Anda di halaman 1dari 2

Nama : Widiawan Sukoputo

No : 24
Kelas : XII-IPS2

Larangan Pelajar Membawa Sepeda Motor

Pelajar sekolah mengendarai sepeda motor ke sekolah sepertinya sedikit luput dari
perhatian dan pengawasan para orangtua, dan lingkungan sekolah. Padahal,hal ini adalah
hal yang tak kalah penting untuk mendapat perhatian lebih. Dapat ketahui, di jaman
sekarang banyak sekali terlihat anak-anak di bawah umur dan pelajar, mengendarai
kendaraan bermotor ke sekolah. Bahkan ada diantaranya pelajar SMP kelas 1, yang telah
difasilitasi oleh orangtua mereka. Hal ini tentu tidak dapat dibenarkan, karena salah satu
syarat bagi pengemudi kendaraan harus dilengkapi dengan Surat Izin Mengemudi (SIM).
Usia pelajar sendiri belum mencukupi untuk memiliki SIM tersebut, Mengingat
pelanggaran dan dampak negatif tersebut seharusnya kebijakan melarang siswa untuk
membawa kendaraan didukung oleh semua pihak.
Kasus siswa mengemudikan kendaraan bermotor ini menjadi perhatian setelah
banyaknya laporan masyarakat yang terganggu dengan perbuatan siswa-siswa yang
mengendarai motor tidak berstandar pabrik. Hal tersebut terjadi karena kondisi emosonal
yang tidak stabil. Kondisi ini menyebabkan pelajar ingin menang sendiri saat
mengendarai sepeda motor di jalan raya. Mereka cenderung mengendarai sepeda motor
dengan kecepatan tinggi dan ugal-ugalan yang dapat menyebabkan kecelakaan. Bahkan
sudah pemandangan biasa jika terdapat kecelakaan yang melibatkan pelajar.
Masyarakat mempertanyakan sikap dari pihak sekolah serta aparat yang dianggap
lalai dan seolah tidak peduli dengan siswa yang membawa kendaraan bermotor dengan
bebas berkendara dijalan raya sehingga berpotensi kecelakaan dan prilaku yang
mengganggu masyarakat. Pihak sekolah berdalih, kebijakan melarang siswa untuk
membawa kendaraan bermotor telah diterapkan sejak lama. Namun, banyak para siswa
yang nekad untuk membawa kendaraan bermotor, dengan alasan rumahnya jauh an
berbagai alasan lainnya. Pihak sekolah juga menambahkan bahwa sekolah hanya
bertanggung jawab jika pelanggaran tersebut terjadi pada saat jam pelajaran berlsngsung.
Lebih dari itu, sekolah tidak lagi memiliki kewenangan untuk melarang siswa
mengendarai sepeda motor. Orangtua siswa lah yang seharusnya berperan aktif dalam
melarang anak-anaknya membawa kendaraan bermotor demi alasan keselamatan
Pelanggaran lalu lintas yang melibatkan siswa dibawah umur telah mencapai puluhan
ribu kasus diantaranya belum memiliki SIM (Surat Izin Mengemudi), tidak memakai
helm saat berkendara, kebut-kebutan, memakai knalpot bising, dan seterusnya.
Kepolisian juga telah mengadakan kerjasama dengan sekolah-sekolah untuk menjerat
siswa yang membawa kendaraan bermotor dan berkeliran saat jam pelajaran berlangsung.
Tetapi orangtualah yang harus dihimbau agar tidak membiarkan putra-putrinya
mengendarai kendaraan bermotor demi kselamatan mereka. Selain itu pihak aparat juga
harus menindak siswa atau siapapun pengendara dibawah umur. Sanksi yang
diberikanpun juga harus seberat-beratnya agar mereka jera.
Kebiasaan berkendara dibawah umur ini marak, juga dikarenakan sikap orang tua
yang malah mendukung anaknya untuk membawa kendaraan. Seharusnya pihak-pihak
terkait tidak saling menyalahkan dalam hal ini. Semua pihak harus bersatu padu dan
bekerjasama dalam menindak siswa yang membawa kendaraan bermotor mengingat
masih banyaknya siswa yang melanggar dan dampak negatif yang ditimbulkan. Terutama
bagi orangtua dihimbau agar melarang anaknya mengendarai sepeda motor demi
keselamatan anak dan semua pengguna jalan. Dengan demikian, kebijakan melarang
siswa untuk membawa kendaraan bermotor dapat tercipta dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai