Anda di halaman 1dari 4

MOSI DEBAT

PENGGUNAAN KENDARAAN MOTOR PADA ANAK SEKOLAH


Saya setuju apabila pelajar mengendarai kendraan bermotor ke sekolah karena
memiliki dampak positif:
1. Dengan membawa motor ke sekolah pelajar dapat menghemat waktu di perjalanan
karena tidak harus menunggu kendaraan umum atau angkutan umum yang tidak jelas
keberangkatan atau kedatangannya yang akan membuat waktu pelajar terbuang sia –
sia, sehingga membuat pelajar akan terlambat sampai di sekolah.
2. Dengan membawa motor ke sekolah juga dapat menghemat uang saku pelajar, karena
uangnya tidak perlu terpakai untuk membayar angkutan umum.
3. Dengan mengendarai motor ke sekolah, pelajar tidak akan merepotkan orang tua
yang harus mengantar jemput anaknya ke sekolah. Karena tidak semua orang tua
berada di rumah saat anaknya ingin beragkat sekolah. Banyak orang tua yang lebih
mementingkan pekerjaannya supaya tidak terlambat, sehingga anak itu tidak
diurusinya.
4. Dan juga, dengan membawa motor sendiri ke sekolah, pelajar akan merasa lebih
nyaman dan aman, dibandingkan menaiki angkutan umum, dikarenakan banyak
penumpang lain yang akan mengganggu kenyamanan pelajar, seperti, penumpang yang
merokok, penumpang yang bau badan atau keringat yang mengakibatkan rasa nyaman
pelajar akan berkurang, sehingga pelajar berpikiran untuk tidak ingin menaiki angkutan
umum lagi.
Jika anda ingin mengatakan, Sudah banyak bukti saat ini bahwa dominan
kecelakaan disebabkan karena siswa yang tidak memakai helm ataupun tidak ada SIM.
Menurut saya, itu hanyalah siswanya saja yang tidak menaati lalu lintas. Jadi intinya
kembali lagi kepada kualitas pribadinya masing-masing.
Pelajar seharusnya tidak dijadikan kambing hitam melanggar aturan karena
mereka belum memiliki surat izin mngemudi (SIM) tetapi sisi lain mereka ingin
menghemat uang jajan untuk pergi sekolah walaupun pemerintah juga sudah
mmberikan pelayanan bus gratis menuju ke sekolah itu tidak mencangkup seluruh
wilayah tinggal anak anak tersbut bagaimana dengan anak anak yang tidak mencangkup
bus sekolah tersbut otomatis mereka akan menggunakan bermotor orang tua mreka
pula melarang untuk mengendarai sepeda motor karena anak anak mereka sudah mahir
bisa membedakan mana yang baik dan salah orang tua mereka tidak melarang
walaupun sekolah beranggapan bahwa karena sekolah tidak mau tau jika ada kejadian
yang menimpa siswa gejala di jalan seperti macet.
Bagi kita para pelajar kita tentu membutuhkan kendaraan untuk berangkat ke
sekolah apakah anda menjamin dengan adanya kendaraan umum akan menguntungkan
bagi kita ke sekolah atau pulang sekolah dan apa anda menentukan itu gartis atau bayar
kita tentu sekali sering di jadikan kambing hitam dengan mengendarai motor dapat
membantu pelajar ke sekolah dan sekolah pun mengijijni walaupun kita tidak
mempunyai sim , kita dapat menguasai tekhnik berekendara yang baik dan benar selain
itu dengan adanya sarana dan prasana yang lengkap dapat memotivasi kita belajar tidak
untuk bersenang - senang berkendara motor.
Saya setuju apabila seorang siswa membawa motor ke sekolah tanpa membawa sim,
karena hal itu wajar. Karena anak sekolah itu dominan masih dibawah umur dan jika mereka
ingin berangkat sekolah membawa motor itu ke sekolah, siswa dapat menghindari sisi
negatif dari angkutan umum yaitu apabila siswa menaiki angkutan umum tersebut ke
sekolah itu pasti angkot itu terkadang tidak layak untuk ditumpangi dan seperti bau angkot
atau bau keringat. Dan terkadang siswa juga tidak mendapatkan tempat duduk yang layak
jadi siswa menaiki angkot itu, angkot itu cara belajar siswa disekolah akan terganggu.
Seperti siswa tidak akan konsen belajar. Jadi menurut saya kalau misalnya siswa siswa
membawa motor ke sekolah itu wajar wajar saja karena itu dapat menghemat waktu.

Alasan Pelajar Bawa Motor ke Sekolah: Angkutan Umum Tak


Aman! -
detikNews

Jakarta - Meski tak memiliki surat izin mengemudi, para pelajar masih nekat
membawa kendaraan bermotor untuk ke sekolah. Salah satu alasan utamanya adalah
karena rendahnya tingkat keamanan kendaraan umum.

Seorang pelajar SMA Negeri 60 Jakarta, Fani Ardiansyah (15), menilai kendaraan umum
seperti metro mini ataupun mikrolet tidak aman. Dia memilih membawa motor pribadi
ke sekolah karena takut menjadi korban kejahatan di angkutan umum.

"Di bus ngeri, ada gembel-gembelan, anak punk, pengamen yang kadang maksa minta
duit, jadi ngeri sendiri" kata Fani saat berbincang, Rabu (11\/9\/2013) malam.
Fani punya pengalaman buruk soal kejahatan yang terjadi di angkutan umum. Saat dia
masih duduk di bangku SMP, dia pernah menjadi korban pemalakan di metromini.

"Saya sendiri dulu waktu masih SMP pernah jadi korban, di metromini 75. Waktu itu
ada orang ngamen masuk bis, terus maksa-maksa minta duit pake silet. Saya nggak
ngasih karena memang nggak ada duit, tapi kan takut juga" tutur siswa yang kini duduk
di kelas X ini.

Tak jauh berbeda dengan Fani, pelajar SMA Negeri 100 Jakarta bernama Rudi (16) juga
mengaku nekat membawa motor ke sekolah karena merasa angkutan umum tak aman.
Rudi memang belum pernah menjadi korban, namun temannya pernah menjadi korban
pemalakan di metromini.

"Teman saya ada yang pas tiba di sekolah nyeker (tanpa alas kaki) terus nggak bawa
tas. Ternyata waktu berangkat dia dipalak sama anak STM, semua barangnya diambil,"
ujar Rudi.

Angkutan umum yang nge-


tem sebabkan kemacetan
dan bisa penumpang pelajar
telat sampai sekolah.
Pelajar berdesakan saat
menaiki angkutan umum
yang sebenarnya bisa
membahayakan nyawa
pelajar tersebut.

Anda mungkin juga menyukai