus, hipertensi, merokok, dan riwayat penyakit pada
keluarga.
Patofisiologi
Agar terjadi suatu keadaan STEMI, maka harus terjadi pemblokiran total dari arteri
koroner yang berlangsung lama sehingga darah tidak bisa mengalir ke jantung. Selain itu,
kondisi aterosklerosis koroner dapat meningkatkan risiko terjadinya ruptur pada arteri.
Kondisi ini menyebabkan perubahan pada lapisan endotel vaskular dan menyebabkan
kaskade adhesi platelet, aktivasi, dan agregasi yang kemudian akan membentuk thrombosis.
Jantung diperdarahi oleh arteri koroner yang membawa darah yang mengandung
oksigen ke otot jantung. Namun seiring waktu, pada arteri koroner ini dapat terjadi
atherosklerosis atau pembentukan plak yang terdiri dari bahan seperti lipid dan kolesterol
yang dapat menyebabkan penyumbatan pada arteri koroner.
Faktor risiko dari terjadinya aterosklerosis dapat dibagi menjadi 2, yaitu faktor yang
dapat dimodifikasi dan tidak dapat dimodifikasi. Faktor yang dapat dimodifikasi antara lain
kebiasaan merokok, hipertensi, dislipidemia, diet yang buruk, obesitas, dan gaya hidup
sedentari. Faktor tidak dapat dimodifikasi berupa usia tua, jenis kelamin (laki-laki lebih
rentan), riwayat keluarga, dan etnisitas.
Terjadinya atherosklerosis ini akan mengurangi suplai darah (yang kemudian
mengurangi suplai oksigen) pada jantung sehingga akan menyebabkan angina pectoris atau
nyeri dada. Angina pectoris terbagi menjadi stable dan unstable. Stable angina adalah angina
yang terjadi apabila seseorang beraktivitas, namun hilang ketika istirahat. Hal ini terjadi
karena pada kondisi beraktivitas, tubuh akan memerlukan lebih banyak oksigen. Namun,
adanya plak akibat atherosklerosis akan menghalangi jalannya oksigen sehingga
menyebabkan nyeri. Unstable angina adalah angina yang terjadi bahkan jika orang tersebut
beristirahat.
Plak yang terjadi pada arteri koroner tersebut dapat mengalami ruptur dan
menyebabkan trombosis. Ruptur akan lebih mudah terjadi apabila seseorang memiliki faktor
risiko yang dapat dimodifikasi seperti di atas. Trombosis yang terjadi dapat menyebabkan 2
kemungkinan, yaitu pemblokiran parsial dan pemblokiran total. Pemblokiran parsial akan
menyebabkan infark pada bagian distal dan iskemi pada bagian proksimal. Pemblokiran
parsial ini disebut keadaan Non STEMI. Pemblokiran total akan menyebabkan infark pada
otot jantung yang dimulai dari distal dan akan menjalar ke bagian proksimal. Pemblokiran
total ini disebut STEMI.
STEMI, NSTEMI, dan angina pectoris adalah bagian dari ACS (acute coronary
syndrome), yaitu sindroma atau kumpulan gejala yang terjadi akibat pengurangan atau
kehilangan total suplai darah ke otot jantungan akibat gangguan pada arteri koroner.
Otot jantung yang normal terdiri dari miosin dan aktin. Pada aktin, terdapat troponin
yang membantu pada proses konstraksi dan enzim creatinine kinase MB (CKMB) yang
membantu dalam proses transfer energi. Pada keadaan infark, otot jantung akan mengalami
nekrosis, lebih spesifiknya yaitu nekrosis koagulatif. Nekrosis ini akan menyebabkan
dikeluarkannya troponin dan enzim CKMB ke aliran darah. Hal ini menyebabkan tingkatan
troponin dan enzim CKMB dalam darah akan meningkat dengan sangat cepat (memuncak
pada sekitar hari ke dua) kemudian akan perlahan-lahan turun kembali.
Presentasi Klinik
 Nyeri dada yang biasanya dirasakan seperti sensasi rasa tekanan berat pada dada.
Rasa nyeri ini dapat mengalami radiasi ke leher, rahang, dan lengan.
 Diaphoresis karena aktivasi saraf simpatik
 Rasa cemas, mual, dan muntah karena aktivasi saraf parasimpatik
 Detak jantung yang ireguler
 Wheezing dan rales apabila terjadi edema pulmonar
Diagnosis Banding
Patologi lain yang dapat menyebabkan peningkatan segmen ST antara lain
myocarditis, pericarditis, stress cardiomyopathy, vasospasma akut, dan abnormalitas
elektrolit
Prognosis
Infark miokard akut memiliki tingkat mortalitas yang tinggi, dengan kebanyakan kematian
terjadi sebelum pasien sempat dibawakan ke rumah sakit. 5 hingga 10 persen orang yang
pernah mengalami infark miokard meninggal dalam waktu 12 bulan pertama sejak infark
miokard pertama dan hampir 50% membutuhkan perawatan di rumah sakit dalam tahun yang
sama. Prognosis dari infark miokard bergantung pada kerusakan yang terjadi pada otot.
Semakin cepat pasien dilakukan perfusi, artinya kerusakan semakin kecil, maka prognosisnya
akan lebih baik. Selain itu, prognosis akan baik apabila fraksi ejeksi dapat dipertahankan dan
pasien diberikan aspirin, beta blocker, dan ACE inhibitor.
Faktor yang mempengaruhi prognosis secara negatif meliputi:
 Diabetes
 Usia tua
 Riwayat infark miokard, PVD, atau stroke
 Reperfusi yang ditunda
 Ejeksi fraksi yang berkurang
 Keberadaan CHF
 Peningkatan C-reactive protein dan BNP
 Depresi
Komplikasi
Terdapat tiga komplikasi infark miokard yang dapat mengancam nyawa: ventricular
free wall rupture, interventricular septum rupture, dan regurgitasi mitral akut. Bedah yang
dilakukan segera dapat mengurangi tingkat kematian pada kondisi ruptur. Regurgitasi mitral
akut setelah infark miokard biasanya terjadi karena iskemik akibat papillary muscle
displacement, dilatasi LV, atau ruptur otot papiler dari chordae.
Daftar Pustaka
Akbar H, Foth C, Kahloon RA, et al. Acute ST Elevation Myocardial Infarction. [Updated
2022 Aug 1]. In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing;
2022 Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK532281/
Choudhury, T., West, N. E., & El-Omar, M. (2016). ST elevation myocardial
infarction. Clinical medicine (London, England), 16(3), 277–282.
https://doi.org/10.7861/clinmedicine.16-3-277
Mechanic OJ, Gavin M, Grossman SA. Acute Myocardial Infarction. [Updated 2022 Aug 8].
In: StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): StatPearls Publishing; 2022
Jan-. Available from: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459269/

Anda mungkin juga menyukai