Anda di halaman 1dari 5

“Pelajar Membawa Motor ke Sekolah Tanpa Mempunyai SIM”

Tim pro
1. Fadli
2. Malvin
3. Farel
4. Tessa

Tim Kontra
1. Yani
2. Ghina
3. Nabila
4. Yola

Kelas               : X MIPA 1
Tugas               : Debat
Pelajaran          : Bahasa Indonesia
Semester          : Genap
Guru                : Dahna Yarti
Naskah                        :

(Pro) : Saya setuju dengan pelajar yang membawa motor ke sekolah. Dengan mengendarai
motor ke sekolah bagi para pelajar tentu akan memiliki beberapa dampak positif,
diantaranya :

1. Dengan membawa motor ke sekolah pelajar dapat menghemat waktu di perjalanan


karena tidak harus menunggu kendaraan umum atau angkutan umum yang tidak jelas
keberangkatan atau kedatangannya yang akan membuat waktu pelajar terbuang sia –
sia, sehingga membuat pelajar akan terlambat sampai di sekolah.

2. Dengan membawa motor ke sekolah pelajar akan pulang tepat waktu atau tidak perlu
menunggu lama jemputan orang tuanya.

3. Dengan membawa motor ke sekolah juga dapat menghemat uang saku pelajar, karena
uangnya tidak perlu terpakai untuk membayar angkutan umum.

4. Dengan mengendarai motor ke sekolah, pelajar tidak akan merepotkan orang tua yang
harus mengantar jemput anaknya ke sekolah. Karena tidak semua orang tua berada di
rumah saat anaknya ingin beragkat sekolah. Banyak orang tua yang lebih
mementingkan pekerjaannya supaya tidak terlambat, sehingga anak itu tidak
diurusinya.
5. Dan juga, dengan membawa motor sendiri ke sekolah, pelajar akan merasa lebih
nyaman dan aman, dibandingkan menaiki angkutan umum, dikarenakan banyak
penumpang lain yang akan mengganggu kenyamanan pelajar, seperti, penumpang
yang merokok, penumpang yang bau badan atau keringat yang mengakibatkan rasa
nyaman pelajar akan berkurang, sehingga pelajar berpikiran untuk tidak ingin menaiki
angkutan umum lagi.

(Kontra) :
Saya tidak setuju dengan pelajar yang membawa motor tanpa adanya SIM, karena
secara aturan bagi pengemudi kendaraan motor yang masih di bawah umur/tidak memiliki
SIM dilarang mengendarai motor dan bagi pengemudi kendaraan bermotor yang tidak
memiliki SIM, akan mendapatkan ancaman pidana kurungan paling lama 4 bulan atau denda
paling banyak Rp 1.000.000.Dan meski dilarang untuk mengendarai motor, tetapi masih
banyak para pelajar yang berani untuk membawa motor kesekolah. Dan juga banyak dampak
negatifnya, yaitu:

1. Pelajar yang mengendarai motor ke sekolah bisa saja mengalami hal yang tidak diinginkan,
seperti kecelakaan
2. Dan ketika melakukan penjagaan ketat di beberapa jalur perjalanan. Pihak kapolsek akan
menahan yang tidak mematuhi aturan lalu lintas termasuk para pelajar yang masih dibawah
umur.
3. pelajar yang terlalu sering mengendarai motor, akan merasa bosan, sehingga berinisiatif
mencari hal-hal yang baru, seperti mendirikan segerombolan geng motor.
4. Mengendarai motor itu tentunya hal yang sangat menyenangkan bagi para pemula, karena
mengendarai motor adalah sesuatu hal yang menyenangkan, hal itu bisa saja menurunkan
konsentrasi belajar siswa karena memikirkan kesenangan berkendara.

Menurut aparat kepolisian, pelanggaran lalu linta yang melibatkan siswa dibawah
umur telah mencapai puluhan ribuan kasus. Salahsatunya belum memiliki SIM atau Surat
Izin Mengemudi.
Sangat disayangkan kasus siswa membawa motor baru menjadi perhatian setelah banyaknya
dampak negatif ditimbulkannya. Semua pihak harus bersatu padu&bekerja sama dalam
menindak siswa yang membawa kendaraan bermotor mengingat masih banyak siswa yang
melanggar&dampak negatif yang ditimbulkan.

(Pro) :
Kita sudah melihat bahwa banyak pelajar yang membawa kendaraan tanpa SIM.
Disini saya akan mengatakan bahwa itu juga memiliki dampak positif, yaitu:

1. Dengan membawa motor siswa bisa menghemat waktu karena tidak harus menunggu
angkutan umum. Belum lagi angkutan umum itu harus ngetam. Jadi intinya waktu tidak
efektif dan efisien.
2. Siswa bisa menghemat uang saku karena tidak dikenakan biaya sedikitpun untuk
membayar angkutan umum.
3. Siswa tidak merepotkan orang tua yang harus mengantar maupun menjemputnya ke
sekolah.
4. Yang paling terpenting adalah siswa merasa aman dan nyaman. Siswa tidak harus berjubel
di angkutan umum apalagi jika tidak kebagian tempat duduk.
Jika anda ingin mengatakan, Sudah banyak bukti saat ini bahwa dominan kecelakaan
disebabkan karena siswa yang tidak memakai helm ataupun tidak ada SIM. Menurut saya, itu
hanyalah siswanya saja yang tidak menaati lalu lintas. Jadi intinya kembali lagi kepada
kualitas pribadinya masing-masing.

(Kontra) :
Saya tidak setuju dengan pelajar yang membawa motor tanpa SIM, misalnya ada
pelajar yang membawa motor ke sekolah. Sebaiknya orang tua harus mengantar dan
menjemput anaknya sekolah, jika memang ayah atau ibunya tidak bisa mengantar atau
menjemput, pelajar tersebut dapat naik kendaraan umum, bisa juga naik bus sekolah, atau
juga naik ojek langganan, atau minta antar keluarga yang sudah mempunyai SIM, misalnya
kakak, om atau tante.
Bukan hanya itu saja, karena dalam secara hukum juga sudah di tegakkan bahwa
setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan wajib memiliki SIM sesuai
dengan jenis kendaraan bermotor yang dikemudikan, jika melanggar akan di jerat pidana
berdasarkan Pasal 28I UU LLAJ yang berbunyi:
"Setiap orang yang tidak memiliki sim sebagaimana dimaksud pada pasal 77 ayat 1 dipidana
kurungan selama 4 bulan atau denda Rp 1.000.000,00 "
Ada pun hal negatif bagi pelajar yang mengendarai motor tanpa SIM, yaitu:
1. Bolos sekolah: Biasanya pelajar yang membawa motor ke sekolah akan bolos, terutama
pelajar laki-laki
2. Kebut-kebutan: Banyak pelajar yang kebut-kebutan di jalan dan merugikan pengendara
lain
3. Kecelakaam lalu lintas: Biasanya kecelakaan diakibatkan pelanggaran.

(Pro) : 
Saya setuju apabila seorang siswa membawa motor ke sekolah tanpa membawa sim,
karena hal itu wajar. Karena anak sekolah itu dominan masih dibawah umur dan jika mereka
ingin berangkat sekolah membawa motor itu ke sekolah, siswa dapat menghindari sisi negatif
dari angkutan umum yaitu apabila siswa menaiki angkutan umum tersebut ke sekolah itu
pasti angkot itu terkadang tidak layak untuk ditumpangi dan seperti bau angkot atau bau
keringat. Dan terkadang siswa juga tidak mendapatkan tempat duduk yang layak jadi siswa
menaiki angkot itu, angkot itu cara belajar siswa disekolah akan terganggu. Seperti siswa
tidak akan konsen belajar. Jadi menurut saya kalau misalnya siswa siswa membawa motor ke
sekolah itu wajar wajar saja karena itu dapat menghemat waktu.

(Kontra) :
Saya tidak setuju dengan pelajar yang membawa motor tanpa adanya SIM, karena
secara aturan bagi pengemudi kendaraan motor yang masih di bawah umur/tidak memiliki
SIM dilarang mengendarai motor dan bagi pengemudi kendaraan bermotor yang tidak
memiliki SIM, akan mendapatkan ancaman pidana kurungan paling lama 4 bulan atau denda
paling banyak Rp 1.000.000 Dan meski dilarang untuk mengendarai motor, tetapi masih
banyak para pelajar yang berani untuk membawa motor kesekolah. Sebaiknya orang tua
harus mengantar dan menjemput anaknya sekolah, jika memang ayah atau ibu tidak bisa
mengantar atau menjemput, pelajar dapat naik kendaraan umum sepertu bus sekolah, atau
juga naik ojek langganan, atau minta antar keluarganya. Dengan pelajar yang membawa
motor tanpa ada SIM banyak menimbulkan dampak negatif, misalnya:
1. Bolos sekolah, rata-rata pelajar sering bolos sekolah karena mereka membawa kendaraan
sendiri.
2. Kecelakaan lalu lintas dan kebut-kebutan dijalan raya karena usia mereka yang masih labil
dan sulit mengontrol emosinya.
3. Mengundang kriminalitas, anak-anak yang membawa kendaraan ini sering menjadi korban
perampokan/pembegalan
.4.Ketika pihak kapolsek melakukan razia yang tidak mematuhi lalu lintas termasuk para
pelajar yang masih dibawah umur.
5. Pelajar yang terlalu sering mengendarai motor akan merasa bosan, sehingga berinisiatif
mencari hal hal yang baru, seperti mendirikan segerombolan geng motor.
6. Prestasi siswa menurun, mereka tidak akan fokus lagi kepada sekolahnya, didalam
pemikirannya selalu terbayang mengenai sesuatu hal yang berkaitan dengan motor sepeti
balapan dan sebab itu prestasi siswa dapat menurun.
7. Tidak tenang dalam berkendara, mereka tidak akan tenang dalam berkendara, sebab
mereka melanggar peraturan lalu lintas, seperti kebut-kebutan di jalan, tidak menggunakan
helm.

Kesimpulan Tim Pro :


Kesimpulan yang saya dapat dari tim pro adalah tidak selamanya membawa motor ke
sekolah itu memiliki sisi negatif, karena membawa motor ke sekolah itu juga banyak
memiliki sisi positif bagi siswa terutama yaitu dapat menghemat uang saku yang dimiliki
siswa, lalu siswa tidak akan terlambat kesekolah hanya karena kendala waktu. Selain itu,
membawa motor ke sekolah juga dapat menghemat biaya siswa tanpa harus menyisihkan
uang saku untuk membayar angkot dan siswa akan dapat mrnggunakan uang tersebut
keperluan sekolah dan juga membawa motor ke sekolah itu juga membuat siswa lebih cepat
tanpa harus terganggu apabila menaiki bus yang harus menunggu penumpang lainnya yang
memakan waktu banyak sehingga siswa dapat terlambat. Tapi kalau kita memakai motor ke
sekolah itu waktunya relatif singkat dan siswa tidak akan terlambat.

Kesimpulan Tim Kontra :


Tim saya menyimpulkan bahwa kami tidak setuju dengan pelajar yang membawa
motor tanpa adanya SIM. Meski Tim Pro mengatakan bahwa banyak hal positif tentang
pelajar membawa motor tetapi dalam Pasal 28I UU LLAJ yang berbunyi:
"Setiap orang yang tidak memiliki sim sebagaimana dimaksud pada pasal 77 ayat 1 dipidana
kurungan selama 4 bulan atau denda Rp 1.000.000 ".
Dan dengan pelajar yang membawa motor tanpa ada SIM banyak menimbulkan dampak
negatif, misalnya:
1. Bolos sekolah.                                                                                                             
2. Kecelakaan lalu lintas dan kebut-kebutan dijalan raya.
3. Mengundang kriminalitas.
4. Pihak kapolsek melakukan razia.
5. Mendirikan segerombolan geng motor.
6. Prestasi siswa menurun.
7. Tidak tenang dalam berkendara, sebab mereka melanggar peraturan lalu lintas, seperti
tidak menggunakan helm, tidak melengkapi kendaraan dengan kaca spion, memodifikasi
sedemikian rupa dengan mengganti ban yang lebih kecil.
Dan motor juga memang mempunyai peran penting dalam kehidupan sehari hari,
motor akan membuat aktivitas sehari hari menjadi berjalan dengan lancar, terutama aktivitas
para pelajar dan para pekerja. Tetapi aktivitas tentu akan terhambat jika tidak berhati hati
dalam mengendarai. Maka dari itu, dibutuhkan peran orang tua yang bisa menasehati dan
mengajarkan anaknya yang masih tidak bisa membedakan mana yang baik dan yang buruk
untuk bisa lebih berhati hati dalam berkendara. Hal apa saja bisa terjadi diluar dugaan sesuai
kehendaknya, maka diperlukan kehati hatian dalam berkendara.”

Anda mungkin juga menyukai