2
CARA PEMERIKSAAN SARAF KRANIALIS.
Cara pemeriksaan.
Tujuan pemeriksaan :
Untuk mengukur ketajaman penglihatan ( visus)
dan menentukan apakah kelainan pada
penglihatan disebabkan oleh kelainan okuler
lokal atau oleh kelainan saraf.
Untuk mempelajari lapang pandang.
CARA PEMERIKSAAN SARAF KRANIALIS.
Cara pemeriksaan.
Untuk gerakan tangan harus tampak pada jarak 300 meter. Jika
kemampuannya hanya sampai membedakan adanya gerakan , maka
visusnya ialah 1/300. Contoh Visus = 3/300 pasien hanya dapat melihat
pergerakan tangan pada jarak 3 meter.
Namun jika hanya dapat membedakan antara gelap dan terang maka
visus nya 1/~, bila dengan sinar lampu masih belum dapat melihat
maka dikatakan visus pasien tersebut adalah nol. Bila hendak
melakukan pemeriksaan pada mata kanan maka mata kiri harus
ditutup dengan telapak tangan kanan dan sebaliknya.
SARAF OTAK II ( NERVUS OPTIKUS ).
13
pemeriksaan lapang pandang.
Metode Konfrontasi dari Donder (paling
mudah ).
Dalam hal ini pasien duduk atau berdiri kurang
lebih jarak 1 meter dengan pemeriksa, Jika kita
hendak memeriksa mata kanan maka mata kiri
pasien harus ditutup, misalnya dengan
tangannya pemeriksa harus menutup mata
kanannya.
Kemudian pasien disuruh melihat terus pada
mata kiri pemeriksa dan pemeriksa harus selalu
melihat ke mata kanan pasien.
14
15
16
Lesions of Optic pathway & Visual Field Defects
17
• Monocular blindness
- Complete section of optic nerve
• Nasal hemianopia
- Partial lesion of optic chiasma on lateral/temporal side
• Bitemporal hemianopia
- Section of the middle part of the chiasma
E.g. pituitary tumor exerting pressure on optic chiasma
• Contralateral homonymous hemianopia
- Lesions of optic tract, optic radiation or visual cortex
18
19
SARAF OTAK III,IV,VI (NERVUS
OKULOMOTORIUS,TROKLEARIS,ABDUSENS)
20
Cara pemeriksaan.
Terdiri dari:
pemeriksaan gerakan bola mata.
pemeriksaan kelopak mata.
pemeriksaan pupil.
Nerves of Eye Movement
(CN III, CN IV & CN VI)
21
Nuclei
1.Main motor nucleus
3. Pemeriksaan pupil
Lihat diameter pupil, normal besarnya 3 mm.
refleks akomodasi.
caranya : pasien diminta untuk melihat telunjuk
pemeriksa pada jarak yang cukup jauh, kemudian dengan
tiba – tiba dekatkanlah pada pasien lalu perhatikan reflek
konvergensi pasien dimana dalam keadaan normal kedua
bola mata akan berputar kedalam atau nasal.
Reflek akomodasi yang positif pada orang normal tampak
dengan miosis pupil.
refleks ciliospinal.
rangsangan nyeri pada kulit kuduk akan memberi
midriasis ( melebar ) dari pupil homolateral.
keadaan ini disebut normal.
29
SARAF OTAK III,IV,VI (NERVUS
OKULOMOTORIUS,TROKLEARIS,ABDUSENS)
30
refleks okulosensorik.
Nuclei
1. Main Sensory Nucleus
2. Spinal Nucleus
Sensory
3. Mesenchepalic Nucleus
4. Motor Nucleus
Cara pemeriksaan.
Pemeriksaan motorik.
34
Cara pemeriksaan.
Pemeriksaan sensorik.
Pemeriksaan refleks.
a. Refleks kornea ( asal dari sensorik Nervus V).
Kornea disentuh dengan kapas, bila normal pasien akan
menutup matanya atau menanyakan apakah pasien dapat
merasakan.
35
37
SARAF OTAK V ( NERVUS TRIGEMINUS ).
b. Refleks masseter / Jaw reflex ( berasal dari motorik Nervus V).
38
c. Refleks supraorbital.
supraorbital
Nuclei
1. Main motor Nucleus
2. Sensory nucleus (upper part of nucleus of tractus solitaris)
3. parasympathetic Nuclei
1. Superior salivatory Nucleus
2. Lacrimal nucleus
Nerves emerges between pons & medulla as a small sensory root (nervus
1.
Parasympathetic
Submandibular & sublingual salivary glands through
Chorda Thympani & submandibular ganglion
Lacrimal gland
through greater petrosal nerve & pterygopalatine gangglion
48
Facial nerve lesions
49
Pemeriksaan N. Kokhlearis.
Fungsi N. Kokhlearis adalah untuk pendengaran.
c. Pemesiksaan Schwabach.
Pada test ini pendengaran pasien dibandingkan dengan
pendengaran pemeriksa yang dianggap normal. Garpu tala
dibunyikan dan kemudian ditempatkan didekat telinga pasien.
Setelah pasien tidak mendengarkan bunyi lagi, garpu tala
ditempatkan didekat telinga pemeriksa. Bila masih terdengar
bunyi oleh pemeriksa, maka dikatakan bahwa Schwabach lebih
pendek ( untuk konduksi udara ). Kemudian garpu tala
dibunyikan lagi dan pangkalnya ditekankan pada tulang mastoid
pasien. Disuruh ia mendengarkan bunyinya. Bila sudah tidak
mendengar lagi maka garpu tala diletakkan ditulang mastoid
pemeriksa. Bila pemeriksa masih mendengarkan bunyinya maka
dikatakan Schwabach ( untuk konduksi tulang ) lebih pendek.
Test Pendengaran dengan garputala 512 MHz
** Terganggu
Pemeriksaan N. Vestibularis.
a. Pemeriksaan dengan test kalori.
60 Bila telinga kiri didinginkan ( diberi air dingin ) timbul
nystagmus kekanan. Bila telinga kiri dipanaskan ( diberi
air panas ) timbul nystagmus kekiri. Nystagmus ini
disebut sesuai dengan fasenya yaitu : fase cepat dan fase
pelan, misalnya nystagmus kekiri berarti fase cepat kekiri.
Bila ada gangguan keseimbangan maka perubahan
temperatur dingin dan panas memberikan reaksi.
Cara pemeriksaan:
Pasien diminta untuk membuka mulut dan mengatakan
huruf “ a” . Jika ada gangguan maka otot stylopharyngeus
tak dapat terangkat dan menyempit dan akibatnya rongga
hidung dan rongga mulut masih berhubungan sehingga
bocor. Jadi pada saat mengucapkan huruf ” a” dinding
pharynx terangkat sedang yang lumpuh tertinggal, dan
tampak uvula tidak simetris tetapi tampak miring tertarik
kesisi yang sehat.
Pemeriksa menggoreskan atau menyentuh dinding pharynx
kanan dan kiri dan bila ada gangguan sensibilitas maka
tidak terjadi refleks muntah.
SARAF OTAK XI ( NERVUS
AKSESORIUS ).
63
Cara pemeriksaan.
Memeriksa tonus dari m. Trapezius. Dengan
menekan pundak pasien dan pasien diminta untuk
mengangkat pundaknya.
Memeriksa m. Sternocleidomastoideus. Pasien
diminta untuk menoleh kekanan dan kekiri dan
ditahan oleh pemeriksa , kemudian dilihat dan diraba
tonus dari m. Sternocleidomastoideus.
SARAF OTAK XII ( NERVUS
HIPOGLOSUS ).
64
Cara pemeriksaan.
Dengan adanya gangguan pergerakan lidah, maka kata-kata
sakit.
Melihat apakah ada atrofi atau fasikulasi pada otot lidah .