Anda di halaman 1dari 65

PEMERIKSAAN NERVUS CRANIALIS

2
CARA PEMERIKSAAN SARAF KRANIALIS.

SARAF OTAK I ( NERVUS OLFAKTORIUS ).

 Tujuan pemeriksaan : untuk mendeteksi adanya


gangguan menghidu, selain itu untuk mengetahui
apakah gangguan tersebut disebabkan oleh
gangguan saraf atau penyakit hidung lokal.
4
CARA PEMERIKSAAN SARAF KRANIALIS.

SARAF OTAK I ( NERVUS OLFAKTORIUS ).


5

 Cara pemeriksaan.

Salah satu hidung pasien ditutup, dan pasien diminta


untuk mencium bau-bauan tertentu yang tidak
merangsang .
Tiap lubang hidung diperiksa satu persatu dengan jalan
menutup lubang hidung yang lainnya dengan tangan.
Sebelumnya periksa lubang hidung apakah ada sumbatan
atau kelainan setempat, misalnya ingus atau polip.

Contoh bahan yang sebaiknya dipakai adalah : teh, kopi,


tembakau, sabun, jeruk.
CARA PEMERIKSAAN SARAF KRANIALIS.

SARAF OTAK I ( NERVUS OLFAKTORIUS ).


6

 Anosmia adalah hilangnya daya penghiduan.


 Hiposmia adalah bila daya ini kurang tajam
 Hiperosmia adalah daya penghiduan yang terlalu peka.
 Parosmia
Parosmi adalah gangguan penghiduan bilamana tercium bau yang
tidak sesuai misalnya minyak kayu putih tercium sebagai bau bawang
goreng.
Jika parosmia dicirikan oleh modalitas olfaktorik yang tidak
menyenangkan, tapi bau yang memuakan seperti bacin , pesing dsb,
maka digunakan istilah lain yaitu kakosmia.
 Baik dalam hal parosmia maupun kakosmia adanya perangsangan
olfaktorik merupakan suatu kenyataan, hanya pengenalan nya saja
tidak sesuai, tetapi bila tercium suatu modalitas olfaktorik tanpa
adanya perangsangan maka kesadaran akan suatu jenis bau ini adalah
halusinasi, yaitu halusinasi olfaktorik.
7
8
CARA PEMERIKSAAN SARAF KRANIALIS.

SARAF OTAK II ( NERVUS OPTIKUS ).

Tujuan pemeriksaan :
Untuk mengukur ketajaman penglihatan ( visus)
dan menentukan apakah kelainan pada
penglihatan disebabkan oleh kelainan okuler
lokal atau oleh kelainan saraf.
Untuk mempelajari lapang pandang.
CARA PEMERIKSAAN SARAF KRANIALIS.

SARAF OTAK II ( NERVUS OPTIKUS ).


10

 Cara pemeriksaan.

1. pemeriksaan penglihatan ( visus )


Ketajaman penglihatan diperiksa dengan :

 membandingkan ketajaman penglihatan pemeriksa


dengan jalan pasien disuruh melihat benda yang letaknya
jauh misal jam didinding, membaca huruf di buku atau
koran.

 melakukan pemeriksaan dengan menggunakan kartu


Snellen. Pasien diminta untuk melihat huruf huruf
sehingga tiap huruf dilihat pada jarak tertentu.
11
CARA PEMERIKSAAN SARAF
KRANIALIS.

 SARAF OTAK II ( NERVUS OPTIKUS ).


12

 menggunakan jari jari yang digerakkan harus dapat dilihat dalam


jarak 60 meter.
contoh visus = 2/60 pasien hanya dapat melihat pergerakan jari pada
jarak 2 meter

 Untuk gerakan tangan harus tampak pada jarak 300 meter. Jika
kemampuannya hanya sampai membedakan adanya gerakan , maka
visusnya ialah 1/300. Contoh Visus = 3/300 pasien hanya dapat melihat
pergerakan tangan pada jarak 3 meter.

 Namun jika hanya dapat membedakan antara gelap dan terang maka
visus nya 1/~, bila dengan sinar lampu masih belum dapat melihat
maka dikatakan visus pasien tersebut adalah nol. Bila hendak
melakukan pemeriksaan pada mata kanan maka mata kiri harus
ditutup dengan telapak tangan kanan dan sebaliknya.
SARAF OTAK II ( NERVUS OPTIKUS ).

13
 pemeriksaan lapang pandang.
Metode Konfrontasi dari Donder (paling
mudah ).
Dalam hal ini pasien duduk atau berdiri kurang
lebih jarak 1 meter dengan pemeriksa, Jika kita
hendak memeriksa mata kanan maka mata kiri
pasien harus ditutup, misalnya dengan
tangannya pemeriksa harus menutup mata
kanannya.
Kemudian pasien disuruh melihat terus pada
mata kiri pemeriksa dan pemeriksa harus selalu
melihat ke mata kanan pasien.
14
15
16
Lesions of Optic pathway & Visual Field Defects
17

• Monocular blindness
- Complete section of optic nerve
• Nasal hemianopia
- Partial lesion of optic chiasma on lateral/temporal side
• Bitemporal hemianopia
- Section of the middle part of the chiasma
E.g. pituitary tumor exerting pressure on optic chiasma
• Contralateral homonymous hemianopia
- Lesions of optic tract, optic radiation or visual cortex
18
19
SARAF OTAK III,IV,VI (NERVUS
OKULOMOTORIUS,TROKLEARIS,ABDUSENS)
20

Fungsi N III,IV,VI saling berkaitan dan diperiksa


bersama sama .
Fungsinya ialah menggerakkan otot mata ekstraokuler
dan mengangkat kelopak mata. Serabut otonom N III
mengatur otot pupil.

Cara pemeriksaan.
Terdiri dari:
 pemeriksaan gerakan bola mata.
 pemeriksaan kelopak mata.
 pemeriksaan pupil.
Nerves of Eye Movement
(CN III, CN IV & CN VI)
21

Oculomotor nerve (CN III) supplies :


• All intrinsic muscles of the eye except dilator
pupilae
• All extrinsic (Extra-ocular) muscles of the
eyeball except,
 Superior oblique – supplied by
Trochlear N (CN IV)
 Lateral rectus – supplied by Abducent
N. (CN VI)
Oculomotor nerve (CN III)
22

Nuclei
1.Main motor nucleus

2.Parasypathetic nucleus = Edinger-Westphal


nucleus
at the level of superior colliculus in midbrain

• Nerve emerges from midbrain through


interpeduncular fossa
Trochlear nerve (CN IV)
23

• Nuclei at the level of inferior colliculus in midbrain

• Nerve emerges from posterior surface of midbrain &


immediately cross to oppsite side

Important relations within cranial cavity


• Passes between posterior cerebral & superior
cerebellar arteries
• Lies in the lateral wall of cavernous sinus

Exit point in the skull – superior orbital fissure


24
Abducent nerve (CN VI)
25

• Nucleus – beneath the floor of 4th ventricle,


underlying the facial colliculus of pons

• Nerve emerges between pons & medulla

• Passes through cavernous sinus

• Exit point in the skull – Superior orbital fissure

Distribution – Lateral rectus muscle of eyeball


SARAF OTAK III,IV,VI (NERVUS
OKULOMOTORIUS,TROKLEARIS,ABDUSENS)
26

1.Pemeriksaan gerakan bola mata.


 Lihat ada/tidaknya nystagmus ( gerakan bola mata diluar
kemauan pasien).
 Pasien diminta untuk mengikuti gerakan tangan
pemeriksa yang digerakkan kesegala jurusan. Lihat
apakah ada hambatan pada pergerakan matanya.
Hambatan yang terjadi dapat pada satu atau dua bola
mata.
 Pasien diminta untuk menggerakan sendiri bola matanya.

2.Pemeriksaan kelopak mata:


 Membandingkan celah mata/fissura palpebralis kiri dan
kanan . Ptosis adalah kelopak mata yang menutup.
SARAF OTAK III,IV,VI (NERVUS
OKULOMOTORIUS,TROKLEARIS,ABDUSENS)
27

3. Pemeriksaan pupil
 Lihat diameter pupil, normal besarnya 3 mm.

 Bandingkan kiri dengan kanan ( isokor atau anisokor ).

 Lihat bentuk bulatan pupil teratur atau tidak.

Pemeriksaan refleks pupil:


refleks cahaya.
 Direk/langsung : cahaya ditujukan seluruhnya kearah pupil.

 Normal , akibat adanya cahaya maka pupil akan mengecil ( miosis ).

 Perhatikan juga apakah pupil segera miosis, dan apakah ada


pelebaran kembali yang tidak terjadi dengan segera.
 Indirek/tidak langsung: refleks cahaya konsensuil. Cahaya ditujukan
pada satu pupil, dan perhatikan pupil sisi yang lain.
SARAF OTAK III,IV,VI (NERVUS
OKULOMOTORIUS,TROKLEARIS,ABDUSENS)
28

refleks akomodasi.
 caranya : pasien diminta untuk melihat telunjuk
pemeriksa pada jarak yang cukup jauh, kemudian dengan
tiba – tiba dekatkanlah pada pasien lalu perhatikan reflek
konvergensi pasien dimana dalam keadaan normal kedua
bola mata akan berputar kedalam atau nasal.
 Reflek akomodasi yang positif pada orang normal tampak
dengan miosis pupil.

refleks ciliospinal.
 rangsangan nyeri pada kulit kuduk akan memberi
midriasis ( melebar ) dari pupil homolateral.
 keadaan ini disebut normal.
29
SARAF OTAK III,IV,VI (NERVUS
OKULOMOTORIUS,TROKLEARIS,ABDUSENS)
30

refleks okulosensorik.

 rangsangan nyeri pada bola mata/daerah sekitarnya,


normal akan memberikan miosis atau midriasis yang
segera disusul miosis.
 refleks terhadap obat-obatan.
 Atropine dan skopolamine akan memberikan
pelebaran pupil/midriasis.
 Pilocarpine dan acetylcholine akan memberikan
miosis.
SARAF OTAK V ( NERVUS
TRIGEMINUS ).
31

Nuclei
1. Main Sensory Nucleus
2. Spinal Nucleus
Sensory
3. Mesenchepalic Nucleus
4. Motor Nucleus

Nerves emerges from the anterior aspect of the pons as a small


motor root & a. large sensory root.
Sensory root forms the crescent shaped trigeminal ganglion,

with lies within a pouch of dura (trigeminal/Meckel’s cave)


32

 Three(3) nerves arise from the anterior border of the


trigeminal ganglion
1. Opthalmic nerve (CN V1) - only sensory
2. Maxillary nerve (CN V2) - only sensory
3. Mendibular nerve (CN V3) – motor & sensory

 Exit point in the skull


1. Opthalmic nerve – superior orbital fissure
2. Maxillary nerve – foramen rotundum
3. Mendibular nerve – foramen ovale
SARAF OTAK V ( NERVUS TRIGEMINUS ).
33

Cara pemeriksaan.
 Pemeriksaan motorik.

 pasien diminta merapatkan gigi sekuatnya, kemudian meraba


m . masseter dan m. Temporalis. Normalnya kiri dan kanan
kekuatan, besar dan tonus nya sama .
 pasien diminta membuka mulut dan memperhatikan apakah
ada deviasi rahang bawah, jika ada kelumpuhan maka dagu
akan terdorong kesisi lesi. Sebagai pegangan diambil gigi seri
atas dan bawah yang harus simetris.Bila terdapat parese
disebelah kanan , rahang bawah tidak dapat digerakkan
kesamping kiri. Cara lain pasien diminta mempertahankan
rahang bawahnya kesamping dan kita beri tekanan untuk
mengembalikan rahang bawah keposisi tengah.
SARAF OTAK V ( NERVUS TRIGEMINUS ).

34

Cara pemeriksaan.
 Pemeriksaan sensorik.

Dengan kapas dan jarum dapat diperiksa rasa nyeri dan


suhu, kemudian lakukan pemeriksaan pada dahi, pipi dan
rahang bawah.

 Pemeriksaan refleks.
a. Refleks kornea ( asal dari sensorik Nervus V).
Kornea disentuh dengan kapas, bila normal pasien akan
menutup matanya atau menanyakan apakah pasien dapat
merasakan.
35
37
SARAF OTAK V ( NERVUS TRIGEMINUS ).
b. Refleks masseter / Jaw reflex ( berasal dari motorik Nervus V).
38

 Dengan menempatkan satu jari pemeriksa melintang pada bagian


tengah dagu, lalu
 pasien dalam keadaan mulut setengah membuka dipukul dengan
”hammer refleks”
 normalnya didapatkan sedikit saja gerakan, malah kadang kadang
tidak ada. Bila ada gerakan nya hebat yaitu kontraksi m.masseter, m.
temporalis, m pterygoideus medialis yang menyebabkan mulut
menutup ini disebut refleks meninggi.

c. Refleks supraorbital.
supraorbital

 Dengan mengetuk jari pada daerah supraorbital,


 normalnya akan menyebabkan mata menutup homolateral (tetapi
sering diikuti dengan menutupnya mata yang lain ).
39
Facial nerve (CN VII)
40

Nuclei
1. Main motor Nucleus
2. Sensory nucleus (upper part of nucleus of tractus solitaris)
3. parasympathetic Nuclei
1. Superior salivatory Nucleus
2. Lacrimal nucleus
Nerves emerges between pons & medulla as a small sensory root (nervus
1.

intermedius – also contains parasympathetic fibers) and a large motor root.


Leaves the skull through Internal acoustic meatus
2.
41
42
43
SARAF OTAK VII ( NERVUS FASIALIS ).
44

Pemeriksaan fungsi motorik.


 Pasien diperiksa dalam keadaan istirahat. Perhatikan wajah pasien
kiri dan kanan apakah simetris atau tidak. Perhatikan juga lipatan
dahi, tinggi alis, lebarnya celah mata, lipatan kulit nasolabial dan
sudut mulut.Kemudian pasien diminta untuk menggerakan wajahnya
antara lain:

 Mengerutkan dahi, dibagian yang lumpuh lipatannya tidak dalam.


 Mengangkat alis
 Menutup mata dengan rapat dan dicoba buka dengan tangan pemeriksa.
 Moncongkan bibir atau menyengir.
 Suruh pasien bersiul, dalam keadaan pipi mengembung tekan kiri dan
kanan apakah sama kuat . Bila ada kelumpuhan maka angin akan keluar
kebagian sisi yang lumpuh.
45
SARAF OTAK VII ( NERVUS
FASIALIS ).
46

Pemeriksaan fungsi sensorik.


 Dilakukan pada 2/3 bagian lidah depan. Pasien disuruh untuk
menjulurkan lidah , kemudian pada sisi kanan dan kiri diletakkan gula,
asam,garam atau sesuatu yang pahit. Pasien cukup menuliskan apa
yang terasa diatas secarik kertas.
 Bahannya adalah:Glukosa 5 %, Nacl 2,5 %, Asam sitrat 1 %, Kinine
0,075 %.

 Sekresi air mata.


 Dengan menggunakan Schirmer test ( lakmus merah )
 Ukuran : 0,5 cm x 1,5 cm
 Warna berubah menjadi Biru : Normal: 10 – 15 mm ( lama 5 menit ).
47

 Sensory – through Chorda tympani branch


 Taste from anterior 2/3 of tongue
 Floor of mouth & palate

 Parasympathetic
 Submandibular & sublingual salivary glands through
Chorda Thympani & submandibular ganglion
 Lacrimal gland
through greater petrosal nerve & pterygopalatine gangglion
48
Facial nerve lesions
49

 Hyperacusis (= Excessive sensitivity to sounds)


dua to damage to nerve to stapedius muscle within
facial canal or facial nerve lesion at a level before
the origin of this nerve

 Loss of taste sensation in anterior 2/3 of tongue.


Facial nerve damage above chorda tympani branch
SARAF OTAK VIII ( NERVUS KOKHLEARIS, NERVUS
VESTIBULARIS
50
Pemeriksaan N. Kokhlearis.
Fungsi N. Kokhlearis adalah untuk pendengaran.
a. Pemeriksaan Weber.
 Maksud nya membandingkan transportasi melalui tulang
ditelinga kanan dan kiri pasien.Garpu tala ditempatkan didahi
pasien, pada keadaan normal kiri dan kanan sama keras
( pasien tidak dapat menentukan dimana yang lebih keras ).

 Pendengaran tulang mengeras bila pendengaran udara


terganggu, misal: otitis media kiri , pada test weber terdengar
kiri lebih keras. Bila terdapat ” nerve deafness ” disebelah kiri
, pada test weber dikanan terdengar lebih keras .
Vestibolo-cochlear nerve (CN VIII)
51

 Vestibular nerve –conducts information about positionof


head (utricle & saccule) & movement of head (semicircular
canal)
 Cochlear nerve – conduct impulses concerned with sound
(cochlea)
 CN VIII enters the brainstem between pons & medulla
 Reach the nuclear complex in upper medulla and lower pons
 4 vestibular nuclei
 2 cochlear nuclei
52
53
54
SARAF OTAK VIII ( NERVUS KOKHLEARIS, NERVUS
VESTIBULARIS
55
Pemeriksaan N. Kokhlearis.
b. Pemeriksaan Rinne.
 Maksudnya membandingkan pendengaran melalui
tulang dan udara dari pasien.
 Pada telinga yang sehat, pendengaran melalui udara
didengar lebih lama dari pada melalui tulang.
 Garpu tala ditempatkan pada planum mastoid sampai
pasien tidak dapat mendengarnya lagi. Kemudian garpu
tala dipindahkan kedepan meatus eksternus. Jika pada
posisi yang kedua ini masih terdengar dikatakan test
positip.
 Pada orang normal test Rinne ini positif. Pada ”
Conduction deafness ” test Rinne negatif.
56
57
SARAF OTAK VIII ( NERVUS KOKHLEARIS, NERVUS
VESTIBULARIS
58

Pemeriksaan N. Kokhlearis.
Fungsi N. Kokhlearis adalah untuk pendengaran.

c. Pemesiksaan Schwabach.
Pada test ini pendengaran pasien dibandingkan dengan
pendengaran pemeriksa yang dianggap normal. Garpu tala
dibunyikan dan kemudian ditempatkan didekat telinga pasien.
Setelah pasien tidak mendengarkan bunyi lagi, garpu tala
ditempatkan didekat telinga pemeriksa. Bila masih terdengar
bunyi oleh pemeriksa, maka dikatakan bahwa Schwabach lebih
pendek ( untuk konduksi udara ). Kemudian garpu tala
dibunyikan lagi dan pangkalnya ditekankan pada tulang mastoid
pasien. Disuruh ia mendengarkan bunyinya. Bila sudah tidak
mendengar lagi maka garpu tala diletakkan ditulang mastoid
pemeriksa. Bila pemeriksa masih mendengarkan bunyinya maka
dikatakan Schwabach ( untuk konduksi tulang ) lebih pendek.
Test Pendengaran dengan garputala 512 MHz

Normal Tuli Konduktif Tuli Sensorik


59
Kiri ** Kiri **

Weber Ki = Ka >Telinga >Telinga


sakit Normal
Ki > Ka Ka > Ki
Rinne Udara > Tulang > Tulang &
Tulang Udara Udara **
(+) (-) (-)
Scwabach Membanding Hantaran Hantaran
kan : Pasien tulang udara
& Dokter memendek memendek

** Terganggu
Pemeriksaan N. Vestibularis.
a. Pemeriksaan dengan test kalori.
60  Bila telinga kiri didinginkan ( diberi air dingin ) timbul
nystagmus kekanan. Bila telinga kiri dipanaskan ( diberi
air panas ) timbul nystagmus kekiri. Nystagmus ini
disebut sesuai dengan fasenya yaitu : fase cepat dan fase
pelan, misalnya nystagmus kekiri berarti fase cepat kekiri.
 Bila ada gangguan keseimbangan maka perubahan
temperatur dingin dan panas memberikan reaksi.

b. Pemeriksaan “past pointing test”.


 Pasien diminta menyentuh ujung jari pemeriksa dengan
jari telunjuknya, kemudian dengan mata tertutup pasien
diminta untuk mengulangi. Normalnya pasien harus dapat
melakukannya.
Pemeriksaan N. Vestibularis.
61
 .
c. Test Romberg .
 Pada pemeriksaan ini pasien berdiri dengan kaki yang satu didepan
kaki yang lainnya. Tumit kaki yang satu berada didepan jari kaki
yang lainnya, lengan dilipat pada dada dan mata kemudian ditutup.
Orang yang normal mampu berdiri dalam sikap Romberg yang
dipertajam selama 30 detik atau lebih.

d. Test melangkah ditempat ( Stepping test ).


 Pasien disuruh berjalan ditempat, dengan mata tertutup , sebanyak
50 langkah dengan kecepatan seperti jalan biasa.Selama test ini
pasien diminta untuk berusaha agar tetap ditempat dan tidak
beranjak dari tempatnya selama test berlangsung.
 Dikatakan abnormal bila kedudukan akhir pasien beranjak lebih
dari 1 meter dari tempatnya semula, atau badan terputar lebih dari
30 derajat.
SARAF OTAK IX & X( NERVUS GLOSOFARINGEUS &
NERVUS VAGUS)
62

 Cara pemeriksaan:
 Pasien diminta untuk membuka mulut dan mengatakan
huruf “ a” . Jika ada gangguan maka otot stylopharyngeus
tak dapat terangkat dan menyempit dan akibatnya rongga
hidung dan rongga mulut masih berhubungan sehingga
bocor. Jadi pada saat mengucapkan huruf ” a” dinding
pharynx terangkat sedang yang lumpuh tertinggal, dan
tampak uvula tidak simetris tetapi tampak miring tertarik
kesisi yang sehat.
 Pemeriksa menggoreskan atau menyentuh dinding pharynx
kanan dan kiri dan bila ada gangguan sensibilitas maka
tidak terjadi refleks muntah.
SARAF OTAK XI ( NERVUS
AKSESORIUS ).
63

 Cara pemeriksaan.
 Memeriksa tonus dari m. Trapezius. Dengan
menekan pundak pasien dan pasien diminta untuk
mengangkat pundaknya.
 Memeriksa m. Sternocleidomastoideus. Pasien
diminta untuk menoleh kekanan dan kekiri dan
ditahan oleh pemeriksa , kemudian dilihat dan diraba
tonus dari m. Sternocleidomastoideus.
SARAF OTAK XII ( NERVUS
HIPOGLOSUS ).
64

Cara pemeriksaan.
 Dengan adanya gangguan pergerakan lidah, maka kata-kata

tidak dapat diucapkan dengan baik hal demikian disebut:


dysarthria.
 Dalam keadaan diam lidah tidak simetris, biasanya tergeser

kedaerah lumpuh karena tonus disini menurun.


 Bila lidah dijulurkan maka lidah akan membelok kesisi yang

sakit.
 Melihat apakah ada atrofi atau fasikulasi pada otot lidah .

 Kekuatan otot lidah dapat diperiksa dengan menekan lidah

kesamping pada pipi dan dibandingkan kekuatannya pada


kedua sisi pipi.
65

Anda mungkin juga menyukai