Anda di halaman 1dari 3

Nama : Sakha Octoya Prasetya

Absen : 31

Kelas : XI MIPA 2

TRAGEDI TRISAKTI 1998

1998, merupakan tahun paling buruk dalam sejarah Indonesia. Keadaan ekonomi NKRI sedang
dalam keadaan terpuruk serta inflasi sedang terjadi di negara ini. harga bahan pokok melambung serta
nilai rupiah anjlok jauh dari nilai dolar. Hal ini membuat rakyat sengsara dan tersiksa karena kejadian ini.
Kami para mahasiswa tergerak untuk menuntut keadilan untuk rakyat atas kekacauan yang terjadi di
Indonesia

12 Mei 1998, Kami para mahasiswa berangkat dengan berjalan kaki menuju gedung Nusantara
untuk menyampaikan aspirasi kami dan menuntut tanggung jawab pemerintahan Soeharto yang sedang
berkuasa di Indonesia sejak tahun 1967. Pagi menjelang siang, kami sudah sampai di gedung nusantara
yang sudah dijaga oleh para pasukan polisi dan pasukan keamanan yang menjaga gedung itu.

Pemimpin kami berdiri diatas panggung dan memegang pengeras suara seraya menyorakkan
aspirasi mahasiswa dan rakyat. Kami pun juga ikut bersuara agar presiden Soeharto turun dari
jabatannya yang sudah berkuasa selama 32 tahun di negeri ini.

Pertama kami mengibarkan bendera setengah tiang dan kami berbaris serta mengheningkan cipta
sebagai bentuk keprihatinan terhadap kondisi bangsa Indonesia yang sedang menghadapi masa sulit
saat ini, kami secara khusuk berdoa semoga kondisi ekonomi Indonesia agar cepat pulih dan rakyat tidak
lagi menghadapi rasa sengsara.

Kami berorasi di depan gedung nusantara. Namun, aksi kami dihalangi olek pihak kepolisian yang
disusul oleh kedatangan militer. Beberapa perwakilan mahasiswa kemudian melakukan negosiasi
dengan polisi terkait aksi tersebut. Tidak hanya dari kami para mahasiswa, terdapat juga dosen dan
karyawan yang ikut dalam demonstrasi kali ini.

Saat kita sedang menyuarakan aspirasi kita tiba tiba pasukan keamanan yang terdiri dari polri dan
militer serta pasukan keamanan dari brimob datang ke lokasi dimana kami sedang menyuarakan aspirasi
mereka siaga penuh untuk mengantisipasi kerusuhan yang terjadi antara mahasiswa dan anggota
keamanan.

Diadakan pembicaraan dengan aparat yang mengusulkan mahasiswa agar kembali ke dalam
kampus. Kami bergerak masuk kampus dengan tenang. Kami menuntut agar pasukan yang berdiri
berjajar mundur terlebih dahulu. Kapolres dan Dandim Jakbar memenuhi keinginan mahasiswa.
Kapolres menyatakan rasa terima kasih kepada kami para mahasiswa karena sudah melakukan dengan
tertib. Mahasiswa kemudian membubarkan diri secara perlahan-lahan dan tertib ke kampus. Saat itu
hujan turun dengan deras.
Mahasiswa bergerak mundur secara perlahan demikian pula aparat. Namun tiba-tiba seorang
oknum yang bernama Mashud yang mengaku sebagai alumni berteriak dengan mengeluarkan kata-kata
kasar dan kotor ke arah massa. Hal ini memancing massa untuk bergerak karena oknum tersebut dikira
salah seorang anggota aparat yang menyamar.

Para Mahasiswa mulai mengejar orang tersebut yang berlari ke arah aparat keamanan, disini
keadaan antara kami dan aparat kemanan mulai tegang namun hal itu bisa diatasi dan dilakukannya
negoisasi kembali agar mahasiswa bisa kembali secara tertib dan damai.

Pada pukul 17.15 WIB, para mahasiswa bergerak mundur dengan diikuti majunya pergerakan
aparat keamanan. Aparat keamanan memukul mundur kami dengan menembakkan senjata ke arah
mahasiswa, akhirnya mahasiswa yang berada di barisan depan lari berhamburan mencari perlindungan
diri dari tembakan peluru karet dari aparat. Peristiwa semakin tidak terkendali karena diantara kami ada
yang membalas tembakan itu dengan lemparan batu ke arah polisi.

Karena aparat tidak berhenti melakukan tembakan, satu persatu korban mulai berjatuhan dan
dilarikan ke Rumah Sakit Sumber Waras. Selain tembakan yang dilakukan aparat keamanan dihadapat
para mahasiswa, juga terdapat tembakan yang berasal dari atas fly over Grogol dan jembatan
penyeberangan.

Aparat keamanan tidak hanya menembaki mereka dengan peluru karet, tetapi juga menggunakan
peluru tajam.Insiden tersebut menewaskan enam orang korban dan dipastikan bahwa empat
diantaranya adalah mahasiswa Trisakti. Mereka tewas tertembak di dalam kampus, terkena peluru
tajam di tempat-tempat vital seperti kepala, tenggorokan, dan dada.

Ketika mahasiswa bergerak untuk mundur kembali ke dalam kampus, di antara barisan aparat ada
yang meledek dan mentertawakan serta mengucapkan kata-kata kotor pada mahasiswa sehingga
sebagian para mahasiswa kembali berbalik arah. Tiga orang mahasiswa sempat terpancing dan
bermaksud menyerang aparat keamanan tetapi dapat diredam oleh satgas mahasiswa Usakti.

Dan disaat yang bersamaan petugas keamanan menyerang kami secara fisik menggunakan
pentungan serta tameng yang mereka bawa, polisi menyerang secara membabi buta dan menembaki
mahasiswa tanpa ampun, mahasiswa yang berlari ke kampus tak luput dari tembakan petugas.
Mahasiswi juga mendapat perlakuan kekerasan yang diluar nalar, polisi memukuli mereka lalu
melakukan pelecehan seksual dan meninggalkan mereka begitu saja.

Kemudian datang pasukan bermotor dengan memakai perlengkapan rompi yang bertuliskan URC
mengejar mahasiswa sampai ke pintu gerbang kampus dan sebagian naik ke jembatan layang Grogol.
Sementara aparat yang lainnya sambil lari mengejar massa mahasiswa, juga menangkap dan
menganiaya beberapa mahasiswa dan mahasiswi lalu membiarkan begitu saja mahasiswa dan
mahasiswi tergeletak di tengah jalan. Aksi penyerbuan aparat terus dilakukan dengan melepaskan
tembakkan yang terarah ke depan gerbang Trisakti. Sementara aparat yang berada di atas jembatan
layang mengarahkan tembakannya ke arah mahasiswa yang berlarian di dalam kampus.

Lalu sebagian aparat yang ada di bawah menyerbu dan merapat ke pintu gerbang dan membuat formasi
siap menembak dua baris (jongkok dan berdiri) lalu menembak ke arah mahasiswa yang ada di dalam
kampus. Dengan tembakan yang terarah tersebut mengakibatkan jatuhnya korban baik luka maupun
meninggal dunia. Yang meninggal dunia seketika di dalam kampus tiga orang dan satu orang lainnya di
rumah sakit beberapa orang dalam kondisi kritis. Sementara korban luka-luka dan jatuh akibat
tembakan ada lima belas orang. Yang luka tersebut memerlukan perawatan intensif di rumah sakit.

Aparat terus menembaki dari luar. Puluhan gas air mata juga dilemparkan ke dalam kampus.

Pada pukul 20.00 dipastikan empat orang mahasiswa tewas tertembak dan satu orang dalam
keadaan kritis. Meskipun pihak aparat keamanan membantah telah menggunakan peluru tajam

Anda mungkin juga menyukai